Anda di halaman 1dari 18

DASAR DASAR PENDIDIKAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Dasar dasarr pendidikan
Dosen Pengampu : Suparman

Oleh:

Kelompok 1 / I B
M. Zaini Abdul Hanan
Malatul Aini
M. Alwanul Hakim

IAI HAMZANWADI NW
LOMBOK TIMUR FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PBA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah dasar dasar pendidikan yang
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah
ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan dasar dasar pendidikan,
dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan materi
teersebut. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempuma. Untuk
itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempumaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat
untuk pembaca.

Anjani , 08 november 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah……………………………………....................................


2. Asal masalah……………………………………….........................................................
3. Tujuan dan Manfaat …………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian pendidikan ……………………………………………………………..


2. Landasan pendidikan ………………………………………………………………..
3. Asas asas pendidikan…………………………………………………………………

BAB III PENUTUP

1) Kesimpulan …………………………………………………………………………………….
2) Saran …………………………………………………………………………………………..
3) Daftar pustaka……………………………………………………………………………
BAB I pendahuluan

1. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan


manusia, karena di mana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan
manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia atau untuk
memuliakan kemanusiaan manusia. Untuk terlaksananya pendidikan dengan
baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalann
bagaimana harusnya pendidikan itu dilaksanakan_ Ilmu yang menjadi dasar
tersebut haruslan yang telah teruji kebenaran clan keampuhannya.ilmu tersebut
adalah ilmu pendidikan. Pendidikan tanpa ilmu pendidikan akan menimbulkan
kecelakaan pendidikan.Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang
umumdalamsetiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pan-
dangan hidup yang dianut aleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan
bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan
pendidikan tersebut. Dengan demikian, selain dari bersifat universal,
pendidikan juga bersifat nasional. Sifat nasionalnya akan mewarnai
penyelenggaraan pendidikan bangsa itu. Urusan utama pendidikan adalah
manusia. Perbuatan pendidikan diarahkan kepada manusia untuk
mengembangkan potensi-potensi dasar manusia agar menjadi nyata. Perubahan
tuntutan yang terjadi dalam masyarakat, menghendaki peningkatan peranan
pendidikan selanjutnya. Dengan demikian, wajarlah kiranya batasan atau konsep
mengenai pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan
keadaan akibat dari perkembangan kehidupan manusia atau perkembangan
peradaban manusia dan perkembangan masyarakat. Namun batasan pengertian,
yang dikemukakan oleh para pakar sejalan dengan kodrat manusia yang
memainkan peranan rangkap dalam kehidupannya, baik sebagai individu
maupun sebagai anggot a masyarark at.Sehubungan dengan hal yang telah
dikemukakan di alas, dalam bab in] akan dibahas: (a) pengertian
pendidikan, (b) pengertian ilmu pendidikan, clan (c) peranan dan
kedudukan ilmu pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan,
pemahaman tentang pokok bahasan tersebut sangat diperiukan bagi Anda
sebagai caion tenaga kependidikan.

2. Asal masalah

1) Apa itu pendidikan


2) Apa menjadi landasan dari pendidikan
3) Apa dasar dasar pendidikan

3. Tujuan dan manfaat

1) Mengetahui Apa itu pendidikan


2) Mengetahui Apa dasar dasar pendidikan
3) Mengetahui Apa menjadi landasan dari pendidikan
BAB II
PENDAHULUAN

A. LANDASAN PENDIDIKAN

Landasan pendidikan secara singkat dapat dikataka.n sebagai tempat bertumpu atau dasar
dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidahkaidah dan kenyataan (fakta) tentang
kebijakan dan praktik pendidikan (Moeliono, 1989; Soedomo, 1989/199D1. Kajian analisis
kritis terhadap kaidah dan fakta tersebut dapat dijadikan titik tumpu atau dasar dalani upaya
penemuan kebiiakan dan praktik pendidikan yang tepat guna dan bemilai guna. Dengan kata
lain, dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya
pengembangan kependidikan dalam segala aspeknya.

Terdapat beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai tali tumpu dalam melakukan
analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan dalam rangka membuat kebjakan
dan praktik pendidikan, sebagaimana akan dibahas berikut ini,

1. Landasan Filosofis

Landasan tilosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan mikna atau hakikat
pendidikan, yang herusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan, seperti
apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan diperlukan, dan apa yang seharusnya
menjadi tujuan pendidikan. Sehubungan dengan itu, landasan Hosofis merupakan
landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat. Sesuai dengan sifatnya, maka landasan
filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang
menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.

Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat. Ada-pun
pendidikan herusaha mewujudkan citra tersebut. Rumusan tentang harkat
dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan
cara-cara penyelenggaraan pendidikan. Rumusan tentang harkat dan
martabat manusia beserta masyarakatnya di Indonesia dilandasi oleh filsafat
yang dianut oleh bangsa Indonesia, yakni Pancasila.

2. Landasan Sosiologis

Pendidikan merupakan peristivva sosial yang berlangsung dalam latar


interaksi sosial. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat
dilepaskan dari upaya dan proses saling pertgarub memengan.ihi antara
individu yang terlibat di dalamnya. Dalam posisi yang ciemikian, apa yang
dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjuk kepada dua istiLah yang
dilihat dari kedudukannya dalam interaksi sosial. Artinya, siapa yang
bertanggung jawab alas perilaku dan siapa yang memiliki peranan penning
dalam proses mengubahnya. Karena itu, proses pendidikan se-ring kali
sukar untuk menunjukkan siapa yang men.jadi pendidik dan siapa yang
menjadi peserta didik secara permanen, karena keduanya dapat sang
berubah lungs! dan kedudukart.

3. Landasan Legalistik (Hokum)

Pendidikart merupakan peristiwa multidimensi, hersangkut paut dengan


berbagai aspek kehidupan manusia dan
masyarakat.Kebijakan,penyelenggaraa.n, dan pengembangan pendidikan dalam
masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu hukum yang jelas dan sah. Dengan
beriandaskan hukum, kebijakan, penyeienggaraan, dan pengembangan
pendidikan dapat terhindar dari berbagai benturan kebutuhan. Setidaknya
dengan landasan haunt segala hak dan kewajiban pendidik dan peserta didik
dapat terpelihara.

Lebih lanjut dapat dikatakan, bahwa berbagai pihak yang terkait dengan
kebijakan, penyeleriggaraan, dan pengembangan pendidikan di samping perlu
memperoleh perlindungan hukum, dengan landasan hukum semua pihak tersebut
mengetabui hak dan kewajibannya dalam penyeienggaraan pendidikan.
Semuanya itu dapat diketahui melalui perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku. Selain daripada itu, dengan landasan hukum dapat dikaji posisi, fungsi,
dan permasalahan pendidikan dalam segala aspek kehidupan. oleh karena itu, tata
unit herbagai produk peraturan perundang-undangan perlu clitemukenaii dalam
rangka pengambilan kebijakan dan penyeienggaraan praktik pendidikan agar
penyimpangan dan kealpaan diketahui sedini mungkin.

4. Landasan Kultural

peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Hal tersebut


dikarenakan pendidikan dan kebudayaan mempunyai huhungan timbal batik.
Kebudayaan dapat dilestarikan daniatau dikembangkan dengan jalan
mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya reel lui pendidikan, haik
pendidikan informal, nonformal, ma upun formal (sekolah). Sebaliknya, ciri-ciri dan
pelaksanaan pendidikan ikut ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tempat
proses pendidikan herlangsting. Oleh sebab itu, langkah-langkah pengembangan
pendidikan tidak boleh bebas dari kebudayaan tempat pendidikan tersebut
diselenggarakan dan dikembangkan. Oleh sebab itu puia, perancang, pengambil
kebijakan, dan pelaksana pengembangan pendidikan halms memperhitungkan
faktor social budaya dalam merancang, mengambil kebijakan, dan meLaksanakan
pengembangan pendidikan supaya segala kegiatan tersebut tidak men i m b u I ka n
kegoncangan budaya.

Berhubungan dengan pentingnya memperhitungkan faktor budaya dalam


pengembangan pendidikan, maka pengembangan pendidikan dalam budaya
nasional difokuskan kepada upaya: (a) melestarikan dan mengembangkan nilai-
nilai luhur budaya bangsa; (b) mengembangkan nilai-nilai budaya dan pranata
sosial dalam menunjang proses pembangunari nasiona1; dan (c) nierancang
kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreativitas ke arah pembaruan
dalam usaha pendidikan yang tanpa mengabaikan kepribadian bangsa.

5. Landasan Psikologis

pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu,


landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam
bidang pendidikan, Landasan psikologis pendidikan terutama tertuju
kepada pemahaman manusia, khususnya berkenaan dengan proses belajar
manusia (baea: peserta didik).

6. Landasan Ilmiah dan Teknologi

Pendidikan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) mempunyai


kaftan yang sangat erat. Hal tersebut dikarenakan IPTEKS menjadi bagian utama
dalam pendidikan, terutama dalam bentuk pemhelajaran. Oleh karena itu, tidak
dapat tidak, pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan
pengembangan IPTEKS.

7. Landasan Ekonomi

Manusia pada umumnya tidak bisa lepas dari kebutuhan ekonorm. Sebab
kebutuhan dasar manusia membutuhkan ekonomi, Orang tidak mampu pun
memerlukan uang untuk mengisi perutnya dan sekadar berteduh di waktu
ma'am. Dengan demikian, pembahasan tentang ekonomi tidak hanya
menyangkut orang kaya,tetapi semua orang, termasuk dunia pendidikan yang
ditekuni.

8. Landasan Historis (Sejarah)

Landasan sejarah memberikan peranan yang penning karena dari suatu


landasan sejarah bisa membuat arch pemikiran kepada masa kini. Menurut
Pidharta (2007: 109) „ sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala
macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsepkonsep tertentu.
Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang mengandung kejadian,
model, konsep, teori, praktik, moral, vita-cita, ben t uk, dan se bagainya,

Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia untuk
maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut
pada masa yang lampau (Pidaria, 2007: 1110), Demikian juga halnya dengan
bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan Kahan pembanding untuk
memajuka.n pendidikan suatu bangsa.

9. Landasan Religius
Landasan religius merupakan landasan yang paling inendasari dari
landasan-landasan pendidikan, sebab landasan agama adalah landasan yang
diciptakan oleh Allah SWT. Landasan agama berupa finnan Allah SWT dalam
kitab suci AI-Qur'an dan Al-Hadis berupa risalah yang dibawakan oleh
Rasulullah SAW untuk umat manusia yang herisi tentang tuntutan-tuntutan
atau pedoman hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di
dunia maupun di akhirat, serta men_tpakan rahmat untuk seluruh alam

B. ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Memperhatikan makna kata, maka antara landasan dan asas dapat dikatakan
mempunyai makna yang hampir bersamaan. Meskipun demikian, dcngan
memperhatikan Soedomo (1989-1990) dan Tirtarahardja dan Sub) (1994),
dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan lebih menekankan kepada kajian
kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan tentang kebijakan dan praktik
pendidikan bagi upaya tnengembangkan kebijakan dan praktik pendidikan
berikutnya. Adapun asas pendidikan merupakan tumpuan cara berpikir yang
memberikan corak terhadap pendidikan. Dengan demikian, dapat dikatakan
hahwa asas pendidikan lebih memfokuskan perhatian kepada cara
penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemildran-pemikiran
tentang bagaimana layaknya pendidikan diselenggarakan.

1. Asas Semesta, Menyeluruh, dan Terpadu

Semesta maksudnya pendidikan diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh


rakyat Indonesia. Menyeluruh maksudnya, pendidikan harus mencangkup
scmua jenis dan jenjang pendidikan. Terpadu artinya pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan pembangunan Bangsa.

2. Asas Pendidikan Seumur Hidup

Asas belajar sepanjang hayat (life tong leaming) merupakan sudut pandang dari
nisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (fife long education).

Pada dasamya manusia adalah makhluk "menjadr, yakni makhluk yang


tidak pemah sempuma, dia selalu berkembang mengikuti perkembangan
yang terjadi di lingkungan kehiduparmya, Apa yang dipelajari hari ini
belum tentu sesuai dengan tantangan perubahan pada beberapa tahun
berikutnya. implikasi dari konsep yang demikian ialah bahwa manusia
harus selalu belajar sepanjang hayat, sehingga dia dapat mempelajari dan
menyesuaikan diri sesuai dengan perubahan yang berlangsung.

Aktivitas yang clilakukan dalam proses pendidikan harus selalu di dasarkan


pada asas tanggung jawab, karena kegiatan apa pun yang dilakukan dalam
pendidikan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan, yakni mendidik dan
membimbing peserta didik agar dapat tumbuh dan herkembang secara
optimal sesuai dengan kemampuan dan segala poiensi yang dimiliki, Sekecil
apa pun tiridakan atau perbuatan yang dilakukan pendidik dalam proses
pendidikan harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi pencapaian
tujuan, bukan berdasarkan selera, atau kemauan pendidik. secara lebih luas
dan menyeluruh, tanggung jawab itu meliputi tanggung jawab kepada diri
keluarga, masyarakat-bangsa,dan Negara Indonesia, dari terutama tanggung
jawab terhadap Tuhan Yang Mahakuasa dan Mahatahu. Asas usaha bersama,
yang berarti pendidikan menekankan kebersamaan antara keluarga sekolah dan
masyarakat.

4.Asas Manfaat, Adil, dan Merata


Asas manfaat, yang berarti pendidikan harus mengingat kemanfaa.tannya bagi
masa depan peserta didik, bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
Sementara itu, asas adil clan merata maksudnya adalah bahwa penyelenggaraan
pendidikan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat sesuai
dengan kemanipuan dan kebutuhann.ya. Asas manfaat, adil, dan merata yang
meliputi asas rmndiskriminatif, yang memandang manusia Indonesia seutuhnya
tanpa diskriminasi. Pendidikan yang diselenggarakan harus berguna bagi
peningkatan hidup manusia dan masyarakat,

5.Asas Tut Wuri Handayani


Asas Tut Wuri Handayani yang merupakan asas pendidikan Indonesia hingga
scat ini, bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa- Asas Tut Wuri
Handayani bermakna bahwa setiap orang berhak mengartudirinya sendiri
dengan berpedoman kepada tats tertib kehidupan yang umum, Wam
penyelenggaraan pendidikan dengan asas tersebut berarti bahwa kepada
peserta didik diberi kesempatan untuk mandiri. Artinya, dalatn kegiatan
pendidikan, pendidik bukanlah segala-galanya, akan tetapi kepada peserta
didik diberi kesempatan untuk m e ncari, mempelajari,

dan mem eeahkan masalah sendiri tanpa harus dieampuri, dip erintah, dan bahkan
dipaksa. Dengan cara yang den-iikian, maka kegiatan belajar tidak berpusat kepada
guru, akan tetapi berpusat kepada peserta didik sendiri. Dapat dikatakan bahwa
asas tut wuri Handayani merupakan cikal Bakal dan pendekatan atau cara belajar
siswa

6. Asas Kemandirian dalam Belajar

Perwujudan kemandifian dalam belajar akan menempatkan pendidik dalam peran


utama sebagai fasilitator, informator, dan motivator, di camping peran-peran lain
seperti organisator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan menyediakan dan
mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian war sehingga memudahkan
peserta didik berinteraksi dengan sumher-sumber tersebut„ Sehagai informator,
pendidik harus menyadari bahwa dirinya hanva merupakan bagian kecil dariri
sumber informasi yang datangnya membanjiri dewasa ini. Hal tersebut berarti
bahwa pendidik perlu memberikan dan baltkan merangsang peserta didik untuk
membitru informasi selain dari dirinya sendiri. Adapun sebagai mod-

7. Alam Takambang Jadi Guru

Hal ini herarti bahwa bahwa alam sekitar yang dijadikan sumher belajar
bermakna jauh lebih luas dan lebih bervariasi jika dibandingan dengan
"guru" di sekolab sebagai sumber belajar. Belajar derigan alam takambang
akan selalu serasi dan selaras dengan perkembangan, karena belajar dengan
ala takambang tida.k akan ada dijumpai apa yang disebut dengan
keterikatan, keterbelakangan, keterbatasan, kedaluwarsa, dan lain
sebagainya. Alarrt ialcambangdijadikan guru tidak jadi coal jauh atau dekat
karena dengan bantuan teknologi banyak hal menjadi sangat mu-dab.
Pemanfaatan alam sebagai sumber pementthan kebutuhan manusia mutlak
harus dijaga dan dipelihara, karena menyangklit keberlangsungan hidup
mereka sekarang ataupun untuk anak keturunan di kemudia.n hari.

C. PENERAPAN AA-AA S PENDIDIKAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Asas pendidikan hukan hanya sebagai konsep, melainkari harus dilaksanakan


dalam proses pembelajaran. Dalam hal penerapan asas-asas pendidikan dalam
kegiatan pembelajaran, setidaknya terdapat tiga masalah yang perlu mendapat
perhatian, yakni masalah cara berkomunikasi dan peranan guru clalam
pembelajaran serta tujuan pembelajaran. Ketiga masalah tersebut akan
dijelaskan secara lebih perinci pada uraian berikut

1. Pendekatan Komunikasi oleh Guru

Dewasa ini masih tcrdapat kecenderungan bahwa para pendidik masih


terikat oleh pengguna.an komunikasi satu arab dalam kegiatan pembelajaran
dengan mengandalkan metode ceramah. Dalam komunikasi yang demikian,
pendidik menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi dari
peserta didik. l3ahkan, tidak jarang penclidik menjadikan peserta didik
sebagai objek komunikasi belaka. Akibatnya, arus komunikasi cenderung
satu arah, rendahnya kemungkinaa umpan balik dari peserta didik, dan
cenderung hanya nienghasilkan perubahan pengetahuan (Rogers dan
Schoemaker, 1981 8t Depdikbud, 1933). Komuni- kasi yang demikian
inemberikan impIikasi yang negatif terhadap output pendidikan, yakni membuat
peserta didik tidak terdorong untuk belajar mandiri, mereka lebih tergantung
kepada informasi yang datangnya dari pendidik.

2. Pe r a na n Pe nd i d ik a n
Sejalan dengan pendekatan komunikasi yang cenderung digunakan pendidik, yakni
pendekatan komunikasi satu arah, pendidik sering menempatkan dirinya se ba.gai
orang yang paling dominan. Artinya, tidak jarang pendidik, apakah itu orangtua, guru,
dos en, atau tutor se ring menempatkan dirinya seha.gai o ra n g ya.ng se rba tahu
dalam segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Seolah-olah yang benar
itu cuma datangnya dari pendidik, selain yang dikemukakan oleh pendidik salah.
Padahal, dalam era komunikasi canggih dewasa ini, sumber informasi datangnya
membanjir dari segala arah. Dewasa ini, institusi pengajaran (sekolah dan sejenisnya)
bukan satu-satunya sumber informasi, akan tetapi berbagai institusi dapat menjadi
sumber informasi. Misalnya media massa dengan segala jenisnya, seperti televisi,
majalah, loran, radio, dan bahkan inter-net. Oleh karena itu, tidak tertutup
kemungkinan bahwa orangtua, guru, &nen, atau tutor ketinggalan informasi
dibandingkan dengan peserta didik. Sehingga dengan demikian, sangadah penting
untuk mendorong peserta didik guna berupaya mencari informasi sendiri yang dap
at dikatakan sehagai upaya belajar m an diri.

3. Masalah Tujuan Belajar

Sebagaimana dikemukakan pada bagian terdahulu, kemajuan ilmu dan teknologi


yang sangat pesat menuntut °rang untuk belajar secara terus-menerus sepanjang
hayatnya, Sehubungan dengan itu, tujuan belajar yang leaming to know dan
leaming to do raja temyata beium cukup. Oleh karena kemajuan teknolgi, terutama
kemajuan transportasi clan komunikasi, membuat dunia semakin "sempit",
sehingga intensitas interaksi antarmanusia semaldn tinggi tanpa dibatasi oleh
perbedaan suku, agama, ras, dan anal usul. Sehubungan dengan itu, tujuan helajar
sudah harus diperluas dari sekadar leaming to know dan leaming to do dengan
menambahkan leaming to flue together. Selanjutnya, akibat kemajuan ilmu dan
teknologi yang berimplikasi pada perubahan lapangan kerja, mengakibatkan apa
yang dipelajari hari ini beluni tentu sesuai dengan tuntutan lapangan kerja yang
berubah pada beberapa taltun berikutnya. Untuk itu, tujuan kegiatan pembelajaran
perlu diperluas dengan leaming to be sehingga dengan tujuan yang demikian apa
yang dipelajari hari ini dapaL dijadikan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut
dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubalian lapangan kerja dan balikan
pe rubahati dalam berbagai aspek kehidupan. tutor, pendidik merigupayakan
timbuInya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar secara
maksimal.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Landasan pendidikan [alan dasar atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan
dan praktik pendidikan, Adapun asas pendidikan adalah pertimbangan yang
digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi olch pemikiran-
pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan disci enggaraka n.

1) Sehubungan dengan pengertian tersebutt maka landasan pendidikan


Indonesia terdiri dari landasan filosofis, sosiologis, hukum, kulturaE, psikologis,
ilmiah dan teknologis, ekonomi, sejarah, dan agama. Ad apun asas-asas
pendidikan Indonesia ya it u: (a) semesta, menyei Li ruh, dan terpadu; (b)
pendidikan seumur hidup; (c) tanggung j wab bersama; (d) manfa at, adil, dan
merata ; (e) Tut wuri Handayani, kemandirian dalam belajar; (g) Glom
tokombong jadi guru

2) Penerapan asas-asas pokok pendidikan, baik di sekolah maupun di luar


sekolah dengan berpedoman kepada kebebasan dalam belajar sepanjang hayat
yang bermuara kepada kemandirian dalam belajar. Untuk itu r seorang pendidik
perlu menyesuaikan pendekatan yang digunakannya dalam kegiatan
pembelajaran. Pendekatan dalam pembelajaran tersebut ialah pendekatan yang
berpusat kepada peserta didik, sehingga pendidik menempatkan dirinya sebagai
fasilitator, informator, motivator, dan organisator,

2. Saran
Setelah Anda membeiajari bab ini dengan baik, diharapkan Anda dapat:

1) Menjelaskan pengertian landasan pendidikan. P, Menjelaskan pengertian asas


pendidikan.

2) Menjelaskan berbagai landasan pendidikan yang digunakan di Indonesia,

3) menjelaskan asas-asas yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan di


Indonesia,

4) Menjelaskan penerapan asas-asas pendidikan, baik di sekolah maupun di luacr sekolah.


3. Daftar pustaka
Depdiknas, 2005, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta; Depdiknas.

FI,A.R. Titaar, 2007, Afengembangkan Ilmu Pendidikan Berdimensi

Jakarta: Lembaga Manajemen UNI.

Made Pidaria. 2007. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak


Indonesia Jakarta: Rineka Cipta.

NI, Dimyati. 1988. Landasan Kependidikan: Suatu Pengantar Peinikiran Keilmuan


ten tang Kegiatan Pendidikan. Jakarta: P2LPTK, Depdikbud.

Pokja Pengembangan Peta Keth-nuan Pendidikan. 2005. Peta Keilmuan


Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan
dan Ketenagaan PT Ditjen Dikti.

Prayitno. 2005_ Sosok Keilmuan Ilmu Pendidikan, Padang: RP UNP.

. 2009, Dasar, Teori. dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Shama, A, G. 1973_ Arti Pendidikan bagi Masa Depam Terjemahan Mhd. Ansyar,
Jakarta: Pustekom Depdikbud.

Suardi, 2012. Pengantar Pendidikan Teori data Aplikasi. Jakarta: PT Indeks. Syafril
Zeihendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang: Sukabina. T. Naisbit & P.
Aburdane, 1990, Mega Trends 2000. Jakarta: Binarupa

Aksara.

Undang-Undang RI Not-nor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Jakarta: Balai Pustaka Cipta Karva.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. J akarta:


Depdikrtas,
66

Anda mungkin juga menyukai