Anda di halaman 1dari 17

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................. 1


BAB I .................................................................................................. 2
Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan ..................................................................................... 3

BAB II ................................................................................................. 4
Pembahasan
A. Pengertian Landasan Pendidikan ........................................... 4
B. Landasan Filosofis.................................................................. 5
C. Landasan Sosiologis............................................................... 9
D. Landasan Budaya/Kultural..................................................... 11
E. Landasan Psikologis............................................................... 12
F. Landasan Ilmiah dan Teknologi............................................. 13
BAB III.............................................................................................. 16
Penutup
A. Kesimpulan............................................................................ 16
Daftar Pustaka................................................................................. 17

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus


membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar”
tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti
merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan
yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan
manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik
anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan
mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai
pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan
generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa
mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang
diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan
dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup
masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan
pengertian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga
transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi penolong bagi
umat manusia. Landasan Pendidikan merupakan salah satu kajian yang
dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan.
Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di
negara kita Indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita
ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di
setiap negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan

1
berupa landasan hukum, landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan sosial
budaya/kultural, landasan psikologis, dan landasan tekhnologi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari landasan pendidikan?

2. Apa saja jenis-jenis landasan pendidikan di Indonesia?

3. Apa pentingnya landasan pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari landasan pendidikan

2. Untuk mengetahui apa saja landasan pendidikan di Indonesia

3. Untuk mengetahui pentingnya landasan pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Pendidikan

Landasan adalah dasar atau fondasi untuk berdirinya suatu hal.


Landasan merupakan dasar tempat berpijak atau tegaknya suatu hal agar
berdiri kokoh, fungsi landasan ialah memberikan arah pada tujuan yang akan
dicapai.1
Menurut sifat wujudnya dapat dibedakan dua jenis landasan yaitu :
(1) landasan yang bersifat material, dan (2) landasan yang bersifat konseptual.
Contoh landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu
pesawat terbang dan fundasi bangunan gedung. Adapun contoh landasan yang
bersifat konseptual antara lain berupa dasar Negara Republik Indonesia yaitu
Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan, dsb.
Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, yaitu suatu
gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap
benar, yang dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir (melakukan suatu
studi) dan/atau dalam rangka bertindak. (melakukan suatu praktek).2
Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan peserta
didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan
guna mencapai tujuan pendidikan, dengan senantiasa didasari oleh nilai-nilai
1
Hamdani. Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia,2011)
2
Basri. Hasan. Landasan Pendidikan. (Bandung: CV Pustaka Setia,2013) hal.67

3
tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut sebagai landasan
pendidikan. Setiap sistem pendidikan memiliki dasar pendidikan tertentu yang
mencerminkan filsafat dari sistem pendidikan tersebut. Oleh karena itu, sistem
pendidikan pada suatu bangsa akan berbeda dengan yang terdapat pada
bangsa lain.
Ramayulis memberikan gambaran luas tentang perbedaan landasan
pendidikan antar bangsa. Dia menggunakan contoh bahwa pendidikan di
Malaysia didasarkan pada prinsip-prinsip Rukun Negara karena Rukun
Negara merupakan filsafat hidup bangsa Malaysia. Begitu pula di Pakistan,
sesuai dengan tujuan pembentukannya sebagai negara islam, sebagai
dicetuskan oleh Konferensi Pendidikan Pakistan pada November 1947.
Dasar yang menjadi acuan pendidikan harus merupakan sumber nilai
kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktifitas yang dicita-
citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai yang universal,
tentang keseluruhan aspek kehidupan manusia, serta merupakan standar nilai
yang dapat mengevaluasi kegiatan pendidikan yang selama ini berjalan.
B. Landasan Filsafat
Filsafat pendidikan nasional Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya
yang terkandung pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan
pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua
level dan tingkat dan jenis pendidikan. Nilai-nilai tersebut bukan hanya
mewarnai muatan pelajaran dalam kurikulum tetapi juga dalam corak
pelaksanaan. Rancangan penanaman nilai budaya bangsa tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga bukan hanya dicapai penguasaan kognitif tetapi
lebih penting pencapaian afektif. Lebih jauh lagi pencapaian nilai budaya
sebagai landasan filosopis bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat
kecerdasan dalam pemberdayaan yang seoptimal mungkin.
Dua hal yang dipertimbangkan dalam menentukan landasan filosopis
dalam pendidikan nasional Indonesia. Pertama, adalah pandangan tentang
4
manusia Indonesia. Filosopis pendidikan nasional memandang manusia
Indonesia sebagai:
1. Makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya.
2. Sebagai makhluk individu dengan segala hak dan kewajibannya.
3. Sebagai makhluk sosial dengan segala tanggung jawab yang hidup di dalam
masyarakat yang pluralistik baik dari segi lingkungan sosial budaya,
lingkungan hidup dan segi kemajuan Negara kesatuan Republik Indonesia di
tengah-tengah masyarakat global yang senantiasa berkembang dengan segala
tantangannya.
Kedua pandangan filosopis pendidikan nasional dipandang sebagai pranata
sosial yang selalu berinteraksi dengan kelembagaan sosial lain dalam masyarakat.
Karena kedua pandangan filosopis tersebut menjadikan pendidikan nasional harus
ditanggung oleh semua fihak sehingga pendidikan dibangun oleh semua unsur
bangsa sehingga berkontribusi terhadap unsur pranata sosial lainnya. Secara
mendasar dapat ditegaskan bahwa landasan filosopis Pancasila menyimpulkan
bahwa sistem pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai makhuk
yang khas dengan segala fitrahnya dan tugasnya menjadi agen pembangunan yang
berharkat dan bermartabat. Oleh karena itu manusia Indonesia dipandang sebagai
individu yang mampu menjadi manusia Indonesia yang berakhlak mulia.
Karenanya pendidikan harus mampu mengembangkan menjadi manusia yang
memegang norma-norma keagamaan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
makhluk Tuhan, Makhluk sosial, dan makhluk individu.
Landasan filosopis pendidikan nasional memberikan penegsan bahwa
penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia hendaknya
mengimplementasikan ke arah:
1. Sistem pendidikan nasional Indonesia yang bertumpu pada norma persatuan
bangsa dari segi sosial, budaya, ekonomi dan memlihara keutuhan bangsa dan
negara.

5
2. Sistem pendidikan nasional Indonesia yang proses pendidikannya
memberdayakan semua institusi pendidikan agar individu dapat menghargai
perbedaan individu lain, suku, ras, agama, status sosial, ekonomi dan
golongan sebagai manifestasi rasa cinta tanah air. Dalam hal ini pendidikan
nasional dipandang sebagai bagian dari upaya nation character building bagi
bangsa Indonesia.
3. Sistem pendidikan nasional Indonesia yang bertumpu pada norma kerakyatan
dan demokrasi. Pendidikan hendaknya memberdayakan pendidik dan lembaga
pendidikan untuk terbentuknya peserta didik menjadi warga yang memahami
dan menerapkan prinsip kerakyatan dan demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Prinsip kerakyatan dan demokrasi harus
tercermin dalam input-proses penyelenggaraan pendidikan Indonesia.
4. Sistem pendidikan nasional Indonesia yang bertumpu pada norma keadilan
sosial untuk seluruh warga negara Indonesia. Perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan menjamin pada penghapusan bentuk diskriminatif dan menjamin
terlaksananya pendidikan untuk semua warga negara tanpa kecuali.
5. Sistem pendidikan nasional yang menjamin terwujudnya manusia seutuhnya
yang beriman dan bertaqwa, menjunjung tinggi hak asasi manusia,
demokratis, cinta tanah air dan memiliki tanggungjawab sosial yang
berkeadilan. Dengan demikian Pancasila menjadi dasar yang kokoh sekaligus
ruh pendidikan nasional Indonesia.3
Dasar-dasar Filsafat Ilmu Pendidikan
a. Dasar Ontologis Ilmu Penddidikan
Objek materiil ilmu pendidikan adalah manusia seutuhnya, manusia
yang lengkap aspke-aspek kepribadiannya, yaitu manusia yang berakhlak
mulia dalam situasi pendidikan atau diharapkan melampui manusia sebagai

3
http://syaifulamri887.blogspot.com/2012/09/landasan-pendidikan-nasional.html. Dikutib pada tgl 25
februari 2019

6
makhluk sosial mengingat sebagai warga masyarakat ia mempunyai ciri warga
yang baik (good citizenship atau kewarnegaraan yang sebaik-baiknya).
b. Dasar Epistomologis Ilmu pendidikan
Dasar epistomologis diperlukan oleh pendidikan atau pakar ilmu
pendidikan demi mengembangkan ilmunya secara produktif dan bertanggung
jawab. Inti dasar epistomologis ini adalah agar dapat ditentukan bahwa dalam
menjelaskan objek formalnya, telaah ilmu pendidikan tidak hanya
mengembangkan ilmu terapan melainkan menuju kepada telaah teori dan ilmu
pendidikan sebagai ilmu otonom yang mempunyai objek forlim sendiri atau
problematika sendiri sekalipun tidak dapat hanya menggunakan pendekatan
kuantiatif ataupun eksperimental (Campbell dan Stanley, 1963).
c. Dasar Aksiologis Ilmu pendidikan
Nilai ilmu pendidikan tidak hanya bersifat ekstrinsik sebagai ilmu
seperti seni untuk seni, melainkan juga nilai ekstrinsik dan ilmu untuk
menelaah dasar-dasar kemungkinan bertindak dalam praktek melalui kontrol
terhadap pengaruh yang negatif dan meningkatkan pengaruh yang positif
dalam pendidikan. Dengan demikian ilmu pendidikan tidak bebas nilai
mengingat hanya terdapat batas yang sangat tipis antar pekerjaan ilmu
pendidikan dan tugas pendidik sebagai pedagogi.
d. Dasar Antropologis Ilmu Pendidikan
Terdapat 3 dasar antropologis yang berlaku universal tidak hanya (1)
Sosialitas dan (2) Individualis, melainkan juga Moralitas. Kiranya khusus
untuk Indonesia apabila dunia pendidikan nasional didasarkan atas
kebudayaan nasional yang menjadi konteks dari sistem pengajaran nasional di
sekolah, tentu akan diperlukan juga dasar antropologis pelengkap yaitu, (3)
Religiulitas, yaitu pendidik dalam situasi pendidikan sekurang-kurangnya
secara mikro berhamba kepada kepentingan terdidik sebagai bagian dari
pengabdian lebih besar kepada Tuhan yang Maha Esa.

7
C. Landasan Sosiologis
Pendidikan adalah peristiwa sosial yang berlangsung di dalam latar
interaksi sosial. Dikatakan demikian karena pendidikan tidak bisa dilepaskan
dari proses saling mempengaruhi antar individu yang terlibat di dalamnya.
Pendidikan tidak akan terjadi tanpa ada interaksi antar individu. Namun, oleh
karena pendidikan membawa misi normatif maka keluasan interaksi itu
dibatasi oleh tata nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat .
Landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang
bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa.
Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai,
terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-
norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh
masing-masing anggota masyarakat.4
Pendekatan sosiologi pendidikan merupakan suatu kajian yang
berupaya menganalisis peristiwa-peristiwa tersebut dengan cara
mengorganisir faktor-faktor yang mememngaruhi proses pendidikan dan
kelembagaannnya secara sistematik. Lembaga pendidikian tidak pernah
berada di dalam kemampuan sosial (sosial vacum).

1. Pendidikan dan Masyarakat


Dilihat dari kepentingan masyarakat secara menyeluruh, fungsi utama
pendidikan adalah alat pemelihara (pengembang) kebudayaan. Kemampuan
seseorang untuk belajar, mengkomunikasikan suatu pengetahuan kepada
orang lain. Pendidikan mentransmisikan kebudayaan kepada generasi masa

4
http://qym7882.blogspot.com/2009/03/landasan-pendidikan.html. Dikutib pada tgl 27
Februari 2019

8
depan, dan dalam prosses ini juga mengharapkan adanya tatanan kehidupan
masa depan yang lebih baik.
Dalam sejarah masa lampau terutama pada peradapan Yunani dan
Romawi, pendiddikan formal hanya dimanfaatkan oleh kalangan terbatas,
yakni golongan elit yang berkuasa dan anggota kelompok agama. Namun
dengan adanya revolusi industri, selain menghasilkan inovasi secara radikal ia
juga mengubah struktur sosial masyarakat.5
2. Kebudayaan dan Pendidikan
Bagi masyarakat atau bangsa yang terdiri dari banyak suku, dan
masing-masing memiliki kebudayaan sendiri-sendiri, mereka juga memiliki
pola akulturasi dan enkulturasi. Enkulturasi merupakan proses menjadikan
individu agar sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Akulturasi
merupakan proses penerimaan unsur budaya asing tanpa menyebabkan
hilangnya identitas budaya sendiri. Ada dua aspek penting yang perlu
dipertimbangkan dalam proses pendidikan, yaitu (1) ketidakcocokan antara
nilai-nilai budaya yang diinternalisasikan pada anak denan kenyataan atau
dalam praktek kehidupan, dan (2) perbedaan atau adanya kesenjangan variasi
nilai-nilai budaya yang lebih dominan dan nilai-niai budaya yang kurang
dominan.
Budaya yang tidak memiliki norma luas dan fleksibel akan menjadi
mati. Sebenarnya telah banyak cara yang ditempuh oleh berbagai bangsa dan
negara untuk memperbaharui sistem pendidkan, salah satu diantaranya adalah
yang didasarkan pada pengenalan kekuatan nilai-nilai budaya yang tumbuh di
masyarakat.
3. Konflik Budaya dalam Pendidikan
Di negara-negara yang terdiri dari banyak suku atau ras, ketidak
beruntungan itu biasanya menimpa penduduk minoritas yang sering tidak
berhasil dalam memperoleh kehidupan di lingkungan masyarakat mayoritas.
5
Conklin, Jhon E. 1984. Sociology : An Introdution, New York : McMilan Publishing Cp, Inc.

9
Ketidakberuntungan itu juga menimpa pada berbagai golongan, misalnya: (1)
masyarakat yang hidup di daerah tersaing, (2) kelompok-kelompok
keagamaan yang menutup diri dari arus mdernisasi, (3) kelompok-kelompok
yang tidak mampu berkomunikasi dengan kelompok lain karena adanya
masalah bahasa, (4) kelompok-kelompok yang mengalami kelainan fisik
ataupun mental, dan (5) kelompok wanita yang karena naluri dan kindisi
alamiyahnya.

D. Landasan Kultural atau Budaya


Dalam masyarakat atau bangsa yang bermulti budaya, dimana setiap
suku memiliki budaya sendiri-sendiri, masing-masing suku memiliki cara-cara
untuk menyamakan kebudayaan kepada generasi muda secara spesifik, baik
dalam proses enkulturasi (penyesuaian) maupun akulturasi (penerimaan).6
Hubungan antara kebudayaan dan norma-norma yang diikuti oleh
lembaga pendidikan adalah penting untuk diperhatikan karena proses
enkulturasi dan akulturasi akan berhasil dilakukan bersamaan dengan
penamaan nilai-nilai dan norm-norma yang sedang berlaku, begitu pula
sebaliknya norma dan tata nilai tidak akan berarti apabila tidak ditopang
dengan kemapanan kebudayaan. Kebudayaan yang tidak memiliki norma arti
kebudayaan masyarakat akan mewarnai kebudayaaan dan proses pendidikan
di sekolah, dan kebudayaan sekolah akan mewarnai kebudayaan dan proses
sosialisasi anak di masyarakat. Dengan demikian pendidikan yang benar bagi
bangsa Indonesia yang berdiri khas Indonesia, yakni pendidikan yang menitik
beratkan pada kepentingan bangsa, pendidikan haruslah mampu
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi masa depan tanpa
meninggalkan aspek-aspek kecerdasan berdasarkan pada keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki

6
H. Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Landasan Pendidikan (Gorontalo:Ideas Publishing, 2013)
hal.155.

10
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
(Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989). Di samping itu pendidikan yang
bercorak kebangsaan adalah yang dapat mempersatukan budaya nasional.
Kesatuan ini dapat diartikan dalam lingkup regional ataupun lokal, selama
kesatuan yang lebih sempit ini tidak merugikan, menghambat, menghalang-
halangi atau membahayakan kepentingan-kepentingan yang lebih luas dan
umum, yakni kepentingan nasional, maka hal ini harus tetap dilaksanakan.

E. Landasan Psikologi
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai variabel dengan
menempatkan siswa sebagai pusat sasaran pengaruh. Hasil proses belajar yang
dialami siswa bersifat unik yang terjadi karena pengaruh pengajar atau
pendidikan dengan strategi pengajarannya. Di samping faktor-faktor internal
dalam proses belajar mengajar, belajar di sekolah dipengaruhi oleh struktural
sekolah, faktor sosial dan strategi belajar mengajar yang berkembang di
sekolah.7
Tugas pendidikan yang terutama adalah memberikan bimbingan agar
pertumbuhan anak dapat berlangsung secara wajar dan optimal. Oleh karena
itu, diperlukan pengetahuan tentang hukum-hukum dasar perkembangan
kejiwaan manusia agar tindakan pendidikan yang dilaksanakan berhasil guna
dan berdaya guna. Beberapa hukum dasar yang perlu kita perhatikan dalam
membimbing anak dalam proses pendidikan.8
1. Tiap-Tiap Anak Memiliki Sifat Kepribadian yang Unik
Artinya anak memiliki sifat-sifat khas yang dimiliki oleh dirinya
sendiri dan tidak oleh anak lain. Keunikan sifat pribadi seseorang itu

7
ibid., hal.99
8
http://qym7882.blogspot.com/2009/03/landasan-pendidikan.html. Dikutib pada tgl 27 Februari 2019

11
terbentuk karena peranan tiga faktor penting, yakni: (1) keturunan/heredity,
(2) lingkungan/environment, (3) diri/self.
2. Tiap Anak Memiliki Kecerdasan yang Berbeda-beda
Kalau kita perhatikan setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-
beda, meskipun mereka mempunyai usai kalender yang sama, tetapi
kemampuan mentalnya tidak sama.9
Melalui mata analisis dikelompokkan tujuh variabel besar yang
mempengaruhi belajar sekolah. Tujuh variabel kelas tersebut meliputi:
1. Faktor sekolah
2. Faktor sosial
3. Faktor guru
4. Faktor pengajaran
5. Faktor murid
6. Metode pengajaran
7. Metode proses belajar

F. Landasan Ilmiah dan Teknologi


Landasan ilmiah dan teknologi pendidikan mengandung makna norma
dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mengikat dan mengharuskan pelaksana pendidikan untuk
menerapkannya dalam usaha pendidikan. Norma dasarnya yang bersumber
dari ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus mengandung ciri-ciri keilmuan
yang hakiki.10
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai kaitan
yang erat, seperti diketahui IPTEK menjadi isi kajian di dalam pendidikan
dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan
pengembangan iptek. Dari sisi lain setiap perkembangan IPTEK harus segera

9
http://qym7882.blogspot.com/2009/03/landasan-pendidikan.html. Dikutib pada tgl 27 Februari 2019
10
http://qym7882.blogspot.com/2009/03/landasan-pendidikan.html. Dikutib pada tgl 27 Februari 2019

12
di implementasikan oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil
pengembangan IPTEK kedalam isi bahan ajar. Sebaliknya, pendidikan sangat
dipengaruhi oleh cabang-cabang IPTEK (Psikologi, Sosiologi, Antropologi,
dan sebagainya). seiiring dengan kemajuan IPTEK, maka pada umumnya ilmu
pengetahuan juga berkembang sangat pesat.
Teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sitemik dan
sistematik strategi-strategi dan teknik-teknik yang diambil dari konsep-konsep
ilmu pengetahuan dan ilmu yang bersifat serta pengetahuan lain untuk
keperluan pemecahan masalah pembelajaran. sedangkan tekhnologi
pendidikan merupakan gabungan antara tekhnologi pembelajaran, teknologi
belajar, tekhnologi perkembangan, tekhnologi pengelolaan dan tekhnologi-
tekhnologi lain seperti yang diterapkan untuk keperluan pemecahan masalah-
masalah pendidikan. (Hamzah B. Uno, 2004:16)
Tekhnologi dalam pendidikan mencakup setiap kemungkinan sarana
(alat) yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi.Hal ini berhubungan
erat dengan alat-alat yang dipakai dalam pendidikan dan latihan seperti TV,
Komputer, Laboratorium bahasa, dan media yang diproyeksikan lainya.
Tekhnologi dalam pendidikan mencakup segala tekhnologi yang dipakai
dalam pendidikan atau pengajaran. Dengan kata lain tekhnologi dalam
pendidikan pada dasarnya adalah apa yang tekhnologi pendidikan
dipopulerkan dengan nama alat bantu pandang dengar (Audio Visual Aids).
Dalam konsep pendidikan khususnya dilihat sebagai salah satu alat
yang dapat dipakai untuk mengatasi kebutuhan tentang hardware dan
sostware. Alat tersebut dipilih dan didesain dengan tepat untuk mendukung
strategi belajar mengajar tertentu. Alat yang ditentukan untuk diadopsi dengan
tujuan untuk mencapai seperangkat seperangkat tujuan pengajaran. Dalam
beberapa hal, hal ini mungkin melibatkan peranata canggih seperti video atau
komputer dalam jumlah banyak. Hal ini sangat penting karena pengembangan

13
pendidikan onivasi pendidikan telah direncanakan dan dilaksanakan secara
ilmiah dan sistematik.
Tekhonlogi pendidikan bukan hanya sekedar penggunaan tekhnologi
dalam pendidikan, dimana tekhnologi tersebut sesungguhnya hanya
merupakan bagian dari tekhnologi pendidikan.
Hal yang berkaitan dengan efisiensi tekhnologi dari pendidikan antara lain:
1. Meningkatkan kualitas belajar atau penguasan materi belajar.
2. Mempersingkat waktu yang dipakai untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai dalam belajar
3. Meningkatkan kualitas guru, dalam arti guru lebih memperhatikan siswa
satu persatu dalam jumlah banyak tanpa mengurangi kualitas belajar
mengajar
4. Mengurangi biaya tanpa mempengaruhi kualitas belajar
Tekhnologi dalam pendidikan sangat penting itu disebabkan sebagai berikut:
1. Kecenderungan tekhnologi pendidikan masa sekarang (kondisi rill).
2. Perubahan kearah pendekatan sistem belajar beorientasi kepada siswa
(student centred approach).
3. Inovasi yang terus menerus yang lebih edukatif dalam mengajar.
4. Peningkatan penggunaan tekhnologi informasi baru.
Peranan komputer dalam bidang pendidikan:
1. Penggunaaan komputer sebagai super kalkulator.
2. Penggunaan komputer untuk mengajar dan mempogram dengan komputer.
3. Penggunaan komputer sebagai alat bantu langsung kegiatan belajar-mengajar.
4. Komputer dalam bidang administrasi atau manajemen.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Landasan adalah dasar atau fondasi untuk berdirinya suatu hal. Landasan
merupakan dasar tempat berpijak atau tegaknya suatu hal agar berdiri kokoh,
fungsi landasan ialah memberikan arah pada tujuan yang akan dicapai.
Menurut sifat wujudnya dapat dibedakan dua jenis landasan yaitu :
(1) landasan yang bersifat material, dan (2) landasan yang bersifat konseptual.
Landasan Filsafat
Filsafat pendidikan nasional Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya
yang terkandung pada Pancasila.
Landasan Sosiologis
Pendidikan adalah peristiwa sosial yang berlangsung di dalam latar
interaksi sosial.
Landasan Kultural atau Budaya
Dalam masyarakat atau bangsa yang bermulti budaya, dimana setiap suku
memiliki budaya sendiri-sendiri, masing-masing suku memiliki cara-cara untuk
menyamakan kebudayaan kepada generasi muda secara spesifik, baik dalam
proses enkulturasi (penyesuaian) maupun akulturasi (penerimaan).
Landasan Psikologi
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai variabel dengan menempatkan
siswa sebagai pusat sasaran pengaruh.
Landasan Ilmiah dan Teknologi
Landasan ilmiah dan teknologi pendidikan mengandung makna norma
dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mengikat dan mengharuskan pelaksana pendidikan untuk menerapkannya dalam
usaha pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

15
Basri, Hasan. Landasan Pendidikan. (Bandung: CV Pustaka Setia,2013)
Conklin, Jhon E. 1984. Sociology : An Introdution, New York : McMilan
Publishing Cp, Inc.
G.Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Landasan Pendidikan
(Gorontalo:Ideas Publishing, 2013)
Hamdani, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia,2011)
http://qym7882.blogspot.com/2009/03/landasan-pendidikan.html
http://syaifulamri887.blogspot.com/2012/09/landasan-pendidikan-nasional.html

16

Anda mungkin juga menyukai