Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“LANDASAN FILOSOFIS PENDIDKAN INDONESIA DAN RUSIA”

Disusun Oleh :

Nama : INDAH SEPTIANA FITRI


Nim : 06111382328066
Mk : PENGANTAR PENDIDIKAN
Dosen Pengampuh : DR. SARDIANTO MARKOS SIAHAAN, M.SI., M.PD.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini,dengan rahmat dan karunia-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan Filosofis Pendidikan
Indonesia dan uzbekistan” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Filosofis Pendidikan Indonesia dan uzbekistan bagi para pembaca dan penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari bapak DR. SARDIANTO MARKOS
SIAHAAN, M.SI., M.PD. karya ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi
pembaca serta bagi penulis sendiri. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak
yang telah berbagi pengetahuannya kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat
diselasaikan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika masalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari
makalah ini.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................5
C. Tujuan ..................................................................................................................................5
D. Manfaat............................................................................................................................5
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Landasan Filosofis Pendidikan Indonesia.............................6
B. Landasan Filosofis Idealisme.............................................................................................7
C. Landasan Filosofis Realisme.................................................................................................8
D. Landasan Filosofis Pendidikan Nasional:Pancasila..............................................................9
E.Sistem Pendidikan Negara uzbekistan ……......................................................................11
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................................14
B. Saran ..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Pendidikan secara
fundamental merupakan
wujud integrasi antara
nilai-nilai
C. intelektual dan
emosional dalam diri
manusia. Integrasi
tersebut menjadi dasar
D. pembentukan pilar
kepribadian manusia
sehingga mendapatkan
kehidupan yang ideal.
E. Kehidupan manusia
akan terus berubah sesuai
4
zamannya dan
pendidikan akan
mengikuti
F. perubahan zaman
tersebut. Tentunya
perubahan zaman yang
meliputi kehidupan
manusia
G. bisa disebabkan oleh
beberapa faktor seperti
faktor budaya, faktor
alam, konflik
H. masyarakat, dan
lainnya.
Pendidikan secara fundamental merupakan wujud integrasi antara nilai-nilai
intelektual dan emosional dalam diri manusia. Integrasi tersebut menjadi dasar
pembentukan pilar kepribadian manusia sehingga mendapatkan kehidupan yang ideal.
Kehidupan manusia akan terus berubah sesuai zamannya dan pendidikan akan mengikuti

5
perubahan zaman tersebut. Tentunya perubahan zaman yang meliputi kehidupan manusia
bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor budaya, faktor alam, konflik
masyarakat, dan lainnya.
Adanya sebuah landasan dalam pendidikan akan membantu menjaga eksistensi
pendidikan dalam gesekan perubahan zaman. Pendidikan sejatinya adalah hak dasar
manusia dan kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat, sehingga dibutuhkan
landasan sebagai tumpuan atas tujuan pendidikan itu sendiri. Menguasai landasan-
landasan pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang pendidik agar dapat menyelenggarakan pembelajaran dengan
efektif dan profesional. Landasan-landasan yang harus dikuasai oleh seorang pendidik
meliputi landasan filosofis, historis, politik, ekonomi, psikologis, sosiologis, antropologis,
dan komparatif. Dalam konteks ini pendidikan dapat dimaknai sesuai dengan prinsip-
prinsip yang dijiwai dari masing-masing landasan ini.
Landasan filosofis pendidikan perlu dikuasai oleh para pendidik karena
pendidikan bersifat normatif, sehingga diperlukan asumsi yang bersifat normatif pula.
Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat normatif itu antara lain dapat bersumber dari
filsafat. Landasan filosofis pendidikan yang bersifat preskriptif dan normatif akan
memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya di dalam pendidikan atau apa yang
dicita-citakan dalam pendidikan. Namun pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui
pendekatan ilmiah yang bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang
pula secara holistik. Adapun kajian pendidikan secara holistik dapat diwujudkan melalui
pendekatan filosofis.
B. Rumusan Masalah

I. Adapun permasalahan
yang akan dikaji dalam
makalah ini dapat
dirumuskan
J. sebagai berikut:

6
K. 1. Apa pengertian dan
karakteristik landasan
filosofis pendidikan?
L. 2. Bagaimanakah
konsep landasan
pendidikan menurut
berbagai aliran filsafat
dan
M. implikasinya terhadap
pendidikan?
N. 3. Bagaimanakah
landasan filosofis
pendidikan di Indonesia?
1. Apa pengertian dan karakteristik landasan filosofis pendidikan?
2. Bagaimanakah konsep landasan pendidikan menurut berbagai aliran filsafat
dan implikasinya terhadap pendidikan?
3. Bagaimanakah landasan filosofis pendidikan di Indonesia?
4. Bagaimana sistem pendidikan negara uzbekistan?
C. Tujuan

7
1. Mengetahui pengertian dan karakteristik landasan filosofis pendidikan.
2. Mengetahui dan memahami konsep landasan filosofis pendidikan menurut berbagai
aliran filsafat dan implikasinya terhadap pendidikan
3. Memahami landasan filosofis pendidikan nasional
4.Untuk Mengetahui Sistem Pendidikan di Negara Uzbekistan
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Landasan Filosofis Pendidikan


Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah Landasan diartikan sebaagai
alas, dasar atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar dikenal pula
sebagai fondasi. Mengacu pada pengertian tersebut, landasan dapat diartikan
sebagai suatu alas, dasar atau pijakan dari suatu hal, suatu titik tumpu atau titik
tolak dari sesuatu hal atau fondasi tempat berdirinya sesuatu hal.
Berdasarkan sifat wujudnya terdapat dua jenis landasan, yaitu landasan yang
bersifat material, seperti landasan pacu pesawat dan fondasi bangunan kemudian
landasan yang bersifat konseptual seperti Pancasila dan UUD RI Tahun 1945.
Landasan pendidikan merupakan landasan yang bersifat konseptual yang pada
dasarnya identik dengan asumsi, yaitu suatu gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapt
atau pernyataan yang sudah dianggap benar, uag ditajadikan titik tolak dalam
rangka berpikir (melakukan studi) dan/ atau dalam rangka bertindak (melakukan
praktik).
Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun
kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran
maupun pelatihan. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan
manusia ideal yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut.
Contoh manusia ideal yang menjadi tujuan pendidikan tersebut antara lain,
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, cerdas, terampil dan seterusnya. Oleh karena itu,
pendidikan bersifat normatif dan dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan harus
dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh, sehingga jelas
tujuannya, tepat isi kurikulumnya, serta efisien dan efektif cara-cara pelaksanaannya
B. Landasan Filosofis Idealisme
1. Konsep umum filosofi ifealisme
Idealisme merupakan aliran filsafat yang berpendapat bahwa objek
pengetahuan yang sebenarnya adalah ide. Menurut penganut idealisme, realitas pada
hakikatnya diturunkan dari suatu substansi yang fundamental yaitu pikiran/ jiwa/ roh.
Benda-benda yang bersifat material yang tampak nyata, sesungguhnya diturunkan
dari pikiran. Pandangan metafisika idealisme diekspresikan oleh Parmenides, filsuf
dari Elea (Yunani Purba) dengan kalimat “What cannot be thought cannot be real”
apa yang tidak dapat dipikirkan tidaklah nyata. Oleh karena itu, keberadaan sesuatu
tergantung kepada pikiran/ide/ jiwa.

8
Sejalan dengan hal diatas, idealisme berpandangan bahwa hakikat manusia
bukanlah fisiknya melainkan pikiran atau jiwanya. Manusia adalah makhluk
berpikir, mampu memilih atau bebas, hidup dengan suatu moral yang jelas dan
bertujuan. Pikiran merupakan suatu wujud yang mampu menyadari dunianya, bahkan
sebagai pendorong dan penggerak semua tingkah laku. Oleh karena itu, manusia
memiliki bakat kemampuan masing-masing yang megimplikasikan status,
kedudukan dan peranannya dalam masyarakat. Berkaitan dengan hakikat
pengetahuan, idealisme berpandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui
indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena dunia bersifat tiruan yang
menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Pengetahuan yang benar hanyalah hasil
akal pikiran, karena akal mampu membedakan antara bentuk spiritual dan benda-
benda material. Menurut pandangan idealisme, nilai itu hakikatnya adalah tetap dan
absolut. Nilai tidak diciptakan oleh manusia, melainkan merupakan bagian dari alam
semesta.
2. Implikasi Filosofi Idealisme dan Pendidikan
Hakikat realitas, manusia, pengetahuan dan nilai pada filosofi idealisme yang
telah diuraikan diatas memberi sumbangan besar terhadap perkembangan teori
pendidikan. Power dalam uyoh) mengemukakan implikasi filosofi idealisme dalam
pendidikan sebagai berikut.
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan penddikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan pribadi
peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan bertujuan untuk membantu
pengembangan karakter serta mengembangkan bakat manusia dan kebajikan
sosial (Edwatd J Power). Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka
pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan
bakatnya masing-masing. Dengan demikian, kedudukan, jabatan, fungsi dan
tanggung jawab setiap orang dalam masyarakat atau negara akan menjadi
teratur sesuai dengan asas “the right man on the right place”, dan lebih jauh
lagi agar manusia hidup sesuai nilai dan norma yang diturunkan dari Yang
absolut.
b. Kurikulum Pendidikan
Demi mencapai tujuan pendidikan tersebut, kurikulum pendidikan idealisme
berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional (praktis).
Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan rasional
dan moral, sedangkan pendidikan vokasional untuk pengembangan
kemampuan suatu pekerjaan. Kurikulum disusun menurut mata pelajaran
dan berpusat pada materi pelajaran. Isi kurikulum harus merupakan nilai-
nilai kebudayaan yang esensial dalam segala zaman, sehingga cenderung
berlaku sama untuk semua peserta didik.
c. Metode Pembelajaran
Metode mengajar hendaknya mendorong siswa memperluas cakrawala;
mendorong berpikir reflektif; mendorong pilihan-pilihan moral pribadi,
memberikan keterampilan-keterampilan berpikir logis; memberikan
kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan

9
sosial; meningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran; dan mendorong
siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia.. Filosofi idealisme
lebih mengutamakan metode dialektika, tetapi tidak menutup
kemungkinan penggunaan metode lain yang efektif dalam mendorong
pembelajaran.
d. Peranan Pendidik dan Peserta Didik
Pendidik harus unggul dalam pengetahuan dan memahami kebutuhan
serta kemampuan peserta didik, dan juga harus mampu menjadi teladan
moral dalam keyakinan dan tingkah lakunya. Guru bertanggung jawab
dalam menciptakan lingkungan pendidikan bagi peserta didik agar peserta
didik dapat bebas mengembangkan kepribadian dan bakatnya.
C. Landasan Filosofis Realisme
1.Konsep Umum Filosofi Realisme
Jika penganut idealisme menekankan pikiran dan jiwa sebagai hakikat
realitas, sebaliknya penganut realisme berpandangan bahwa realitas pada
hakikatnya terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. Realisme membagi realitas
menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui dan realita diluar
manusia yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia. Realisme
mendefinisikan manusia sesuai dengan apa yang dapat dikerjakannya. Pikiran
atau jiwa merupakan organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir.
Namun sekalipun manusia mampu berpikir, manusia juga merupakan baigan
dari alam, sehingga tugas dan tujuan manusia adalah menyesuaikan diri terhadap
hukum-hukum alam, masyarakat dan kebudayaannya.
Pengetahuan pada filosofi realisme pada hakikatnya diperoleh manusia melalui
pengalaman diri dan menggunakan akal dan bersumber dari pengalaman indera.
Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan
fakta atau pengalaman indera (teori korespondensi). Karena manusia merupakan
bagian dari alam, maka manusia harus tunduk kepada hukum-hukum alam, demikian
pula masyarakat. Nilai-nilai individual akan dapat diterima apabila sesuai dengan
hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah
diatur oleh kebiasan atau adat istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.
2. Implikasi filosofi realisme terhadap pendidikan
Implikasi filosofi realisme dalam pendidikan diuraikan sebagai berikut :
a. Tujuan Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya bertujuan agar peserta didik dapat bertahan
hidup di dunia yang bersifat alamiah, memperoleh kemanan dan hidup
bahagia. Dengan memberikan pengetahuan yang esensial kepada peserta
didik, maka mereka akan memperoleh keterampilan-keterampilan yang
penditin untuk memperoleh kemananan dan hidup bahagia. Dengan kata lain,
tujuan pendidikan pada filosofi realisme adalah untuk penyesuaian diri
dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial.
b. Kurikulum Pendidikan

10
Kurikulum dalam realisme
sebaiknya bersifat
komprehensif meliputi
sains,
matematika, nilai-nilai
moral dan kemanusiaan.
Realisme meyakini bahwa
hal-hal
tersebut merupakan
pengetahuan esensial yang
harus dikuasai oleh peserta
didik
agar dapat menyesuaikan
diri dan menjadi bagian dari
masyarakat.

11
Kurikulum yang baik
disusun menurut mata
pelajaran dan berpusat pada
materi
pelajaran. Materi pelajaran
hendaknya disusun menurut
prinsip-prinsip psikologis
tentang belajar, dan
dimulai dari yang bersifat
sederhana menuju yang
lebih
kompleks
Kurikulum dalam realisme sebaiknya bersifat komprehensif meliputi
sains, matematika, nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Realisme meyakini
bahwa hal-hal tersebut merupakan pengetahuan esensial yang harus dikuasai
oleh peserta didik agar dapat menyesuaikan diri dan menjadi bagian dari
masyarakat. Kurikulum yang baik disusun menurut mata pelajaran dan
berpusat pada materi pelajaran. Materi pelajaran hendaknya disusun menurut
prinsip-prinsip psikologis tentang belajar, dan dimulai dari yang bersifat
sederhana menuju yang lebih kompleks
c. Metode Pembelajaran

12
Pada realisme, pembelajaran bergantung pada pengalaman, baik
pengalaman langsung maupun tidak langsung, sehingga kedua-duanya perlu
disajikan kepada peserta didik. Metode penyajian hendaknya bersifat logis dan
psikologis. Metode mengajar disarankan berbentuk ceramah dan tanya jawab.
Evaluasi merupakan aspek penting dalam pembelajaran. Evaluasi perlu
sering dilakukan dengan berbagai bentuk agar dapat mengukur secara tepat
pemahaman para siswa tentang materi-materi yang dianggap esensial.
d. Peranan pendidik dan Peserta didik
Pendidik merupakan pengelola kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
(teacher-centered). Pendidik berperan sebagai penguasa pengetahuan,
menguasai keterampilan teknik-teknik mengajar dengan kewenangan
membentuk prestasi peserta didik. Pendidik bertugas untuk menentukan
materi pelajaran, dan memanfaatkan minat peserta didik yang berhubungan
dengan mata pelajaran agar menjadi pelajaran menjadi pengalaman yang
konkrit bagi peserta didik. Peserta didik berperan untuk menguasai
pengetahuan yang diandalkan, taat pada aturan dan berdisiplin.
D. Landasan Filosofis Pendidikan Nasional: Pancasila
Bangsa Indonesia memiliki landasan filosofis pendidikan tersendiri dalam
sistem pendidikan nasionalnya, yaitu Pancasila. Hal ini dinyatakan dalam
Pasal 2 Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai
wujud bangsa dan sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal dari
setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan. Dengan kata lain, Pancasila
merupakan sumber sistem nilai dalam pendidikan.
1.Konsep Umum Filosofi Pendidikan Pancasila
Bangsa Indonesia meyakini bahwa realitas tidaklah ada dengan sendirinya,
melainkan sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa
hakikat hidup bangsa Indonesia adalah berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan
perjuangan yang didorong oleh keinginan luhur untuk mencapai dan mengisi
kemerdekaan. Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
eksistensinya manusia berdimensi individualistas, sosialitas kultural, noralitas dan
religius. Pancasila mengajarkan bahwa eksistensi manusia bersifat mono-pluralis
tetapi bersifat integral, artinya bahwa manusia yang serba dimensi itu hakikatnya
adalah satu kesatuan utuh. Filosofi pancasila meyakini bahwa segala
pengetahuan hakikatnya bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia dapat
memperoleh pengetahuan melalui keimanan, berpikir, pengalaman empiris,
penghayatan dan intuisi. Kebenaran pengetahuan ada yang bersifat mutlak
kebenarannya atas dasar keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ada yang
bersifat relatif, yang diuji kebenarannya melalui uji konsistensi logis ide-idenya,
kesesuaian dengan data atau fakta empiris dan nilai kegunaannya bagi
kesejahteraan manusa dengan mengacu kepada kebenaran dan nilai-nilai yang bersifat
mutlak. Sumber Pertama segala nilai hakikatnya adalah Tuhan Yang Maha Esa.

13
Karena manusia adalah makhluk Tuhan, pribadi/individual dan sekaligus insan
sosial, maka hakikat nilai diturunkan dari Tuhan YME, masyarakat dan individu.
2. Implikasi Terhadap Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 UU RI No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Sebagai usaha sadar dan
terencana, pendidikan tentunya harus mempunyai dasar dan tujuan yang jelas,
sehingga dengan demikian baik isi pendidikan maupun cara-cara
pembelajarannya dipilih, diturunkan dan dilaksanakan dengan mengacu kepada dasar
dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Upaya pendidikan harus dipandang
sebagai upaya pemberdayaan peserta didik dalam mengembangkan potensi
dirinya. Pendidikan hendaknya diselenggarakan sejak dini, pada setiap tahapan
perkembangan hingga akhir hayat. Sebab itu, pendidikan hendaknya diselenggarakan
baik pada jalur pendidikan informal, formal, maupun nonformal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya.
a. Tujuan Pendidikan

Pandangan Pancasila
tentang hakikat realitas,
manusia, pengetahuan dan
hakikat
nilai mengimplikasikan
bahwa pendidikan
seyogyanya bertujuan
untuk

14
berkembangnya potensi
peserta didik agar
menjadi manusia yang
beriman dan
bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu,
cakap,
kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara
yang demokratis serta
bertangung
jawab. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 3
UU RI No. 20 Tahun 2003

15
Tentang sistem
Pendidikan Nasional.
Pendidikan
diselenggarakan demi
berkembangnya seluruh
potensi peserta didik dalam
konteks keseluruhan
dimensi
kehidupannya secara
integral.
Pandangan Pancasila tentang hakikat realitas, manusia, pengetahuan dan
hakikat nilai mengimplikasikan bahwa pendidikan seyogyanya bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertangung jawab. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam
Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan diselenggarakan demi berkembangnya seluruh potensi peserta
didik dalam konteks keseluruhan dimensi kehidupannya secara integral.
b. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan peningkatan
iman dan takwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan
lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia
kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika

16
perkembangan global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud di
atas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (Pasal 36 UU RI No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
c. Metode Pembelajaran
Tidak ada satu metode pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan
metode lainnya dalam konteks pendidikan. Berbagai metode pembelajaran
yang ada merupakan alternatif untuk diaplikasikan.. Pemilihan dan
aplikasi metode pendidikan hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan tujuan pendidikan yang hendak dicapai, hakikat
manusia atau peserta didik, karakteristik isi/materi pendidikan, dan fasilitas
alat bantu pendidikan yang tersedia.
d. Peran Pendidik dan Peserta didik
Terdapat berbagai peranan pendidik dan peserta didik yang harus
dilaksanakan., namun pada dasarnya berbagai peranan tersebut tersurat
dan tersirat dalam semboyan: “ing ngarso sung tulodo” artinya pendidik
harus memberikan atau mejadi teladan bagi peserta didiknya; “ing madya
mangun karso”, artinya pendidik harus mampu membangun karsa pada diri
peserta didiknya; dan” tut wuri handayani” artinya bahwa sepanjang tidak
berbahaya pendidik harus memberi kebebasan atau kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar mandiri.
E. Sistem Pendidikan Negara uzbekistan
a. Sejarah dan Geografi Uzbekistan
Uzbekistan adalah sebuah negara di Asia Tengah. Negara ini terletak
di antara Kazakhstan, Tajikistan, Kyrgyzstan, Turkmenistan, dan Afghanistan.
Uzbekistan merupakan salah satu negara terbesar di kawasan Asia Tengah
dengan luas wilayah sekitar 448.978 kilometer persegi. Sejarah Uzbekistan
kaya dengan budaya dan warisan sejak dulu kala. Pada Abad Pertengahan,
Uzbekistan merupakan bagian dari Jalur Sutra yang merupakan rute
perdagangan penting antara Timur Tengah dan Asia Tengah. Selama masa
kejayaannya, negara ini diperintah oleh dinasti-dinasti seperti Sogdia,
Samanid, dan Timurid. Kemudian, pada abad ke-19, Uzbekistan menjadi
bagian dari Kekaisaran Rusia dan kemudian menjadi salah satu republik dalam
Uni Soviet.
b. Perbandingan Luas Negara Uzbekistan dengan Negara indonesia
Luas negara Uzbekistan memang lebih kecil jika dibandingkan dengan
beberapa negara di dunia, namun wilayahnya tetap signifikan dengan luas
448.978 kilometer persegi. Meskipun hanya berada di peringkat ke-56 dari
seluruh negara di dunia berdasarkan luas wilayah, Uzbekistan masih memiliki
ciri khas yang membedakannya dari negara lain di kawasan.
Salah satu perbandingan yang menarik adalah dengan negara
tetangganya, Kazakhstan, yang memiliki luas wilayah sebesar 2.724.900
kilometer persegi. Perbandingan ini menunjukkan bahwa Kazakhstan memiliki

17
luas 6 kali lebih besar daripada Uzbekistan. Meskipun demikian, Uzbekistan
tetap menjadi negara yang memiliki luas wilayah yang signifikan di kawasan
Asia Tengah.
Negara-negara lain yang juga memiliki luas wilayah yang lebih besar
dari Uzbekistan antara lain Rusia dengan luas 17.098.214 kilometer persegi,
Kanada dengan luas 9.985.000 kilometer persegi, Amerika Serikat dengan luas
9.826.675 kilometer persegi, dan China dengan luas 9.596.961 kilometer
persegi. Perbandingan ini menunjukkan bahwa Uzbekistan memang lebih kecil
daripada negara-negara tersebut, namun tetap memiliki peran penting dalam
geopolitik regional.Tidak hanya luas wilayah, perbandingan juga dapat
dilakukan dari segi populasi. Uzbekistan memiliki jumlah penduduk sekitar 34
juta jiwa, sehingga dapat dikategorikan sebagai negara dengan populasi yang
cukup besar di kawasan tersebut. Namun, jika dibandingkan dengan negara-
negara seperti China yang memiliki populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, atau
Amerika Serikat dengan populasi sekitar 331 juta jiwa, maka populasi
Uzbekistan masih tergolong kecil.
Meskipun demikian, Uzbekistan tetap menjadi negara yang memiliki
keunikan dan keistimewaan sendiri. Dengan sejarah dan budaya yang kaya,
serta keindahan alam yang belum terjamah, Uzbekistan menjadi destinasi
wisata yang menarik untuk dikunjungi. Berbagai tempat bersejarah seperti
kota Samarkand, Bukhara, dan Khiva menyimpan kekayaan arsitektur Timur
Tengah yang memukau. Jadi, meskipun memiliki luas wilayah yang lebih
kecil daripada beberapa negara di dunia, Uzbekistan tetap merupakan negara
yang memiliki keunggulan dan potensi yang tidak boleh diabaikan. Dengan
kekayaan alam, sejarah, dan budaya yang dimilikinya, Uzbekistan menjadi
negara yang menarik untuk dijelajahi dan dikunjungi
c. Pengaruh Luas Negara Uzbekistan terhadap Pendidikan
Luas negara Uzbekistan yang mencapai 448.978 kilometer persegi
sangat berpengaruh terhadap perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di
dalamnya. Faktor utama yang dipengaruhi oleh luas negara ini adalah
infrastruktur dan aksesibilitas pendidikan di Uzbekistan. Melalui artikel ini,
kita akan menggali lebih dalam pengaruh luas negara Uzbekistan terhadap
pendidikan dan dampaknya pada masyarakat Uzbekistan
d. Infrastruktur Pendidikan

18
Luasnya wilayah negara Uzbekistan mempengaruhi perencanaan
infrastruktur pendidikan yang ada di negara ini. Dengan adanya luas yang
besar, pemerintah Uzbekistan harus memastikan bahwa semua wilayah di
negara ini tercakup oleh sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Oleh
karena itu, diperlukan investasi dalam pembangunan sekolah dan universitas
yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Uzbekistan.
Perencanaan infrastruktur pendidikan yang baik akan memastikan
bahwa setiap warga negara Uzbekistan memiliki akses yang mudah dan setara
terhadap layanan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah. Dengan
adanya infrastruktur pendidikan yang memadai, masyarakat Uzbekistan dapat
mengakses pendidikan dengan lebih baik sehingga meningkatkan kualitas
hidup mereka.
e. Aksesibilitas Pendidikan
Luasnya negara Uzbekistan juga berdampak pada aksesibilitas
pendidikan di negara ini. Wilayah-wilayah terpencil dan jauh dari perkotaan
mungkin menghadapi kesulitan dalam mengakses layanan pendidikan. Namun,
pemerintah Uzbekistan menyadari pentingnya memberikan kesempatan
pendidikan kepada semua warga negara, tanpa memandang lokasi atau jarak
tempat tinggal.
Untuk mengatasi permasalahan aksesibilitas tersebut, pemerintah
Uzbekistan telah mengambil berbagai langkah strategis. Mereka membangun
sekolah-sekolah pedalaman atau menyediakan transportasi gratis bagi siswa
yang tinggal di daerah terpencil. Selain itu, pemerintah juga bekerja sama
dengan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa semua anak-anak
mendapat kesempatan pendidikan yang layak, tanpa harus terhalang oleh
faktor geografis.

19
Pengaruh luas negara Uzbekistan terhadap pendidikan memiliki
dampak yang signifikan pada masyarakat Uzbekistan. Dengan adanya
infrastruktur dan aksesibilitas pendidikan yang terjamin, masyarakat
Uzbekistan memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan
berkualitas. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi mereka
secara maksimal.Lebih banyak individu yang memiliki pendidikan yang baik
akan memberikan sumbangsih yang positif bagi pembangunan sosial dan
ekonomi negara. Masyarakat Uzbekistan akan menjadi lebih terdidik,
produktif, dan mampu berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan negara
mereka. Selain itu, pendidikan yang lebih baik juga akan membantu
mengurangi kesenjangan sosial serta meningkatkan kesadaran akan hak-hak
dan nilai-nilai kemanusiaan.
Secara keseluruhan, luas negara Uzbekistan memainkan peran penting
dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di dalamnya. Melalui
investasi dalam infrastruktur dan peningkatan aksesibilitas pendidikan, masa
depan pendidikan di Uzbekistan akan semakin cerah. Masyarakat Uzbekistan
akan menerima manfaat yang positif dari perhatian pemerintah terhadap
pengembangan pendidikan di negara mereka.

BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan .
Di indonesia pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud bangsa
dan sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal dari setiap keputusan dan
tindakan dalam pendidikan. Dengan kata lain pancasila sebagai sumber sistem nilai
dalam pendidikan.
Luas negara Uzbekistan juga berperan dalam mendukung pembangunan infrastruktur
dan pengembangan sektor pendidikan. Dengan wilayah yang luas, pemerintah
Uzbekistan memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyediakan akses
pendidikan yang merata bagi seluruh penduduknya. Meskipun terdapat tantangan
dalam mengembangkan pendidikan di wilayah yang luas, pemerintah Uzbekistan
terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperluas
jangkauan dan meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan di seluruh wilayah.

Perbandingan luas negara Uzbekistan dengan negara indonesia juga


memberikan wawasan yang penting dalam memahami posisi geopolitik Uzbekistan di
tingkat regional dan global. Uzbekistan memiliki luas wilayah yang cukup besar jika
dibandingkan dengan negara-negara tetangganya seperti Kazakhstan, Turkmenistan,
Tajikistan, dan Kyrgyzstan. Perbandingan ini dapat memberikan informasi tentang
kekuatan dan potensi Uzbekistan dalam hal sumber daya alam, pertanian, dan sektor
ekonomi lainnya. Dengan luas wilayah yang besar, Uzbekistan memiliki banyak
potensi untuk berkontribusi dalam berbagai bidang seperti perdagangan, energi,
pariwisata, dan investasi.

20
Pengaruh luas negara Uzbekistan juga dapat dirasakan dalam sektor pendidikan.
Dalam konteks pendidikan, luas wilayah Uzbekistan memberikan tantangan dalam
upaya menyediakan akses pendidikan yang merata, terutama di daerah pedesaan atau
jauh dari pusat perkotaan. Pengaruh luas wilayah juga dapat terlihat dalam
kesenjangan pendidikan, di mana daerah-daerah yang jauh dari pusat perkotaan
mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan fasilitas pendidikan yang
memadai.

B. Saran
Disarankan bagi pembaja untuk mengkaji lebih lanjut berbagai landasan
filosofis pendidikan yang ada agar dapat memahami, memilah dan memilih gagasan-
gagasannya yang positif dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai pancasila untuk
diambil hilmahnya demi pengembangan dan memperkaya pendidikan

Berdasarkan uraian pada kesimpulan, maka penulis mengemukakan beberapa


saran, antara lain untuk meninkatkan pengentahuan konsep sistem pendidikan dapat
dilakukan dengan cara melalui pengunaan media belajar yang tepat agar dapat
membantu generasi-generasi muda untuk meraih dan mencapai cita-cita dan masa
depan mereka dan mudah mendapatkan ilmu dimanapun dan kapan pun dan dinegara
mana pun walaupun negera tersebut terpencil

DAFTAR PUSTAKA

https://www.eduspensa.id/luas-negara-uzbekistan/https://www.eduspensa.id/luas-negara-
uzbekistan/https://www.eduspensa.id/luas-negara-uzbekistan/https://www.eduspensa.id/luas-
negara-uzbekistan/
Dewey,J. (2012). Democracy and Education, An Introduction to The Philosophy of
Education.Garfield Heights : Duke Classics
Dr.Y.Suyitno,M. (2009). Landasan Filosofis Pendidikan Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Halim, A(2013). Landasan Filosofi pendidikan Padagogy,49-54
INDONESIA,P.R. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sadovnik, Alan R; Cookson, Jr., Peter W.; Semel, Susan F,; Coughland, Ryan W,; (2018)
Exploring Education, An introduction to the foundations of Education (5th ed). New York:
Routledge, Taylor and Francis Group

21

Anda mungkin juga menyukai