Disusun untuk Memenuhi Tugaas Mata Kuliah Pengantar dan Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu:
Maria M. B. Sogen, S.Kom., M.Pd
OLEH :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
judul “Isu-Isu Pendidikan secara Global dan Permasalahannya” ini dengan lancar
tanpa halangan suatu apapun. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pengantar dan Landasan
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
Kupang
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Pendidikan.....................................................................3
B. Macam-Macam Landasan Pendidikan.............................................................4
C. Asas-Asas Pendidikan....................................................................................10
D. Penerapan Landasan Dan Asas-asas Pendidikan...........................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai pilar utama terhadap perkembangan manusia dan
masyarakat perlu memiliki landasan pendidikan agar pendidikan berhasil mewujudkan
visi, misi, dan tujuannya sebagainya yang telah diwariskan secara efektif dan efisien
sesuai jenis dan jenjang pendidikan baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun
pendidikan di masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu hak dasar manusia dan
berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang.
Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara
kita Indonesia agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini mempunyai
fondasi atau pijakan yang sangat kuat. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan
itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan
pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula,
akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan
menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
Landasan pendidikan yang akan dibahas terdiri atas tauhid, hukum, filosofis,
kultural, sosiologis, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikaji
adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, dan kemandirian dalam
belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan?
2. Apa saja macam-macam landasan pendidikan?
3. Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan?
4. Apa sajakah asas-asas pokok pendidikan?
5. Bagaimana penerapan landasan dan asas asas pendidikan di Indonesia?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan.
3. Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan.
4. Untuk mengetahui asas-asas pokok pendidikan.
5. Untuk mengetahui penerapan landasan dan asas asas pendidikan di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula
bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat konseptual
identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi,
yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Landasan Pendidikan merupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam
berkaitannya dengan dunia pendidikan. Penting karena pendidikan merupakan pilar
utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Pendidikan membutuhkan perencanaan dan pelaksanaan dimana yang menjadi dasar
acuannya adalah apa yang menjadi landasan dan asas-asas dari pendidikan.
Berdasarkan pengertian landasan dan pengertian pendidikan seperti penjelasan
di atas, maka pengertian “landasan pendidikan” adalah asumsi yang menjadi fondasi
dan rangka pijakan atau titik tolak dalam rangka latihan atau praktik pendidikan studi
pendidikan, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sendiri.Pengertian landasan
dikaitan dengan pendidikan menjadi penting karena landasan dalam pendidikan ialah
sebagai acuan konsep, prinsip, teori bagi para pendidik atau guru, dalam rangka
melaksanakan praktik pendidikan dan studi pendidikan.
3
B. Macam-Macam Landasan Pendidikan
4
5) Filosofi memaparkan penjelasan dengan uraian yang detail misalnya alasan
mengapa sesuatu terjadi.
6) Pemikirannya menggunakan kajian yang diteliti secara cermat dan rinci, termasuk
konsep dasarnya sehingga dari konsep tersebut dikembangkan pemikiran tentang
dunia dan kehidupan.
7) Memberikan penilaian terhadap segala persoalan yang ada dengan sungguh-
sungguh. Bahkan dari hasil filosofi yang telah dibuat perlu dilakukan evaluasi
kembali dengan maksud untuk memastikan dan mendekati kebenaran.
8) Kajian mengenai filosofi berupa perumpamaan, pengandaian, dan rekaan. Hal
tersebut untuk mengeksplor persoalan dengan lebih luas dan tanpa batas.
5
Berdasarkan penjelasan diatas, bisa dikemukakan bahwa faktor filosofis
berkaitan erat dengan pembentukan manusia yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Landasan filosofis sebagai salah satu fondasi dalam pelaksanaan pendidikan
berhubungan dengan sistem nilai. Sistem nilai merupakan pandangan seseorang
tentang “sesuatu” yang berkaitan dengan arti kehidupan (pandangan hidup). Bagi
bangsa Indonesia, pandangan hidupnya adalah Pancasila. Pancasila sebagai landasan
filosofis pendidikan mempunyai makna bahwa, dalam merumuskan pendidikan harus
dijiwai dan didasarkan pada Pancasila, sistem pendidikan nasional haruslah
berlandaskan Pancasila, hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan,
sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila.
2. Landasan Sosiologis
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya
adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, Hal ini dikarenakan manusia
memiliki akal pikiran atau rasio sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya.
Kemampuan mengembangkan diri itu dilakukan manusia melalui interaksi dengan
lingkungannya, artinya manusia itu melakukan sosialisasi untuk mengembangkan
kemampuannya.
Proses memanusiakan manusia, yakni untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia dalam hal ini proses pendidikan, melibatkan lingkungan sekitar. Dengan
demikian pelaksanaan pendidikan secara nyata merupakan proses sosialisasi
antarsesama manusia melalui interaksi didalam masyarakat, mengingat manusia itu
tidak sendiri.
Sosiologi pendidikan merupakan analisa ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b. Hubungan kemanusiaan.
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
6
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi
sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan
pendidikan semakin meningkat dan komplek. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan
tidak berlangsung dalam keadaan vakum sosial. Dari generasi ke generasi selalu
mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
a. Perubahan Teknologi
Dampaknya: Individu memiliki keterampilan baru, sekolah dituntut agar
lulusannya dapat menyesuaikan perkembangan jaman, Sekolah mulai
menggunakan media pembelajaran yang lebih canggih.
b. Perubahan Demografi (Pertambahan Jumlah Penduduk
Dampaknya: Pengembangan kebijaksanaan pendidikan, pembatasan secara ketat
penerimaan siswa baru, tidak seimbangnya pertambahan penduduk dengan fasilitas
pendidikan.
c. Urbanisasi Dan Sub-Urbanisasi
Dampaknya: Sekolah bertanggungjawab atas penyesuaian diri terhadap penduduk
kota, sekolah berperan dan membantu mekanisme kontrol sosial di masyarakat,
sekolah mempersiapkan lulusannya untuk dapat hidup di kota.
d. Perubahan Politik Masyarakat, Bangsa Dan Negara
Dampaknya: Meningkatnya keterlibatan pemerintahan di dalam kegiatan anggota
masyarakat, berkembangnya saling ketergantungan antar pemerintahan negara.
3. Landasan Kultural
Perkembangan peradaban manusia membawa anggota masyarakat kedalam
usaha untuk melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan
zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru
yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi
dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan
keluarga. Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai proses budaya manusia. Kegiatannya
dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan, dirasakan, dan dikehendaki manusia.
7
Pada hakikatnya manusia sebagai mahkluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan
kebudayaan yang ada. Salah satu cara untuk memelihara kebudayaan adalah melalui
pengajaran. Jadi pendidikan dapat berfungsi sebagai pembawa, pelestari, dan
pengembang kebudayaan.
4. Landasan Psikologis
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu
sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi
oleh alam sekitar. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani.
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis
pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas
berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan
tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia
perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan
anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil
kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang
pendidikan. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan perlakuan
yang sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan.
Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman
belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan
belajar, agar supaya proses penerapan pendidikan tepat sasaran sesuai dengan
kebutuhan.
5. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.
Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati.
Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini, bila dilanggar akan
mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat
diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan
8
kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.
a) Pendidikan menurut Undang-Undang 1945 Undang – Undang Dasar 1945
adalah merupakan hokum tertinggi di Indonesia.Pasal – pasal yang bertalian
dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu
pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang
satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap
warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi :
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajar Pasal
32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan
kebudayaan nasional Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang –
Undang.
b) Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan NasionalTidak
semua pasal akan dibahas dalam buku ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal
penting terutama yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai
acuan untuk mengembangkan pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat
2 dan Ayat 7. Ayat 2 berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada
Pancasila dan Undang – Undang Dasar 45. Undang – undang ini mengharuskan
pendidikan berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada pancasila
dan Undang – Undang dasar 1945, yang selanjutnya disebut kebudayaan
Indonesia saja. Ini berarti teori – teori pendidikan dan praktek – praktek
pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak boleh tidak haruslah berakar
pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7 berbunyi : Tenaga
Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam
penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga
kependidikan adalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga
Kependidikan tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga
kependidikan mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga
pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan,
pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.”
9
6. Landasan Ilmiah Dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam beberapa tahun terakir
ini maju dengan pesat, sebagai buah dari kegiatan penelitian dalam bidang ilmu murni
dan ilmu terapan yang berkembang pesat. Perkembangan ini jelas memberi pengaruh
dan dampak yang sangat kuat pada pelaksanaan pendidikan. Sebagai akibat dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada hakikatnya adalah hasil
kebudayaan umat manusia, maka kehidupan manusia semakin meluas, semakin
meningkat, sehingga tuntutan hidup juga semakin tinggi. Pendidikan harus mampu
mengantisipasi tuntutan hidup ini sehingga pelaksanaan pendidikan mampu
menyiapkan peserta didik untuk dapat hidup wajar sesuai dengan sosial budaya
masyarakat. Selain itu pendidikan juga memiliki peran dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi ini. Dalam konteks inilah kurikulum sebagai isi program
pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan yang ada dan mampu
menjalankan fungsinya juga untuk mempertahankan ilmu pengetahuan dan teknologi
ini bahkan mengembangkannya, tapi perlu diketahui bahwa bukan hanya isi
programnya saja, tetapi pendekatan dan strategi pelaksanaannyapun harus
diperhatikan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah nilai-nilai yang bersumber pada pikiran
dan logika. Sedangkan seni bersumber pada perasaan atau estetika. Mengingat
pendidikan merupakan proses penyiapan peserta didik dalam menghadapi perubahan
zaman, termasuk didalamnya perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(IPTEKS) maka pengembangan pendidikan harus mengacu kepada pengembangan
IPTEKS itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat mengetahui hubungan antara ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan pendidikan, diamana diantara keduanya ada suatu
hubungan timbal balik, yaitu kemajuan pendidikan diarahkan untuk kemajuan IPTEK
dan perkembangan IPTEK akan berpengaruh pada perkembangan pendidikan.
C. Asas-Asas Pendidikan
10
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut adalah
1. Asas pendidikan seumur hidup
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari
sisi lain dari pendidikan seumur hidup (life long education). Dalam latar
pendidikan seumur hidup, prosese pembelajaran di sekolah seyogianya
mengemban tugas sekurang-kurangnya dua misi, yakni membelajarkan peseta
didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan meningkatkan kemauan
dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dan belajar sepanjang hayat.
Ditinjau dari pendidikan sekolah, masalahnya adalah bagaimana mernacang
dan mengimplementasikan suatu program belajar-mengajar sehingga
mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat. Dengan kata lain, terbentuk
manusia dan masyarakat yang mau dan mampu terus menerus belajar.
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus
dirancang dan dimplementasi dengan memerhatikan dua dimensi sebagai
berikut :
a) Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi: keterkaitan antara
kurikulum dengan masa depan peserta didik, termasuk relevansi bahan ajar
dengan masa depan dan pengintegrasian maslaah kehidupan nyata ke dalam
kurikulum. Kurikulum dan perubahan sosial kebudayaan, kurikulum
seyogianya memungkinkan antisipasi terhadap perubahan sosial
kebudayaan. The forecasting curriculum, yakni perancangan kurikulum
berdasarkan suatu pronosis, baik tentang perilaku peserta didik pada saat
menamatkan sekolahnya, pada saat ia hidup dalam sistem yang telah
berubah di masa depan. Keterpaduan bahan ajar dan pengorganisasiaan
yang sedang dipelajari dengan penguasaan kerangka dasar untuk
memperoleh keterpaduan ide bidang studi. Penyiapan untuk memikul
tanggung jawab, baik tentang dirinya sendiri maupun bidang
sosial/pekerjaan, agar kelak dapat membangun dirinya sendiri dan bersama-
11
sama membangun masyarakatnya. Pengintegrasian dengan pengalaman
yang telah dimiliki peserta didik, yakni pengalaman di keluarga untuk
pendidikan dasar dan demikian seterusnya. Untuk mempertahankan
motivasi belajar secara permanen, peserta didik harus melihat kemanfaatan
yang akan didapatnya dengan tetap mengikuti pendidikan itu, seperti
kesempatan yang terbuka baginya, mobilitas pekerjaan, pengembangan
kepribadiannya, dan sebagainya.
b) Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah, yakni keterkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah, yaitu:
kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah; kehidupan di luar
sekolah menjadi objek refleksi teoretis di dalam bahan ajaran di sekolah,
sehingga peserta didik lebih memahami persoalan pokok yang terdapat di
luar sekolah dijadikan tempat empiris, sehingga kegiatan belajar mengajar
terjadi di dalam dan di luar sekolah. Melibatkan orangtua dan masyarakat
dalam proses belajar mengajar terjadi dalam kegiatan belajar mengajar, baik
sebagai narasumber dalam kegiatan belajar di sekolah maupun dalam
kegiatan belajar di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memerhatikan kedua dimensi
itu akan mendekatkan peserta didik dengan sumbe belajar yang ada
disekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang
tersedia itu memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Dan
masyarakatnya yang memiliki semangat belajar sepanjang hayat akan menjadi
suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society).
2. Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan
oleh Ki Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan
nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan
yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh dan dorongan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dimana pendidik didepan
12
dan member contoh dan Ing Madyo Mangun Karso dimana pendidik berada
ditengah dan memberi dukungan dan semangat.
Ketiganya semboyan tersebut telah menjadi satu kesatuan asas, yakni:
a) Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh)
b) Ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak,
hasrat atau motivasi), dan
c) Tut wuri handayani (Jika dibelakang, mengikuti dengan awas).
Asas tut wuri handayani merupakan konseptualisasi konsep tujuh Asas
Perguruan Nasional Taman Siswa yang lahir pada tanggal 3 Juli 1922 yang
merupakan asas perjuangan untuk menghadapi Pemerintah Kolonial Belanda.
Ketujuh asas tersebut secara singkat disebut “Asas 1992” adalah sebagai
berikut:
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat persatuan dalam peri kehidupan umum.
2) Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah, yang lahir
dan batin dapat memerdekan diri.
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat.
5) Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun
batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan
apa pun dari siapa pun yang mengikat baik berupa ikatan lahir maupu ikatan
batin.
6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak
harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
7) Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keihklasan lahir dan batin
untuk mengorbankan segala kepentingan prbadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
Asas ini pulalah yang mendorong Taman Siswa untuk mengganti sistem
pendidikan cara lama yang menggunakan perintah, paksaan dan hukuman
sistem khas Taman Siswa yang didasarkan pada perkembangan kodrati. Dari
13
asas ini pulalah lahir “Sistem Among” dimana guru memperoleh sebutan
“pamong”, yaitu sebagai pemimpin yang berdiri di belakang sengan semboyan
tut wuri handayani, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan
anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus menerus dicampuri, diperintah
atau dipaksa. Jadi, “Sistem Among” adalah cara pendidikan yang dipakai
dalam sistem Taman Siswa dengan maksud mewajibkan pada guru supaya
mengingatkan kodrat-idradatnya pada siswa dengan tidak melupakan segala
keadaan yang mengelilinginya.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian
dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu
siap untuk ulur tangan bila diperlukan. Perwujudan asas kemandirian dalam
belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan
motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih
kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa
Aktif).
14
pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan
baik didalam negeri maupun diluar negeri
3. usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan
agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkualitas melalui pendidikan,
4. usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin
meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana
pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani,
5. pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan
masyarakat yang bertujuan untuk: (a) meningkatkan sumber penghasilan keluarga
secara layak dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara
belajar, (b) menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya,
6. usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme,
kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur,
7. Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa. Sesuai dengan uraian diatas
secara singkat dapat dikemukakan: dalam menghadapi masalah peningkatan
sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga
kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan
8. Setiap peserta didik diberikan kesempatan belajar yang luas. Setiap individu dapat
memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati di semua jenis, jalur, dan
jenjang pendidikan yang ada. Oleh karena itu mereka memiliki tanggung jawab
penuh terhadap pendidikannya sendiri. Di sisi lain, pemerintah juga memberikan
kesempatan yang sama untuk dapat menempuh pendidikan dan keterampilan. Bagi
mereka yang memiliki kelainan atau cacat fisik dan mental tetap memperoleh
pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kelainan yang dimiliki. Selain itu
pemerintah juga sudah mengupayakan terjadinya pemerataan pendidikan di
seluruh penjuru Indonesia, meski belum semua rata tetapi usaha yang ditunjukkan
pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah sudah menerapkan asas ini.
15
9. penerapan yang dilakukan Merujuk pada kemandirian belajar, bahwa setiap peserta
didik diberikan kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilannya secara
mandiri sesuai dengan apa yang diinginkan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi manusia, yakni perilaku
dan pengetahuan. Dalam proses pelaksanaan pendidikan memerlukan suatu acuan atau
pijkan yang menjadi pedoman, dalam hal ini landasan dan asas-asas pendidikan.
Landasan pendidikan adalah suatu dasar yang menjadi pijakan dalam
pelaksanaan pendidikan sebagai suatu sistem, landasan pendidikan yaitu landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, landasan kultural dan landasan
iliah dan teknologis. Asas pendidikan adalah suatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Asas-asas pendidikan antaralain, asas tut wuri handayani, asas pendidikan seumur
hidup, asas kemandirian, asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional
dan wawasan nusantara, asas bhineka tunggal ika, asas keselarasan, keserasian dan
keseimbangan, asas mobilitas, efisiensi, dan efektivitas, asas semesta, yang artinya
pendidikan itu menyeluruh dan terpadu.
Agar terwujudnya pendidikan yang berkualitas pengaplikasian landasan dan
asas-asas pendidikan harus dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlandaskan pada
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
B. Saran
Kita sebagai penerus bangsa hendaknya selalu menerapkan pendidikan sesuai
dengan landasan dan asas-asas pendidikan serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kita perlu mengetahui apa yang menjadi dasar dari pendidikan itu sendiri
agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://educhannel.id/blog/artikel/asas-asas-pendidikan-nasional.html
https://books.google.co.id/books?landasan+pendidikan&ots=P+asas+asas
%20pendidikan&f=false
https://saidbloggerq.blogspot.com/2013/05/landasan-dan-asas-asas-pendidikan.html
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/547937/mod_resource/content/1/
Pertemuan%203%20Landasan%20Pendidikan.pdf
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/547937/mod_resource/content/1/
Pertemuan%203%20Landasan%20Pendidikan.pdf
PAGE \* MERGEFORMAT 18