Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ISU-ISU PENDIDIKAN SECARA GLOBAL


DAN PERMASALAHANNYA

Disusun untuk Memenuhi Tugaas Mata Kuliah Pengantar dan Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu:
Maria M. B. Sogen, S.Kom., M.Pd

OLEH :

ANGGI CLEMENTINE (237111039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan

judul “Isu-Isu Pendidikan secara Global dan Permasalahannya” ini dengan lancar

tanpa halangan suatu apapun. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah

satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pengantar dan Landasan

Pendidikan Ibu Maria M. B. Sogen, S.Kom., M.Pd. Penyusun mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah

ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan bagi kita semua.

Kupang

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Pendidikan.....................................................................3
B. Macam-Macam Landasan Pendidikan.............................................................4
C. Asas-Asas Pendidikan....................................................................................10
D. Penerapan Landasan Dan Asas-asas Pendidikan...........................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai pilar utama terhadap perkembangan manusia dan
masyarakat perlu memiliki landasan pendidikan agar pendidikan berhasil mewujudkan
visi, misi, dan tujuannya sebagainya yang telah diwariskan secara efektif dan efisien
sesuai jenis dan jenjang pendidikan baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun
pendidikan di masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu hak dasar manusia dan
berpengaruh besar terhadap kehidupan seseorang.
Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara
kita Indonesia agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini mempunyai
fondasi atau pijakan yang sangat kuat. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan
itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan
pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula,
akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan
menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
Landasan pendidikan yang akan dibahas terdiri atas tauhid, hukum, filosofis,
kultural, sosiologis, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikaji
adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, dan kemandirian dalam
belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan?
2. Apa saja macam-macam landasan pendidikan?
3. Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan?
4. Apa sajakah asas-asas pokok pendidikan?
5. Bagaimana penerapan landasan dan asas asas pendidikan di Indonesia?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan.
3. Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan.
4. Untuk mengetahui asas-asas pokok pendidikan.
5. Untuk mengetahui penerapan landasan dan asas asas pendidikan di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Pendidikan

Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula
bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat konseptual
identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi,
yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Landasan Pendidikan merupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam
berkaitannya dengan dunia pendidikan. Penting karena pendidikan merupakan pilar
utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Pendidikan membutuhkan perencanaan dan pelaksanaan dimana yang menjadi dasar
acuannya adalah apa yang menjadi landasan dan asas-asas dari pendidikan.
Berdasarkan pengertian landasan dan pengertian pendidikan seperti penjelasan
di atas, maka pengertian “landasan pendidikan” adalah asumsi yang menjadi fondasi
dan rangka pijakan atau titik tolak dalam rangka latihan atau praktik pendidikan studi
pendidikan, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sendiri.Pengertian landasan
dikaitan dengan pendidikan menjadi penting karena landasan dalam pendidikan ialah
sebagai acuan konsep, prinsip, teori bagi para pendidik atau guru, dalam rangka
melaksanakan praktik pendidikan dan studi pendidikan.

3
B. Macam-Macam Landasan Pendidikan

Ada lima landasan pendidikan yang patut dipertimbangkan dalam


melaksanakan, pembinaan dan pengembangan pendidikan. Kelima landasan itu adalah
landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis dan
landasan ilmiah dan teknologi.
1. Landasan Filosofis
Sebelum berbicara tentang landasan filosofis, akan dibahas selintas mengenai
pemahaman tentang filsafat, hubungan filsafat bangsa dengan tujuan pendidikan dan
manfaat filsafat pendidikan.
a. Pengertian tentang filsafat
Banyak pengertian tentang filsafat. Plato misalnya, menyebut filsafat
sebagai “ ilmu pengetahuan tentang kebenaran”, sedangkan Socrates menyebut filsafat
sebagai “cara berpikir yang radikal, menyeluruh dan mendasar”, adapun Pytagoras
yang mengindikasikan bahwa filsafat adalah kebijaksanaan. Dari beberapa pandangan
ini disimpulkan bahwa filsafat adalah kebijaksanaan cara berpikir dalam menyikapi
suatu kebenaran didalam kehidupan. Pemahaman lain tentang filsafat adalah sebagai
“sistem nilai”. Artinya filsafat dapat dianggap sebagai pandangan hidup. Bila filsafat
dianggap sebagai pandangan hidup, artinya setiap manusia memiliki sistem nilai
sendiri atau memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda dalam menyikapi
kebenaran didalam mengarungi bahtera kehidupan.
b. Ciri-ciri Filosofi
1) Bersifat universal atau menyeluruh, jadi tidak hanya pada satu pandangan atau
aspek tertentu.
2) Radikal adalah mendasar. Filosofi adalah pemikiran yang dilakukan secara
mendalam sampai ke akarnya sehingga diperoleh hasil yang fundamental.
3) Sistematis atau berurutan. Sesuai dengan pola dengan menggunakan logika
walaupun dapat sebagai asumsi semata.
4) Seorang filosofis selalu memiliki sifat yang mempertanyakan segala hal.

4
5) Filosofi memaparkan penjelasan dengan uraian yang detail misalnya alasan
mengapa sesuatu terjadi.
6) Pemikirannya menggunakan kajian yang diteliti secara cermat dan rinci, termasuk
konsep dasarnya sehingga dari konsep tersebut dikembangkan pemikiran tentang
dunia dan kehidupan.
7) Memberikan penilaian terhadap segala persoalan yang ada dengan sungguh-
sungguh. Bahkan dari hasil filosofi yang telah dibuat perlu dilakukan evaluasi
kembali dengan maksud untuk memastikan dan mendekati kebenaran.
8) Kajian mengenai filosofi berupa perumpamaan, pengandaian, dan rekaan. Hal
tersebut untuk mengeksplor persoalan dengan lebih luas dan tanpa batas.

c. Hubungan Filsafat dengan Tujuan Pendidikans


Dalam bidang pendidikan, filsafat akan mengkaji persoalan yang berkaitan
dengan apa yang ingin diketahui, bagaimana cara mendapatkannya, serta apa nilai
kegunaan pendidikan bagi manusia. Dengan demikian, filsafat pendidikan merupakan
pola pikir filsafat dalam menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
perencanaan dan implementasi pendidikan. Filsafat pendidikan dapat mengarahkan
peserta didik kearah pencapaian tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, filsafat yang
dianut suatu bangsa, atau filasafat kelompok masyarakat, akan mempengaruhi tujuan
pndidikan.
d. Manfaat Filsafat Pendidikan
1) Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan kemana anak didik dibawa.
2) Dengan adanya tujuan pendidikan, yang diwarnai oleh filsafat pendidikan, kita
mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai dalam program
pendidikan.
3) Filsafat pendidikan menentukan cara dan proses untuk mencapai tujuan pendidikan
yang ingin dicapai.
4) Filsafat dan tujuan pendidikan akan memberi kesatuan yang bulat tentang segala
upaya pendidikan yang dilakukan.
5) Memungkinkan para pengelolah pendidikan melakukan penilaian tentang segala
upaya yang telah dilaksanakan dalam implementasi pendidikan.

5
Berdasarkan penjelasan diatas, bisa dikemukakan bahwa faktor filosofis
berkaitan erat dengan pembentukan manusia yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Landasan filosofis sebagai salah satu fondasi dalam pelaksanaan pendidikan
berhubungan dengan sistem nilai. Sistem nilai merupakan pandangan seseorang
tentang “sesuatu” yang berkaitan dengan arti kehidupan (pandangan hidup). Bagi
bangsa Indonesia, pandangan hidupnya adalah Pancasila. Pancasila sebagai landasan
filosofis pendidikan mempunyai makna bahwa, dalam merumuskan pendidikan harus
dijiwai dan didasarkan pada Pancasila, sistem pendidikan nasional haruslah
berlandaskan Pancasila, hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan,
sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila.
2. Landasan Sosiologis
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya
adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, Hal ini dikarenakan manusia
memiliki akal pikiran atau rasio sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya.
Kemampuan mengembangkan diri itu dilakukan manusia melalui interaksi dengan
lingkungannya, artinya manusia itu melakukan sosialisasi untuk mengembangkan
kemampuannya.
Proses memanusiakan manusia, yakni untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia dalam hal ini proses pendidikan, melibatkan lingkungan sekitar. Dengan
demikian pelaksanaan pendidikan secara nyata merupakan proses sosialisasi
antarsesama manusia melalui interaksi didalam masyarakat, mengingat manusia itu
tidak sendiri.
Sosiologi pendidikan merupakan analisa ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b. Hubungan kemanusiaan.
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

6
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi
sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan
pendidikan semakin meningkat dan komplek. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan
tidak berlangsung dalam keadaan vakum sosial. Dari generasi ke generasi selalu
mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
a. Perubahan Teknologi
Dampaknya: Individu memiliki keterampilan baru, sekolah dituntut agar
lulusannya dapat menyesuaikan perkembangan jaman, Sekolah mulai
menggunakan media pembelajaran yang lebih canggih.
b. Perubahan Demografi (Pertambahan Jumlah Penduduk
Dampaknya: Pengembangan kebijaksanaan pendidikan, pembatasan secara ketat
penerimaan siswa baru, tidak seimbangnya pertambahan penduduk dengan fasilitas
pendidikan.
c. Urbanisasi Dan Sub-Urbanisasi
Dampaknya: Sekolah bertanggungjawab atas penyesuaian diri terhadap penduduk
kota, sekolah berperan dan membantu mekanisme kontrol sosial di masyarakat,
sekolah mempersiapkan lulusannya untuk dapat hidup di kota.
d. Perubahan Politik Masyarakat, Bangsa Dan Negara
Dampaknya: Meningkatnya keterlibatan pemerintahan di dalam kegiatan anggota
masyarakat, berkembangnya saling ketergantungan antar pemerintahan negara.
3. Landasan Kultural
Perkembangan peradaban manusia membawa anggota masyarakat kedalam
usaha untuk melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan
zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru
yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi
dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan
keluarga. Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai proses budaya manusia. Kegiatannya
dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan, dirasakan, dan dikehendaki manusia.

7
Pada hakikatnya manusia sebagai mahkluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan
kebudayaan yang ada. Salah satu cara untuk memelihara kebudayaan adalah melalui
pengajaran. Jadi pendidikan dapat berfungsi sebagai pembawa, pelestari, dan
pengembang kebudayaan.
4. Landasan Psikologis
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu
sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi
oleh alam sekitar. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani.
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis
pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas
berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan
tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia
perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan
anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil
kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang
pendidikan. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan perlakuan
yang sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan.
Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman
belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan
belajar, agar supaya proses penerapan pendidikan tepat sasaran sesuai dengan
kebutuhan.
5. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.
Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati.
Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini, bila dilanggar akan
mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat
diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan

8
kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.
a) Pendidikan menurut Undang-Undang 1945 Undang – Undang Dasar 1945
adalah merupakan hokum tertinggi di Indonesia.Pasal – pasal yang bertalian
dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu
pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang
satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap
warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi :
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajar Pasal
32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan
kebudayaan nasional Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang –
Undang.
b) Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan NasionalTidak
semua pasal akan dibahas dalam buku ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal
penting terutama yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai
acuan untuk mengembangkan pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat
2 dan Ayat 7. Ayat 2 berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada
Pancasila dan Undang – Undang Dasar 45. Undang – undang ini mengharuskan
pendidikan berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada pancasila
dan Undang – Undang dasar 1945, yang selanjutnya disebut kebudayaan
Indonesia saja. Ini berarti teori – teori pendidikan dan praktek – praktek
pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak boleh tidak haruslah berakar
pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7 berbunyi : Tenaga
Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam
penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga
kependidikan adalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga
Kependidikan tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga
kependidikan mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga
pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan,
pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.”

9
6. Landasan Ilmiah Dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam beberapa tahun terakir
ini maju dengan pesat, sebagai buah dari kegiatan penelitian dalam bidang ilmu murni
dan ilmu terapan yang berkembang pesat. Perkembangan ini jelas memberi pengaruh
dan dampak yang sangat kuat pada pelaksanaan pendidikan. Sebagai akibat dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada hakikatnya adalah hasil
kebudayaan umat manusia, maka kehidupan manusia semakin meluas, semakin
meningkat, sehingga tuntutan hidup juga semakin tinggi. Pendidikan harus mampu
mengantisipasi tuntutan hidup ini sehingga pelaksanaan pendidikan mampu
menyiapkan peserta didik untuk dapat hidup wajar sesuai dengan sosial budaya
masyarakat. Selain itu pendidikan juga memiliki peran dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi ini. Dalam konteks inilah kurikulum sebagai isi program
pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan yang ada dan mampu
menjalankan fungsinya juga untuk mempertahankan ilmu pengetahuan dan teknologi
ini bahkan mengembangkannya, tapi perlu diketahui bahwa bukan hanya isi
programnya saja, tetapi pendekatan dan strategi pelaksanaannyapun harus
diperhatikan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah nilai-nilai yang bersumber pada pikiran
dan logika. Sedangkan seni bersumber pada perasaan atau estetika. Mengingat
pendidikan merupakan proses penyiapan peserta didik dalam menghadapi perubahan
zaman, termasuk didalamnya perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(IPTEKS) maka pengembangan pendidikan harus mengacu kepada pengembangan
IPTEKS itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat mengetahui hubungan antara ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan pendidikan, diamana diantara keduanya ada suatu
hubungan timbal balik, yaitu kemajuan pendidikan diarahkan untuk kemajuan IPTEK
dan perkembangan IPTEK akan berpengaruh pada perkembangan pendidikan.

C. Asas-Asas Pendidikan

10
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut adalah
1. Asas pendidikan seumur hidup
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari
sisi lain dari pendidikan seumur hidup (life long education). Dalam latar
pendidikan seumur hidup, prosese pembelajaran di sekolah seyogianya
mengemban tugas sekurang-kurangnya dua misi, yakni membelajarkan peseta
didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan meningkatkan kemauan
dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dan belajar sepanjang hayat.
Ditinjau dari pendidikan sekolah, masalahnya adalah bagaimana mernacang
dan mengimplementasikan suatu program belajar-mengajar sehingga
mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat. Dengan kata lain, terbentuk
manusia dan masyarakat yang mau dan mampu terus menerus belajar.
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus
dirancang dan dimplementasi dengan memerhatikan dua dimensi sebagai
berikut :
a) Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi: keterkaitan antara
kurikulum dengan masa depan peserta didik, termasuk relevansi bahan ajar
dengan masa depan dan pengintegrasian maslaah kehidupan nyata ke dalam
kurikulum. Kurikulum dan perubahan sosial kebudayaan, kurikulum
seyogianya memungkinkan antisipasi terhadap perubahan sosial
kebudayaan. The forecasting curriculum, yakni perancangan kurikulum
berdasarkan suatu pronosis, baik tentang perilaku peserta didik pada saat
menamatkan sekolahnya, pada saat ia hidup dalam sistem yang telah
berubah di masa depan. Keterpaduan bahan ajar dan pengorganisasiaan
yang sedang dipelajari dengan penguasaan kerangka dasar untuk
memperoleh keterpaduan ide bidang studi. Penyiapan untuk memikul
tanggung jawab, baik tentang dirinya sendiri maupun bidang
sosial/pekerjaan, agar kelak dapat membangun dirinya sendiri dan bersama-

11
sama membangun masyarakatnya. Pengintegrasian dengan pengalaman
yang telah dimiliki peserta didik, yakni pengalaman di keluarga untuk
pendidikan dasar dan demikian seterusnya. Untuk mempertahankan
motivasi belajar secara permanen, peserta didik harus melihat kemanfaatan
yang akan didapatnya dengan tetap mengikuti pendidikan itu, seperti
kesempatan yang terbuka baginya, mobilitas pekerjaan, pengembangan
kepribadiannya, dan sebagainya.
b) Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah, yakni keterkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah, yaitu:
kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah; kehidupan di luar
sekolah menjadi objek refleksi teoretis di dalam bahan ajaran di sekolah,
sehingga peserta didik lebih memahami persoalan pokok yang terdapat di
luar sekolah dijadikan tempat empiris, sehingga kegiatan belajar mengajar
terjadi di dalam dan di luar sekolah. Melibatkan orangtua dan masyarakat
dalam proses belajar mengajar terjadi dalam kegiatan belajar mengajar, baik
sebagai narasumber dalam kegiatan belajar di sekolah maupun dalam
kegiatan belajar di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memerhatikan kedua dimensi
itu akan mendekatkan peserta didik dengan sumbe belajar yang ada
disekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang
tersedia itu memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Dan
masyarakatnya yang memiliki semangat belajar sepanjang hayat akan menjadi
suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society).
2. Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan
oleh Ki Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan
nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan
yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh dan dorongan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dimana pendidik didepan

12
dan member contoh dan Ing Madyo Mangun Karso dimana pendidik berada
ditengah dan memberi dukungan dan semangat.
Ketiganya semboyan tersebut telah menjadi satu kesatuan asas, yakni:
a) Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh)
b) Ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak,
hasrat atau motivasi), dan
c) Tut wuri handayani (Jika dibelakang, mengikuti dengan awas).
Asas tut wuri handayani merupakan konseptualisasi konsep tujuh Asas
Perguruan Nasional Taman Siswa yang lahir pada tanggal 3 Juli 1922 yang
merupakan asas perjuangan untuk menghadapi Pemerintah Kolonial Belanda.
Ketujuh asas tersebut secara singkat disebut “Asas 1992” adalah sebagai
berikut:
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat persatuan dalam peri kehidupan umum.
2) Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah, yang lahir
dan batin dapat memerdekan diri.
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat.
5) Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun
batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan
apa pun dari siapa pun yang mengikat baik berupa ikatan lahir maupu ikatan
batin.
6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak
harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
7) Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keihklasan lahir dan batin
untuk mengorbankan segala kepentingan prbadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
Asas ini pulalah yang mendorong Taman Siswa untuk mengganti sistem
pendidikan cara lama yang menggunakan perintah, paksaan dan hukuman
sistem khas Taman Siswa yang didasarkan pada perkembangan kodrati. Dari

13
asas ini pulalah lahir “Sistem Among” dimana guru memperoleh sebutan
“pamong”, yaitu sebagai pemimpin yang berdiri di belakang sengan semboyan
tut wuri handayani, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan
anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus menerus dicampuri, diperintah
atau dipaksa. Jadi, “Sistem Among” adalah cara pendidikan yang dipakai
dalam sistem Taman Siswa dengan maksud mewajibkan pada guru supaya
mengingatkan kodrat-idradatnya pada siswa dengan tidak melupakan segala
keadaan yang mengelilinginya.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian
dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu
siap untuk ulur tangan bila diperlukan. Perwujudan asas kemandirian dalam
belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan
motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih
kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa
Aktif).

D. Penerapan Landasan Dan Asas-asas Pendidikan


Dalam mewujudkan proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan Pendidikan
Nasional, pengaplikasian atau tindakan nyata dari pemerintah yang mengacu pada
landasan dan asas pendidikan sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan
pendidikan.
1. usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.
Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat
ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal;
berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai
perguruan tinggi,
2. usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan
pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya
secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil

14
pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan
baik didalam negeri maupun diluar negeri
3. usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan
agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkualitas melalui pendidikan,
4. usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin
meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana
pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani,
5. pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan
masyarakat yang bertujuan untuk: (a) meningkatkan sumber penghasilan keluarga
secara layak dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara
belajar, (b) menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya,
6. usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme,
kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur,
7. Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa. Sesuai dengan uraian diatas
secara singkat dapat dikemukakan: dalam menghadapi masalah peningkatan
sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga
kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan
8. Setiap peserta didik diberikan kesempatan belajar yang luas. Setiap individu dapat
memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati di semua jenis, jalur, dan
jenjang pendidikan yang ada. Oleh karena itu mereka memiliki tanggung jawab
penuh terhadap pendidikannya sendiri. Di sisi lain, pemerintah juga memberikan
kesempatan yang sama untuk dapat menempuh pendidikan dan keterampilan. Bagi
mereka yang memiliki kelainan atau cacat fisik dan mental tetap memperoleh
pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kelainan yang dimiliki. Selain itu
pemerintah juga sudah mengupayakan terjadinya pemerataan pendidikan di
seluruh penjuru Indonesia, meski belum semua rata tetapi usaha yang ditunjukkan
pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah sudah menerapkan asas ini.

15
9. penerapan yang dilakukan Merujuk pada kemandirian belajar, bahwa setiap peserta
didik diberikan kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilannya secara
mandiri sesuai dengan apa yang diinginkan.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi manusia, yakni perilaku
dan pengetahuan. Dalam proses pelaksanaan pendidikan memerlukan suatu acuan atau
pijkan yang menjadi pedoman, dalam hal ini landasan dan asas-asas pendidikan.
Landasan pendidikan adalah suatu dasar yang menjadi pijakan dalam
pelaksanaan pendidikan sebagai suatu sistem, landasan pendidikan yaitu landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, landasan kultural dan landasan
iliah dan teknologis. Asas pendidikan adalah suatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Asas-asas pendidikan antaralain, asas tut wuri handayani, asas pendidikan seumur
hidup, asas kemandirian, asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional
dan wawasan nusantara, asas bhineka tunggal ika, asas keselarasan, keserasian dan
keseimbangan, asas mobilitas, efisiensi, dan efektivitas, asas semesta, yang artinya
pendidikan itu menyeluruh dan terpadu.
Agar terwujudnya pendidikan yang berkualitas pengaplikasian landasan dan
asas-asas pendidikan harus dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlandaskan pada
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

B. Saran
Kita sebagai penerus bangsa hendaknya selalu menerapkan pendidikan sesuai
dengan landasan dan asas-asas pendidikan serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kita perlu mengetahui apa yang menjadi dasar dari pendidikan itu sendiri
agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ruang Lingkup LANDASAN PENDIDIKAN - Elsa Ariestika, M.Pd, H.Ari


Gunardi,M.Pd, Hazrina Amni, S.Si,. M.Pd, Avi Valentri, M.Pd, Nugrahani Febrina Sari,
S.Pd. , M.Or - Google Buku

https://educhannel.id/blog/artikel/asas-asas-pendidikan-nasional.html

https://books.google.co.id/books?landasan+pendidikan&ots=P+asas+asas
%20pendidikan&f=false

https://saidbloggerq.blogspot.com/2013/05/landasan-dan-asas-asas-pendidikan.html
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/547937/mod_resource/content/1/
Pertemuan%203%20Landasan%20Pendidikan.pdf
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/547937/mod_resource/content/1/
Pertemuan%203%20Landasan%20Pendidikan.pdf

PAGE \* MERGEFORMAT 18

Anda mungkin juga menyukai