LANDASAN PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Bagas Surya Hadi.M.Pd
Oleh :
1.Evi Sri wahyuningsih (19186206012)
2. Violita aniani putri (19186206008)
KELAS 1A
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’aikum Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirast alloh SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada umatnya .rahmat beserat salam tetap
tercurahkan kepada junjungang kita,pemimpin akhr zaman.yang sanngat dipatuhi
oleh pengikutnya yakni nabi Muhammad SAW.”PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN “
ini sengaja dibahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin
lebih mengeal mengenai pengantar ilmu pendidikan .
Selanjutnya,penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
Telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.tidak lupa juga kepada bapak dosen dan teman-
teman yang lain untuk memberikan sarannya.kepada penyusun agar penyusun dapat lebih baik
lagi.bag.i
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya semua yang membaca makalah ini.
Wasalamu’laikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
KATA PENGATAR …………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A .LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH….........................................................................1
C.TUJUAN……………….…………………………………………...............1
BAB II PEMBAHASAN
A. PEWNGERTIAN LANDASAN
PENDIDIKAN.................................................................................2
B . MACAM-MACAM LANDASAN
PENDIDIKAN………………………………………………………………2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan
serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu.Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan,
serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan pendidikan
tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan
asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar
sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula
bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual
identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi,
yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut
praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi
sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga
dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
pedidikan.Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan
pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan,
pengajaran dan atau latihan).Studi pendidikanadalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.
1. Landasan Religius
Landasan religius pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumberdari ajaran agama yang
dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh : “Carilah ilmu sejak dari buayaian hingga ke liang
lahat.” Menuntut ilmu bagi orang muslim adalah wajib. Manusia dari tiga komponen : “jasmani,
rohani dan akal.” Ketiganya komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada Sang Khaliq
untuk mempertanggungjawabkan kinerja dari ketiga komponen tersebut. Manusia diutus ke
dunia sebagai khalifah. Agar manusia mampu menjadi khalifah yang baik, maka manusia
memerlukan pendidikan. Landasan pendidikan religi berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang dijadikan
titik tolak pendidikan. Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna
atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah
pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya,
dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat
(falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasaYunani, philein berarti
mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah
sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi
mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan
dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu:
Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistemology, etika, dan
estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-
prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam
bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil
kajian antara lain tentang:
Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk didunia ini, seperti yang
disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
Masyarakat dan kebudayaannya.
Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan; dan
Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan
(Wayan Ardhana, 1986: Modul1/9).
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat
besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:
a. Naturalisme
Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap
oleh panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi nama yang
berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya.
b. Idealisme
Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa
yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran
bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai
sejati yang absolute dan abadi.
c. Pragmatisme
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai
dari segi nilai kegunaan praktis; dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu
harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pda kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar.
Atau ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia (Abu
Hanifah, 1950: 136).
3. Landasan Sosiologis
Dimana suatu proses interaksi antar dua individu,bahakan dua generasi dan memungkinkan
generasi muda untuk mengembangkan diri.sehingga melahirkan cabang cabang sosiologi antara
lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di pelajari antara lain:
1) Sifat kebudayaan dalam sekolah yang khusus dan berbeda dengan kebudayaan di luar
sekolah
2) Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak pada kaum sosila tak terpelajar
4. Landasan Legalitas
a. UU RI No.20 ahun 2003 tentang sisiknas : “Setiap warga negara yang berusia 7 sampai
dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6).
b. “Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar” (pasal
34) menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.
Ada dua pasal dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi dasar hukum pendidikan, yaitu
pasal 31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai wajib
belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN dan APBD, dan
sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur tentang kebudayaan.
Dalam Undang-undang ini memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional dan juga
terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga negara,
orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar,
estándar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat
dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi, pendirian satuan pendidikan,
penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain, pengawasan, ketentuan pidana,
ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.
Undang-undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, kedudukan
fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan dosen dari
kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik, sanksi bagi
guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan
dan ketentuan penutup.
5. Landasan Kultural
Landasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma
kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan berbudaya
suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kita pada berbagai dimensi.
b. Kebudayaan merupakan suatu sistem dan terkait dengan sistem sosial. Kebudayaan dari
satu pihak mengkondisikan suatu sistem sosial dalam arti ikut serta membentuk atau
mengarahkan, tetapi juga dikondisikan oleh sistem sosial.
c. Apa yang menjadi “etos” masyarakat Indonesia dalam kaitan waktu, alam, dan kerja, serta
kebiasaan masyarakat Indonesia yang menjadi “etos” sesuai dengan budaya Pancasila; beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,
bekerja keras tangguh bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, sehat jasmani dan
rohani.
d. Cara bagaimana masyarakat menafsirkan dirinya, sejarahnya, dan tujuan-tujuannya.
6. Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor
keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah
informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi.
Seperti di kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
b. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan
c. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai
saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran
(regresif).
Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan
perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan
mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip
umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena:
a. Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori
kepribadian.
b. rinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian
itu unik)
Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian,
yakni:
Landasan ini bersumber pada disiplin ilmu tertentu yang dijadikan titik tolak pendidikan. Seperti
yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain,
pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing
yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah segala
sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio),
intuisi, dan wahyu.
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan
bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba, dimana
banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan
kegiatan survey.
8. Landasan Ekonomi
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang proses pembelajaran melalui
kerjasama pihak sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa. Dan
mengetahui semua yang berkaitan dengan ilmu ekonomi yang sangat banyak kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti : ilmu dalam bertransaksi (jual-beli) yang benar.
9. Landasan Historis
Landasan Historis pendidikan Indonesia adalah cita –cita dan praktek-praktek pendidikan masa
lampau. Dilihat dari kondisi social budaya , pendidikan masa lampau Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi tiga tonggak sejarah, yaitu:
Kondisi social budaya dari ketiga tonggak sejarah pendidikan tersebut mempunyai implikasi
terhadap penyelenggaraan pendidikannya dalam hal tujuan pendidikan, kurikulum isi
pendidikan, metode pendidikan, dan pengelolaannya, dan kesempatan pendidikan.
Sejarah pendidikan di Indonesia merupakan jati diri kita. Ada tiga tokoh yang mewarnai
pendidikan di Indonesia.
c. K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Islam (1912) di Yogyakarta, beliau ingin
mewujudkan orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, berguna bagi masyarakat
dan negara. Beliau juga sering di sebut sebagai ‘sang pencerah’.
1. Implikasi Religius
Pengaruh pemikiran al-Ghazali khususnya dalam dunia pendidikan Islam yang pada gilirannya
terajut dengan formulasi murni keagamaan dan menjadikannya sebagai kekuatan utama
konservatisme dan taqlidisme.Seperti yang terjadi pada lembaga pendidikan pesantren di
Indonesia.
Dalam hal ini contohnya pesantren secara fundamental menanamkan nilai-nilai akidah dan
akhlak yang kokoh bagi anak didik. Para santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu-ilmu
keislaman secara teoritis, tapi juga dilatih dan dibiasakan untuk mempratekkannya dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan pesantren termasuk pola hidup sederhana.
2. Implikasi Filosofi
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam samapai akar-
akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat
filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya
merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu
sistem gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat
hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum tehadap
gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang
pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya
atau yang dicita-citakan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal ini muncul
sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam landasan
filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan
Pragmatisme.
3. Implikasi Sosiologis
Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat cepat,
maju dan memperlihatkan gejala desintegrastif. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat
tentu saja mempengaruhi pendidikan, baik sebagai ilmu maupun aktivitas. Itulah sebabnya John
Dewey (1859-1952) menganggap bahwa begitu esensialnya hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat. Dewey beranggapan bahwa pendidikan tumbuh di masyarakat dan
masyarakat tumbuh karena adanya pendidikan. Antara keduanya terdapat hubungan yang
bersifat mutual benefit, artinya saling menguntungkan bahkan merupakan suatu ikatan yang
secara aksiomatik sulit dan mustahil untuk dipisahkan.
4. Implikasi Legalitas
Sebagai implikasi dari landasan hukum pendidikan, maka pengembangan konsep pendidikan di
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Ada perbedaan yang jelas antara pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
b. Pendidikan profesional tidak cukup hanya menyiapkan ahli dalam menerapkan satu teori,
tetapi juga mempelajari cara membina tenaga pembantu dan mengusahakan alat-alat bekerja
c. Sebagai konsekuensi dari beragamnya kemampuan dan minat siswa serta dibutuhkannya
tenaga kerja menengah yang banyak, maka perlu diciptakan berbagai ragam sekolah kejuruan.
f. Isi kurikulum mulok agar disesuaikan dengan norma-norma, alat, contoh dan keterampilan
yang dibutuhkan di daerah setempat.
g. Perlu diselenggarakan suatu kegiatan badan kerjasama antara sekolah masyarakat dan
orang tua untuk menampung aspirasi, mengawasi pelaksanaan pendidikan, untuk kemajuan di
bidang pendidikan.
5. Implikasi Kultural
a. Kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi sosial kulturil dari masyarakat. Kurikulum
disusun bukan saja harus berdasarkan pada nila-nilai , adat istiadat, cita-cita dari masyarakat,
akan tetapi kurikulum harus berlandaskan pada semua dimensi kebudayaan kehidupan
keluarga., ekonomi, politik pendidikan dsb.
c. Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial budaya dalam
masyarakat. bukan saja dengan maksud untuk membudayakan anak didik akan tetapi sejalan
dengan usaha mengawetkan kebudayaan itu sendiri. Kemajuan dalam bidang teknologi akan
memberikan bahan yang memadai dalam rangka penyampaian tehnologi baru kepada para
siswa yang sekaligus mempersiapkan para siswa agar mampu hidup dalam tehnologi itu.
Dengan demikian sekolah betul-betul dapat mengemban peranan dan fungsinnya sebagai
lembaga modernisasi .
6. Implikasi Psikologis
Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologis
dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap
individu, baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan
serta karakterisktik-karakteristik individulainnya.
Dalam hal ini, implikasi IPTEK dalam pengembangan kurikulum, antara lain:
Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah pendidikan.
8. Implikasi Ekonomi
b. proses belajar mengajar bisa dilaksanakan secara lebih intensif, sebab para pendidik lebih
dapat memusatkan perhatiannya, mereka tidak mencari sambilan di luar; dan
c. motivasi dan kegairahan kerja personalia pendidikan meningkat, mereka siap pula untuk
meningkatkan profesi.
9. Implikasi Historis
Pada dasarnya landassan pendidikan di Indonesia itu tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia
pada masa lampau yang pernah di jajah oleh kaum penjajah pada masa itu. Berdasarkan
penjelasan tersebut kita bisa mengetahui bagaimana perkembangn pendidikan di Indonesia
pada masa merintis kemerdekaan mulai dari pendirian INS (Indonesisch Nederlandse School),
Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara sampai pada sampai pada pendirian organisasi Islam
(1912) yang akhirnya berkembang menjadi pendidikan agama Islam.
Sebenarnya pendidikan yang kita laksanakan sekarang ini masih mengadop pendidikan pada
penjajahan kolonial, misalnya pembagian mata pelajaran, kurikulum, pembagian kelas-kelas
dalam sekolah serta aspek-aspek dalam pembelajaran lainnya. Hal itu menunjukkan implikasi
pendidikan yang diterapkan oleh penjajah pada masa lampau yang terus kita kembangkan
secara terus menerus dan berkesinambungan. Seyogyanya kita patut bersyukur kepada
pendahulu kita yang telah banyak memberikan kontribusi pendidikan di Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN