Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Bagas Surya Hadi.M.Pd

Oleh :
1.Evi Sri wahyuningsih (19186206012)
2. Violita aniani putri (19186206008)

KELAS 1A
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
2019

KATA PENGANTAR
Assalamu’aikum Wr.Wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirast alloh SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada umatnya .rahmat beserat salam tetap
tercurahkan kepada junjungang kita,pemimpin akhr zaman.yang sanngat dipatuhi
oleh pengikutnya yakni nabi Muhammad SAW.”PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN “
ini sengaja dibahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin
lebih mengeal mengenai pengantar ilmu pendidikan .
Selanjutnya,penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
Telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.tidak lupa juga kepada bapak dosen dan teman-
teman yang lain untuk memberikan sarannya.kepada penyusun agar penyusun dapat lebih baik
lagi.bag.i
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya semua yang membaca makalah ini.

Wasalamu’laikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
KATA PENGATAR …………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A .LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH….........................................................................1
C.TUJUAN……………….…………………………………………...............1
BAB II PEMBAHASAN
A. PEWNGERTIAN LANDASAN
PENDIDIKAN.................................................................................2
B . MACAM-MACAM LANDASAN
PENDIDIKAN………………………………………………………………2

BAB III PENUTUP


A .KESIMPULAN ……………………………………………………............3

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan
serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu.Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.

Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi, sosiologis,


dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu
menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan
membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan
yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan
dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan
program pendidikan yang tepat wawasan.

Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan,
serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan pendidikan
tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan
asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar
sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:

Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan?


Apa sajakah landasan pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengertian dari Landasan Pendidikan


Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian Landasan Pendidikan

Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula
bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual
identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi,
yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.

Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut
praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi
sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.

Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga
dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
pedidikan.Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan
pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan,
pengajaran dan atau latihan).Studi pendidikanadalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah


asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.

Macam-macam Landasan pendidikan

1. Landasan Religius

Landasan religius pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumberdari ajaran agama yang
dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh : “Carilah ilmu sejak dari buayaian hingga ke liang
lahat.” Menuntut ilmu bagi orang muslim adalah wajib. Manusia dari tiga komponen : “jasmani,
rohani dan akal.” Ketiganya komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada Sang Khaliq
untuk mempertanggungjawabkan kinerja dari ketiga komponen tersebut. Manusia diutus ke
dunia sebagai khalifah. Agar manusia mampu menjadi khalifah yang baik, maka manusia
memerlukan pendidikan. Landasan pendidikan religi berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah.

2. Landasan Filosofis

Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang dijadikan
titik tolak pendidikan. Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna
atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah
pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya,
dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat
(falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasaYunani, philein berarti
mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah
sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi
mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan
dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu:

a. Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan

b. Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada dianatara keduanya:


Kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul
dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia (Redja Mudyahardjo, et.al., 1992: 126-
134.)

Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistemology, etika, dan
estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-
prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam
bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil
kajian antara lain tentang:

 Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk didunia ini, seperti yang
disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
 Masyarakat dan kebudayaannya.
 Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan; dan
 Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan
(Wayan Ardhana, 1986: Modul1/9).

Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat
besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:

a. Naturalisme

Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap
oleh panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi nama yang
berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya.

b. Idealisme

Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa
yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran
bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai
sejati yang absolute dan abadi.

c. Pragmatisme

Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai
dari segi nilai kegunaan praktis; dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu
harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pda kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar.
Atau ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia (Abu
Hanifah, 1950: 136).

3. Landasan Sosiologis

Dimana suatu proses interaksi antar dua individu,bahakan dua generasi dan memungkinkan
generasi muda untuk mengembangkan diri.sehingga melahirkan cabang cabang sosiologi antara
lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di pelajari antara lain:

A. Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain,yang mempelajari:

1) Fungsi pendidikan dalam kebudayaan


2) Hubungan sisitem pendidikan dan proses kontrol sosiala dengan sstem kekuasaan
lain
3) Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan
kebudayaan
4) Hubungan antar kelas sosial
5) Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan ras,kebudayaam
dan kelompok kelompok dalam masyarakat

B. Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:

1) Sifat kebudayaan dalam sekolah yang khusus dan berbeda dengan kebudayaan di luar
sekolah

2) Pola interaksi dan struktur masyarakat sekolah

C. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya,yang mempelajari:

1) Peranan sosial guru

2) Sifat kepribadian guru

3) Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laju sisiwa

4) Fungsi sosial sekolah pada sosialisasi anak anak


D. Sekolah dalam komunitas,mempelajari pola interaksi antara sekolah dalam komunitasnya
yang meliputi:

1) Pelukisan komunitas sekolah sepertti tampaknya dalam prganisasi sekolah

2) Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak pada kaum sosila tak terpelajar

3) Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikannya

4) Faktor faktor demografi dan ekologi dalam organisasi sekolah

4. Landasan Legalitas

Landasan hukum/yuridis pendidikan adalah asumsi yang bersumber dari peraturan


perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Berikut ini beberapa
sumber UU negara Indonesia yang dijadikan dasar yuridis penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia :

a. UU RI No.20 ahun 2003 tentang sisiknas : “Setiap warga negara yang berusia 7 sampai
dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6).

b. “Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar” (pasal
34) menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.

Peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan Menurut Undang Undang Dasar 1945.

Ada dua pasal dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi dasar hukum pendidikan, yaitu
pasal 31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai wajib
belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN dan APBD, dan
sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur tentang kebudayaan.

b. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam Undang-undang ini memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional dan juga
terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga negara,
orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar,
estándar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat
dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi, pendirian satuan pendidikan,
penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain, pengawasan, ketentuan pidana,
ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

c. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, kedudukan
fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan dosen dari
kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik, sanksi bagi
guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan
dan ketentuan penutup.

5. Landasan Kultural

Landasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma
kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan berbudaya
suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kita pada berbagai dimensi.

a. Kebudayaan dapat dipahami sebagai strategi manusia dalam menghadapi lingkungannya,


dan.

b. Kebudayaan merupakan suatu sistem dan terkait dengan sistem sosial. Kebudayaan dari
satu pihak mengkondisikan suatu sistem sosial dalam arti ikut serta membentuk atau
mengarahkan, tetapi juga dikondisikan oleh sistem sosial.

Dengan memperhatikan berbagai dimensi kebudayaan tersebut di atas dapat dikemukakan,


bahwa landasan kultural pendidikan di Indonesia haruslah mampu memberi jawaban terhadap
masalah berikut:

a. Semangat kekeluargaan dalam rumusan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan


pendidikan.

b. Rule of law dalam masyarakat yang berbudasya kekeluargaan dan kebersamaan.

c. Apa yang menjadi “etos” masyarakat Indonesia dalam kaitan waktu, alam, dan kerja, serta
kebiasaan masyarakat Indonesia yang menjadi “etos” sesuai dengan budaya Pancasila; beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,
bekerja keras tangguh bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, sehat jasmani dan
rohani.
d. Cara bagaimana masyarakat menafsirkan dirinya, sejarahnya, dan tujuan-tujuannya.

6. Landasan Psikologis

Landasan psikologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah


psikologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan
manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam
bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama
tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses
belajar.

Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor
keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah
informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi.

Seperti di kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:

a.Kebutuhan fisiologis: kebutuhan memmpertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan


sebagainya)

b. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan

c. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok

d. Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki

e. Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami:kebutuhan akan berkaitan dengan


penguasaan iptek

Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai
saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran
(regresif).

Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan
perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan
mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip
umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena:

a. Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori
kepribadian.
b. rinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian
itu unik)

Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian,
yakni:

a. Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara sistematik.

b. Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan.

7. Landasan Ilmiah dan Teknologis

Landasan ini bersumber pada disiplin ilmu tertentu yang dijadikan titik tolak pendidikan. Seperti
yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain,
pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.

Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing
yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah segala
sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio),
intuisi, dan wahyu.

Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan
bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba, dimana
banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan
kegiatan survey.

8. Landasan Ekonomi

Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang proses pembelajaran melalui
kerjasama pihak sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa. Dan
mengetahui semua yang berkaitan dengan ilmu ekonomi yang sangat banyak kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti : ilmu dalam bertransaksi (jual-beli) yang benar.

9. Landasan Historis

Landasan Historis pendidikan Indonesia adalah cita –cita dan praktek-praktek pendidikan masa
lampau. Dilihat dari kondisi social budaya , pendidikan masa lampau Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi tiga tonggak sejarah, yaitu:

a. Pendidikan Tradisional , yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang dipengaruhi


oleh agama-agama besar di dunia Hindu, Budha, Islam dan Nasrani (katolik dan protestan).
b. Pendidikan kolonial Barat, yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang
dipengaruhi oleh pemerintahan kolonial barat, terutama kolonial Belanda.

c. Pendidikan kolonial Jepang, yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang


dipengaruhi oleh pemerintahan kolnial Jepang dalam zaman perang dunia II.

Kondisi social budaya dari ketiga tonggak sejarah pendidikan tersebut mempunyai implikasi
terhadap penyelenggaraan pendidikannya dalam hal tujuan pendidikan, kurikulum isi
pendidikan, metode pendidikan, dan pengelolaannya, dan kesempatan pendidikan.

Sejarah pendidikan di Indonesia merupakan jati diri kita. Ada tiga tokoh yang mewarnai
pendidikan di Indonesia.

a. Mohamad Syafei yang mendirikan Sekolah Indonesia Nedrlands School, Kayutanan di


Sumatra Barat (1926) yang memiliki konsep : mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas
dasar usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka karena sekolah Hindia Belanda hanya
menyiapkan anak-anak menjadi pegawai mereka saja.

b. Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta (1922) melahirkan falsafah “


Ing Ngaso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang artinya ‘ing
ngarso sung tuladha’ = ketika di depan publik, seorang guru harus bisa memberikan contoh /
teladan yang baik kepada orang lain terutama peserta didik. ‘Ing madya mangun karsa’ = ketika
di tengah atau di antar publik, guru harus ‘mangun karsa’ bekerja keras (membangun kinerja
yang terbaik). ‘Tut Wuri Handayani’ = ketika di belakang, seorang guru harus memberi se
mangat dan motivasi, support, atau dorongan.

c. K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Islam (1912) di Yogyakarta, beliau ingin
mewujudkan orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, berguna bagi masyarakat
dan negara. Beliau juga sering di sebut sebagai ‘sang pencerah’.

C. Implikasi Masing-masing Landasan dalam Pendidikan

1. Implikasi Religius

Pengaruh pemikiran al-Ghazali khususnya dalam dunia pendidikan Islam yang pada gilirannya
terajut dengan formulasi murni keagamaan dan menjadikannya sebagai kekuatan utama
konservatisme dan taqlidisme.Seperti yang terjadi pada lembaga pendidikan pesantren di
Indonesia.

Dalam hal ini contohnya pesantren secara fundamental menanamkan nilai-nilai akidah dan
akhlak yang kokoh bagi anak didik. Para santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu-ilmu
keislaman secara teoritis, tapi juga dilatih dan dibiasakan untuk mempratekkannya dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan pesantren termasuk pola hidup sederhana.

2. Implikasi Filosofi

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam samapai akar-
akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat
filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya
merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu
sistem gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat
hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum tehadap
gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang
pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya
atau yang dicita-citakan.

Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal ini muncul
sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam landasan
filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan
Pragmatisme.

3. Implikasi Sosiologis

a. Konsep-konsep sosiologi tentang manusia menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan.

b. Masyarakat sebagai ekologi pendidikan atau sebagai lingkungan tempat berlangsungnya


pendidikan.

c. Pendidikan merupakan sosialisasi atau proses menjadi anggota masyarakat yang


diharapkan.

d. Implikasi sosilogi dalam pengembangan Teori pendidikan

e. Mendorong lahir dan berkembangnya sosiologi pendidikan

f. Mendorong lahir dan berkembangnya ilmu pendidikan kependudukan

g. Mendorong lahir dan berkembangnya aliran sosiologisme pendidikan

Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat cepat,
maju dan memperlihatkan gejala desintegrastif. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat
tentu saja mempengaruhi pendidikan, baik sebagai ilmu maupun aktivitas. Itulah sebabnya John
Dewey (1859-1952) menganggap bahwa begitu esensialnya hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat. Dewey beranggapan bahwa pendidikan tumbuh di masyarakat dan
masyarakat tumbuh karena adanya pendidikan. Antara keduanya terdapat hubungan yang
bersifat mutual benefit, artinya saling menguntungkan bahkan merupakan suatu ikatan yang
secara aksiomatik sulit dan mustahil untuk dipisahkan.

4. Implikasi Legalitas

Sebagai implikasi dari landasan hukum pendidikan, maka pengembangan konsep pendidikan di
Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Ada perbedaan yang jelas antara pendidikan akademik dan pendidikan profesional.

b. Pendidikan profesional tidak cukup hanya menyiapkan ahli dalam menerapkan satu teori,
tetapi juga mempelajari cara membina tenaga pembantu dan mengusahakan alat-alat bekerja

c. Sebagai konsekuensi dari beragamnya kemampuan dan minat siswa serta dibutuhkannya
tenaga kerja menengah yang banyak, maka perlu diciptakan berbagai ragam sekolah kejuruan.

d. Untuk merealisasikan terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya maka perlu perhatian


yang sama terhadap pengembangan afektif, kognitif dan psikomotor pada semua tingkat
pendidikan.

e. Pendidikan humaniora perlu lebih menekankan pada pelaksanaan dalam kehidupan


seharí-hari agar pembudayaan nilai-nilai Pancasila akan lebih mudah dicapai.

f. Isi kurikulum mulok agar disesuaikan dengan norma-norma, alat, contoh dan keterampilan
yang dibutuhkan di daerah setempat.

g. Perlu diselenggarakan suatu kegiatan badan kerjasama antara sekolah masyarakat dan
orang tua untuk menampung aspirasi, mengawasi pelaksanaan pendidikan, untuk kemajuan di
bidang pendidikan.

5. Implikasi Kultural

a. Kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi sosial kulturil dari masyarakat. Kurikulum
disusun bukan saja harus berdasarkan pada nila-nilai , adat istiadat, cita-cita dari masyarakat,
akan tetapi kurikulum harus berlandaskan pada semua dimensi kebudayaan kehidupan
keluarga., ekonomi, politik pendidikan dsb.

b. Memperhatikan unsur fleksibel dan bersifat dinamis sehingga kurikulum tersebut


senantiasa mengandung relevansi yang tepat dengan masyarakat Konsekwensi logis adalah
bahwa kurikulum pada waktunya perlu diadakan perubahan dan revisi sesuai dengan
perkembangan dan perubahan. Dan revisi sesuai dengan perkembangan dan perubahan social
kulturil yang ada pada masa itu .

c. Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial budaya dalam
masyarakat. bukan saja dengan maksud untuk membudayakan anak didik akan tetapi sejalan
dengan usaha mengawetkan kebudayaan itu sendiri. Kemajuan dalam bidang teknologi akan
memberikan bahan yang memadai dalam rangka penyampaian tehnologi baru kepada para
siswa yang sekaligus mempersiapkan para siswa agar mampu hidup dalam tehnologi itu.
Dengan demikian sekolah betul-betul dapat mengemban peranan dan fungsinnya sebagai
lembaga modernisasi .

d. Kurikulum di sekolah-sekolah harus disusun berdasarkan pada kebudayaan nasional yang


berlandaskan pada falsafah Pancasila,dimana perkembangaan kebudayaan daerah telah
tercakup didalamnya. Integritas kebudayaan nasional akan tercermin dalam isi dan organisasi
kurikulum, karena system pendidikan kita bermaksud membudayakan anak didik ita berdasarkn
kebudayaan masyarakat dan bangsa kita.

6. Implikasi Psikologis

a. Implikasi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum

Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum pendidikan


terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar
mengajar. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai pendidikan, pada intinya
kajian psikologis ini memberikan perhatian terhadap bagaimana in put, proses dan out put
pendidikan dapat berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta
didik.

Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologis
dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap
individu, baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan
serta karakterisktik-karakteristik individulainnya.

7. Implikasi Ilmiah Dan Teknologis

Dalam hal ini, implikasi IPTEK dalam pengembangan kurikulum, antara lain:

a. Pengembangan kurikulum harus dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan


berpikir peserta didik untuk lebih banyak menghasilkan teknologi baru sesuai dengan
perkembangan zaman dan karakteristik masyarakat Indonesia.
b. Pengembangan kurikulum harus difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk
mengenali dan merevitalisasi produk teknologi yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.

c. Perkembangan IPTEK berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya


mencakup pengembangan isi atau materi pendidikan, penggunaan strategi dan media
pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Ini secara tidak langsung menuntut dunia
pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan
masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah pendidikan.

8. Implikasi Ekonomi

Menurut Pidarta (2007) konsep-konsep pendidikan yang mungkin dikembangkan dari


pembahasan mengenai landasan ekonomi ini adalah bertalian dengan hal-hal berikut: 1.Dalam
dunia pendidikan, faktor ekonomi bukanlah sebagai pemegang peran yang utama, melainkan
sebagai pemeran yang cukup menentukan keberhasilan pendidikan. Sebab dengan ekonomi
yang memadai, maka:

a. prasarana, sarana, media, alat belajar, dan sebagainya bisa dipenuhi;

b. proses belajar mengajar bisa dilaksanakan secara lebih intensif, sebab para pendidik lebih
dapat memusatkan perhatiannya, mereka tidak mencari sambilan di luar; dan

c. motivasi dan kegairahan kerja personalia pendidikan meningkat, mereka siap pula untuk
meningkatkan profesi.

9. Implikasi Historis

Pada dasarnya landassan pendidikan di Indonesia itu tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia
pada masa lampau yang pernah di jajah oleh kaum penjajah pada masa itu. Berdasarkan
penjelasan tersebut kita bisa mengetahui bagaimana perkembangn pendidikan di Indonesia
pada masa merintis kemerdekaan mulai dari pendirian INS (Indonesisch Nederlandse School),
Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara sampai pada sampai pada pendirian organisasi Islam
(1912) yang akhirnya berkembang menjadi pendidikan agama Islam.
Sebenarnya pendidikan yang kita laksanakan sekarang ini masih mengadop pendidikan pada
penjajahan kolonial, misalnya pembagian mata pelajaran, kurikulum, pembagian kelas-kelas
dalam sekolah serta aspek-aspek dalam pembelajaran lainnya. Hal itu menunjukkan implikasi
pendidikan yang diterapkan oleh penjajah pada masa lampau yang terus kita kembangkan
secara terus menerus dan berkesinambungan. Seyogyanya kita patut bersyukur kepada
pendahulu kita yang telah banyak memberikan kontribusi pendidikan di Indonesia.

BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia,dan hasilnya tidak segera tampak.


Diperlukan satu generasi untuk melihat sesuatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila
terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan , pada umumnya sudah terlambat untuk
memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancangdan dilaksanakan
secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai