Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BATASAN ,TUJUAN , PERANAN FILSAFAT

DALAM PENDIDIKAN

Dosen Pengampuh : Dr.Buhari .S,Pd.,M.pd.

Disusun Oleh :

NAMA : JULIANI BINTI NASSIR

NIM : 0910580523022

PRODI : BAHASA INGGRIS SEMESTER 1


PENGANTAR

Assalamualaikum ,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada keluarga dan para
sahabatnya. Amin.

Makalah yang berjudul “Batasan Tujuan dan Peranan Filsafat dalam Pendidikan dan Pembelajaran ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Makalah yang bersumber dari
media cetak dan media lainnya bertujuan untuk memahami filsafat Pendidikan.

Ungkapan terima kasih penulis hantarkan kepada dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan
iaitu Dr.Buhari .Buhari ,S.Pd.,M.pd. atas bimbingan dan arahannya, hingga tersusunnya makalah ini.

Semoga makalah yang penulis susun ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Karena keterbatasan
waktu, sumber maupun kemampuan penulis, tentunya ada kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Semoga ke depannya penulis dapat menjelaskan lebih detail tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tak lupa saran serta kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan dalam perbaikan makalah
ini.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang mampu menjawab
segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam
semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika dan kehidupannya. Di antara
permasalahan yang dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang ada di lingkungan
pendidikan.

Cara kerja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan
manusia, di mana pendidikan merupakan salah satu dari aspek kehidupan tersebut. Karena hanya
manusialah yang dapat melaksanakan dan menerima pendidikan. Oleh karena itu pendidikan
memerlukan filsafat. Karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan
pendidikan, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-
masalah yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih kompleks. Yang tidak terbatasi oleh pengalaman
maupun fakta faktual, dan tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh ilmu,

Hubungan antar filsafat dengan pendidikan adalah, filsafat menelaah suatu realitas dengan luas dan
menyeluruh, sesuai dengan karateristik filsafat yang radikal, sistematis, dan menyeluruh. Konsep
tentang dunia dan tujuan hidup manusia yang merupakan hasil dari studi filsafat, akan menjadi
landasan dalam menyusun tujuan pendidikan. Nantinya bangun sistem pendidikan dan praktek
pendidikan akan dilaksanaka berorientasi kepada tujuan pendidikan ini. Brubacher (1950) (Sadulloh,
2003) mengemukakan hubungan antar filsafat dengan filsafat pendidikan: bahwa filsafat tidak hanya
melahirkan ilmu atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Bahkan Jhon
Dewey berpendapat bahwa filsafat adalah teori umum pendidikan.

Terdapat cukup alasan yang baik untuk belajar filsafat, khususnya apabila ada pertanyaan-pertanyaan
rasional yang tidak dapat atau seyogyanya tidak dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu. Namun
perlu juga kita memhami adakah Batasan dan bagaimana pula tujuan filsafat Pendidikan sebenarnya,
serta peranan filsafat Pendidikan dalam proses pembelajaran.
Rumusan Masalah

1.Apakah Filsafat Pendidikan memiliki Batasan?

2.Apa tujuan Filsafat Pendidikan?

3.Apa peranan Filsafat Pendidikan dalam Pendidikan ?

C. Tujuan Pembahasan

1.Mengetahui Batasan Filsafat Pendidikan

2.Mengetahui Tujuan Filsafat Pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Batasan Filsafat Pendidikan

Filsafat Pendidikan sebagai salah satu aplikasi pemikiran filsafat untuk mengkaji seluk belok
pendidikan, adalah konsep-konsep filsafat yang menjelaskan tentang hakikat segala sesuatu, yang
menjadi dasar titik tolak dalam penyusunan suatu sistem konsep pendidikan yang disarankan.
Menurut Gaer, (1963) ada empat cara manusia dalam menghadapi kenyataan yang tergelar dalam
hidupnya. Pertama, dengan cara mengetahui apa yang terjadi dalam kenyataan. Cara ini
menghasilkan ilmu yang berbentuk suatu sistem pengetahuan yang diperoleh melalui pengamatan
yang cermat terhadap gejala yang terjadi dalam kehidupan, kedua dengan cara menciptakan berbagai
bentuk pengungkapan rasa mengagumi kenyataan yang tergelar dalam kehidupan. Cara ini
menghasilkan seni yang berbentuk sebagai suatu sistem pengungkapan rasa keindahan yang
terkandung dalam kenyataan. Ketiga, dengan cara mempercayai akan adanya tujuan yang terkandung
dalam hidup. Cara ini menghasilkan religi, iaitu suatu sistem kepercayaan akan adanya tujuan-tujuan
yang tersirat dalam hidup dan berbuat sesuai dengan tujuan-tujuan tersebut. Keempat, dengan cara
memahami secara rasional makna sesungguhnya dari kenyataan yang tergelar dalam kehidupan. Cara
ini menghasilkan filsafat.

Oleh karena itu filsafat adalah suatu sistem pemikiran kritis dan komprehensif yang mengungkap
hakikat dari kenyataan yang tergelar dalam kehidupan. Titus (1959; 9). Mendefinisikan filsafat sebagai
“sekelompok teori-teori atau system-sistem pikiran yang telah tampil dalam sejarah dan berhubungan
dengan nama filosof-filosof besar.

Filsafat pendidikan menjadi bagian penting dalam proses Pendidikan Apabila pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai filosofis pendidikan, sehingga peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran tidak hanya mendapatkan ilmu pada kulitnya saja, tetapi dapat mengkaji secara
mendalam sampai kepada akarnya. Dengan kata lain, orang belajar tidak hanya mendapatkan atau
sampai pada dataran ilmu yang bersifat kognitif belaka, akan tetapi sampai dataran afektif (rasa) dan
dataran behavioristik (tingkah laku). Oleh karena itu. Sebelum belajar filsafat pendidikan secara
mendalam mungkin muncul pertanyaan yang berhubungan dengan hubungan antara filsafat dan
filsafat pendidikan, selain itu bagaimana batasan batasan pendidikan, Jalaluddin dan Idi. (2007: 23)
dalam antara filsafat (umum) dan filsafat pendidikan, filsafat pendidikan memiliki batasan batasan
sebagai berikut:
1. Filsafat pendidikan merupakan pelaksana pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang
pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan. Maka filsafat Pendidikan berusaha untuk
menjelaskan dan menerangkan pengalaman bermanusia sesuai dengan kehidupan baru.
Filsafat pendidikan mengandung upaya untuk mencari konsep-konsep yang mnenempatkan
manusia di tegah gejala-gejala yang bervariasi dalam proses pendidikan, Kemudian terdapat
pula upaya menjelaskan berbagai makna yang menjadi dasar dari konsep pendidikan dengan
aspek-aspek tumpuan perhatian manusia

2. Mempelajari filsafat pendidikan karena adanya Kepercayaan bahwa kajian itu sangat penting
dalam mengembangkan pandangan terhadap proses pendidikan dalam upaya memperbaiki
keadaan pendidikan. Persoalan pendidikan yang berhubungan dengan bimbingan penilaian
metode, dan lain-lain merupakan tanggung jawab filsafat pendidikan yang sangaf bergantung
pada usaha bimbingan tingkah laku anak didik dan sikap mereka terhadap masyarakat

3. Filsafat pendidikan memiliki prinsip-prinsip, kepercayaan, konsep, andaian yang terpadu satu
sama lainnya. Prinsip yang dimaksudkan ialah kepercayaan-kepercayaan, andaian-andaian
yang dipercayai terhadap masalah-masalah pendidikan. Hal itu diungkap agar menjadi dasar
atas pernyataan, politik. Rancangan, program Kurikulumn,kaidah-kaidah pengajaran yang
tentunya diharapkan dapat menemukan soluSI atas persoalan-persoalan pendidikan

Filsafat pendidikan merupakan bagian yang sangat urgen dan integral dalam pendidikan, dengan
demikian keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh pandangan filosofis terhadap
pendidikan.

B.Tujuan Filsafat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik, baik potensi
fisik, potensi cipta, rasa, maupun kasanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam
perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis,harmonis, dan dinamis guna mencapai
tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan.

Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran


yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip
pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan
peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori
pendidikan.
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan dengan mengajukan pertanyaan
tentang kebijakan pendidikan, dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori
pendidik.

Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan dapat membawa anak ke arah tingkat kedewasaan,
artinya membawa anak didik agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya di tengah-tengah
masyarakat.

Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan luasnya berlainan, yaitu tujuan pendidikan
nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.

a.Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional yaitu membangun kualitas yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara yang berjiwa pancasila
yang mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian
yang kuat, cerdas, terampil dan dapat mengembangkan dan menyuburkan tingkat demokrasi, dapat
memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani,
mampu mengembangkan daya estetika, sanggup membangun diri dan masyarakat.

b. Tujuan Institusional Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola
kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.

C.Tujuan Kurikuler

Tujuan Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan yang
harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang sebenarnya merupakan tujuan institusional dari
bagan pendidikan tersebut,

d. Tujuan instruksional

Tujuan instruksional adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa dan
anak didik sesudah melewati kegiatan instruksional yang bersangkutan dengan berhasil.

Tujuan filsafat pendidikan yang lainnya, yaitu:

1.Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri
sendiri,

2.Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.


3.Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga
seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.

4.Hidup seseorang dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut, sebab itu
mengetahui pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar- dasar hidup diri sendiri.

5.Bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang
memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia, seperti
misalnya ilmu mendidik.

Tujuan filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat
mengembangkan pendidikan itu sendiri, yaitu:

a.Idealisme

b.Realismet

c.Pragmatisme

d.Humanisme

e.Behaviorisme

f.Konstruktivisme

Dan huraian di atas dapat disimpulkan bahawa tujuan filsafat adalah mencari hakikat

Kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku,

Metafisika (hakikat keaslian).

B.Peranan Filsafat Pendidikan terhadap Pendidikan dan Pembelajaran

1.Peranan Filsafat Pendidikan terhadap Pendidikan

Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat I tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara. Usaha di sini berarti kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan tenaga,
pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Sadar adalah insaf, yakin, tahu, dan mengerti.
Sedangkan terencana adalah menyusun sistem dengan landasan tertentu untuk kemudian
dilaksanakan. Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-sungguh ini tentunya dilakukan
oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyeluruh terhadap
keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah. Dan penerapan
filsafat pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan dan membantu para pelaku
pendidikan tersebut.
Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan kurikulum, metode,
tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak didiknya. Adanya berbagai aliran
dalam filsafat pendidikan juga menyebabkan berbeda-bedanya kurikulum, metode. Tujuan, serta
kedudukan guru dan siswa tersebut dalam struktur pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab
apa yang diterapkan atau dianut oleh para pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut
untuk memiliki kurikulum yang relevan dengan pendidikan ideal, juga disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal.
Metode pendidikan juga harus mengandung nilai-nilai instrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan
mata pelajaran dan secara fungsional dapat di realisasikan dalam kehidupan. Selain itu, tujuan
pendidikan tidak hanya terpaku pada salah satu pihak semata, melainkan untuk seluruh pihak yang
terlibat dalam pendidikan. Kedudukan guru dan siswa harus benar-benar dimengerti oleh keduanya
sehingga dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat pendidikan menjadi bagian penting dalam proses Pendidikan namun memiliki Batasan antara
filsafat umum dan Pendidikan yakni dalam mencari konsep-konsep Pendidikan, memperbaiki keadaan
pendidikan, serta menemukan solusi atas persoalan- persoalan pendidikan.

Tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir),
etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian).

Penerapan filsafat pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan dan

membantu para pelaku Pendidikan serta Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat

diterapkan dalam penentuan kebijakan Pendidikan.

Selain itu Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan
yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan
kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.

B.Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depanya penulis akan lebih detail dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam mengembangkan
pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Y. Mp. (2009). Oleh: PENGERTIAN DAN PERMASALAHAN-

Jalaludin, H., & Idi, A. (2001). Filsafat Pendidikan Manusia.

Jaino. (2010). Filsafat Pendidikan Merupakan Jiwa Dari Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Kependidikan Dasar, 1(1), 58-75.

Ummah, F. (2018). Filsafat limu Dalam Bidang Pendidikan. December, 0-8.

Anda mungkin juga menyukai