Oleh :
masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi
perlu mengetahui filsafat ilmu. Seorang guru perlu memahami dan tidak boleh
langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang
hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup bersama.2
(guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses
belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat ilmu akan menjauhkan
1
B. Pembahasan
karena filsafat – yang sering diartikan sebagai pan dangan hidup (filosofis) – ikut
memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari
Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang
dasar bagi suatu bangsa dalam berpikir, berperasaan, dan berkelakuan yang
terus menerus, dari generasi ke generasi secara sadar dan penuh keinsafan.
orang dewasa kepada siswa yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri
dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian yang dimaksud
yang diberikan oleh guru selalu ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai, termasuk
nilai moral, budi pekerti, etika, estetika, dan karaktek. Sehinggga pada akhirnya
3Abdul Muis Thabrani, Filsafat dalam Pendidikan, (IAIN Jember Press : Jember, 2016)hlm, 33
4Ahmad Darwis Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam , ( Bandar Publishing :
Aceh, 2019) hlm. 102
2
diharapkan mereka menjadi insan yang berguna bagi dirinya sendiri dan bagi
terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Oleh karena itu, jika
horisontal. Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat
samping – yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain
– naik ke atas atau turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang
penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang
sejenis.
Oleh karena itu, filsafat ilmu – sebagai sala h satu, bukan satu-satunya
5
Yudrik Yahya, Wawasan Kependidikan, (Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta, 2003),hlm 5
3
pada penerapan pendekatan filosofis di bidang pendidikan dalam rangka
manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada khususnya. Hubungan antar
filsafat dengan pendidikan adalah bahwa filsafat menelaah suatu realitas dengan
luas dan menyeluruh, sesuai dengan karateristik filsafat yang radikal, sistematis,
dan menyeluruh. Konsep tentang dunia dan tujuan hidup manusia yang
merupakan hasil dari studi filsafat akan menjadi landasan dalam menyusun tujuan
pendidikan.6
kematangan. Potensi ini akan dapat terwujud apabila prakondisi alamiah dan
karsa), atau moral (tanggung jawab dan kesadaran normatif), atau semuanya?
langsung dengan sistem nilai dan standar normatif sebuah masyarakat. Cara kerja
dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan
6
Yudrik Yahya, Wawasan Kependidikan…,hlm. 34
4
masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut masalah pelaksanaan
muncul masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih kompleks, yang
tidak terbatasi oleh pengalaman maupun fakta faktual, dan tidak memungkinkan
perlu mengetahui dan memahami filsafat dan filsafat ilmu, karena tujuan
Dalam mengkaji peran filsafat, dapat ditinjau dari lapangan filsafat, yaitu:
metafisika, epistemologi, dan aksiologi
a. Metafisika
berarti sesudah, di belakang, atau melampaui, dan fisika berarti alam nyata.
Karena siswa bergaul dengan dunia sekitarnya, maka ia memiliki dorongan yang
kuat untuk memahami tentang segala sesuatu yang ada. Memahami filsafat ini
Seorang guru seharusnya tidak hanya tahu tentang hakekat dunia dimana
ia tinggal, lebih jauh dari itu ia juga harus tahu hakekat manusia, khususnya
7
Abdul Muis Thabrani, Filsafat dalam Pendidikan…hlm 77
8
Abdul Muis Thabrani, Filsafat dalam Pendidikan..,hlm 79
5
hakekat siswa. Pada prinsipnya, hakekat manusia menurut Yudrik Yahya adalah
sebagai berikut:
1). Manusia adalah makhluk individu, bahwa manusia mempunyai ciri-ciri atau
2). Manusia adalah makhluk sosial, bahwa manusia mempunyai sifat sosialitas
yang menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan manusia sewajarnya atau
menjadi dasar dan tujuan setiap siswa dan kelompoknya. Tugas pendidikan
5). Manusia adalah makhluk bermoral, bahwa manusia yang normal pada intinya
baik dan buruk. Selain itu ia juga mampu membedakan hal yang benar dan
6
6) Manusia adalah makhluk religius, bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan dan
manusia itu sendiri sebagai makhluk Tuhan. Manusia mempunyai nafsu baik
akal dan budi. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin
mengetahui segala sesuatu. Karena hasrat ingin tahulah maka muncul ilmu
filsafat.
masing-masing siswa.9
b. Epistemologi
Istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, dengan asal kata
episteme yang berarti pengetahuan, dan logos berarti teori. Secara etimologi,
filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur, metode, serta
kebenaran itu berubah dari situasi satu ke situasi lainnya? Dan akhirnya
9
Yudrik Yahya, Wawasan Kependidikan…,hlm. 68
7
Bagaimana menjawab pertanyaan epistemologis tersebut? Hal itu akan
Pertama, guru harus menentukan apa yang benar mengenai muatan yang
diajarkan, kemudian guru harus menentukan alat yang paling tepat untuk
8
Seyogyanya seorang guru tidak hanya mengetahui bagaiman siswa
c. Aksiologi
terdiri dari kata aksios yang berarti nilai dan logos yang berati teori. Jadi
aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas nilai baik dan nilai buruk,
indah dan tidak indah, erat kaitannya dengan pendidikan, karena dunia nilai
Nilai-nilai apa yang dikenalkan guru kepada siswa untuk diadopsi? Nilai-nilai
10
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Cet. keempat, (Alfabeta CV: Bandung, 2007), hlm. 34
9
individu jika ia tidak mampu menggunakan pengetahuan untuk kebaikan, baik
Filsafat ilmu terdiri dari apa yang diyakini seorang guru mengenai
profesional guru. Setiap guru baik mengetahui atau tidak memiliki suatu filsafat
tumbuh serta apa yang harus manusia pelajari agar dapat tinggal dalam kehidupan
yang baik.
aspek pengajaran. Dengan menempatkan filsafat ilmu pada tataran praktis, para
yang spontan, tidak berulang dan kreatif antara guru dan siswa. Yang lainnya
10
pembelajaran, sebagian guru menekankan pengalaman-pengalaman dan
Guru menginginkan para siswanya belajar sebagai hasil dari usaha mereka
diajarkan.
11
C. Kesimpulan
Peran filsafat ilmu bagi guru, dengan filsafat metafisika guru mengetahui
filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang harus diberikan kepada siswa,
pengetahuan tersebut.
siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan secara
keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muis Thabrani, Filsafat dalam Pendidikan, (IAIN Jember Press : Jember,
2016.
Ahmad Darwis Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam ,
Bandar Publishing : Aceh, 2019
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu. IPB Press : Bogor, 2016
Taufik Nasution, Ahmad, Filsafat Ilmu Hakikat Mencari Ilmu
Pengetahuan,(deepublish : Sleman, 2016
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat ilmu, Cet. keempat. Bandung: Penerbit Alfabeta,
2007
Yudrik Yahya, Wawasan Kependidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, Direktoral Jenderal Pendidikan dan Menengah, direktorat
Tenaga Kependidikan, 2003.
12