Anda di halaman 1dari 6

A.

Latar Belakang
Di zaman Yunani, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis dan spesial,
akan tetapi suatu cara hidup yang kongkret, suatu pandangan hidup yang total tentang
manusia dan tentang alam yang menyinari seluruh kehidupan seseorang. Selanjutnya,
dengan kehidupan atau perkembangan peradaban manusia dan problema yang di
hadapinya, pengertian yang bersifat teoritis seperti yang di lahirkan filsafat Yunani itu
kehilangan kemampuan untuk memberi jawaban yang layak tentang kebenaran peradaban
itu telah menyebakan manusia melakukan loncatan besar dalam bidang sains, teknologi,
kedokteran dan pendidikan.
Perubahan itu mendorong manusia memikirkan kembali pengertian tentang
kebenaran. Sebab setiap terjadi perubahan dalam peradaban akan berpengaruh terhadap
sistem nik yang berbiku, karena antara perubahan peradaban dengan cara berfikir
manusia terdapat hubungan timbal balik.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta
didik. Karenanya pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan,
kesatuan, organis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan melahi filsafat
kependidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafay yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan filsafat pendidikan?
2. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
3. Paham-paham filsafat pendidikan
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya mahasiswa dapat memahami secara
menyeluruh mengenai filsafat pendidikan, selain itu dengan adanya makalah ini dapat
memenuhi tugas mata kuliat filsafat pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Istilah filsafat berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani kuno. yaituphile
atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan sophia atau sophos yang berarti
kebijaksaman. Kedun suku kata tersebut membentuk kata majemukphilosophia. Dengan
demikian, berdasarkan asal usul philosophia (filsafat) berarti cinta kepada kebijaksanaan
atau berdasarka sahabat kebijaksanaan. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-
citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sifat seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang has
dan menyeluruh dengan segala hubungan
a. Definisi Filsafat Pendidikan
Fikafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat
sebagai jakin untuk mengatur, menyehraskan, dan memadukan proses pendidikan
Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-naklumat
yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan
pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral Filsafat pendidikan juga
bisa didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang pendidikan yang
menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara peraktis. Menurut Jhon Dewey, filsafat
pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fudamental, baik
yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju
tabiat manusia.
Menurut Imam Barnadib filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan.
Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis filosof terhadap
pendidikan. Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian
bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang
pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku
perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan
kehidupannya. Filsafat, jika dilihat dari fungsinya secara peraktis, adalah sebagai
sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan yang
dihadapinya, termasuk dalam problematika dalam pendidikan. Oleh karena itu di
simpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi ilmu
yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan yang merupakan penerapan analisis filosofis dalam lapangan pendidikan.

B. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan


Fibafit yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau banga
merupakan asas dan pedoran yang melandasi sema aspek hidup dan kehidupan bangsa,
termasuk aspek pendidikan Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan
flafit yang dan okh satu banga. Sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau
mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nhi-n hafit u sendiri. Pendidikan
sebagai satu kembaga yang berfingi menanamkan dan mewariskan sistem-sistem nomu
tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar fiat yang dijunjung oleh lembaga
pendalikan dan pendidik dalam suatu nasyarakat. Untuk menjamin upaya pendidikan dan
proses tersebut elekti deundkan landasan-landasan loogis dan Anish sebagai asas menif
dan pedoman pelaksanaan pembinaan.
Hubungan antara Shaft dan Shaft pendidikan menjadi sangat penting sekal sebab
ia menjadi dasar, arah, dan pedoman satu sistem pendidikan Fatit pendidikan adalah
aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan alat sebagai medanya nk menyusun proses
pendidikan, menyelaraskan mengammoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan
yang ingin dicapai Jadi terdapat kesanan yang utuh antars Balt, Shalat pendidikan dan
pengalaman minus is Fikali menetapkan ide-ide, slanine, dan pendidikan menpakan usaha
dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku bahkan
membra kepribadat man. Kipatrk mengatakan, berat dan mendidik adalah das face dam
satu usaha; berfilsafat ialah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nihi dan cita-cita
yang lebih baik, sedangkan mendidik ialah usaha merelasasikan nilai-nili dan cita-cita itu
dalam kehidupan, dalam kepribadian manusia. Mendidik ialah mewujudkan nilai-nilai
yang dapat disumbangkan filsafat, dimuhi dengan generasi muda, untuk membimbing
rakyat, membina nii-mi dah kepribadian mereka, demi menemukan cita-cita tertinggi
suatu fibafat dan melembagakannya dalam kehidupan mereka.
Lebih lanjut, Burner dan Bruns mengatakan secara tegis bahwa tujuan pendidikan
adabh tujuan fikafat yaitu untuk membimbing ke arah kebijaksanaan Okeh kerena itu,
dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah rehasi dari ide-ide filsafat; filsafat memberi
asas kepastan bagi peranan pendidikan sebagai wadah pembinaan manusia yang telah
mehhirkan ilmu pendidikan lembaga pendidikan dan aktivitas pendidikan Jadi, filsafat
pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikan.
Dari uraian di atas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan toy
pendidikan berikut:
 Fiafit, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teorinpendidikan oleh
para Filsafat, berfungsi memberi arah begi teori pendidikan yang telah ada
menurut alean filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang
nyata.
 Fikafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dan pengembangan teori-teori pendidikan menjadi iku
pendidikan.
C. Paham-paham filsafat
1. Progressive
Progressivisme ialah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang menghendaki
adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah yang positif
Dengan kata lain, pendidikan harus mampu membawa perubahan pada diri peserta
didik menjadi pribadi yang Tangguh dan mampu menghadapi berbagai persoalan dan
bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial di masyarakat.
Secara singkat, progressivisme dimaknai sebagai suatu gerakan perubahan menuju
perbaikan. Progressivisme merupakan salah satu aliran yang menghendaki suatu
kemajuan, dimana kemajuan ini akan membawa sebuah perubahan.
Progressivisme modern menekankan pada konsep progress, yang menyatakan bahwa
manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan
lingkungannya dengan menerapkan kecerdasan yang dimilikinya dan metode ilmiah
untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul baik dalam kehidupan personal
manusia itu sendiri, maupun kehidupan sosial. Dengan konteks ini, pendidikan akan
dapat berhasil jika mampu melibatkan secara aktif peserta didik dalam pembelajaran,
sehingga mereka mendapatkan banyak pengalaman untuk bekal hidupnya (Gutek,
1974:138).
Progressivisme sering dinamakan sebagai instrumentialisme, eksperimentalisme, dan
environmentalisme Dinamakan instrumentalisme karena progressivisme beranggapan
bahwa kemampuan inteligensi manusia sebagai alat untuk hidup, kesejahteraan dan
mengembangkan kepribadian manusia Dinamakan eksperimentalisme karena aliran
ini menyadari dan mempraktikkan asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu
teori.
Dinamanakan environmentalisme karena progressivisme menganggapa bahwa
lingkungan hidup mempengaruhi pembinaan kepribadian.
Dalam progressivisme, proses pendidikan memiliki dua segi, yaitu
a. Psikologis. Pendidika harus mengetahui tenaga atau daya yang ada pada anak
didik yang akan dikembangkan. Psikologinya yakni psikologi dan aliran
behaviorisme dan pragmatism.
b. Sosiologis. Pendidi harus mengetahui kemana tenaga-tenaga itu harus di
bimbingnya.
2. Perenialisme
Aliran filsafat pendidikan perenialisme menegaskan bahwa pendidikan diarahkan
pada upaya pengembangan kemampuan intelektual peserta didik melalui pemberian
pengetahuan yang bersifat abadi, universal, dan absolut (Abudin Nata, loc.cit, h. 26).
Perenialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman modern telah menimbulkan

banyak krisis di berbagai bidang kehidupan manusia Cara perenialisme mengatasinya


ialah memberikan jalan keluar berupa Kembali pada kebudayaan lampau.
Perenialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan
keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap
cukup ideal dan yang telah teruji ketangguhannya

Perenialisme berpendapat bahwa untuk mengatasi gangguan kebudayaan, perlu


adanya usaha untuk menemukan dan mengamankan linkungan sosiokulural,
intelektual dan moral, dan ini menjadi tugas filsafat dan filsafat pendidikan.
3. Essensialisme
Pandangan filsafat pendidikan essensialisme dapat ditelusuri dari aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali pada kebudayaan lampau, karena telah banyak
melakukan kebaikan untuk manusia. Kebudayaan lampau yang dimaksud sudah ada
semenjak peradaban umat manusia terdahulu, terutama sejak zaman Renaissance
mulai tumbuh dan berkembang dengan megah Kebudayaan lama melakukan usaha
untuk menghidupkan Kembali ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kesenian zaman
Yunani dan Romazi kuno.
Essensialisme merupakan gerakan pendidikan yang bertumpu pada filsafat idealism
dan realisme. Dalam aliran idealisme, pendidikan diarahkan pada upaya
pengembangan kepribadian peserta didik sesuai dengan kebenaran yang berasal
dariatas, yakni dunia supranatural, yaitu Tuhan.
Sedangkan dalam aliran filsafat realisme, upaya pendidikan harus diarahkan pada
upaya menguasai pengetahuan yang sudah mantap sebagai hasil penelitian ilmiah
yang dituangkan secara sistematis dalam berbagai disiplin atau mata pelajaran
(Abudin Nata, op.cit, h. 26).
Tujuan umum essensialisme yakni membentuk pribadi bahagia di dunia dan akhirat.
In pendidikan essensialisme mencakup ilmu pengetahuan, keseman, serta segala hal
yang bisa menggerakkan kehendak manusia Tujuan pendidikan essensialisme ialah
menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang
tersusun dan telah bertahan sepanjang waktu.
4. Rekontruksionsime
Rekontruksionisme pada filsafat pendidikan merupakan suatu aliran yang berusaha
merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern. Pada prinsipnya, aliran rekontruksionisme sepaham dengan
aliran perenialisme, yakni berawal dan krisis kebudayaan modern. Tetapi, prinsip
yang dimiliki oleh aliran ini tidak sama dengan aliran filsafat perenialisme. Keduanya
memiliki visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh guna
mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan.
Rekontruksionisme berupaya mencari kesepakatan antara sesame manusia agar dapat
mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan yang harmonis bagi
kemanusiaan dan juga seluruh lingkungannya.
Aliran rekontruksionisme berkeyakinan bahwa penyelamatan dunia merupakan tugas
kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab setiap bangsa dan individu. Karenanya
pembinaan Kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat dapat diwujudkan
melalui pendidikan yang tepa tatas nilai den norma yang benar sehingga terbentuk
tatanan dunia baru yang harmonis dalam pengawasan umat manusia (Jalaludin &
Abdullah Idi, 1997)
Rekontruksionisme muncul sebagai akibat dari pengamatan tokoh-tokoh pendidikan
terhadap masyarakat Amerika khususnya, dan masyarakat Barat umumnya, yang
menjelang periode tiga puluhan mengalami goncangan kebudayaan sebagai efek dari
Great Depression.
Secara praktis, rekontruksionisme dlaam pendidikan menghendaki tujuan pendidikan
ialah peningkatan kesadaran peserta didik mengenai problematika sosial, politik dan
ekonomi yang dihadapi oleh manusia secara global, dan untuk membina dan
membekali peserta didik dengan kemampuan-kemampuan dasar agar busa
menyelesaikan berbagai persoalan tersebut.
Corak aktivitas pembelajaran pada aliran rekontruksionisme menurut Kinsley Price:
a. Segala sesuatu yang bercorak otokrasi harus dihindari, sehingga yang belajar
terhindar dari unsur pemaksaan.
b. Guru harus dapat meyakinkan subjek didiknya akan kemampuannya dalam
memecahkan masalah, sehingga masalah yang ada dalam subject matters
dapat diatasi.
c. Untuk menumbuhkembangkan keinginan belajar peserta didik, seorang guru
harus mampu mengenali setiap diri peserta didik secara individu. d. Seorang
guru harus dapat menciptakan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga
interaksi guru dengan peserta didik dan smeua yang hadir dalam suatu
ruangan kelas dapat berkomunikasi dengan baik, tanpa ada yang menunjukkan
sikap otoriter (Muhmidayeli, 2011)

Anda mungkin juga menyukai