Di Tulis Oleh:
Khalisyah Listiani
(A1E315424)
Kelas 4D
filsafat adalah: suatu kegiatan atau aktifitas pikir manusia yang bersifat
dinamis dan mempergunakan seluruh kemampuan dan kekuatan yang ada dengan
tujuan adalah untuk memahami segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada
agar dengan itu diperoleh suatu inti pandangan tentang dunia dan hidupnya
sebagai dasar pijakan sikap dan tindakan.
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah
kedewasaan.Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga
yaitu: a). pendidikan, b). teori umum pendidikan, dan c). ilmu pendidikan.
Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang bertalian
dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan
iman. Mendidik bermaksud membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat
manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya.
Mendidik adalah membudayakan manusia.
Kedua, pendidikan dalam teori umum, menurut John Dewey pendidikan itu
adalah The general theory of education dan Philoshophy is the general theory of
education, dan dia tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori
pendidikan, atau filsafat pendidikan sama dengan teri pendidikan. Sebab itu ia
mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu:
logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis
dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan
interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural
dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
a. Hubungan keharusan
b. Dasar Pendidikan
1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara
pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya.
Sementara itu dengan filsafat, sebagai pandangan tertentu terhadap sesuatu
objek, misalnya filsafat idealisme, realisme, materialisme, dan sebagainya,
akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori-teori
pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu akan
mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori-
teori yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata
lain, teori-teori dan pandangan pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh seorang filosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta
diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yang dianutnya.
2. Filsafat , juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut
pandangan dan lairan filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata, artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan
filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan
dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan
hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping hubungan
fungsional tersebut, antara filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan
yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saifullah
dalam bukunya: Antara Filsafat dan Pendidikan, sebagai berikut:
Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat
perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif
ilmiah, yaitu:
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan,
konsep tentang sifat hakiki manusia, serta konsepsi hakikat dan
segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of
education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan
pendidikan atau organisasi pendidikan dan metodologi pendidikan
dan pengajaran.
Kesimpulan