Anda di halaman 1dari 8

Artikel

Hubungan antara Filsafat dan Pendidikan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


Filasat Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. H. Sulaiman, M.Pd

Di Tulis Oleh:
Khalisyah Listiani
(A1E315424)
Kelas 4D

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
TAHUN 2017
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

Fisafat sebagai Mater-Scientiarum (induk ilmu pengetahuan),


perumusannya sangat sulit dilaksanakan, sebab nilai filsafat itu hanyalah dapat
dimanifestasikan oleh seseorang sebagai filsuf yang otentik. Setiap orang yang
ingin mengejar pengertian hidup dan kehidupan itu, maka itu berarti bahwa ia
masih di atas jalan menjadi seorang filsuf, untuk lebih memanusiakan dirinya.
Sebab berfilsafat tiada lain adalah hidup berpikir dan pemikiran sedalam-
dalamnya tentang hidup dan kehidupan itu. Manusia sebagai makhluk pencari
kebenaran dalam perenungannya menemukan tiga bentuk eksistensi kebenaran
yaitu: ilmu pengetahuan, filsafat dan agama. Ibarat satu garis lurus, maka
kebenaran ilmu pengetahuan mengandung kenisbian (elativitas), yang bermuara
kepada filsafat sedangkan kebenaran ilmu pengetahuan dan filsafat kenisbian yang
bermuara kepada agama, sebagai kebenaran yang mutlak (absolut) karena
bersumber dari Yang Maha Mutlak dan Maha Benar. Oleh karena itu, dalam
perenungan kita tentang bentuk pengetahuan filsafat dan eksistensinya dalam
hidup dan kehidupan manusia di jagat raya ini tidak dapat melepaskan diri dari
pembahasan dan kaitannya kepada ilmu pengetahuan dan agama.

Filsafat disebutkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bersifat


eksistensial artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari.
Bahkan justru filsafatlah yang jadi motor penggerak kehidupan kita sehari-hari
baik sebagai manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk
suatu masyarakat atau bangsa.

filsafat adalah: suatu kegiatan atau aktifitas pikir manusia yang bersifat
dinamis dan mempergunakan seluruh kemampuan dan kekuatan yang ada dengan
tujuan adalah untuk memahami segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada
agar dengan itu diperoleh suatu inti pandangan tentang dunia dan hidupnya
sebagai dasar pijakan sikap dan tindakan.
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah
kedewasaan.Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga
yaitu: a). pendidikan, b). teori umum pendidikan, dan c). ilmu pendidikan.

Pengertian pertama, pendidikan pada umumnya yaitu mendidik yang


dilakukan oleh masyarkat umum. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak
manusia ada di muka bumi ini. Pada zaman purba, kebanyakan manusia
memerlukan anak-anaknya secara insting atau naluri, suatu sifat pembawaan,
demi kelangsungan hidup keturunanya. Yang termasuk insting manusia antara lain
sikaf melindungi anak, rasa cinta terhadap anak, bayi menangis, kempuan
menyusu air susu ibu dan merasakan kehangatan dekapan ibu.

Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang bertalian
dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan
iman. Mendidik bermaksud membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat
manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya.
Mendidik adalah membudayakan manusia.

Kedua, pendidikan dalam teori umum, menurut John Dewey pendidikan itu
adalah The general theory of education dan Philoshophy is the general theory of
education, dan dia tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori
pendidikan, atau filsafat pendidikan sama dengan teri pendidikan. Sebab itu ia
mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.

Konsep di atas bersumber dari filsafat pragmatis atau filsafat pendidikan


progresif, inti filsafat pragmatis yang mana berguna bagi manusia itulah yang
benar, sedangkan inti filsafat pendidikan progresif mencari terus-menerus sesuatu
yang paling berguna hidup dan kehidupan manusia.
Ketiga, ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu
dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu
pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori.

C. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu:
logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis
dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan
interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural
dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

a. Hubungan keharusan

Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita-cita) yang lebih


baik, sedangkan pendidikan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam
kehidupan manusia. Pendidikan bertindak mencari arah yang terbaik,
dengan berbekal teori-teori pendidikan yg diberikan antara lain oleh
pemikiran filsafat .

b. Dasar Pendidikan

Filsafat mengadakan tinjauan yang luas terhadap realita termasuk


manusia, maka dibahaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan
hidup. Konsep-konsep ini selanjutnya menjadi dasar atau landasan
penyusunan tujuan dan metodologi pendidikan.
Sebaliknya pengalaman pendidik dalam realita menjadi masukan dan
pertimbangan bagi filsafat utk mengembangkan pemikiran pendidikan.
Filsafat memberi dasar-dasar dan nilai-nilai yang sifatnya das Sollen
(yang seharusnya) Praksis pendidikan mengimplementasikan dasar-
dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap
pemikiran ideal pendidikan dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal
balik di antara keduanya.
Sebagaimaan telah dikemukakan bahwa tidak semua masalah kependidikan
dapat dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak di
antara masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-
pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendekatan filosofis pula dalam
pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan tersebut,
dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan pandangan-
pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan tersebut, dan atas
dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori pendidikan. Disamping itu
jawaban-jawaban yang telah dikemukakan oleh jenis dan aliran filsafat tertentu
sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yangdihadapinya
menunjukan pandangan-pandangan tertentu, yang tentunya juga akan
memperkaya teori-teori pendidikan. Dengan demikian terdapat hubungan
fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan. Hubungan fungsional antara
filsafat dan teori pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara
pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya.
Sementara itu dengan filsafat, sebagai pandangan tertentu terhadap sesuatu
objek, misalnya filsafat idealisme, realisme, materialisme, dan sebagainya,
akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori-teori
pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu akan
mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori-
teori yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata
lain, teori-teori dan pandangan pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh seorang filosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta
diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yang dianutnya.
2. Filsafat , juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut
pandangan dan lairan filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata, artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan
filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan
dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan
hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping hubungan
fungsional tersebut, antara filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan
yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saifullah
dalam bukunya: Antara Filsafat dan Pendidikan, sebagai berikut:
Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat
perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif
ilmiah, yaitu:
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan,
konsep tentang sifat hakiki manusia, serta konsepsi hakikat dan
segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of
education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan
pendidikan atau organisasi pendidikan dan metodologi pendidikan
dan pengajaran.

Definisi di atas merangkum dua cabang ilmu pendidikan, yaitu: filsafat


pendidikan dan sistem atau teori pendidikan dan hubungan antara keduanya
adalahyang satu suplemen terhadap yang lain dan keduanya diperlukan
oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar bidang
studi tertentu.

Kesimpulan

Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan


kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari
segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala
kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada didalam lingkungan masyarakat dan lingkungan. Ilmu
pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejalan perbuatan
mendidik.

Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika,


yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis
dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan
interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan
pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara


mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan
dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat Pendidikan tidak bolah bertentangan
dengan filsafat.
DAFTAR PUSTAKA

Salam, Burhanuddi. 2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


Prasetya. 2002. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Poedjawijatna. 1991. Tahu dan Pengetahuan Pengantar ke Ilmu dan Filsafat.
jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mudyahardjo, Redja. 2006. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Semiawan, Conny R, dkk. 2010. Spirit Inovasi dalam Filsafat Ilmu. Jakarta: PT.
Indeks.
Gandhi, Teguh Wangsa. 2010. Filsafat Pendidikan : Madzhab-madzhab Filsafat
Pendidikan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Sadullah, Uyoh. 2007. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Purnawan. 2009. Filsafat Realisme. Bandung : Universitas Pendidikan Bandung

Anda mungkin juga menyukai