Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASALAH PENDUDUK DAN SDM DI INDONESIA

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPS

Dosen Pengampu : Drs. H. Zulkipli M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4

Elyda Putri A1E315373

Hasbiani A1E315395

Helmatus Shalehah A1E315398

Irwan Wirano Saputera A1E315416

Laila Ristiana A1E315427

Muhammad Rizka Rijani A1E315444

Maghfirda Rizky Oktavia A1E315451

Fakultas/Program : FKIP/S1 PGSD

Semester/Kelas : I/D

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PG-PSD

BANJARMASIN

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini berjudul MASALAH PENDUDUK DAN SDM DI INDONESIA
Dengan tujuan penulisan makalah ini sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman dari materi ini.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepas pula dengan tugas mata kuliah IPS
Namun kami cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

Banjarmasin,05 Oktober 2015


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masalah Penduduk Di Indonesia .......................................................................... 2
2.2 Masalah SDM Di Indonesia ................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11
3.2 Saran ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Selama ini, masalah kependudukan boleh dikatakan masih kurang mendapat perhatian
dari masyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat, Baik itu dari para politisi, tokoh agama,
pakar ekonomi maupun tokoh masyarakat lainnya. Memang pada saat ini sebagian besar
orang pada umumnya sudah tidak keberatan lagi dengan program untuk mengontrol
kelahiran, tetapi sayangnya masih kurang sekali kesadaran untuk melaksanakannya.

Padahal, kalau kita mau menyadari, sebenarnya masalah kependudukan ini adalah
masalah yang teramat penting. Tidak kalah pentingnya dengan berbagai macam masalah
lainnya yang seringkali kita perdebatkan dalam berbagai seminar dan diskusi. Dan
sebenarnya berkaitan erat dengan masalah ekonomi, hukum dan norma agama. Jadi, memang
tidak bisa diabaikan begitu saja.

Selain masalah kependudukan masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini juga


sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran
dan setengah pengangguran yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.
Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan.
Pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat.
Sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan
dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.

Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas Sumber


Daya Manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan
keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai
pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan
hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana masalah penduduk dan SDM di Indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui masalah penduduk dan SDM di Indonesia.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Masalah penduduk di Indonesia

Negara Indonesia yang memiliki semua sumber daya alam maupun sumber daya
manusia sepertinya belum muncul ke permukaan 100%, masih banyak yang belum tergali,
sehingga Negara Indonesia terkesan lambat dalam proses pembangunannya. Dengan jumlah
penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, Negara Indonesia belum mampu
menyejahterakan semua penduduknya. Berbagai dampak atas banyaknya penduduk yang
belum sejahtera akan mengakibatkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan
kependudukan. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara
lain :

1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk sebagai berikut :

a. Jumlah Penduduk Indonesia

Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada.
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat.

b. Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk


Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.

c. Kepadatan penduduk Indonesia

Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang
dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2 atau setiap
1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata.
Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan,
kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.

d. Susunan penduduk Indonesia

Sejak sensus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau
ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada
penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap
hal-hal berikut :

Penyediaan fasilitas kesehatan.


Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.
Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia
muda.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :

1) Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk,

Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah


kelahiran,menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.

2) Pemerataan Persebaran Penduduk,

Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang
penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah
mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok,
perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap
pembangunan adalah sebagai berikut :

a. Masalah Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif


lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat
pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia
disebabkan oleh:

1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.

2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana
pendidikan.

3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah :

1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli


dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk
Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat
diperlukan dalam pembangunan.

2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal


yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini
apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :

1) Pencanangan wajib belajar 9 tahun.

2) Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.

3) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,


laboratorium, dan lain-lain).

4) Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.

5) Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.

6) Mencanangkan gerakan orang tua asuh.

7) Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

b. Masalah Kesehatan

Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena
kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah
umumnya disebabkan:

1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.

2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.

4. Gizi yang rendah.

5. Penyakit menular.

6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).

Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah :

1. Terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan


yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia.

2. Jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka
dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak
optimal.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :

1) Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.


2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

3) Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.

4) Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.

5) Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.

6) Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.

Pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan banyak atau sedikitnya


pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun. Indonesia
merupakan negara yang memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Adapun tindakan yang telah
dan dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengontrol laju pertumbuhan penduduk adalah:
1. Program keluarga berencana
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah
keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi,
Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai
dicanangkan pada tahun akhir 1970-an. Tujuan umum adanya program kelurga berencana
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

2. Meningkatkan sumber daya manusia yang telah ada


Peningkatan sumber daya manusia yang telah ada dapat dilakukan dengan pendidikan
formal maupun informal, sehingga dapat menunjang peningkatan produktifitas guna
mengimbangi laju pertumbuhan penduduknya. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di
Indonesia menyebabkan tidak meratanya penduduk dalam suatu wilayah. Meskipun
pemerintah telah melakukan berbagai program untuk menekan laju pertumbuhan tersebut,
namun dampak negatif seperti banyaknya tingkat pengangguran akibat tidak seimbangnya
jumlah tenaga kerja dengan jumlah lapangan kerja, tidak dapat dihindarkan. Karena tidak
meratanya jumlah penduduk menyebabkan sumber potensial dalam suatu sektor pendapatan
negara juga tidak bekerja maksimal. Hal inilah yang menyebabkan tingkat kemiskinan di
Indonesia masih tinggi.
3. Tingkat penduduk terhadap investasi
Investasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam pertumbuhan
perekonomian suatu negara. Indonesia sebagai Negara yang memiliki potensi yang besar,
dalam hal ini tentunya juga berupaya menarik investor sebanyak-banyaknya. Indonesia
memiliki daya tarik diantaranya dikarenakan memiliki sumber daya manusia yang potensial.
Namun sayangnya, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang belum merata dan belum
banyak terdidik. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian khusus pemerintah kita dalam
upaya memajukan perekonomian Negara.

Jadi, semakin rendah laju pertumbuhan penduduk suatu negara akan semakin
menguntungkan bagi peningkatan kemakmuran negara tersebut. Laju pertumbuhan penduduk
yang tinggi akan menimbulkan banyak masalah bagi negara jika tidak diikuti dengan
peningkatan produksi dan efisiensi dibidang lainnya. Banyaknya jumlah penduduk akan
menambah beban sumber daya produktif terhadap sumber daya yang belum produktif yang
akibat lanjutnya akan menciptakan masalah sosial yang cukup rumit.
2.2 Masalah SDM di Indonesia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi
ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan
serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam
kaitan tersebut setidaknya kita harus tahu kondisi sumber daya manusia indonesia sekarang
ini dan permasalahan apa yang dialami indonesia mengenai SDM-nya. Kurang lebih
permasalahan SDM indonesia adalah:

1. Adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.


Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar
92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang
dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini
meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.

2. Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.


Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar
yaitu sekitar 63,2 %. masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja
dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi.
Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat.
Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi.
Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak
semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di
Indonesia lebih dari 300.000 orang.
4. Lemahnya perguruan tinggi dalam menciptakan SDM yang handal profesional dan punya
daya saing tinggi. Ini ditandai dengan Fenomena meningkatnya angka pengangguran sarjana.
Hal tersebut merupakan kritik bagi perguruan tinggi, karena ketidakmampuannya dalam
menciptakan iklim pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.

5. Belum adanya kesadaran bagi pemerintah bangsa Indonesia untuk memperbaik SDM
Indonesia. Dilihat dari rendahnya alokasi APBN untuk sektor pendidikan tidak lebih dari
12% pada pemerintahan di era reformasi. Keadaan ini menunjukkan bahwa belum ada
perhatian serius dari pemerintah pusat terhadap perbaikan kualitas SDM. Padahal sudah
saatnya pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah secara serius membangun SDM yang
berkualitas. Sekarang bukan saatnya lagi Indonesia membangun perekonomian dengan
kekuatan asing. Tapi sudah seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat
memanfaatkan potensi sumberdaya daya yang dimiliki (resources base) dengan kemampuan
SDM yang tinggi sebagai kekuatan dalam membangun perekonomian nasional

Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama
ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya
keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan
rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil
tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian,
bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan
ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan
pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan ekonomi
global.

Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang. Dengan memiliki jumlah


penduduk yang banyak, dan memiliki pengaruh besar terhadap komposisi jumlah penduduk
di dunia. Jumlah penduduk yang tinggi adalah masalah serius yang dapat menjadi
penghambat pertumbuhan ekonomi. Sedangkan, dari setiap perkembangan zaman, yang
menjadi faktor utama kemajuan suatu Negara Indonesia faktor ekonomi, karena faktor
ekonomi yang mendominasi segala aspek dalam perkembangan Indonesia. Maka dari itu,
berbagai aspek tersebut harus mendukung segala bentuk tindakan yang mempengaruhi
perkembangan perekonomian yang ada.
Salah satu aspek yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah aspek
pendidikan. Karena pendidikan merupakan faktor utama kemajuan sumber daya manusia
(SDM) di Indonesia. Menurut Dody Heriawan Priatmoko, dengan mengutip pernyataan
Schuts dan Solow, menegaskan bahwa pendidikan merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Apalagi saat ini
Indonesia, sudah menjadi bagian dari penduduk dunia dan menjadi bagian kompetisi
masyarakat dunia, khususnya dalam meraih pasar dan peluang kesempatan kerja yang tidak
dibatasi oleh garis wilayah kenegaraan. Untuk itu, perlu diadakannya peningkatan sumber
daya manusia.
Akan tetapi, jika dilihat pada kenyataannya, sumber daya manusia di Indonesia
melemah, karena menurunnya mutu pendidikan. Memasuki abad ke 21 pendidikan di
Indonesia tidak mengalami peningkatan atau dengan kata lain menurun.Prestasi pendidikan
Indonesia tertinggal dari negara-negara di Asia lainnya.Indikator yang menyebabkan hal
tersebut adalah prestasi siswa, dan peringkat indeks pengembangan manusia yaitu komposisi
dari tingkat pencapaian pendidikan.
Masalah pendidikan yang memperhatinkan ini harus segera diselesaikan agar
masyarakat Indonesia dapat bersaing pada persaingan global. Indonesia mengalami dua
masalah besar dalam pendidikan yaitu masalah internal dan eksternal.
Pada persoalan internal yang saat ini sedang dilakukan penataan dan rekstruturisasi
strategi pengembangan yang jauh lebih tepat, akurat dan ekseleratif.Seperti halnya media
serta sarana pendidikan yang dapat mempengaruhi mutu dari pendidikan itu sendiri.
Sedangkan pada persoalan ekstrenal yang ada yakni mengenai berbagai tantangan serta
peluang yang justru menunggu peningkatan tersebut agar SDM di Indonesia menjadi lebih
kompetitif.Untuk mengatasi hal tersebut, hendaknya pemerintah Indonesia harus benar-benar
memikirkan mutu peningkatan pendidikan di negara ini.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilakukan penyelesaiannya dengan
perbaikan mendasar yakni kurikulum bahan ajar dan guru sebagai pengajar. Selain dari
pemerintah, masyarakat Indonesia sebagai pelakunya juga harus membantu dan bersedia
untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan indonesia yang hampir terpuruk.
Meski banyak masyarakat Indonesia yang tidak memperdulikan nilai pendidikan karena
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang memperhatinkan. Banyak anak-anak yang
mengalami putus sekolah, karena mahalnya biaya sekolah yang harus dikeluarkan yang
mendorong hal tersebut terjadi. Dengan minimnya latar belakang pendidikan yang dimiliki,
membuat para orang tua lebih memilih anak-anaknya untuk tidak bersekolah daripada mereka
tidak makan atau dengan kata lain tidak dapat melanjutkan hidup.Cara berfikir seperti itu lah
yang dimiliki para masyarakat menengah kebawah, oleh karena itu pemerintah perlu
memperhatikan hal tersebut.
Dengan cara menurunkan biaya sekolah atau bahkan tidak memungut biaya bagi para
masyarakat yang kurang mampu. Agar para anak sebagai penerus bangsa harus mengenyam
pendidikan. Karena begitu penting nilai pendidikan itu sendiri.Dengan begitu, siapapun dapat
memperoleh pendidikan tanpa terkecuali. Sumber daya manusia yang berkualitas akan
menopang kemajuan suatu negara, sehingga negara yang mempunyai sumber daya manusia
yang berkualitas akan memiliki keunggulan dalam segala bidang, terutama dalam bidang
ekonomi.
Pendidikan merupakan investasi modal manusia, yang akan menetukan kualitas sumber
daya manusia suatu bangsa. Sebagai contoh yaitu negara Jepang. Jepang mampu mengadopsi
teknologi berat dengan cepat sehingga masyarakatnya cepat mengerti akan sebuah teknologi
dan memiliki kualitas yang bagus dalam hal sumber daya alam. Berbeda dengan Indonesia
yang karenanya masyarakat masih memiliki pendidikan yang rendah sehingga sumberdaya
negara ini pun masih rendah jadi akan lebih sulit menerapkan teknologi-teknologi yang
mutakhir yang saat ini sudah mulai bermunculan.
Dalam memasuki abad ke-21 yang ditandai oleh proses globalisasi, dengan persaingan
yang ketat, maka bangsa Indonesia dituntut untuk lebih menyiapkan sumber daya manusia
berkualitas yang memiliki keungulan kompetitif. Semua itu bisa diperoleh melalui
pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Dengan demikian, pendidikan yang baik dan
bermutu merupakan tanda bagi upaya memenangkan kompetisi global.Meskipun sekarang
sedang dalam situasi krisis yang mungkin berakibat pada penurunan anggaran pembangunan
nasional, namun alokasi anggaran pendidikan sepertinya tak sampai berkurang.
Kita menyadari bahwa pembangunan pendidikan di Indonesia jauh tertinggal di
belakang dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur. Selama tiga dasawarsa prioritas
utama pembangunan nasional masih bertumpu pada pembangunan fisik, mengalahkan bidang
pendidikan yang memiliki arti dan bersifat strategis serta dapat memperbaiki kehidupan
negara ini. Untuk itu sudah seharusnya kita menggeser skala prioritas utama pembangunan
nasional dengan menempatkan pendidikan sebagai hal yang utama atau dengan kata lain
memprioritaskan pendidikan. Pendidikan itu tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat
namun investasi pendidikan itu berlangsung sangat lama.Namun demikian jika kita tidak
mulai membenahi pendidikan nasional sejak sekarang, maka sumber daya manusia kita akan
jauh tertinggal dari negara lain dan hal tersebut sangat merugikan.Setidaknya kita menyadari
sepenuhnya pendidikan merupakan agenda penting dan strategis, bukan hanya meningkatkan
kualitas bangsa, melainkan juga mendorong kemajuan seluruh masyarakat. Karena itu,
seluruh komponen bangsa harus mempunyai komitmen bersama untuk membangun
pendidikan.

3.1 KESIMPULAN
Masalah yang timbul akibat kependudukan di Indonesia sangat berpengaruh bagi
pembangunan. Namun, pemerintah dan masyarakan mesti mengetahui dampak yang akan
timbul, dikarenakan angka kelahiran yang sangat besar. Bukan hanya permasalahan yang
akan dipengarui oleh angka kelahiran, tapi lingkungan pun akan rusak. Dimana tingkat
penganguran akan semakin banyak, angka kemiskinan, dan kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh padatnya penduduk. Bangsa Indonesia belum berhasil untuk mensejahtrakan
penduduknya, karena masih banyaknya masyarakat yang tergolong pada kreteria kurang
mampu, miskin, banyak anak, lingkungan yang kurang memadai.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari
kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan
kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang
usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang
menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dll.

3.2 SARAN

Untuk mengatasi banyaknya pengangguran terlebih dahulu kita harus memberi perhatian
kepada anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa ini. Pemerintah harusnya memberikan
pendidikan yang baik, karena pendidikan di Indonesia masihlah banyak yang masih kurang
dengan standar. Masih banyak bangunan sekolah yang tak layak dipergunakan, peralatan
sekolah yang belum lengkap, dan lain-lain. Selain itu banyaknya penduduk miskin di
Indonesia yang tidak menyekolahkan anak-anaknya karena masalah dana yang tidak mampu
untuk membayar biaya sekolah. Walaupun sudah mendapat BOS (Bantuan Operasional
Sekolah) dan Bea Siswa tetap saja tidak dapat untuk membeli peralatan belajar dan
perlengkapan sekolah. Jadi pemerintah harus tanggap betapa pentingnya pendidikan itu.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno Edy.2009.Manajemen Sumber Daya Manusia.Cetakan ke3.Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.
Dessler Gary.1998.Manajemen Sumber Daya Manusia.jilid 2.Jakarta: PT Prenhallindo
http://emperordeva.wordpress.com/about/sdm-indonesia-dalam-persaingan-global/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/peranan-sumber-daya-manusia-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai