Dosen Pengampu:
Raihanah Sari, M.Pd
Puji syukur pada Allah SWT, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Masalah Penduduk dan Masalah Sosial” dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Raihanah Sari,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial SD 1 dan
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran atas penyusunan
makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu kami mengharapkan saran dan masukan untuk
perbaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para
pembaca.
Penulis
i
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................2
D. Manfaat.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Pengertian Penduduk..............................................................................................4
B. Faktor-faktor penyebab Masalah Kependudukan...................................................4
C. Masalah Sosial.......................................................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
A. Kesimpulan.............................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini masih memiliki beberapa masalah kependudukan. Kesuburan dan tingkat
tinggi pertumbuhan penduduk yang tidak sesuai dengan peningkatan kualitas penduduk akan
berpengaruh pada beban pemerintah pada kesejahteraan rakyat. Berbagai cara telah dicoba
pemerintah untuk menurunkan angka fertilitas, salah satunya melalui program KB bersama
guna menekan alat kontrasepsi. Di antara berbagai jenis pendekatan, populasi dan institusi
rumah tangga Program nasional (BKKBN) menyatakan bahwa Undang-Undang Kontrasepsi
Jangka Panjang (LCMJP). Ini adalah metode kontrasepsi paling efektif dengan tingkat
keberhasilan lebih dari 95%. Indonesia menempati urutan keempat negara terpadat di dunia.
Masalah kependudukan cukup signifikan dibandingkan dengan negara-negara dengan jumlah
penduduk yang besar yaitu peringkat di atas oleh Amerika Serikat, India dan Cina. Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia tetap tinggi sebesar 1,1% per tahun antara tahun 2005 dan
2010 (CIPD, 2012). Selama periode yang sama, negara berkembang berpenduduk padat, tingkat
pertumbuhan penduduk di Asia Tenggara sudah rendah.
Masalah sosial di Indonesia dapat dengan mudah ditemukan berbagai bidang dan tempat.
Dilihat dari bidangnya disegala bidang, baik itu pendidikan, kesehatan, pertanian, lautan, dan
sebagainya. Tidak terkecuali tantangan masalah sosial itu saja masalah geografis juga ada di
kota - kota. Bukan impian semua orang kecuali untuk kelas yang lebih tinggi dan lebih rendah
hanya menjalani kehidupan yang tidak ada. Masalah sosial itu telah terbukti karena pekerjaan
selamanya oleh orang-orang mencoba mencari solusi memecahkan masalah sosia Ini. Salah satu
instrumen penting mengatasi bermacam-macam masalah sosial adalah kebijakan publik
kebijakan publik sangat konsen terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat umum.
Kebijakan publik pemerintah harus mempertimbangkan pertanyaan yang cukup. Masalah ini
dapat diartikan sebagai ketidakpuasan dari mereka yang butuh bantuan atau perbaikan.
(Winarno, 2014).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat kami simpulkan rumusan masalah
dari makalah ini yaitu :
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
3. Untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang menyebabkan Masalah Kependudukan
tersebut.
D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa Mahasiswa
Menjadi lebih kreatif dan berlatih berfikir kritis untuk menganalisis masalah kependudukan dan
masakah sosial yang ada di Indonesia sampai mendapatkan solusi atas masalah tersebut.
Bahan masukan terhadap perkembangan ilmu kesehatan apabila ada penemuan baru terkait
dengan masalah kependudukan dan masalah sosial.
2
3. Bagi Masyarakat
Sebagai saran dan masukan kepada masyarakat dan Pemerintah dalam mengatasi masalah
kependudukan dan masalah sosial yang ada di Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penduduk
Penduduk dan pembangunan adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembangunan. Penduduk merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan. Penduduk
merupakan objek hasil pembangunan dan sekaligus subjek dalam pembangunan. Penduduk
sebagai subjek berarti penduduk yang ada menjadi pelaku pembangunan yang akan
dilaksanakan. Penduduk sebagai objek berarti penduduk merupakan tujuan dan penikmat hasil
pembangunan. Pembangunan seharusnya selalu berwawasan kependudukan.
Dengan demikian, data jumlah penduduk merupakan data vital yang harus dimiliki oleh
setiap wilayah. Tanpa data jumlah penduduk, maka suatu wilayah akan kesulitan untuk
membuat perencanaan pembangunan. Di setiap daerah tidak sama jumlah penduduknya, karena
memiliki keadaan fisik wilayah yang berbeda. Wilayah dengan keadaan fisik yang subur akan
menjadi konsentrasi penduduk, sebaliknya apabila tidak subur maka daerah tersebut tidak
menjadi pilihan bertempat tinggal (Bintarto, 1977).
Menurut berbagai hasil riset, Indonesia menduduki urutan keempat negara terbanyak
jumlah penduduknya setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menjadi tantangan bagi
pemerintah Indonesia untuk menjamin kesejahteraan jumlah penduduk sebanyak ini dengan
kondisi ekonomi sebagai negara berkembang.
Menurut sensus tahun 2010, Indonesia memiliki kepadatan penduduk sebesar 57,44% di
pulau Jawa. Sementara itu, data prakiraan penduduk Indonesia 2010-2035 yang dirilis BPS
menunjukkan bahwa pada tahun 2014 kepadatan penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di
pulau Jawa. Pemerintah terus berupaya untuk menghilangkan persebaran dan kepadatan
5
penduduk yang tidak merata. Pertama, pemerintah menggalakkan program
migrasi. Transmigrasi dilakukan untuk pemerataan penduduk dan percepatan pembangunan
daerah. Transmigrasi pada hakikatnya adalah pembangunan wilayah melalui pembangunan
pemukiman dan kawasan transmigrasi. Kedua, meningkatkan insentif di kawasan Timur
Indonesia (KTI). Dalam pembangunan jangka panjang atau (PJP) II, kawasan KTI akan
dikembangkan dengan prioritas untuk mengurangi kesenjangan antara Kawasan Indonesia
Bagian Barat (KBI) dan KTI. Dalam PJP I, pemerintah berupaya mengakselerasi perkembangan
dan evolusi KTI melalui kebijakan dan program pembangunan serta seminar, workshop, rapat
kerja dan pertemuan yang membahas isu-isu pengembangan KTI.
Pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yang bisa melakukan hal tersebut. Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Yaitu:
6
– Mengadakan proyek pembelajaran jarak jauh, seperti sekolah menengah
terbuka dan universitas terbuka;
– Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan seperti infrastruktur (gedung
sekolah, perpustakaan, laboratorium, dll.);
– Meningkatkan kualitas guru melalui inservice training (Penataran-
penataran);
– Merancang kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan pasar tenaga kerja;
– Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar di lembaga pendidikan.
– Menyediakan program pelatihan yang sesuai untuk pelajar dan pencari kerja.
– Mencanangkan gerakan orang tua asuh;
– Menawarkan beasiswa untuk siswa berprestasi.
Selain angka pernikahan dini yang tinggi, angka perceraian juga cukup tinggi. Untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan membuat pengaturan dan pembatasan usia menikah.
C. Masalah Sosial
1. Pengertian Masalah Sosial
Masalah sosial adalah suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan
mayarakat yang tidak ideal. Masalah sosial adalah suatu kondisi sosial yang
mempengaruhi sejumlah besar orang yang memerlukan perbaikan segera dengan
sekumpulan tindakan-tindakan (Zastrow, 2000). Masalah sosial merupakan suatu
situasi atau kondisi sosial yang dievaluasi oleh orang-orang sebagai suatu situasi atau
kondisi yang tidak mengenakkan atau situasi problematik.
Masalah sosial akan dapat muncul ketika kenyataan yang ada tidak dapat
dipahami oleh pengetahuan kebudayaan yang dipunyai oleh para individunya dan atau
dipahami secara berbeda antara masing-masing individu yang terlibat di dalam
interaksi sosial yang ada (Amin, 2017: 183).
2. Bentuk-Bentuk Masalah Sosial
a. Kebodohan
Di negara kita ternyata mash banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan
tidak pernah sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta
huruf. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi
dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Kamu mungkin beruntung bisa
menikmati bangku sekolah dengan mudah. Sekolahnya mudah dijangkau dan
fasilitasnya lengkap.
b. Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan
penghasilan. Jumlah pengangguran semakin banyak karena jumlah lulusan sekolah
8
lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan. Selain itu para pengusaha
dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak yang
mahal. Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup dan bangkrut, atau
setidaknya mengurangi jumlah karyawannya.
c. Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur menyebabkan
kemiskinan. Di indonesia jumlah rakyat miskin masih cukup banyak, walaupun
pemerintah telah berupaya mengatasinya. Orang yang miskin tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat
menyebabkan berbagai permasalahan sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan,
putus sekolah, kurang gizi, rentan penyakit dan stress. Kemiskinan bisa disebabkan
oleh dua hal. Yakni dari dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar
(eksternal). Faktor internal antara lain karena pendidikan yang rendah, tidak memiliki
keterampilan dan karena sifat malas. Sedangkan faktor eksternal antara lain
disebabkan oleh kondisi ekonomi negara yang buruk, harga-harga melambung tinggi
dan kurangnya perhatian pemerintah.
d. Kejahatan
Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau perbuatan yang
melanggar hukum. Pengangguran dan kemiskinan dapat menyebabkan tindak
kejahatan. Jika tidak dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur mengambil jalan
pintas untuk mengatasi kemiskinannya. Banyak cara keliru yang dijalani misalnya
melakukan judi, penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan, hingga pada
pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa kemudian minum minuman keras atau
memakai narkoba. Namun, ternyata kejahatan tidak hanya karena miskin. Banyak
orang-orang yang sebenarnya sudah mapan hidupnya melakukan kejahatan.
e. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja dapat berbentuk lain seperti coret-coret dinding di jalan,
minum-minuman keras, berdandan yang tidak semestinya ataupun menggunakan
narkoba. Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut:
1) Kurangnya perhatian dari orang tua
2) Pengaruh lingkungan pergaulan
3) Kurang mantapnya kepribadian diri
4) Jauh dari kehidupan beragama
9
3.Penyebab Masalah Sosial
Penyebab masalah sosial dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis faktor, yaitu:
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab masalah sosial. Krisis global
dan PHK dapat memicu aktivitas kriminal. Masalah ini disebabkan oleh
ketidakmampuan manusia untuk memenuhi kebutuhannya secara memadai, misalnya
pengangguran, anak jalanan dan lain-lain. Faktor ekonomi juga dapat digunakan sebagai
indikasi maju atau tidaknya suatu negara, dan faktor ekonomi dapat mempengaruhi
masalah sosial politik dalam aspek psikologis dan biologis mmasyarakat
b. Faktor Budaya
Masalah sosial yang disebabkan oleh budaya menyebabkan perbedaan
implementasi norma, nilai dan kepentingan sosial melalui perubahan sosial dan model
sosial yang heterogen atau multikultural. Contoh kenakalan remaja, konflik antar suku,
diskriminasi, jenis kelamin, pernikahan dini dan tumbuhnya budaya peran dalam
masyarakat yang dapat memicu permasalahan sosial. Selain itu, terdapat pula beberapa
budaya dalam masyarakat yang dapat menjadi masalah sosial, seperti budaya yang
meresap dan fatalistik. Budaya tertinggi ini memberi orang kesempatan untuk tidak
disiplin dan mematuhi aturan. Misalnya, ketika Anda mengelola sesuatu, lebih baik
memotong lingkaran dan proses/prosedur yang mengabaikan apa yang seharusnya.
Dengan demikian, praktik broker, penyuapan, dan budaya peringkat rendah adalah hal
biasa. Sikap vatalistik terkadang menimbulkan keyakinan sosial yang bertentangan
dengan logika. Keyakinan dan keyakinan yang dapat menimbulkan masalah bagi
kehidupan dan harta benda mereka. Sikap fatalistik ini juga bisa membuat orang reseptif
dan apatis terhadap perubahan. Meskipun perubahan itu benar-benar membuat hidupnya
lebih baik.
c. Faktor Biologis
Masalah ini dapat disebabkan oleh ketidakcocokan dengan kemungkinan kondisi
biologis masyarakat, lingkungan yang tidak stabil seperti wabah penyakit menular, virus
penyakit baru dan makanan beracun. Penyakit menular dapat menimbulkan masalah
sosial begitu penyakit tersebut menyebar ke suatu daerah. Malnutrisi juga merupakan
masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ini. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pelayanan kesehatan yang memadai, serta kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat
10
yang kurang memadai. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan masalah sosial karena
faktor biologis adalah:
2) Faktor demografis.
Faktor populasi menyangkut pertumbuhan jumlah orang di wilayah kehidupan
yang permanen.
11
4) Belum dewasa, belum bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat.
Faktor psikologis juga dapat muncul jika masyarakat merasa terbebani dengan
kehidupan terutama di perkotaan. Pekerjaan yang menumpuk stres dapat
menyebabkan ledakan emosi, yang kemudian dapat memicu kontak dengan
orang atau konflik di antara anggota masyarakat
Tenaga kerja yang sebelumnya sudah ada diberikan pembinaan yang lebih intens
untuk kemudian dipindahkan ke wilayah yang lapangan kerjanya lebih
luas. Agar mampu untuk bersaing dengan pekerja lain.
Pemberian ajaran agama dan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat dapat
mengurangi resiko terjadinya masalah sosial. Tidak hanya itu, nilai-nilai moral dan
agama dapat menguatkan keyakinan agar jauh dari kejahatan.
12
Kesehatan masyarakat sangat perlu mendapat perhatian karena sangat penting bagi
pembangunan negara. Selain itu, masyarakat yang sehat menunjukkan bahwa negara
jauh dari masalah sosial.
Bantuan BOS ini dapat meringankan siswa yang tidak mampu untuk bersekolah.
Semakin banyak siswa datang ke sekolah, semakin baik kualitas pendidikannya.
Pendidikan sangat perlu diperhatikan, terutama dari sudut pandang pemerintah, karena
jika tidak diperhatikan dapat menimbulkan masalah sosial.
Tidak sedikit orang yang sangat ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi, namun tidak memiliki sarana, sehingga seseorang tidak dapat memperoleh ilmu
yang diinginkannya. Oleh karena itu, menawarkan program beasiswa kepada seseorang
dengan keahlian khusus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kota dalam kesulitan keuangan adalah salah satu tanda munculnya masalah sosial.
Itu sebabnya masyarakat yang memiliki masalah keuangan merasa terbantu dengan apa
yang ditawarkan BLT.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penduduk dan pembangunan adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses pembangunan. Penduduk merupakan salah satu modal penting
dalam pembangunan. Penduduk merupakan objek hasil pembangunan dan
sekaligus subjek dalam pembangunan. Pembangunan seharusnya selalu
berwawasan kependudukan. Mengapa penduduk di suatu wilayah perlu diketahui?
Pertama dengan mengetahui jumlahnya, maka setidaknya suatu wilayah akan
mengetahui jumlah jiwa yang ada di wilayahnya. Dengan demikian, data jumlah
penduduk merupakan data vital yang harus dimiliki oleh setiap wilayah. Tanpa
data jumlah penduduk, maka suatu wilayah akan kesulitan untuk membuat
perencanaan pembangunan.
4. Masalah sosial adalah suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan
mayarakat yang tidak ideal. Masalah sosial merupakan suatu situasi atau kondisi
sosial yang dievaluasi oleh orang-orang sebagai suatu situasi atau kondisi yang
tidak mengenakkan atau situasi problematik. Bentuk-Bentuk dari Masalah Sosial
adalah Kebodohan, Pengangguran, Kemiskinan, Kejahatan, dan Kenakalan
Remaja.
14
B. Saran
Untuk menghadapi masalah penduduk dan masalah sosial, maka dibutuhkan
sikap yang bijaksana dan cermat dalam meneliti sebuah masalah tersebut. Tidak
sedikit masalah penduduk dan masalah sosial dikaitkan dengan suasana hati
seseorang, oleh karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu masalah sosial
dengan baik. Tidak menghakimi seseorang yang tersangkut masalah penduduk
dan masalah sosial secara langsung, karena Indonesia memiliki hukum yang baik
untuk mengatasi hal-hal seperti itu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fakrulloh, Zudan Arif dan Endar Wismulyani. (2019). Globalisasi dan Masalah
Kependudukan. Klaten: Cempaka Putih.
16