KEBIJAKAN PUBLIK
TENTANG
KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP
PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE
REFORMASI
Disusun Oleh :
Hasmiati (2001022)
Lili Anggriani (2001217)
Rohana (2001016)
Rian Irawan (2001010)
Dosen Pengampu :
Taufik Irfadat, S.SOS. M. SI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS MBOJO BIMA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kebijakan Publik Terhadap Pendidikan
di Indonesia Pada Masa Pemerintahan Orde Reformasi”. makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah kebijakan publik.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Taufik Irfadat, S. SOS. M. SI
selaku dosen pada mata kuliah Kebijakan Publik dan dosen pembimbing. Dan terima kasih
juga kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh
karena itu saya akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun makalah ini
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa, sebab
untuk menjadi bangsa yang maju merupakan suatu cita – cita yang diharapkan pada
suatu negara. Biasanya kualitas kecerdasan manusia dilihat dari seberapa tinggi
seseorang tersebut mengenyam pendidikan. Tidak hanya itu dengan adanya
pendidikan, manusia juga dapat mencapai pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan
cara bekerja. Bukan hal yang istimewa lagi jika banyak orang berlombalomba untuk
mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.Pemerintah juga tidak main-main dalam
menggalakkan pendidikan, terbukti dari adanya salah satu peraturan yang mengatur
tentang pendidikan.Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.38
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional
yang diatur dengan undang-undang.
Yang tertuang di dalam Undang – undang Dasar 1945 pemerintah memberikan
petunjuk bahwa pemerintah mendapatkan amanat untuk menjamin hak-hak warga
negara dalam mendapatkan layanan pendidikan, selain itu pemerintah juga
berkewajiban untuk menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional.
Kepedulian pemerintah akan pendidikan juga terlihat pada besarnya alokasi dana
untuk pendidikan dari APBN, ini membuktikan keseriusan pemerintah untuk menjamin
tiap-tiap warga negaranya agar mendapatkan pendidikan yang layak.
Namun yang dijelaskan Undang – Undang Dasar mengenai kesejahteraan dalam
pendidikan hal ini tidak disadari betul oleh masyarakat, sebab masih banyak masyarakat
yang menganggap pendidikan bukan hal yang utama dalam mencapai kesejahteraan
hidup. Selain itu pemerintah juga tidak mengawasi betul pengalokasian dana tersebut,
sebab sebagian masyarakat yang menyadari akan pentingnya pendidikan masih sulit
dalam mengenyam pendidikan.
Pendidikan masih terasa sangat mahal bagi sebagian masyarakat yang garis
kehidupannya masih rata-rata dibawah garis kemiskinan. Masih ada ketimpangan
antara sesama warga negara dalam mengenyam pendidikan. Untuk mendapatkan
kualitas pendidikan yang baik dirasakan sangat mahal bagi sebagian masyarakat.
Apalagi saat ini pemerintah mewajibkan wajib belajar 12 tahun. Hal ini juga yang
menjadi kecemasan bagi masyarakat untuk menyekolahkan anakanaknya walau dengan
harga yang sangat mahal.
Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian masyarakat. Seharusnya pemerintah
mengadakan pemerataan terhadap pendidikan. Pengalokasian dana harus benar-benar
dirasakan oleh masyarakat demi tercapainya pendidikan yang memadai. Seharusya
pendidikan bukan hal yang sulit untuk di dapat ditengah era reformasi seperti ini.
Namun pada faktanya, fenomena yang tampak ditengah-tengah masyarakat adalah
masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik
masyarakat dan permasalahan yang muncul contohnya seperti tingginya tingkat buta
huruf, masih banyaknya pemuda atau remaja yang mengkonsumsi narkoba, munculnya
perilaku geng motor, tindakan premanisme, serta berbagai kasus lainnya yang
bersinggungan langsung dengan tujuan pendidikan.
Dalam uraian latar belakang masalah ini maka penulis akan mengkaji terkait
Implementasi Kebijakan Pendidikan di Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Kebijakan Publik ?
2. Bagaimana Kebijakan Pendidikan di Indonesia ?
3. Gagaimana Arah kebijakan pendidikan di Indonesia ?
4. Apa Saja Karakteristik kebijakan pendidikan ?
5. Bagaimana Pelaksanaan Kebijakan Publik ?
3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kebijakan Publik
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Kebijakan Pendidikan di Indonesia
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Arah kebijakan pendidikan di Indonesia
4. Untuk Mengetahui Apa saja Karakteristik kebijakan pendidikan
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Kebijakan Publik
BAB II
PEMBAHASAAN
Dari berbagai pendapat para ahli mengenai kebijakan publik, dapat disimpulkan
bahwa kebijakan publik merupakan program yang dibuat oleh pemerintah dalam
suatu negara yang ditujukan untuk mengatasi segala persoalan ataupun masalah-
masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat, baik yang sudah diterapkan maupun
yang masih direncanakan. Pada dasarnya kebijakan publik dicanangkan pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam setiap pembuatan kebijakan,
pemerintah harus mengacu kepada masyarakat karena objek dari kebijakan publik
adalah kepentingan masyarakat.
Pada praktiknya, setiap kebijakan mengandung multi tujuan yaitu untuk menjadikan
kebijakan itu sebagai kebijakan yang adil dan seimbang dalam mendorong kemajuan
kehidupan bersama.Kebijakan pendidikan nasional disebut memperkuat peran
negara dengan memastikan 20% anggaran negara untuk pendidikan nasional, namun
di sisi lain ada pasal yang memperkuat peran publik dengan adanya komite-komite
sekolah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masih tingginya angka putus sekolah di Indonesia karena masalah ekonomi,
orangtua tidak bisa membiayai, sedangkan si anak terpaksa bekerja.Putus sekolah
juga dipicu jarak sekolah yang jauh dari tempat tinggal, kekerasan seksual, dan
kriminalitas.Solusinya, adalah mementingkan sosialisasi kepada orang tua.
Pembenahan sistem Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP)
juga dapat menjadi solusi tambahan."Sebagai sesama siswa, kita bisa menjadi
relawan untuk membantu agar mereka yang putus sekolah tetap menerim pelajaran.
Salah satunya dengan membentuk forum membantu anakanak putus sekolah,"
DAFTAR PUSTAKA