OLEH
BANJARMASIN
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb,
Ucapan syukur tak pernah lupa kita haturkan kepada sang pencipta Allah SWT yang telah
memberikan saya kesehatan sehingga tanpa halangan yang berarti saya telah menyelesaikan
tentunya tak akan selesai dengan baik tanpa referensi dan literature yang sangat membantu
Makalah ini berisi penjelasan mengenai apa saja asas-asas pemerintahan daerah yang
sekarang ini digunakan untuk membentuk pemerintahan daerah yang selaras dan seimbang.
Dan tentunya saya berharap dengan adanya makalh ini dapat menjadi referensi untuk teman-
teman sekalian.
pada dasarnya makalah ini masih sangat memiliki kekurangan baik dari segi penulisan
maupun dari isinya yang belum bisa saya perbaiki karena keterbatasan pengetahuan, untuk itu
saya sangat memerlukan respon pembaca baik berupa kritikan serta saran yang pastinya
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembagian kekuasaan Negara bertujuan supaya kekuasaan tidak bertumpuk pada satu
yang terbagi atas Negara kesatuan yaitu sentralisasi dan desentralisasi serta Negara
federal yang terbagi atas pemerintahan federal dan pemerintahan Negara bagian.
Limpahan kewenangan itu disebut otonomi daerah sedangkan daerah yang menerima
Indonesia adalah Negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah
provinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan asas tugas pembantuan
provinsi,kabupaten dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota diatur
hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan
PEMBAHASAN
1. UUD 1945
Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara kesatuan
berbentuk republik”. Dengan demikian, adanya daerah yang mempunyai kewenangan untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri harus diletakkan dalam kerangka negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan perwakilan
Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi,
Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
Di dalam Pasal 18A UUD 1945, disebutkan bahwa hubungan wewenang antara pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
Selanjutnya, dalam Pasal 18B UUD 1945 ditegaskan bahwa (1) Negara mengakui dan
menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa
yang diatur dengan undang-undang; (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
Pasal 18 UUD 45 mengatur tentang pembagian wilayah negara kesatuan RI sebagai berikut: ”
pembagian daerah indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan sususnan
pemsyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak/ hak usul-usul dalam daerah-
(2) Daftar lampiran penyelenggaraan pemeri ntahan yang tersebut dalam ayat (1) diubah, baik
rakyat sendiri kepada pelbagai persekutuan rakyat didalam lingkungan daerah mereka dan
harus pula mengadakan kemungkinan untuk mewujudkan hal itu secara keseragaman aturan
Pasal 65
”mengatur kedudukan daerah-daerah swapraja masuk dalam tugas dan kekuasan daerah-
daerah bagian yang bersangkutan dengan pengertian, bahwa mengatur itu dilakukan dengan
kontrak yang diadakan antar daerah bagian dan daerah-daerah swapraja bersangkutan dan
bahwa dalam kontrak itu kedudukan istimewa swapraja akan diperhatikan dan bahwa tidak
ada satupun dari daerah-daerah swapraja yang sudah ada daapt dihapuskan atau diperkecil
bertentangan kehendaknya, kecuali untuk kepentinagn umum dan sesudah UU federal yang
Tentang pemerintahn daerah diatur dalam pasal 131, 132, dan 133.
Pasal 131
(1) Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil yang berhak mengurus rumah
tangganya sendiri, dengan bentuk susunan pemerintahanya ditetapkan dengan UU, dengan
memandang dan mengingati dasar pemusyawaratan dan dasar perwakilan dalam sistem
pemerintahan negara.
(2) Kepala daerah diberi otonomi seluas-luasnya untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
(3) Dengan UU dapat diserahkan penyelenggaraan tugas-tugas kepada daerah-daerah yang tidak
Pasl 132
(1) Kedudukan darah swapraja diatur dengan UU dengan ketentuan bahwa dalam bentuk
susunan pemerintahanya harus mengingat pula pasal 131, dasar-dasar pemusyawaratan dan
(2) ...
(3) ...
Pasal 133
peraturan-peraturan yang sudah ada tetap berlaku,dengan pengertian bahwa pejabat lama
UU No 22 tahun 1948
Provinsi
pemerintahan sendiri.
Keragaman kesatuan masyarakat hukum dan urusan otonomi tidak kongruen dengan urusan
hukum adat.
Kepala daerah khusus harus dipilih langsung oleh rakyat dan harus mendapat pengesahan oleh
pemerintah
maupun tindakanya
Pasal 18 A UUD 45, diamanatkan tentang hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota atau antara provinsi, kabupaten dan kota
yang bersifat khusus, atau bersifat istimewa yang diatur dengan UU.
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
hal yang mendasar guna mendorong/ menunjang dinamika interaksi kehidupan masyarakat
seperti dalam hal rekomendasi, perijinan, dispensasi, hak berusaha, surat keterangan
Pemberdayan dan peran serta masyarakat, peran serta masyarakat lebh menonjol yang
Dalam menuyusun konsep strategi pembangunan daerah dimana pemerintah hanya berperan
Peningkatan daya saing daerah, bertujuan untuk peningkatan daya saing daerah, guna
tercapainya keungulan lokal dan apabila dipupuk yang pada giliranya dapat menjadi
Dengan politik hukum ini maka hal penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang bersifat otonom adalah pemberian kewenangan yang seluas-luasnya kepada adaerah
Pemerintah Daerah
pengawasan jawaban
No 5 tahun 1974 Uniform birokratik Persetujuan pejabat Kepada presiden
yang berwenang
No. 22 tahun 1999 Demokratis,transparansi Sifatnya hanya Tanggung jawab
balance laporan
Pemerintah
pemerintahan
No 5 tahun Uniform Nyata dan Desentralisasi,
pembantuan
No. 22 Demokratis,transp Luas, nyata, dan Sama
akuntabilitas
No. 32 Kesetaraan, check Seluas-luasnya, nyata Sama
jawab
saja
Terdapat istilah “pemerintahan daerah” yaitu satuan pemerintahan dibawah pemerintah pusat
untuk mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangga
sendiri.
perpanjangan tangan dari pemerintah pusat. Ciri-ciri dari pemerintahan daerah administratief
antra lain:
pusat
Pelaksana dari urusan pemeerintahan dijalankan oleh pejabat pemerintah pusat yang
ditempatkan didaerah
Hubungan antara pemerintahan daerah dengan pemerintahan pusat seperti hubungan atasan
Pemerintahan daerah otonom, yaitu satuan pemerintahan daerah yang berada dibawah
1) Urusan pemerintahan pusat atau wewenang pemerintahan pusat yang diselenggarakan
pemerintahan daerah adalah wewenang pemerintahan pusat yang telah menjadi urusan rumah
tangga sendiri
2) Pelaksanaan pemerintahan daerah dijalankan oleh pejabat-pejabat yang merupakan pegawaii
pemerintah daerah
3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dijalankan atas dasar inisiatif atau prakarsa sendiri
4) Hubungan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah adalah hubungan yang
1. Asas Desentralisasi
decentrum). Desentralisasi dapat diartikan “lepas dari pusat” atau “ tidak terpusat”.
Desentralisasi sebagai suatu sistem yang dipakai dalam bidang pemerintahan merupakan
sebagian kewenangan pemerintah pusat dilimpahkan kepada pihak lain untuk dilaksanakan.
Van Wijk dan Willem menyatakan bahwa delegasi merupakan penyerahan wewenang dari
pejabat yang satu kepada pejabat yang lainnya, atau dari badan administrasi satu kepada
pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI terdapat penyerahan wewenang.
Wewenang itu adalah penyerahan sebagian wewenang pusat ke daerah terhadap hal-hal
Ada empat aspek yang menjadi tujuan desentralisasi atau otonomi daerah dalam menata
(1) dalam hal politik, untuk mengikutsertakan, menyalurkan inspirasi dan aspirasi
masyarakat, baik untuk kepentingan daerah sendiri maupun untuk mendukung kebijakan
(2) dalam hal manajemen pemerintahan, untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
(3) dalam hal kemasyarakatan, untuk meningkatkan partisipasi serta untuk menumbuhkan
masyarakat makin mandiri dan tidak terlalu banyak tergantung pada pemberian pemerintah
menghendaki kerakyatan dilaksanakan pada pemerintahan tingkat daerah. Ini berarti UUD
desentralisasi.
daerah, susunan pemerintahan asli yang ingin dipertahankan adalah yang sesuai dengan dasar
otonomi, atau desentralisasi merupakan salah satu cara untuk mengendorkan “spanning” yang
d. Dasar negara hukum: dalam perkembangannya, paham negara hukum tidak dapat
dipisahkan dari paham kerakyatan. Sebab pada akhirnya, hukum yang mengatur dan
membatasi kekuasaan negara atau pemerintah diartikan sebagai hukum yang dibuat atas dasar
e. Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi,
melainkan sistem otonomi daerah yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus
diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat diputuskan di tingkat pemerintah daerah.
Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah
dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun
kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang
kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut
terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Dengan demikian diharapkan
pemerintahan yang diserahkan dengan kewenangan yang utuh mulai dari perencanaan,
tanggungjawab sebagai konsekuensi logis dari pemberian hak dan kewenangan tersebut
yang dapat memuaskan masyarakat serta memfasilitasi masyarakat dan dialog publik dalam
Kelebihan desentralisasi :
2. dalam menghadapi masalah yang mendesak yang membutuhkan tindakan yang cepat,
3. dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena setiap kebutusan dapat segera
dilaksanakan.
Kelemahan desentralisasi :
1. karena besarnya organ-organ pemerintah, maka struktur pemerintahan bertambah
2. keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam kepentingan dan daerah dapat lebih
mudah terganggu.
2. Asas Dekonsentrasi
menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, baik dari segi policy, perencanaan, pelaksanaan,
maupun pembiayaan.
Wewenang yang dilimpahkan dalam rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi ini adalah
Bidang pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, seperti pekerjaan umum,
pembangunan regional secara makro; (2) pelatihan bidang tertentu, alokasi sumberdaya
manusia dan penelitian yang mencakup provinsi; (3) pengelolaan pelabuhan regional; (4)
Kewenangan daerah otonom Kabupaten/Kota setelah ada pernyataan dari daerah yang
perencanaan dan pelaksanaan melalui aliran informasi yang intensif yang disampaikan dari
daerah ke pusat. Mereka dapat diharapkan melindungi rakyat daerah dari eksploitasi ekonomi
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang memanfaatkan ketidakacuhan masyarakat akan
yang diperintah/rakyat.
pemerintah pusat atau kebijakan nasional di bidang politik, ekonomi, dan administrasi
5. dapat menjadi alat yang efektif untuk menjamin persatuan dan kesatuan nasional.
3. asas sentralisasi
pusat.
2. dapat mencegah nafsu memisahkan diri dari negara dan dapat meningkatkan rasa
persatuan.
4. terdapat hasrat lebih mengutamakan umum daripada kepentingan daerah, golongan atau
perorangan, masalah keperluan umum menjadi beban merata dari seluruh pihak.
5. tenaga yang lemah dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan yang besar.
6. meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan meskipun
Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten
kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu (Ketentuan Umum nomor 9, UU 32
Tahun 2004). Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan
desa, dan dari daerah ke desa, untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan,
sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan
pembantuan ini dapat dilaksanakan di provinsi, kota, dan desa. Oleh karena itu, pemerintah
dalam melaksanakan asas tugas pembantuan ini, pusat dapat menerapkan di provinsi sampai
ke desa. Demikian juga provinsi dapat memberikan tugas pembantuan kepada daerah
membantu mengembangkan pembangunan daerah dan desa sesuai dengan potensi dan
karakteristiknya.
Ada beberapa latar belakang perlunya diberikan tugas pembantuan kepada daerah dan desa,
yaitu :
tugas pembantuan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari pemerintah daerah
kepada desa (Pasal 18A UUD 1945 sampai pada UU pelaksananya : UU Nomor 32 Tahun
2. adanya political will atau kemauan politik untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada seluruh lapisan masyarkat dengan prinsip lebih murah, lebih cepat, lebih mudah dan
lebih akurat.
pemberian pelayanan kepada masyarakat secara lebih ekonomis, lebih efesien dan efektif,
4. kemajuan negara secara keseluruhan akan sangat ditentukan oleh kemajuan daerah dan
5. citra masyarakat akan lebih mudah diukur oleh masyarakat melalui maju atau mundurnya
suatu desa atau daerah. Citra inilah yang akan memperkuat atau memperlemah dukungan
masyarakat terhadap pemerintah yang sedang berkuasa (Sadu Wasistiono, 2006 : 2 – 3 ).
Menurut Ateng Syafrudin (dikutip Muhammad Fauzan, 2006 : 73), dasar pertimbangan
2. sifat sesuatu urusan yang sulit dilaksanakan dengan baik tanpa mengikutsertakan
pemerintah daerah.
lebih berdaya guna dan berhasil guna apabila ditugaskan kepada pemerintah daerah.
tindakan yang dapat merugikan Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi
hal yang sama seakan timbul persaingan bisnis antar daerah. Selain itu
tanpa ada pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ini
Keuangan Pusat dan Daerah sebagai hasil desakan dan pukulan reformasi
konstitusi 1945 di tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002. Setelah keluarnya
mengenai status, posisi dan fungsi dalam konteks hubungan antara pusat
dalam hubungan antara Pusat dan Daerah. Bahkan antara Propinsi dengan
kabupaten / Kota, bahkan lagi antara sesama kabupaten / Kota itu sehingga
didaerah Kabupaten dan Daerah Kota itu dinilai “siap” dalam arti
fungsional sama sekali dengan Propinsi, dan beberapa KDH telah langsung
kedudukan antar kaum politisi dari Parpol dan kalangan aparat birokrat
yang telah meniti karir dengan jenjang pendidikan dan dengan jam terbang
pengalaman yang cukup lama untuk menduduki posisi-posisi eksekutif.
Bahkan disana sini terjadi money politics padahal menurut teriakan dan
menyuap dalam hal pencalonan Kepala Daerah dan Wakilnya. Sampai saat
ini masih ada kasus money politics ini, yang belum tuntas pemerosesannya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahwa pemerintahan daerah sesuai dengan ulasan makalah diatas yaitu pemerintahan daerah
undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat, serta memiliki landasan hokum yaitu
UUD 1945. Dan dengan adanya asas-asas yang menjadi pedoman dalam menjalankan
pemerintahan daerah menjadikan daerah otonom diharapkan dapat selaras dan seimbang
dalam pelaksanaannya.
Dari sekian banyak yang kami jelaskan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa : Otonomi
daerah merupakan hak dan kewajiban suatu daerah untuk mengatur serta mengurus urusan
aspirasi masyarakat itu sendiri. Wewenang pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi
ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dampak positif otonomi daerah adalah
dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam
menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih
banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Kebijakan-
kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak membutuhkan waktu
yang lama sehingga akan lebih efisien. Dampak negatif dari otonomi daerah adalah
timbulnya kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih
berkembang. Masalah – masalah hukum dalam otonomi daerah yang paling menonjol dari
demokrasi yang disebabkan oleh berbagai ketentuan dalam Undang – Undang itu sendiri.
B. SARAN
Diharapkan agar pemerintah daerah menggunakankan wewenangnya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab demi kelangsungan dan keteraturan daerah sesuai dengan asas-asas yang
elfi-indra.blogspot.com/2011/06/asas-asas-otonomi-daerah.html
ml.scribd.com/doc/44674416/Asas-Asas-Otonomi-Daerah
4iral0tus.blogspot.com/…/asas-penyelenggaraan-pemerintah-daerah.h…
paulusmtangke.wordpress.com/…/otonomi-daerah-landasan-hukum-a…