Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK DI BIDANG

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Disusun oleh :

1. Kania putri riyadi (2350112001)


2. Rifky Nusantara ()

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2024

DAFTAR ISI
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penulis

BAB Ⅱ
LANDASAN TEORI

2.1 pengertian kebijakan publik


2.2 kebijakan pendidikan di indonesia

BAB Ⅰ

PENDAHULUAN
1.1 latar belakang permasalahan

Pendidikan adalah hal yang sangat penting, karena kualitas kecerdasan manusia
itu dilihat dari seberapa tinggi seseorang tersebut menggapai pendidikan. Tidak hanya
itu saja dengan adanya pendidikan, manusia juga bisa mencapai pemenuhan
kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja. Bukan hal yang istimewa jika banyak orang
yang berlomba-lomba untuk mengapai pendidikan setinggi-tingginya. Pemerintah
tidak main-main dalam menggalakkan pendidikan, karena terbukti dari adanya salah
satu peraturan yang mengatur tentang pendidikan. Peraturan itu terdapat dalam UUD
1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi : tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran; ayat (2) berbunyi : pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undnag-undang. Dari penjelasan ini
pemerintah akan memberikan petunjuk bahwa pemerintah akan mendapatkan amanat
untuk menjamin hak-hak warga negara dalam mendapatkan layanan pendidikan,
selain itu juga pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional.

Kepedulian pemerintah akan pendidikan terlihat pada besarnya alokasi dana


untuk pendidikan dari APBN, itu membuktikan keseriusan pemerintah untuk
menjamin tiap-tiap warga negaranya agar mendapatkan pendidikan yang layak.
Namun sayangnya hal ini tidak disadari oleh masyarakat, disebabkan masih banyak
masyarakat yang menganggap pendidikan bukan hal yang utama dalam mencapai
kesejahteraan hidup. Selain itu pemerintah juga tidak mengawasi betul dalam
pengalokasian dana tersebut, sebab sebagian masyarakat menyadari akan pentingnya
pendidikan masih sulit dalam mengapai pendidikan.

Pendidikan masih sangat terasa mahal bagi sebagian masyarakat yang garis
kehidupannya masih rata-rata dibawah garis kemiskinan. Masih ada ketimpangan
antara sesama warga negara dalam mengapai pendidikan. Untuk mendapatkan kualitas
pendidikan yang baik akan dirasakan sangat mahal bagi sebagian masyarakat. Apalagi
sampai saat ini pemerintah mewajibkan wajib belajar selama 12 tahun. Hal ini yang
akan menjadi kecemasan bagi masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya walau
dengan harga yang sangat mahal. Hal ini seharusnya menjadi perhatian masyarakat.
Seharusnya pemerintah mengadakan pemerataan terhadap pendidikan. Pengalokasian
dana itu harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat demi tercapainya pendidikan
yang sangat memadai. Seharusnya pendidikan juga bukan hal yang sulit untuk di
dapat ditengah era reformasi saat ini.
Namun kenyataannya, fenomena yang sangat tampak ditengah-tengah
masyarakat adalah masih rendahnya kualitas pendidikan di indonesia. Hal ini dapat
dilihat dari karakteristik masyarakat dan permasalahan yang muncul contohnya
tingginya tingkat buta huruf, banyaknya pemuda/remaja mengkonsumsi/menggunakan
narkoba, munculnya geng motor, adanya tindakan premanisme, serta berbagai kasus
lainnya yang bersinggungan langusng dengan tujuan pendidikan. Untuk mengatasi
permasalahan yang dijelaskan di atas, pemerintah telah berupaya menerapkan
berbagai kebijakan di bidang pendidikan ini, contohnya: penerapan pendidikan budaya
dan karakter bangsa, peningkatan profesionalisme guru, pembaharuan kurikulum, dan
diterapkan SM3T (Sarjana Mendidik daerah Tertinggal, Terdalam, dan Terluar).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan dalam latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa yang


menjadi rumusan masalah dalam makalah tersebut adalah:

1. Bagaimana arah dari kebijakan pendidikan di indonesia?


2. Bagaimana karakteristik kebijakan pendidikan?
3. Bagaimanakah implementasi kebijakan pendidikan di indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

mengarah kepada rumusan masalah yang dijelaskan di atas, adapun yang


menjadi tujuan penulisan makalah tersebut adalah:

1. Untuk mengetahui arah kebijakan publik di indonesia


2. Untuk mengetahui karakteristik dari kebijakan pendidikan
3. Untuk mengetahui implementasi dari kebijakan pendidikan di indonesia.
BAB Ⅱ
LANDASAN TEORI

A. Pengertian kebijakan publik

Pengertian Kebijakan publik menurut kamus cambridge, yaitu suatu kebijakan


pemerintah yang memengaruhi setiap orang di suatu negara atau negara bagian atau
kebijakan secara umum. Adapun pengertian kebijakan publik menurut david easton
dalam A systems analysis of political life (1965) mengartikan kebijakan publik sebagai
suatu pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat.
Sementara analisis kebijakan publik bisa dibilang telah lama eksis sejak adanya
peradaban manusia. pada saat itu kebijakan publik tidak akan terpisahkan dari
kehidupan manusia dalam bentuk tataran mikro individual maupun konteks tataran
makro dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Kebijakan publik ini bertujuan untuk mengatur, mengarahkan, dan


mengembangkan interaksi dalam komunitas antara dengan lingkunganya untuk
kepentingan agar komunitas tersebut dapat memperoleh atau mencapai suatu kebaikan
yang diharapkan secara efektif. Dari beberapa ahli pun memberikan pendapat yang
berbeda-beda untuk mengenai pengertian kebijakan publik, diantaranya sebagai
berikut : menurut lasswell dan kaplan dalam encyclopedia of policy studies (1950)
dengan menyatakan bahwa kebijakan publik adalah suatu program untuk pencapaian
tujuan, nilai-nilai dalam praktek yang terarah. Dan ada juga menurut anderson dari
public policy making (1984), kebijakan publik yaitu kebijakan-kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.

Dari berbagai pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kebijakan publik merupakan suatu program yang dibuat oleh pemerintah dalam suatu
negara yang ditujukan untuk mengatasi segala persoalan ataupun masalah-masalah
yang ada di tengah-tengah masyarakat, baik yang sudah diterapkan maupun yang
masih direncanakan. Pada dasarnya kebijakan publik dicanangkan oleh pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam setiap pembuatan kebijakan,
pemerintah harus mengacu kepada masyarakat karena objek dari kebijakan publik
adalah kepentingan masyarakat.

B. Kebijakan pendidikan di indonesia

Pendidikan menurut masnuh dalam (Amnur, 2007:160) yaitu suatu kegiatan,


proses, hasil dan sebagai ilmu yang pada dasarnya merupakan sebagai usaha sadar
yang dilakukan manusia sepanjang hayat guna untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Pandangan ini secara umum telah menjadi istilah konvensional di masyarakat dan
sarana manusia memperoleh pengetahuan secara berkesinambungan. Pada dasarnya,
kebijaka pemerintah indonesia 2009-2014 yang memiliki orientasi basis ekonomi
sesuai dengan rancangan strategis pendidikan nasional 2009-2014 yang mengacu pada
amanat undang-undang dasar tahun 1945, amandemen ke empat pasal 31 tentang
pendidikan, ketetapan MPR nomor Ⅶ/MPR/2001 tentang visi indonesia masa depan,
undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas),
undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, undang-undang
nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangun nasional. Setiap
kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan akan berdampak pada pengambilan
keputusan oleh para pembuat kebijakan dalam bidang pendidikan, baik di tingkat
nasional maupun daerah dan tingkat satuan pendidikan.

Kedudukan majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia sebagai sebuah


lembaga negara yang memiliki kewenangan untuk membuat sebuah kebijakan paling
tinggi di indonesia tentunya sangat mempengaruhi eksistensi dan prosesi pendidikan
yang diharapkan memiliki standar yang mutu dan layak di dalam lingkungan
masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Kemudian keberadaan DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat), DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dan pemerintah pusat yang
dipimpin oleh presiden dan seorang wakil presiden, jajaran kementerian, dan jajaran
badan/ lembaga kelengkapan eksekutif negara dalah para pembuat kebijakan yang bisa
mempengaruhi dunia pendidikan nasional.

Akhirnya, keberadaan satuan pendidikan pun tak kalah pentingnya untuk membuat
kebijakan pendidikan yang akan mempengaruhi fenomena pendidikan yang berlangsung di
satuan pendidikannya masing-masing. Sehubungan dengan evaluasi kebijakan pendidikan
Era Otonomi masih belum terformat secara jelas maka di lapangan masih timbul bermacam-
macam metode dan cara dalam melaksanakan program peningkatan mutu pendidikan. Sampai
saat ini hasil dari kebijakan tersebut belum tampak, namun berbagai improvisasi di daerah
telah menunjukkan warna yang lebih baik. Misalnya, beberapa langkah program yang telah
dijalankan di beberapa daerah, berkaitan dengan kebijakan pendidikan dalam rangka
peningkatan mutu berbasis sekolah dan peningkatan mutu pendidikan berbasis masyarakat
diimplementasikan sebagai berikut :

1. Telah berlakunya UAS dan UAN sebagai pengganti EBTA/EBTANAS.


2. Telah dibentuknya sebuah Komite Sekolah sebagai pengganti BP3.
3. Telah diterapkan muatan lokal dan pelajaran ketrampilan di sekolah SLTP.
4. Dihapuskannya sistem Rayonisasi dalam penerimaan murid baru.
5. Pemberian insentif kepada guru-guru negeri.
6. Bantuan dana operasional sekolah, serta bantuan peralatan praktik sekolah.
7. Bantuan peningkatan SDM sebagai contoh pemberian beasiswa pada guru
untuk mengikuti program pascasarjana.
8. Peningkatan profesionalisme guru dan dosen melaluli penyelenggaraan profesi
guru dan dosen untuk memperoleh sertifikat pendidik dan menjadi guru dan
dosen profesional.
9. Penerapan pendidikan budaya dan karakter bangsa bagi semua jenjang
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai