Anda di halaman 1dari 8

KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP dan BERBAGAI

IMPLIKASINYA
Di dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat, serta dikembangkan
secara terpadu dan serasi, baik antara berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antara
sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya seta antardaerah. Masyarakat sebagai mitra
pemerintahan berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional.

A. Konsep Pendidikan Seumur Hidup


Konsep pendidikan seumur hidup sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar
pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh sebelum orang-orang Barat
mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagaimana dinyatakan oleh
Hadits Nabi Muhammad Saw, yang berbunyi:
Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia
Konsep tersebut kembai aktual setelah terbitnya sebuah buku karangan Paul Lengrand yang
berjudul An Introduction to Lifelong Education. Buku ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh
UNESCO
Di Indonesia, konsepsi pendidikan seumur hidup ini mulai diperkenalkan kepada masyarakat
melalui kebijakan Negara (TAP MPR No. IV/MPR/1973 jo. TAP No. IV/MPR/1978 tentang GBHN)
yang memuat prinsip-prinsip pembangunan nasional berikut ini:
1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang)
2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga (rumah tangga),
sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Selain itu, definisi pendidikan juga dirumuskan dalam UU No. 20 tahun 2003, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Beranjak dari ketentuan mendasar tersebut, maka dalam kebijaksanaannya Pemerintah
menetapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pembangunan bangsa dan watak bangsa dimulai dengan membangun subjek manusia
Indonesia seutuhnya sebaga perwujudan manusia Pancasila.
Hal ini dijadikan cita-cita pembangunan bangsa dan watak bangsa yang menjadi tanggung
jawab semua warga negara untuk mewujudkannya.
2. Pembangunan manusia Indonesia, secara khusus merupakan tanggung jawab lembaga dan
usaha pendidikaan nasional untuk mewujudkannya melalui institusi-institusi pendidikan.
Karena itulah konsepsi manusia Indonesia seutuhnya ini merupakan konsepsi dasar tujuan
pendidikan nasional, seperti yang dirumuskan di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 4
sebagai berikut:

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
pengetahuan, keterampilan, kesehatan dan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni
seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian, secara potensial
keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya agar berkembang secara wajar.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat
hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.
Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses pendidikan dapat
berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah.

B. Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Perspektif


Dasar-dasar pemikiran long life education atau pendidikan seumur hidup, dapat ditinjau dari
berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tinjauan Ideologis
2. Tinjauan Ekonomis
3. Tinjauan Sosiologis
4. Tinjauan Filosofis
5. Tinjauan Teknologis
6. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Di atas merupakan dasar pemikiran pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek
dan pandangan. Pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah setiap manusia berhak mendapatkan
pendidikan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan (skill). Semua itu semata mata bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatkan skill manusia dalam upaya
pengertian dunia, pengembangan kepribadian dan lain-lain.
Pendidikan pada dasarnya dipandang untuk membantu pengembangan personal sepanjang
hidup. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individuindividu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.

C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-program


Pendidikan
Implikasi dalam konsep ini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Adapun implikasi
pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kategori berikut:

1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional


Program ini bertujuan untuk menyembuhkan penyakit buta huruf pada masyarakat yang
sering ditemukan di negara-negara yang sedang berkembang. Akibat keberadaan radio, tv,
komputer bahkan internet telah merubah minta masyarakat untuk membaca.
Walaupun cukup sulit untuk membuat masyarakat sadar akan pentingnya peranan melek
huruf fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh iptek
terhadap kehidupan masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh pengetahuanpengetauan baru dalam diri mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui bahan
bacaan utamanya.
Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional , minimal memuat dua hal, yaitu:
a. Memberikan kecakapan 3M (membaca, menulis dan menghitung), yang fungsional
bagi anak didik.
b. Menyediakan bahan bahan bacaan yang diperlukan untuk meningkatkan keahlian
yang telah dimilikinya.

2. Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional ini adalah program pendidikan formal dan non formal dalam rangka
apprentice ship training, merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan
seumur hidup.
Negara negara berkembang cenderung mengikuti sistem pendidikan formal yang
diterapkan di negara negara maju. Namun masyarakat merasa lulusan sekolah kurang sesuai
untuk diterapkan di masyarakat. Oleh sebab itu, perlu diterapkannya sistem remedial agar
lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga kerja yang produktif. Namun pendidikan vokasional
ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.
Akibat perkembangan iptek serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan
vakasional untuk terus tetap dijalankan.

3. Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah
tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti
berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, termitologi dan
sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku
pula bagi profesional, bahkan tantangan buat mereka justru lebih besar.

4. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan


Era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek sangat
bepengaruh pada masyarakat saat ini. Mulai dari cara memasak yang serba menggunakan
mekanik dan elektronik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Hal ini mengakibatkan
dituntutnya pendidikan yang berlangsung secara kontinu (life long education).
Pendidikan bagi anggota seluruh anggota masyarakat dari berbagai golongan usia
bertujuan agar masyarakat mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan. Hal ini
merupakan konsekuensi penting dari asa pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik


Selain berkembang pesatnya ilmu iptek, saat ini dimana pola pikir masyarakat yang
semakin maju dan kritis, baik rakyat sipil dan pemimpin pemerintahan di negara yang

demokratis ini, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap
warga negara. Hal ini merupakan konsekuensi pendidikan yang bersifat seumur hidup.

6. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggang


Pada usia muda, masyarakat sudah dihadapkan dengan spesialisasi yang berlebihan dalam
program pendidikan formal di sekolah. Hal inilah yang membuat masyarakat berpandangan
sempit pada bidangnya sendiri, buta akan nilai-nilai kultural yan terkandung dalam warisan
budaya msyarakat sendiri.
Bagaimanapun bagi orang orang terpelajar diharapkan dapat memahami dan
menghargai nilai-nilai agama, sejarah, filsafat hidup, seni serta musik bangsanya sendiri.
Pengetahuan tersebut dapat memperkaya hidupnya, terutama segi pengalaman yang
memungkinkannya untuk mengisi waktu senggangnya dengan menyenangkan. Oleh sebab itu,
pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara konstruktif akan merupakan bagian
penting dari life long education.
Hal yang dikemukakan di atas merupakan sebagian kecil dari implikasi konsep pendidikan
seumur hidup pada program program dan sasaran pendidikan, sebab bagaimanapun dalam kondisi
saat ini, adanya kebutuhan dan tekanan baru justru lebih kompleks.
Berdasarkan uraian di ata, maka penerapan cara berpikir menurut asas pendidikan seumur hidup
itu akan mengubah pandangan hidup kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama
pendidikan sekolah adalah mengajar anak didik tentang cara belajar. Peranan guru terutama adalah
sebagai motivator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalam hal belajar, sekolah sebagai pusat
kegiatan belajar (learning centre) bagi masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, dalam pandangan
mengenai pendidikan seumur hidup, semua orang secara potensial merupakan anak didik.

D. Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup


Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal perlunya pendidikan seumur hidup:

1. Pertimbangan Ekonomi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun
terus berkembang. Akibat perkembangan ini semakin berkompetisinya lembagalembaga pendidikan, terutama dalam hal kualitas. Hal inilah yang menyebabkan
munculnya istilah sekolah favorit, unggulan, plus dan lain sebagainya. Kenyataan ini
tentu saja membawa dampak dengan semakin mahalnya biaya pendidikan. Akibatnya
masyarakat akan merasa ragu dengan kemampuan mereka untuk membiayai pendidikan
lebih jauh.
Pangkuan adanya hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, serta
kemajuan personal dan kehidupan yang berurutan, akan melengkapi argumentasi
ekonomi lebih jauh untuk mengadakan perubahan radikal organisasi pendidikan. Dengan
adanya pendidikan, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup mempunyai
hubungan yang sangat erat.

2. Keadilan
Tuntutan akan adanya persamaan serta kesempatan yang sama dalam memperoleh
pendidikan terus digaungkan, bahkan untuk Indonesia diatur sedemikian rupa di dalam
UUD 1945, seperti tertuang pada Pasal 31 ayat (1):
Tiaptiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.

Walaupun tersebar keinginan untuk persamaan dalam memperoleh kesempatan


pendidikan tersebut, banyak pengamat berpendapat bahwa sekolah yang ada sekarang
pada pokoknya berjalan untuk mempertahankan status quo, dimana siswa yang dididik
menyesuaikan dengan posisi sosial tertentu dan untuk melestarikan tatanan yang sudah
ada. Dengan ddemikian, tampaknya pengetahuan yang diberikan di sekolah tradisional
tidak ubahnya seperti menyampaikan komoditas kepada konsumen, dan ketidaksamaan
dipertahankan oleh pengaruh kontrol pendirian pendidikan yang ingin menyampaikan
pengetahuan dengan cara yang cepat. Konteks ini berbeda dengan pendidikan seumur
hidup yang pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat
untuk melestarikan ketidakadilan.

3. Faktor Peranan Keluarga


Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang
memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani oleh keluarga.
Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan pendidikan seumur
hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan meluas sistem pendidikan agar dapat
menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa. Dengan harapan, pengakuan pentingnya
pendidikan moral dan sosial , serta desakan terhadap sekolah untuk melakukan peranan
pendidikan yang dilakukan keluarga, akan memperkuat dan menghidupkan kembali
pengaruh rumah dalam proses interaksi antarbeberapa faktor yang berpengaruh
terhadap anak.

4. Faktor Perubahan Peranan Sosial


Garis antara orang dewasa dengan anak-anak secara tradisional sangat jelas dalam
keluarga masyarakat yang tidak maju. Sementara itu, perkembangan yang kompleks
dalam hal penggunaan teknologi di masyarakat yang maju, bagaimanapun juga,
menyebabkan pentingnya perluasan konsep anak.
Untuk kondisi saat ini, sulit untuk memisahkan kenyataan itu, misalnya seorang
pemudah berumur 18 tahun yang sudah menikah dan bekerja, sedangkan orang dewasa
berumur 30 tahun yang masih studi. Dengan demikian, tentu saja diperlukan perluasan
konsep pendidikan dan perluasan rentangan usia yang ditampung dalam pendidikan.
Oleh sebab itu, pendidikan haruslah berisi elemen-elemen yang kuat dan
memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu
melakukan penyesuaian terhadap peubahan hubungan antara mereka dengan orang
lain.

5. Perubahan Teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan meningkatnya persediaan informasi,
mengubahnya sifat-sifat pekerjaan, meningkatkan urbanisasi, keberhasilan bidang
kesehatan yang berakibat meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka
kematian, semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat keduniaan dan
materialisme menjiwai nila-nilai budaya dan spiritual, serta berakibat kerenggangan dan
keterasingan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Kenyataan tersebut akan menimbulkan ketidakpastian keterampilan yang diperlukan
dunia mendatang, dan juga berakibat lunturnya kekeluargaan, ketidakpastian peranan
sosial, dan hubungan interpersonal di masa depan. Akibatnya, basis keorganisasian baru
di bidang pendidikan menjadi sangat penting dan diperlukan di mana pun.

6. Faktor-faktor Vokasional
Ada beberapa alasan yang menyatakan bahwa salah satu unsur kejuruan di masa
mendatang akan mengalami perubahan, yakni keterampilan kejuruan yang cepat laku
dan terjadinya perubahan tidak hanya terjadi pada generasi mendatang, tetapi juga
terjadi pada generasi yang ada sekarang. Dengan demikian, berarti para pekerja di masa
mendatang perlu meninggalkan keterampilan yang sudah lama dimilkinya, dan
menggantinya dengan yang baru.
Dengan demikian, anak didik perlu diberikan kemampuan untuk mereaksi secara
positif terhadap perubahan, baik dalam segi meneruskan kemampuan yang secara
kejuruan berguna bagi masyarakat, dan juga kemampuan untuk mempertahankan
identitas mereka dalam menghadapi jenis pekerjaan yang amat berbeda dengan apa
yang ada sekarang.

7. Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa


Sekarang ini orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang
keterampilan yang mereka miliki. Misalnya ancaman keusangan membayangi banyak
pekerja, dan hal ini tidak hanya terjadi pada pekerja-pekerja kasar, tetapi justru
merambah kepada orang-orang yang sudah profesional.
Sebagai respons terhadap permasalah ini, beberapa negara telah mengembangkan
kelas-kelas untuk para orang dewasa. Oleh karena itu sistem pendidikan diupayakan
diorganisasi sedemikian rupa untuk membantu belajar masa dewasa diberbagai
tingkatan masyarakat. Berkenaan dengan ini tampaknya perlu dikesampingkan
pandangan yang menyatakan bahwa seseorang belajar hanya pada masa persekolahan
formal antara sekitar antara usia 6 sampai 18 tahun. Jadi, secara radikal berarti
perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa,
yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.

8. Kebutuhan Anak-anak Awal


Kelompok usia anak-anak awal merupakan kelompok umur kedua di luar masa
persekolahan yang normalnya tersedia. Sebagaimana orang dewasa, akhir-akhir ini
ditandai dengan meningkatnya animo masyarakat terhadap pendidikan anak umur di
bawah 6 tahun, atau yang lebih dikenal dengan Taman Kanak-kanak. Bahkan untuk
Indonesia yang disebut dengan pendidikan prasekolah diatur secara rinci di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990. Menurut PP tersebut, pendidikan
prasekolah bertujuan:
untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak
didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Pada dasarnya anak-anak awal sudah memiliki kemampuan untuk berpikir dan
mengerti meskipun belum mendapatkan perhatian yang cukup terhadap
kenyataan ini dalam perencanaa pelayanan pendidikan. Di samping itu yang juga
perlu diperhatikan bahwa penelitian kejiwaan sekarang telah menunjukkan
pentingnya masa anak-anak awal sebagai fase kritis pertumbuhan dalam bidang
antara lain perkembangan intelektual, perhatian, konsentrasi, kewaspadaan,
pertumbuhan kognitif dan perkembangan sosial.
6

Dengan demikian, masa anak-anak awal merupakan basis untuk


perkembangan kejiwaan selanjutnya meskipun dalam tingkat tertentu
pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi
perkembangan yang fondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
Jika perkembangan berikutnya adalah untuk mengikuti bagian yang optimal,
anak-anak awal tidak hanya siap untuk memperoleh keuntungan dari lingkungan
yang mendidik, tetapi mereka juga membutuhkan stimulasi jeni-jenis pengalaman
yang tepat.

E. Strategi Pendidikan Seumur Hidup


Pendidikan seumur hidup yang merupakan asas pendidikan dewasa ini, terus diamati baik
di negara-negara maju ataupun negara yang sedang berkembang. Dalam konteks ini
diperlukan adanya strategi dalam penerapan pendidikan seumur hidup sehingga pendidikan
bagi manusia dapat diartikan secara tepat dan benar.
Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinvertarisasi Prof.
Soelaiman Joesoef meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup


Pada pendidikan seumur hidup dikenal adanya 4 macam konsep kunci berikut:
a. Konsep Pendidikan Seumur Hidup itu Sendiri
Sebagai suatu konsep, pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan
atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalamanpengalaman pendidikan .
Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia yang paling
muda sampai yang paling muda, dan adanya basis institusi yang amat berbeda
dengan basis yang mendasari persekolahan konvensional.
b. Konsep Belajar Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap
keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan menyediakan kondisikondis yang membantu belajar.
Jadi, istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa
organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas
pendidikan seumur hidup.
c. Metode Belajar Seumur Hidup
Metode belajar seumur hidup adalah orang-orang yang sadar tentang diri
mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang
logis untuk mengatasi problema dan sangat terdorong untuk belajar di seluruh
tingkat usia, serta menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai
pemberi kesempatan untuk belajar baru.
Dalam konsep demikian, perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan
membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons
untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup.
d. Kurikulum yang Membantu Pendidikan Seumur Hidup
Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar pendidikan seumur hidup
betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan
melaksanakan belajar seumur hidup.

Kurikulum yang demikian merupakan kurikulum praktis untuk mencapai


tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan
seumur hidup.

2. Arah Pendidikan Seumur Hidup


Umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan anakanak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat
dibutuhkan didalam hidupnya.
a. Pendidikan Seumur Hidup kepada Orang Dewasa
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan
pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan self interest yang
merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa.
Di anatar self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka
umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja, sangat membantu mereka
untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan
kunci keberhasilan.
Program kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaran, ada
sebagian kecil yang ditangani masyarakat sendiri, tetapi di sebagian besar
negara hal-hal tersebut memperoleh bagian dari pihak luar seperti lembaga
pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staff ahli dari proyek
tertentu.
Tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya
diserahkan pada masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan
yang sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan
b. Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak
pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan sisi lain yang perlu
mendapat perhatian dan pemenuhan karena anak akan menjadi tempat awal
bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Pengetahuan dan kemampuan anak memberi peluang yang besar bagi
pembanguna pada masa dewasa, dan pada saat dewasanya menanggung beban
hidup yang lebih ringan.
Proses pendidikannya menekankan pada metodologi mengajar karena pada
dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan
kepribadian yang kuat.
Sementara itu, program kegiatan disusun mulai penigkatan kecakapan baca
tulis, keterampilan dasar, dan mempertinggi daya pikir anak sehingga
memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai
pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai