IMPLIKASINYA
Di dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat, serta dikembangkan
secara terpadu dan serasi, baik antara berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antara
sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya seta antardaerah. Masyarakat sebagai mitra
pemerintahan berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional.
2. Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional ini adalah program pendidikan formal dan non formal dalam rangka
apprentice ship training, merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan
seumur hidup.
Negara negara berkembang cenderung mengikuti sistem pendidikan formal yang
diterapkan di negara negara maju. Namun masyarakat merasa lulusan sekolah kurang sesuai
untuk diterapkan di masyarakat. Oleh sebab itu, perlu diterapkannya sistem remedial agar
lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga kerja yang produktif. Namun pendidikan vokasional
ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.
Akibat perkembangan iptek serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan
vakasional untuk terus tetap dijalankan.
3. Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah
tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti
berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, termitologi dan
sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku
pula bagi profesional, bahkan tantangan buat mereka justru lebih besar.
demokratis ini, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap
warga negara. Hal ini merupakan konsekuensi pendidikan yang bersifat seumur hidup.
1. Pertimbangan Ekonomi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun
terus berkembang. Akibat perkembangan ini semakin berkompetisinya lembagalembaga pendidikan, terutama dalam hal kualitas. Hal inilah yang menyebabkan
munculnya istilah sekolah favorit, unggulan, plus dan lain sebagainya. Kenyataan ini
tentu saja membawa dampak dengan semakin mahalnya biaya pendidikan. Akibatnya
masyarakat akan merasa ragu dengan kemampuan mereka untuk membiayai pendidikan
lebih jauh.
Pangkuan adanya hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, serta
kemajuan personal dan kehidupan yang berurutan, akan melengkapi argumentasi
ekonomi lebih jauh untuk mengadakan perubahan radikal organisasi pendidikan. Dengan
adanya pendidikan, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup mempunyai
hubungan yang sangat erat.
2. Keadilan
Tuntutan akan adanya persamaan serta kesempatan yang sama dalam memperoleh
pendidikan terus digaungkan, bahkan untuk Indonesia diatur sedemikian rupa di dalam
UUD 1945, seperti tertuang pada Pasal 31 ayat (1):
Tiaptiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.
5. Perubahan Teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan meningkatnya persediaan informasi,
mengubahnya sifat-sifat pekerjaan, meningkatkan urbanisasi, keberhasilan bidang
kesehatan yang berakibat meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka
kematian, semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat keduniaan dan
materialisme menjiwai nila-nilai budaya dan spiritual, serta berakibat kerenggangan dan
keterasingan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Kenyataan tersebut akan menimbulkan ketidakpastian keterampilan yang diperlukan
dunia mendatang, dan juga berakibat lunturnya kekeluargaan, ketidakpastian peranan
sosial, dan hubungan interpersonal di masa depan. Akibatnya, basis keorganisasian baru
di bidang pendidikan menjadi sangat penting dan diperlukan di mana pun.
6. Faktor-faktor Vokasional
Ada beberapa alasan yang menyatakan bahwa salah satu unsur kejuruan di masa
mendatang akan mengalami perubahan, yakni keterampilan kejuruan yang cepat laku
dan terjadinya perubahan tidak hanya terjadi pada generasi mendatang, tetapi juga
terjadi pada generasi yang ada sekarang. Dengan demikian, berarti para pekerja di masa
mendatang perlu meninggalkan keterampilan yang sudah lama dimilkinya, dan
menggantinya dengan yang baru.
Dengan demikian, anak didik perlu diberikan kemampuan untuk mereaksi secara
positif terhadap perubahan, baik dalam segi meneruskan kemampuan yang secara
kejuruan berguna bagi masyarakat, dan juga kemampuan untuk mempertahankan
identitas mereka dalam menghadapi jenis pekerjaan yang amat berbeda dengan apa
yang ada sekarang.