2. Dasar Yuridis
Konsep edukasi seumur hidup di Indonesia mulai
dimasyarakatkan melalui kepandaian negara yaitu
melewati :
a. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO.
IV/MPR/1978 mengenai GBHN memutuskan prinsip-
prinsip pembangungan nasional, antara beda :
1. Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka
pembangunan insan Indonesia seutuhnya dan
pembangunan semua rakyat Indonesia (Arah
Pembangunan Jangka Panjang)
2. Pendidikan dilangsungkan seumur hidup dan
dilakukan dalam family (rumah tangga), sekolah dan
masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab
bareng antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab
IV GBHN Bagian Pendidikan).[3]
1. Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau lifelong education bakal
memungkingkan seseorang mengembangkan potensi-
potensinya cocok dengan keperluan hidupnya, karena
pada dasarnya seluruh manusia dicetuskan ke dunia
memiliki hak sama, terutama untuk mendapatkan edukasi
dan penambahan pengetahuan dan keterampilannya
(skill). Sudahmenjadi fitrah insan bahwa pada hakikatnya
semua insan mempunyai potensiuntuk dididik dan
menjadi pendididk. Oleh sebab itupotensi yang dipunyai
manusia berupa potensi indawi, potensi akal, potensi
keagamaan dan potensi naluriah bakal tumbuh dan
berkembangnya bila mendapat sentuhan pendidikan.[6]
2. Tinjauan Ekonomi
Pendidikan merupakan teknik paling efektif untuk terbit
dari sebuah lingkaran yang menyeret kepada
ketidaktahuan dan kemelaratan. Pendidikan seumur
hidup dalam konteks ini memungkingkan seseorang guna
:
a. Meningkatkan produktifitasnya
b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber
daya dimilikinya
c. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih
sehat dan menyenangkan
d. Memiliki semangat dalam merawat dan mendidik anak-
anaknya secara tepat, sehingga edukasi keluarga
menjadi sangat urgen dan besar artinya.
3. Tinjauan Filosofil
Secara filosof, insan padahakekatnya adalahsatu
kesatuan yang integral, yaitu sebagai makhluk pribadi,
social, dan susila. Kesemuanya tersebut harus
dikembangkan terus menerus secara optimal dan
berkesinambungan sampai-sampai ketiganya
berlangsung cecara dan seimbang. Manusia
adalahmakhluk individu, dan tidak bakal berdiri sendiri
tanpa eksistensi orang lain. Oleh karena tersebut setiap
pribadi membutuhkan orang beda dalam hidupnya.
Disinalah pentingnya interaksi yang terbangun atas
kesadaran kolektif untuk membina sebuah komunitas
kumpulan dengan didasari atas kebersamaan dan saling
menghargai antara pribadi itu. Di negara demokrasi,
mengharapkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak
memilih dan memahami faedah pemerintah, DPR, MPR
dan sebagainya.
4. Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti kini ini, tampaknya dunia dilanda
oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dengan sekian banyak produk yang dihasilkannya.
Semua orang, tak terkecuali semua pendidik, sarjana,
pemimpin dan sebagainya dituntut tidak jarang kali
memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya
laksana apa yang terjadi di negara maju. Ketika semua
pendidik dan semua praktisi pendidik tidak mempunyai
pengetahuandan wawasan yang luas, barangkali akan
terbelakang dan tergilas oleh pesatnya pertumbuhan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan
Hidup”. Tujuankami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari
dosen pembimbing saya ”Takbir, S.Pd., M.Pd” dalam mata kuliah “ Pengantar Ilmu
kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Maria ulfah
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar
Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
Hidup.................................................................................... 2
Hidup......................................................................................... 3
Hidup......................................................................................... 4
Hidup .................................................................................... 6
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................. 9
A. Simpulan................................................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menuju kearah kedewasaan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang
B. Rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh
banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan
harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Pendidikan Seumur Hidup (Long
Life Education) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta
komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus
sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar
yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud.
Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada
dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.…
Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan
hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia. Karena hidup manusia itu
bukan hanya individu dalam dirinya saja tapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar
luar diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam diri manusia. Dalam belajar juga
generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankan hidup dan menghindari pengrusakan
Dalam agama sering kita dengar kalimat ” Belajarlah (tuntutlah ilmu) dari ayunan
sampai liang lahat”. Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-
miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia
ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar
Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah
proses masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
pendidikan seumur hidup memandang pendidikan sebagai satu sistem yang menyeluruh yang
Terjadinya perubahan yang begitu cepat terhadap kehidupan manusia dan keadaan jaman
lebih-lebih dengan timbulnya gejala globalisasi yang seolah-olah sudah tidak mengenal batas
ruang, waktu dan tempat ini merupakan tantangan tersendiri bagi manusia. Oleh karena itu
untuk bisa bertahan dan menguasai nasib sendiri dalam kehidupan peranan pendidikan atau
belajar sepanjang hayat diperlukan oleh setiap orang. Dalam hal ini belajar sepanjang
hayat menjadi alat untuk membangun keseimbangan antara belajar dan bekerja, adaptasi yang
terus-menerus untuk sejumlah pekerjaan dan untuk pelaksanaan kewarganegaraan yang aktif.
Berikutnya diungkapkan pula mengenai empat pilar pendidikan sepanjang hayat, yaitu
merupakan empat sendi atau sokoguru pengetahuan sebagai landasan berpijaknya pendidikan
b. Kedua Learning to do (belajar berbuat) yaitu sebuah konsepsi bagaimana kita bisa berbuat
dan melakukan atau mempraktekan dari apa yang sudah kita pelajari.
c. Ketiga yaitu Learning to live together (belajar hidup bersama) belajar hidup berasama orang
lain yaitu konsepsi bagaimana kita bisa hidup bersama dengan orang laing yang memiliki
latar, budaya, sosial, ekonomi dan agama dan keaneka ragaman yang berbeda-beda. Dan pilar
yang
d. Keempat adalah learning to be (belajar menjadi seseorang) artinya adalah bahwa pendidikan
harus bisa menyumbangkan perkembangan yang seutuhnya kepada setiap orang baik dalam
jiwa raga, itelegensia, kepekaan, rasa, estetika tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai
spiritual. Keempat pilar pendidikan tersebut dijadikan landasan untuk pencapaian tujuan
mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk
kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar,
belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal. Dalam kenyataan kehidupan
sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang
hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Jelasnya
tidak ada batas usia yang menunjukan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar.
Jika seorang petani yang sudah tua berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam
bercocok tanam, pemberantasan hama, dan pemasaran hasil yang lebih menguntungkan, itu
Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap
orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi
dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam sekitar, yang selalu berubah.
Tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya, yaitu individu;
masyarakat; dan lingkungan fisik. perkembangan dan perubahan yang juga mencakup tiga
komponen yakni ;
2. Peranan-peranan sosial yang umum dan unik dalam kehidupan, yang berbeda-beda di setiap
Pendidikan sepanjang hayat (PSH) atau pendidikan seumur hidup yang secara operasional
sering pula disebut pendidikan sepanjang raga (long life education) bukanlah sesuatu yang
baru.
Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah
anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu
menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam
1. Pertimbangan ekonomi
menguntungkan. Tidak berarti mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan
dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal
2. Keadilan
Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk
Keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Pendidikan
mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan
bahwa penekanan peranan pendidikn seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan
memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa.
Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan
sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap
5. Perubahan teknologi
pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin
banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat kenudiaan dan materialisme menjiwai
nilai-nilai budaya dan spiritual serta berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang
mereka miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa.
Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan
sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
periode anak-anak, remaja dan dewasa.Masa anak-anak awal merupakan basis untuk
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan merupakan hak hidup bagi semua orang pada setiap tahap umur (anak-
anak, remaja, dan dewasa), yang dapat diperoleh baik dalam keluarga, lingkungan, maupun
disekolah. Semenjak dalam kandungan, seorang anak sudah mendapat ajaran dan pendidikan
dasar dari keluarganya, terutama dari seorang ibu. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kewajiban belajar itu
tidak dibatasi oleh umur, oleh karena itu hidup berumah tangga tidak menghalangi keharusan
menuntut ilmu, atau nikah dan belajar dapat sejalan, tidak harus dipertentangkan. Prinsip
pendidikan dalam Islam adalah pendidikan seumur hidup, long life education: “Tuntutlah
B. Saran
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang
terkhir akan semakin baik mutunya maka seorang siswa lebih termotivasi untuk belajar agar
mampu membawa bangsa bersaing secara sehat dalam segala bidang dan mampu bersaing di
dunia internasional.
9
DAFTAR PUSTAKA
Persada, 2003.
Persada, 2001
Www.google.com