DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
Saat ini sebagian besar pendidik (guru) kurang mengetahui dan
mendalami mengenai aliran-aliran filsafat pendidikan, khususnya aliran
progresivisme ini, oleh sebab itu makalah ini akan membahas mengenai aliran
progresivisme, diantaranya :
3
BAB II
PEMBAHASAN
Secara historis, progressivisme ini telah muncul pada abad ke-19 atau
pada tahun 1930-an. namun perkembangannya secara pesat baru terlihat pada
awal abad ke-20, terutama di negara Amerika Serikat. Bahkan pemikiran yang
dikembangkan aliran ini pun sesungguhnya memiliki benang merah yang
secara tegas dapat dilihat sejak zaman Yunani Kuno, seperti Heraklitos (±544-
454 SM), Protagoras (±480-410 SM), Socrates (±469-391 SM) dan Aristoteles
(±384-322 SM).
4
Aliran ini memandang bahwa metodologi pendidikan konvensional yang
menekankan pelaksanaan pendidikan melalui pendekatan mental discipline,
passive learning yang telah menjadi karakter pendidikan selama ini tidak
sesuai dengan watak humanitas manusia yang sebenarnya.
5
ilmu klasik dalam bidang itu, hal inlah yang mengantarkan William James
terkenal sebagai ahli filsafat pragmatisme dan empirisme radikal.
2. John Dewey (1859-1952)
John Dewey adalah seorang professor di Universitas Chicago.
Teorinya tentang sekolah adalah “progresivisme” yang menekankan pada
anak didik dan minatnya daripada mata pelajaran itu sendiri. Maka
munculah ‘child centered curriculum’ dan ‘child centered school’.
Progresivisme mempersiapkan anak masa kini di banding masa depan
yang belum jelas, seperti yang di ungkapkan Dewey dalam bukunya “My
Pedagogical Creed”, bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan
bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey anak-anak
banyak yang berpartisipasi dalam kegiatan fisik peminatan.
Dewey mengembangkan pragmatisme dalam bentuknya yang
orisinil, tapi meski demikian namanya sering pula dihubungkan dengan
versi pemikiran yang disebut instrumentalisme. Adapun ide filsafatnya
yang utama, berkisar dalam hubungan dengan problema pendidikan yang
konkrit, baik teori maupun praktik. Dewey terkenal oleh internasional
berkat sumbangan pemikirannya terhadap filsafat pendidikan
progresivisme Amerika. Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan
ahli filsafat professional, akan tetapi juga karena perkembangan idenya
yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori
politik adan ilmu jiwa. Dewey adalah juru bicara yang sangat terkenal di
Amerika Serikat dari cara-cara kehidupan demokratis.
3. Hans Vaihinger (1852-1933)
Menurutnya arti kata ‘tahu’ itu hanya mempunyai arti praktis
persesuaian dengan objeknya tidak mungkin dibuktikan, satu-satunya
ukuran bagi berpikir ialah ‘gunanya’ (dalam bahasa yunani pragma) untuk
mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu
sebenarnya hanya buatan semata jika pengertian itu berguna untuk
mengusai dunia, bolehlah di anggap benar, asal orang tahu saja bahwa
kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
6
C. Pandangan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Progresivisme
7
dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan. Pandangan epistemologi
progresivisme ialah bahwa pengetahuan itu informasi, fakta, hukum,
prinsip, proses, dan kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai
proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan yang merupakan hasil dari
aktivitas tertentu diperoleh manusia baik secara langsung melalui
pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya,
ataupun pengetahuan yang diperoleh melalui catatan-catatan, buku-buku,
kepustakaan.
Aksiologi berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau
sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Aksiologi artinya teori
nilai, penyelidikan tentang kodrat, kriteria dan status metafisik dari nilai.
Menurut pandangan aksiologi progresivisme, nilai tidak timbul dengan
sendirinya, melainkan ada faktor-faktor yang merupakan pra syarat. Nilai
timbul karena manusia mempunyai bahasa, sehingga memungkinkan
adanya relevansi seperti yang ada dalam masyarakat pergaulan. Oleh
karena adanya faktor-faktor yang menentukan adanya nilai, maka makna
nilai itu tidaklah bersifat eksklusif. Ini berarti berbagai jenis nilai seperti
benar atau salah, baik atau buruk dapat dikatakan ada bila menunjukkan
adanya kecocokan dengan hasil pengujian yang dialami manusia dalam
pergaulan.
8
perubahan kultural dan tantangan-tantangan zaman, demi survive-nya
menusia. Progresivisme juga percaya bahwa pendidikan dapat menolong
manusia dalam menghadapi periode transisi antara zaman tradisional
tersisa yang segera berakhir, untuk siap memasuki zaman progressif
( modern) yang segara kita masuki. Fase ini pun permulaan pula bagi
periode revolusi menuju tata hidup sosial, teknologi dan moral yang
supermodern.
9
peserta didik supaya mampu menghadapi dan menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadi di lingkungan sosialnya.
Hal tersebut senada dengan pengertian pendidikan di Indonesia,
yakni usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan demikian dapat dipahami, bahwa aliran memberikan
sumbangan yang besar di dunia pendidikan di Indonesia. Aliran ini telah
meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik.
Anak didik diberikan kebaikan, baik secara fisik maupun mengembangkan
bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh
rintangan yang dibuat oleh orang lain.
2. Tujuan Pendidikan Progresivisme
10
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Jadi berdasarkan
pengertian in, maka aliran progresivisme sangat sejalan dengan tujuan
pendidikan yang ada di Indonesia.
3. Kurikulum Progresivisme
11
e. Menyadarkan pada anak didik bahwa hidup itu dinamis (Jalaluddin
dan Abdullah Idi, 2012:88).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
nilai tidak timbul dengan sendirinya, melainkan ada faktor-faktor yang
merupakan pra syarat. Nilai timbul karena manusia mempunyai bahasa,
sehingga memungkinkan adanya relevansi seperti yang ada dalam masyarakat
pergaulan.
B. Saran
14
mengambil dan mempraktekkannya mana yang sesuai dengan kondisi
masing-masing.
15
DAFTAR PUSTAKA