Anda di halaman 1dari 26

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

DAN
IMPLEMENTASINNYA DALAM PENDIDIKAN
Idealisme

Realisme

Perenialisme

Eksistensialisme
Aliran-aliran dalam
Filsafat Pendidikan
Pragmatisme

Sosialisme

Progresivisme

Rekonstruksionisme
IDEALISME
Hakikat Idealisme
• Termasuk dalam kelompok filsafat tertua
• Beberapa tokoh aliran Idealisme: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael
Kant, David Hume, al-Ghazali.
• Dipandang sebagai bapak idealisme di Barat
• Hidup dan berkembang kurang lebih 2500 tahun yang lalu.
• Berawal dari pemikiran Plato tentang kebenaran empiris yang dilihat
dan dirasakan dalam alam ideal (esensi) atau ide.
• Aliran filsafat Idealisme menekankan moral dan realitas spiritual
sebagai sumber-sumber utama di alam ini.
Prinsip-prinsip Idealisme
• Realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik dan hakikat roh
adalah gagasan-gagasan, ide-ide, atau pikiran. Dunia harus dipandang
sebagai suatu sistem yang masing-masing unsurnya saling
berhubungan. Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis
dan bersifat spiritual.
• Kenyataan yang tampak pada alam bukanlah kebenaran hakiki
melainkan hanya gambaran atau ekspresi dari ide-ide yang ada dalam
diri manusia
• Roh lebih bernilai dari pada materi(jasad) karena hakikat segala
sesuatu adalah roh sedangkan materi adalah penjelmaan dari pada roh
dan alam adalah ekspresi dari jiwa.
• Berorientasi pada Theo-sentris (berpusat kepada Tuhan), jiwa,
spiritualitas, hal-hal yang ideal, dan norma-norma yang mengandung
kebenaran mutlak.
Implementasi Idealisme dalam Pendidikan
• Pendidikan bukan hanya mengembangkan atau menumbuhkan melainkan
juga harus menggerakkan ke arah tujuan di mana nilai telah direalisasikan
ke dalam bentuk yang kekal tak terbatas.
• Pendidikan adalah proses melatih daya-daya jiwa seperti pikiran, ingatan,
perasaan untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun
warisan sosial.
• Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan kultural, sosial, dan
spiritual; memperkenalkan suatu spirit seperti kehidupan intelektual;
membangun masyarakat yang ideal.
• Tujuan pendidikan adalah ketetapan mutlak, kurikulum bersifat tetap dan
tidak menerima perkembangan. Para ilmuwan yang telah mencapai tingkat
ilmu yang tinggi berusaha mentransfernya dari generasi ke generasi.
Agama, akhlak, dan ilmu humaniora dipandang sebagai core kurikulum.
• Pendidik berperan memenuhi akal peserta didik dengan hakikat-hakikat dan
pengetahuan yang tepat. Pendidik harus menyiapkan situasi, kondisi, dan
lingkungan yang kondusif dan ideal bagi peserta didik. Pendidik
membimbing peserta didik dengan penuh kasih sayang dengan ide-ide yang
dipelajarinya hingga ke tingkat yang setinggi-tingginya.
REALISME
Hakikat Realisme
• Termasuk dalam kelompok pemikiran klasik
• Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos
Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo,
David Hume, John Stuart Mill
• Berasal dari kata real yang berarti aktual atau yang ada
• Aliran yang patuh kepada fakta
• Memandang dunia dari sudut materi
• Memandang realitas dunia adalah alam
• Segala sesuatu berasal dari alam dan yang menjdi subjek adalah
hukum alam (dunia nyata, alam dan benda).
Prinsip-prinsip Realisme
• Manusia bisa sampai kepada hakikat tertinggi yang mutlak dan bisa
mengajarkan orang lain akan hakikat-hakikat. Manusia dapat menggunakan
akal pikirannya untuk sampai kepada hakikat-hakikat dan mengenal alam
yang mereka tempati.
• Memandang masyarakat atas dasar tiga prinsip pokok yaitu: (1) Adanya
alam adalah nyata, wujud, dan tetap, tak ada peran manusia dalam membina
dan menciptakannya. (2) Adanya alam bisa dikenal manusia dengan jalan
akal. (3) Pengenalan adalah penuntun tingkah laku manusia, baik tingkah
lakuperorangan atau masyarakat.
• Percaya dengan keabadian hakikat-hakikat, karenanya tidak ada kewajiban
manusia selain menyikapi selain menyikapi nilai-nilai yang ada. Manusia
wajib menurut dengan moral warisan yang menurun kepadanya melalui
warisan sosial.
• Menghormati sains dan mempertahankan hubungan yang erat antara sains
dan filsafat.
Implementasi Realisme dalam Pendidikan
• Tujuan pendidikan adalah transmisi dari: (1)Kebenaran universal yang terpisah
dari pikiran, pendapat, dan pernyataan intelektual. (2)Pengetahuan Tuhan,
pengetahuan manusia, dan masalah alamiah hanya ada jika ada Tuhan. (3) Nilai
atau keunggulan kultural pendidikan seharusnya menjadikan seseorang sadar
terhadap dunia nyata, termasuk nilai dan potensi kehidupan.
• Metode pembelajaran tunduk kepada prinsip mempengaruhi dan menerima dan
memandang realitas sebagai materi pendidikan yang utama, mengutamakan
pendidikan akal (rasio), kewajiban pendidik adalah berupaya menciptakan model-
model pembelajaran dengan pendekatan pada kenyataan yang indrawi kemudian
pindah kepada hal-hal yang abstrak.
• Pendidikan berorientasi pada pemenuhan akal peserta didik dengan peraturan-
peraturan dan hakikat-hakikat yang terlihaat pada alam.
• Pendidik harus ahli pada bidangnya (profesional) karena tugas guru adalah
memindahkan apa yang ia lihat benar kepada peserta didik secara terus menerus.
• Mempercayai adanya perubahan terbatas dan berjalan menuju satu arah.
Perubahan terjadi jika pendidikan mampumengungkap hakikat dan undang-
undang yang baru, menyempurnakan hakikat dan undang-undang yang lama, dan
bukan menyalahinya.
PERENIALISME
Hakikat Perenialisme
• Beberapa tokoh aliran Perenialisme: Robert Maynard Hutchins dan
ortimer Adler.
• Berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau baqa’ (tiada
akhir)
• Berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi
• Suatu aliran yang ingin kembali atau mundur kepada nilai-nilai masa
lampau dengan maksud mengembalikan keyakinan akan nilai-nilai
asasi manusia masa silam untuk menghadapi problem kehidupan
manusia saat sekarang dan bahkan sampai kapanpun dan dimanapun
• Populer di kalangan para intelektual terutama yang peduli terhadap
agama-agama dan filsafat
Prinsip-prinsip Perenialisme
• Memberikan jalan menuju pencapaian kepada yang absolut melalui
pendekatan mistik, yaitu melalui intelek yang lebih tinggi dalam
memahami secara langsung tentang Tuhan.
• Berusaha menjelaskan adanya sumber dari segala yang ada, segala
yang wujud bersifat relatif, tidak lebih dari jejak, kreasi, atau cerminan
dari Dia yang Essensidan Substansinya diluar jangkauan nalar
manusia.
• Berusaha mengungkapkan apa yang disebut wahyu batiniah, agama
asli, hikmah khalidah, kebenaran abadi, sophia perennis yang terukir
dalam lembaran hati seseorang yang paling dalam yang senantiasa
rindu kepada Tuhan dan senantiasa mendorong seseorang berpikir dan
berperilakuyang benar.
• Memperhatikan seluruh kaitan eksistensi yang ada di alam semesta ini
dengan realitas mutlak (Tuhan).
Implementasi Perenialisme dalam Pendidikan
• Ilmu pengetahuan dan nilai sebagai manifestasi dan hukum universal
yang abadi dan ideal maka ketertiban sosial hanya mungkin dicapai
bila ide itu menjadi tolok ukur yang memiliki azas normatif dalam
semua aspek kehidupan.
• Menumbuhkankembangkan potensi yang dimiliki manusia (menurut
Plato: nafsu, kemauan, dan akal) yang merupakan azas bagi bangunan
watak dan kepribadian manusia sehingga dapat tumbuh kembang
secara berimbang dan harmonis.
• Pendidikan ditujukan untuk mencapai kebahagiaan melalui
pengembangan kemampuan-kemampuan ruhaniyah dan jasmaniyah
(Aristoteles).
• Pendidikan bertujuan merealisasikan kapasitas potensi tiap-tiap
individu sehingga manjadi aktualitas (Thomas Aquino).
EKSISTENSIALISME
Hakikat Eksistensialisme
• Beberapa tokoh aliran Eksistensialisme : Jean Paul Satre, Soren
Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabriel
Marcel, Paul Tillich.
• Berasal dari kata existere, ex berarti keluar dan istere berarti membuat
berdiri
• Eksistensialisme berarti apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas,
dan apa saja yang dialami
• Filsafat yang melukiskan dan mendiagnosa kedudukan manusia yang
sulit
• Titik sentralnya adalah manusia
• Hakikat manusia terletak pada eksistensi dan aktivitasnya
• Aktivitas manusia merupakan eksistensi dari dirinya dan hasil aktivitas
yang dilakukan merupakan cermin hakikat dirinya.
Prinsip-prinsip Eksistensialisme
• Aliran ini tidak memandang penting metafisika (Tuhan). Manusia yang
menciptakan kehidupannya sendiri karena itu bertanggung jawab
sepenyhnya atas pilihan-pilihan yang dibuatnya. Memberikan pemahaman
individual, kebebasan dan pertanggungjawabannya.
• Kebenaran lebih bersifat eksistensial daripada proporsional atau faktual.
Kebenaran itu tidak diciptakan, tidak universal atau absolut akan tetapi
bersifat subyektif dan parsial atau tidak general.
• Memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya dan individu
hanya mengenal dirinya dalam interaksi dirinya sendiri dengan
lingkungannya.
• Tidak mementingkan jawaban-jawaban yang pasti terhadap masalah-
masalah filsafat yang penting.
• Mengutamakan manusia agar mengembangkan eksistensi pribadinya atas
alasan bahwa manusia akan mati namun pada dataran realitas tidak
menetapkan apa yang harus dipersiapkan manusia untuk menghadapi
kematiannya.
Implementasi Eksistensialisme dalam Pendidikan
• Mengutamakan sistem pendidikan perorangan/individual.
• Memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya dalam
hal ini individu hanya mengenal dirinya dalam interaksi dirinya sendiri
dengan lingkungannya.
• Percaya akan kemampuan individu untuk memecahkan semua
persoalannya. Oleh sebab itu peserta didik berkewajiban melakukan
eksperimen dan pembahasan untuk memungkinkannya ikut secara
nyata dalam setiap kedudukan yang dihadapinya atau dalam setiap
masalah yang hendak dipecahkan.
• Tidak membatasi peserta didik dengan buku-buku yang ditetapkan
sebab hal tersebut dipandang akan membatasi kemampuan peserta
didik untuk mengenal pandangan lain yang bermacam-macam dan
berbeda-beda.
PRAGMATISME
Hakikat Pragmatisme
• Beberapa tokoh aliran Pragmatisme: Charles sandre Peirce, wiliam
James, John Dewey, Heracleitos.
• Memandang realitas sebagai sesuatu yang secara tetap mengalami
perubahan (terus menerus berubah).
• Realitas hanya dikenal melalui pengalaman
• Tidak ada pengetahuan yang absolut (permanen)
• Realitas atau kenyataan hanyalah apa yang dapat dialami dan
dirasakan
• Pengetahuan hanya bersifat sementara dan demikian pula dengan nilai-
nilai
• Tidak ada yang kekal melainkan perubahan itu sendiri
Prinsip-prinsip Pragmatisme
• Tidak mengakui bahwa dalam diri manusia terdapat kemampuan moralitas
dan spiritualitas
• Manusia ideal adalah manusia yang mampu merealisasikan kemanfaatan
(utilitas) dirinya dalam masyarakat melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki.
• Kebenaran adalah sebuah fungsi dan nilai praktis yang dilakukan, sengaja
dibuat untuk terjadi, lebih bersifat menyempurnakan dari pada menemukan.
• Ukuran moral tidak permanen, tidak pasti, dan selalu berubah sesuai dengan
situasi dan kondisi, lingkungan, waktu, serta dinamika masyarakat yang
bersangkutan.
• Ukuran kebenaran adalah pengalaman yang berguna bagi manusia. Tidak
ada kebenaran yang bersifat kekal dan mutlak.
• Kebenaran hakiki dapat dicapai melalui pengalaman
• Metode yang dapat digunakan untuk mencapai hakikat adalah metode
induktif.
• Pertumbuhan intelektual secara maksimal merupakan tujuan dan sasaran
tertinggi dari pendidikan.
Implementasi Pragmatisme dalam Pendidikan
• Pendidikan adalah jalan pokok menuju kemajuan sosial dan sentral
perbaikan.
• Variasi metode pembelajaran berpijak pada konsep demokrasi.
Pendidik tidak boleh menghilangkan keaktifan peserta didik.
• Mempercayai keragaman dan perbedaan kecerdasan individual peserta
didik (diferensiasi individual).
• Pendidikan adalah suatu proses tiada akhir yang berlangsung dalam
berbagai tujuan al: proses transmisi dan transformasi kultural, proses
komunikasi, proses direksi (pengarahan), proses konservasi dan
progresif (mengawal dan memajukan kebudayaan masyarakat), proses
rekapitulasi dan rekonstruksi (pengulangan kebudayaan sekaligus
menyusun kembali pengalaman yang akan meningkatkan kecakapan
(abilitas) pengalaman berikutnya).
SOSIALISME
Hakikat Sosialisme
• Pada mulanya berdasar pada mrxisme
• Merupakan agregasi (kumpulan) ide filsafat yang dikembangkan
dalam sosial Karl Marx
• Berakar pada filsafat hegel (jerman) yang kemudian dikembangkan
oleh Karl marx dan Frederich engels hingga menjadi aliran tersendiri
yang bernama historis materialisme
• Terdapat di beberapa bagian dunia dengan nama yang berbeda-beda
seperti Sosialisme Marxisme (dinisbahkan kepada Karlmarx),
Marxisme Leninisme (dinisbahkan kepada Krlmarx sebagai peletak
dasar dan Lenin sebagai pelaksananya), atau Komunisme karena
sifatnya yang merangkum semua pemikiran komunis (sosialisme
ilmiah).
Prinsip-prinsip Sosialisme

• Percaya secara mutlak dengan teori materialisme bagi segala sesuatu,


baik dalam pandangannya kepada alam secara keseluruhan atau
pandangannya tentang manusia.
• Eksistensi Tuhan hanyalah merupakan ciptaan pikiran manusia.
Karena manusia selalu berhadapan dengan bahaya maka timbullah
pemikiran tentang Tuhan yang dapat melindunginya.
• Tidak mengakui adanya Tuhan sebagai Sang Pencipta segalanya.
• Tidak mengakui agama apapun (Atheis/tidak percaya kepada Tuhan).
Implementasi Sosialisme dalam Pendidikan
• Pendidikan menempatai posisi sangat penting untuk kepentingan
sosialisasi dan transformasi nilai-nilai ajaran komunisme.
• Pendidikan adalah hak untuk semua rakyat
• Mengingkari dan menghilangkan perbedaan kelas sosial dan
menyamakan antara pria dan wanita dalam kesempatan memperoleh
pendidikan.
• Tidak mengakui agama dan menghapuskan pengaruh agama dari
kurikulum pendidikan.
• Mengutamakan pendidikan praktek, terapan, dan menyebarkan
pendidikan polyteknik di mana peserta didik dimasukkan pada
berbagai cabang industri, teori dan praktek.
PROGRESIVISME
Hakikat Progresivisme
• Beberapa tokoh aliran Progresivisme : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest
Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff.
• Berasal dari kata progres
• Aliran yang menginginkan kemajuan secara cepat
• Menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar transfer pengetahuan kepada
peserta didik melainkan berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah kepada pelatihan
kemampuan berpikir sedemikian rupa sehingga mereka dapat berpikir secara
sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti menganalisis, mempertimbangkan
membuat kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan
untuk pemecahan masalah yang dihadapi
• Disebut instrumentalisme karena karena beranggapan bahwa intelegensi
merupakan alat hidup untuk mengembangkan kepribadian manusia.
• Disebut eksperimentalisme karena mempraktekkan azas eksperimen untuk
menguji kebenaran suatu teori
• Dinamakan enviromentalisme karena menganggap bahwa lingkungan hidup
mempengaruhi pembinaan kepribadian.
Prinsip-prinsip Progesivisme
• Berakar pada pragmatisme yang berorientasi pada anthropocentris (berpusat
kepada peserta didik).
• Sasaran pendidikan adalah meningkatkan kecerdasan praktis (kompetensi)
dalam rangka efektivitas pemecahan masalah yang disajikan melalui
pengalaman.
• Nilai (terutama nilai duniawi) bersifat relatif, evolusioner, dan merupakan
konsekuensi dari perilaku.
• Manusia memiliki kemampuan menghadapi dan mengatasi masalah-
masalah yang bersifat menekan dan mengancam keberadaan manusia.
• Nilai-nilai yang dianut bersifat fleksibel terhadap perubahan, toleran, dan
terbuka.
• Percaya terhadap kekuatan alamiah manusia yakni kekuatan yang diwarisi
sejak lahir.
• Manusia memiliki potensi dasar (bakat dan kemampuan) yang dibawa sejak
lahir untuk dapat mengatasi segala problematika kehidupannya.
Implementasi Progresivisme dalam Pendidikan

• Menolak pendidikan yang bersifat otoriter karena dipandang kurang


menghargai dan memberikan tempat semestinya kepada kemampuan
peserta didik dalam proses pendidikan.
• Sangat menghargai kemampuan berpikir yang dapat menumbuhkan
kemajuan berpikir karea ia merupakan bagian utama dari kebudayaan.
• Tidak mengakui kemutlakan kehidupan, menolak absolutisme dan
otoritarisme dalam segala bentuknya, nilai-nilai yang dianut bersifat
dinamis, menolak pendidikan yang bercorak teacher centric
(Pendidikan yang berpusat pada guru).
• Menjunjung tinggi hak azasi individu dan nilai-nilai demokrasi.
REKONSTRUKSIONISME
Hakikat Rekonstruksionisme
• Merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme.
• Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum
progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-
masalah masyarakat yang ada sekarang.
• Berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan
hidup kebudayaan yang baru (bercorak modern).
• Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg
pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang
pantas dan adil.
• Beberapa tokoh dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, Harold
Rugg.
Prinsip-prinsip Rekonstruksionisme

• Berkeyakinan bahwa penyelamatan dunia merupakan tugas seluruh


manusia.
• Pembinaan kemampuan intelktual dan daya spiritual yang sehat
merupakan hal yang penting bagi pemecahan masalah.
• Pendidikan merupakan sarana untuk mencetak individu yang unggul
dalam kemampuan intelektual dan spiritual.
• Komponen terpenting dalam dunia pendidikan adalah kurikulum,
pendidik, peserta didik, dan sarana prasarana penunjang kegiatan
pembelajaran.
Implementasi Rekonstruksionisme dalam Pendidikan

• Segala bentuk otoritarianisme mesti dihindari sehingga proses


pembelajaran terhindar dari unsur pemaksaan.
• Pendidik mesti dapat meyakinkan peserta didik akan kemampuanya
dalam memecahkan masalah sehingga masalah yang ada pada subject
matters (pokok bahasan) dapat diatasi.
• Pendidik mesti mengenali setiap peserta didik secara individual untuk
menumbuhkembangkan keinginan belajar peserta didik.
• Pendidik harus mengupayakan kondisi sedemikian rupa sehingga
interaksi antara pendidik dengan pendidik dan antara sesama peserta
didik dapat berlangsung dengan baik tanpa ada yang menunjukkan
sikap otoriter.

Anda mungkin juga menyukai