Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing: Aluwis, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Susilawati NIM. 2134021
2. Rohatul Hayani NIM. 2134009
3. Leoni Al-Huda NIM. 2134025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya
mustahil makalah ini dapat dirampungkan. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Dasar Dasar Pendidikan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Asas Asas
Pendidikan”.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai pegangan dalam mempelajari materi tentang Asas Asas
Pendidikan. Juga merupakan harapan kami dengan hadirnya makalah ini, akan
mempermudah semua pihak dalam proses perkuliahan pada mata kuliah Dasar
Dasar Pendidikan.
Sesuai kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kami mengharapkan
saran dan kritik, khususnya dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Akhir kata, semoga segala daya dan
upaya yang kami lakukan dapat bermanfaat, amin.

Penyusun,

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................. ........................................ i


DAFTAR ISI......................................................... ............................................... ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
PEMBAHASAN
A. Asas Pokok Pendidikan ............................................................................ 2
B. Macam-Macam Asas Pendidikan............................................................. 2
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................... ........................................ 8
B. Saran......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan
arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung
pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja
yang kurang berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal
karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-
norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap
timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas,
kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi
semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu
bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal
intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan.
Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life
Skill ), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan
kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam
suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya.
Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan
formal di sekolah maupun yang bersifat informal, yang akan membuatnya
menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Life Long
Learning).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian asas-asas pendidikan?

2. Ada berapa asas asas pendidikan?

C. Tujuan

Untuk mengetahui asas-asas pendidikan dan macam-macam asas


pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asas Pokok Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi
dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas
pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari
kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber
dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di
Indonesia. Diantara asas tersebut adalah Asas semesta menyeluruh dan
terpadu, Asas Belajar Sepanjang Hayat, Asas tanggung jawab bersama,
Asas Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun
Karso, dan Asas Kemandirian dalam Belajar. Asas-asas itu dianggap
sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa
datang. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami
dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat menerapkannya dengan
semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.

B. Macam-Macam Asas Pendidikan


1. Asas Semesta Menyeluruh dan Terpadu.

Semesta maksudnya pendidikan diselenggarakan secara terbuka bagi


seluruh rakyat Indonesia. Menyeluruh maksudnya, pendidikan harus
mencangkup semua jenis dan jenjang pendidikan. Terpadu artinya
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan pembangunan Bangsa.

Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu, yang berarti bahwa pendidikan


nasional terbuka bagi setiap manusia Indonesia, mencakup semua jenis dan
jenjang pendidikan, dan merupakan satu kesatuan usaha sadar yang tidak
dapat dipisahkan dari keseluruhan usaha pembangunan bangsa.

2
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai hak untuk memperoleh
pendidikan yang sama dengan anak normal. Hal tersebut telah dinyatakan
dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 tentang hak dan
kewajiban warga negara, bahwa setiap warga negara Indonesia berhak
mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat termasuk
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan anak pada umumnya, tanpa menunjukkan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Karena, karakteristik dan
hambatan yang dimiliki anak berkebutuhan hidup memerlukan bentuk
pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan
potensi yang dimiliki masing-masing anak. Anak berkebutuhan khusus
biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan
kekhususannya masing-masing.
Pendidikan luar biasa adalah merupakan pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental sosial, tetapi memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa. Selain itu pendidikan luar biasa juga berarti
pembelajaran yang dirancang khususnya untuk memenuhi kebutuhan yang
unik dari anak kelainan fisik. Pendidikan luar biasa akan sesuai apabila
kebutuhan siswa tidak dapat diakomodasikan dalam program pendidikan
umum. Secara singkat pendidikan luar biasa adalah program pembelajaran
yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan unik dari individu siswa.
2. Asas Pendidikan Seumur Hidup

Artinya, setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang


sepanjang hidupnya dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan
agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar.
Pendidikan sepanjang hayat adalah pendidikan yang harus :
a. Meliputi seluruh hidup setiap individu.

b. Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, peningkatan, dan

3
penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self


fulfilment) setiap individu.

d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri.

e. Mengakui konstribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin


terjadi termasuk yang formal, nonformal, dan informal.

Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat


harus dirancang dan diimplementasi dengan memperhatikan dua dimensi
sebagai berikut:
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi disamping
keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan, harus
pula terkait dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Termasuk
dimensi vertikal diantara lain :

1) Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.

2) Kurikulum dan perubahan sosial kebudayaan

3) “the forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum


berdasarkan suatu prognosis.

4) Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan.

5) Penyiapan untuk memikul tanggung jawab.

6) Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta


didik.

7) Dapat melihat kemanfaatan yang akan didapatkan dengan tetap


mengikuti pendidikan.

b. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara


pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah,

4
antara lain :

1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah.

2) Memperluas kegiatan belajar keluar sekolah.

3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar


mengajar.

3. Asas Tanggung Jawab Bersama.

Tanggung jawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya; fungsi


menerima pembebanan sebagai akibat sikap tindak sendiri atau pihak lain.
Tanggung jawab sangat berkaitan dengan kewajiban seseorang terhadap tugas
atau perbuatan yang dilakukan. Sesuatu aktivitas atau perbuatan yang
dilakukan tanpa adanya tanggung jawab akan terjadi secara tidak terarah dan
cenderung asal-asalan saja dan bahkan dapat menimbulkan masalah yang lain
lagi.
Kegiatan dalam proses pendidikan haruslah selalu didasarkan pada asas
tanggung jawab, karena kegiatan apapun yang dilakukan dalam pendidikan
selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yakni membimbing dan mendidik
para siswa agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Aktualisasi dari pengembangan dan penerapan asas tanggung jawab
dalam proses pelaksanaan kegiatan pendidikan akan tercermin dalam
pemilihan dan penetapan materi, metode, strategi, pelaksanaan, hubungan
antara guru dengan siswa, sampai pada evaluasi, harus berfokus pada
pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran itu.
4. Asas Manfaat, Adil, dan Merata.

Yang memandang manusia Indonesia seutuhnya tanpa ada diskriminasi


antara rakyat kota, desa, daerah-daerah, suku-suku bangsa, jenis kelamin,
agama, dan lain-lain.

5
Hendaknya hasil pendidikan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bagi pengembangan
pribadi setiap manusia indonesia.
5. Asas Tut Wuri Handayani.

Asas tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikuti dengan awas) yang
merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini bersumber dari asas
Taman Siswa. Asas ini dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Asas tut
wuri handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya
sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Asas
ini merupakan inti dari sistim among dari perguruan tinggi itu yang
merupakan asas pertama. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar
Dewantara ini mendapat tanggapan positif dari Drs. R.M.P. Sostrokartono
(filsuf dan ahli bahasa).
Terdapat dua semboyan untuk melengkapinya agar menjadi satu kesatuan
asas, yakni :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh) adalah hal yang
baik mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian
depan, seorang guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke
dalam sistem ilmu pengetahuan yang lebih luas. Ia menempatkan pikiran
/ gagasan / pendapat para muridnya dalam cakrawala yang baru, yang
lebih luas. Dalam posisi ini ia membimbing dan memberi teladan.
Akhirnya, dengan filosofi semacam ini, siswa (dengan bantuan guru dan
teman-temannya) mengkonstruksi pengetahuannya sendiri di antara
pengetahuan yang telah dikonstruksi oleh banyak orang termasuk oleh
para ahli.
b. Ing Madya Mangun Karsa

Ing madya mangun karsa (di tengah membangkitkan kehendak)


diterapkan dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-
ragu untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu

6
diupayakan untuk memperkuat motivasi. Dan, guru maju ke tengah-
tengah (pemikiran) para muridnya. Dalam posisi ini ia menciptakan
situasi yang memungkinkan para muridnya mengembangkan,
memperbaiki, mempertajam, atau bahkan mungkin mengganti
pengetahuan yang telah dimilikinya itu sehingga diperoleh pengetahuan
baru yang lebih masuk akal, lebih jelas, dan lebih banyak manfaatnya.
6. Asas Kemandirian dalam Belajar

Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas ; tut wuri handayani dan
belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus
menjalankan peran komunikator, fasilitator, organisator, dsb. Pendidik
diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan
sumber belajar tersebut.
Pengembangan kemandirian dalam belajar ini sebaiknya dimulai dalam
kegiatan intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya
dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler atau untuk latar perguruan
tinggi. Dimulai dalam kegiatan tatap muka dan dikembangkan lalu
dimantapkan dalam kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Kegiatan
intrakurikuler berfungsi membentuk konsep-konsep dasar dan cara-cara
pemanfaatan berbagai sumber belajar, yang menjadi dasar pengembangan
kemandirian dalam belajar di dalam bentuk-bentuk kegiatan terstruktur dan
mandiri atau kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera
tampak. Oleh karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan secermat
mungkin dengan memperhatikan sejumlah asas pendidikan.
Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari kiprah Ki Hajar Dewantara sang
pelopor pendidikan yang mempopulerkan tiga asas penting dalam kegiatan
pendidikan yang masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu asas tut wuri
handayani, asas ing ngarso sung tolodo, dan asas ing madyo mangun karso.
Ketiga asas ini saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk
menerapkan sistem pendidikan yang tepat bagi bangsa ini dan terus
menjunjung tinggi kebudayaan nasional daripada kebudayaan asing. Semangat
untuk terus melestarikan “Tut Wuri Handayani” dalam dunia pendidikan dirasa
begitu penting, mengingat makna dari semboyan Ki Hadjar tersebut yaitu
membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan
bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syahril, dan Zelhendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang :


Sukabinahttp://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-
pendidikan/.

H.Zahara Idris, dan H.Lisma Jamal.1992. Pengantar Pendidikan 2. Jakarta :


PT.Gramedia Widiasarana Indonesia

Anda mungkin juga menyukai