Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PEMBANGUNAN MASYARAKAT

“PARADIGMA SISTEM BELJAR MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN SEBAGAI


PROSES BELAJAR”

Oleh

1. Ayu Dwi Permatasari (19005113)


2. Nada Assyafiah (19005128)
3. Nadhira Ulfa (19005131)
4. Putri Tomila (19005134)
5. Shaqira Thalia Rethy (19005143)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju perkembangan
ekonomi dan industri, yang mempunyai imbas yang sangat penting terhadap dunia pendidikan.
Salah satu dampak pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang paling nyata dirasakan yaitu
menyangkut lapangan kerja, baik dilihat dari kebutuhan masyarakat maupun kemempuan dalam
menyediakan tenaga kerja. Dalam hubungannya dalam masalah penyiapan tenaga kerja, yang
dihadapi dilapangan yaitu rendahnya mutu tenaga kerja di negara kita. Banyak hal yang turut
mempengaruhi mutu tenaga kerja, biasanya kondisi fisik, kualitas pendidikan, dan etos kerja
adalah hal yang sangat dominan dalam menentukan produktifitas tenaga kerja.
Dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan masyarakat,
pemerintah mulai berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Para pengelola pendidikan mulai
meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan penataan, pengaturan,
penilain dan pengawasan yang tersusun secara rapi. Semua itu dapat terlaksana dengan baik jika
pengelola pendidikan telah mempunyai pengetahuan yang memadai tentang pengaturan system
pendidikan (manajemen pendidikan).
Manajemen pendidikan adalah modal yang penting dalam menggeser paradigma lama
dalam pendidikan menuju paradigma baru guna mengembangkan dan mempersiapkan tenaga
kerja yang berkualitas tinggi. Manajemen pendidikan haruslah dikuasai dengan baik dan
dilaksanakan dengan lebih bijak agar menjadikan pendidikan lebih mudah dikembangkan. Dalam
manajemen pendidikan dipaparkan tentang banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan,
bagaimana mengatur pendidikan yang baik, apa saja prinsip dalam mengatur suatu organisasi,
dan lain sebagainya. Manajemen pendidikan ini sangat penting untuk dipelajari guna
mempersiapkan pendidikan yang dapat mencipatakan tenaga kerja yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah

1. Paradigma sebagai system belajar masyarakat ?


2. Pembangunan sebagai proses belajar ?
3. Setiap proses kejadian sebagai proses belajar ?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari malakah ini yaitu agar kita dapat mengetahui apa itu paradigma system
belajar masyarakat dan apa itu pembangunan sebagai proses belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Paradigma sebagai system belajar masyarakat

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang
akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam
memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual

Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa
Latin pada tahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma
(para+deiknunai) yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan” (para) dan memperlihatkan
(deik) .

Tidak dapat dibantah bahwa masyarakat memiliki bawaan berubah, baik perubahan disengaja maupun
tidak disengaja. Dalam pandangan ini, maka pembangunan adalah merupakan perubahan yang disengaja.
Jika diperhatikan, paradigma belajar masyarakat ternyata masyarakat belajar dapat dikategorikan kepada
kesengajaan atau ketidaksengajaan.

Pendidikan formal dan pendidikan nonformal adalah pendidikan yang pelaksanaannya direncanakan
sedemikian rupa sebelum dilaksanakan. Namun pendidikan formal tentu lebih memiliki aturan yang ketat
dibanding dengan pendidikan nonformal. Sedangkan pendidikan nonformal adalah pendidikan yang
dengan sendirinya terjadi dalam kehidupan tanpa direncanakan terlebih dahulu dan pendidikan ini lebih
banyak berlangsung dalam keluarga

2.pembangunan sebagai proses belajar

Pada dasarnya pembangunan mencakup pengembangan kapasitas untuk menentukan pengembangan masa
depan manusia, baik manusia sebagai pribadi, sebagai masyarakat maupun sebagai bangsa. Pembangunan
tidak sebagai suatu yang kita perbuat lewat suatu kegiatan dan keterampilan yang kita peroleh, melainkan
sebagai sesuatu yang kita pelajari (Soedjatmoko,1985).
Istilah belajar menyiratkan peningkatan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif,
tidak hanya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, melainkan juga untuk mengarahkan perubahan
itu sehingga sesuai dengan tujuannya sendiri. Dengan demikian, maka belajar adalah pembangunan, yaitu
membangun kecerdasan dan mental manusia.

Pelajaran-pelajaran yang harus kita kuasai dalam pembangunan adalah kemampuan menyesuaikan diri
dengan teknologi-teknologi baru, pola kependudukan baru, cara produksi baru, kesadaran berbangsa dan
bernegara. Pengetahuan dan keterampilan yang sejak berabad-abad diwariskan kepada kita lewat berbagai
jalan, baik formal maupun nonformal. Dalam bidang keterampilan bagaimana memperoleh dan
menghasilkan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia harus belajar bagaimana merencanakan,
mengorganisasikan dan mengelola sistem-sistem yang mendukung usaha manusia.

Bentuk pelajaran yang merupakan jantung pembangunan merupakan proses yang sukar untuk
didefinisikan. Hal ini disebut proses belajar sosial atau pembangunan berdimensi kerakyatan. Teori proses
belajar sosial merupakan bagian penting dari dasar teori pembangunan yang berpusat pada rakyat.

Setiap proses kejadian sebagai proses belajar dapat dibagi menjadi tiga tahap:

a. Tahap belajar efektif

Yaitu melihat kondisi riil dilapangan sebelum membuat suatu perencanaan tentang pembangunan

b. Tahap belajar efisien

Setelah melihat kenyataan perhatian harus diarahkan kepada bagaimana melaksanakannya secara efisien.

c. Tahap belajar mengembangkan diri

Pengembangan keahlian, struktur, dan nilai-nilai pendukungnya.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya
yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam
memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual

Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari
bahasa Latin pada tahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani
paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan” (para) dan
memperlihatkan (deik) .

B. Saran

Kita harus memahami bagaimana cara pandang orang terhadap diri sendiri dan lingkungannya, karena
akan mempengaruhinya dalam cara berfikir , bersikap, dan bertingkah laku.

Sebagai paradigma system belajar msayarakat, seharusnya kita bisa mengerti tentang kehidupan
dimasyarakat, bagaimana suatu masyarakat belajar dan paham tentang perkembangan IPTEK disetiap
masanya.

Anda mungkin juga menyukai