Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN MASYARAKAT
TENTANG

“PENDIDIKAN MASYARAKAT YANG TERSTRUKTUR


TERPROGRAM DAN TERENCANA”

Dosen Pengampu:
Dra.Wirdatul „Aini, M.Pd.

Disusun Oleh:
Fadhlan Rahmaji Saad 17004081
Ayu Wahyuni 19004044
Siti Oktavia

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Padang
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas ridho dan rahmat-Nya
sehingga makalah Pendidikan Masyarakat berjudul “Pendidikan Masyarakat yang
Terstruktur, Terprogram dan Terencana”.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Masyarakat, di mana di dalamnya akan dibahas bagaimana konsep
pendidikan masyarakat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Wirdatul `aini, M.Pd. selaku
dosen pengampu yang memberikan tugas sekaligus sarana bagi penulis untuk belajar lebih
banyak melalui tugas makalah ini.

Masih ada banyak kesalahan, kekeliruan dan kekurangan dalam penyusunan dan isi
makalah ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf sebesar-besarnya. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran agar penulis semakin berkembang di masa depan.

Padang, 8 Oktober 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…..………………………………………………......….....…….…..

DAFTAR ISI………………………………………………………………......……......……

BAB I PENDAHULUAN………....…………………………………………............……...

a. Latar belakang…………...…..……………………………………..............….....

b. Rumusan masalah...……...…………………...……………………............……...

c. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................

a. Pengertian Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur Terprogram dan terencana..

b. Karakteristik pendidikan masyarakat yang terstruktur, terprogram dan terencana

c. Bentuk pendidikan masyarakat yang terstruktur terprogram dan terencana..........

d. Tujuan pendidikan masyarakat yang terstruktur terprogram dan terencana……..

e. Kelebihan dan kekurangan pendidikan yang terstruktur terprogram dan terencana

f. Contoh Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur terprogram dan terencana……

BAB III PENUTUP..............…………………….………………………….…................…..

a. Kesimpulan...............................................................................................................

b. Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Menurut kemendikbud, pengertian pendidikan secara umum adalah usaha-usaha


yangdilakukan secara sadar serta terencana demi mewujudkan keadaan belajar serta
sistemevaluasi untuk anak dan atau peserta didik dengan aktif meningkatkan
kemampuan yang adadalam diri seseorang demi mengembangkan pengetahuan
spiritual, cara pengendalian diri,potensi kecerdasan, nilai-nilai kepribadian, akhlak
serta keterampilan.Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk
memanusiakan manusia,atau untuk mendewasakan orang lain sehingga ia bisa hidup
mandiri. Pendidikan adalahserangkaian komunikasi yang bertujuan antara manusia
dewasa dengansi anak didik secaratatap muka atau dengan menggunakan media dalm
rangka memberikan bantuan terhadapperkembangan anak seutuhnya.
Pendidikan itu sangat penting karena keunggulan suatubangsa tidak lagi
bertumpu pada kekayaan alam, malainkan pada keunggulan sumber dayamanusia,
yaitu tenaga terididik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang
sangatcepat.Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi
pendidikanmelakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki system
pendidikannasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasai secara dinamis dengan
perubahan dantantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan tentang
pendidikan yangmemberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk
menentukan programdan rencana pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi masing- masing.Pendidikan luar sekolah adalah usaha sadar yang diarahkan
untuk menyiapkanmeningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia, agar
memiliki pengetahuan,keterampilan, sikap dan daya saing untuk merebut peluang
yang tumbuh dan berkembang.dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber
yang ada di lingkungannya.
Pendidikan luar sekolah juga merupakan satu proses pendidikan yang sasaran,
pendekatan, dan keluarannya berbeda dengan pendidikan sekolah, dan bukan
merupakan pendidikan sekolahyang dilakukan di luar waktu sekolah. Pendidikan luar
sekolah sudah ada sebelum pendidikanpersekolahan tumbuh di bumi ini. Pendidikan
luar sekolah dimulai sejak manusia lahir dibumi dan berakhir setelah manusia masuk
liang kubur. Sedangkan pendidikan sekolahdimulai setelah manusia memenuhi usia
tertentu dan diakhiri pada usia tertentu. Pendidikanluar sekolah bertugas untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kebisaan yang siap menghadapi
perubahan sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yangberkembang
pesat yang dihasilkan oleh manusia-manusia terdidik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah yang diuraikan dalam


makalah ini adalah:
a. Apa pengertian pendidikan masyarakat terstruktur, terprogram dan terencana?

b. Apa karakteristik Pendidikan masyarakat yang terstruktur, terprogram dan


terencana?
c. Apa saja bentuk bentuk pendidikan masyarakat terstruktur, terprogram dan
terencana?
d. Apa tujuan pendidikan masyarakat terstruktur, terprogram dan terencana?

e. Apa kelebihan dan kekurangan pendidikan masyarakat terstruktur, terprogram


dan terencana?
C. Tujuan Penulisan

D. Untuk mengetahui pengertian pendidikan masyarakat terstruktur, terprogram dan


terencana.
E. Untuk mengetahui karakteristik Pendidikan masyarakat yang terstruktur, terprogram
dan terencana.
F. Untuk mengetahui bentuk bentuk pendidikan masyarakat terstruktur, terprogram dan
terencana.
G. Untuk mengetahui tujuan pendidikan masyarakat terstruktur, terprogram dan
terencana.
H. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendidikan masyarakat terstruktur,
terprogram dan terencana.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur, Terprogram dan Terencana.

Definisi pendidikan nonformal menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Menurut Sudjana ( 2010 : 13)
Pendidikan non formal merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul
dalam studi kependidikan pada akhir tahun tujuh puluhan. Istilah-istilah pendidikan yang
berkembang di tingkat internsional mula saat itu adalah: pendidikan sepanjang hayat (life
long education), pendidikan pembaharuan (recurrent education), pendidikan abadi
(permanent education), pendidikan informal (informal education), pendidikan masyarakat
(community education), pendidikan perluasan (extention education), pendidikan massa
(mass education), pendidikan sosial (social education), pendidikan orang dewasa (adult
eduction), dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).

Pendidikan terstruktur, terprogram, dan terencana proses pembelajaran yang


mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator dan
teman belajar Salim (2011: 2) pembelajaran terstuktur merupakan proses pembelajran
yang dimulai dengan membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci tujuan yang
ingin dicapai, memaparkan isi, dan di akhiri dengan memberikan soal-soal atau tugas
kepada siswa. Pendidikan ini sama dengan pendidikan luar sekolah( pendidikan
masyarakat) yaitu Pendidikan Luar Sekolah (PLS) merupakan salah satu jenis pendidikan
yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non formal yang bukan pendidikan
formaldan informal.
Secara sederhana PLS muncul sebagai penunjang dari pendidikan formal yang
sudah terselenggara, yang mana dirasa belun mampu secara maksimal menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dan kehidupan social masyarakat
selama ini.
B. Karakteristik Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur, Terprogram dan Terencana.

Secara umum karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tidakadanya kebakuan


sistem sebagaimana pendidikan persekolahan. Menurut Mustofa Kamil (2010:33),
karakteristik pendidikan luar sekolah meliputi aspek tujuan, waktu penyelenggaraan,
program, proses belajar dan pembelajaran, dan pengendalian program.

1. Karakteristik segi tujuan:

a. Untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu yang fungsional bagi


kehidupan kini danmasa depan
b. Untuk langsung menerapkan hasil belajar dalam kehidupan di lingkungan
pekerjaan atau masyarakat.
c. Untuk memberikanganjaran berupa keterampilan, barang atau jasa yang
diproduksi, dan pendapatan.

2. Karakteristik segi waktu penyelenggaraan:

a. Relative singkat dan bergantung pada kebutuhan belajar peserta didik.

b. Menggunakan waktu tidak penuh dan tidak secara terus-menerus. Waktu


biasanya ditetapkan dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan
peserta didik, serta memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar
sambil bekerja dan berusaha.

3. Karakteristik segi program :

a. Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik. Kurikulum bermacam


ragam atas dasar perbedaan kebutuhan belajar peserta didik.
b. Menekankan pada kebutuhan masa sekarang dan masa depan terutama
untuk memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna bagi kehidupan
peserta didik dan lingkungannya.
c. Mengutamakan aplikasi dengan penekanan kurikulum yang lebih
mengarah kepada keterampilan yang bernila guna bagi kehidupan peserta
didik dan lingkungannya.
d. Persyaratan masuk ditetapkan bersama peserta diidik . Persyaratan untuk
mengikuti program adalah kebutuhan, minat, dan kesempatan peserta
didik.
e. Program diarahkkan untuk memenuhi kebutuhan dan untuk
mengembangkan potensi peserta didik.

4. Karakteristik segi proses belajar dan pembelajaran :

a. Dipusatkan di lingkungan masyarakat danb lembaga. Kegiatan belajar dan


pembelajaran di berbagai lingkungan (mnasyarakat, tempat bekerja), atau
di satuan pendidikan luar sekolah lainnya.
b. Berkaitan denga kehidupan peserta didik dan masyarakat. Pada saat
mengikuti program pendidikan, pesertadidik berada dalam dunia kehidupan
dan pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara fungsional dengan
kegiatan belajar.
c. Struktur program pembelajaran lebih fleksibel dan beraneka ragam dalam
jenis dan urutannya, sehingga pengembangan program dapat dilaksanakan
pada waktu program sedang berjalan.
d. Berpusat pada peserta didik dengan menggunakan sumber belajar dari
berbagai keahlian. Peserta didik juga biasa menjadi sumber belajar dengan
lebih menekankan pada kegiatan membelajarkan.
e. Penghematan sumber-sumber dengan memanfaatkan tenaga dan sarana
yang tersedia di masyarakat dan di lingkungan kerja.

5. Pengendalian program

a. Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik.

b. Menggunakan pendekatan yang lebih bersifat demokrasi.

Dalam sebuah artikel (2011), ada beberapa karateristik pendidikan lua sekolah, yaitu:

a. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Subtitute dari pendidikan sekolah.


Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dapat menggantikan
pendidikan jalur sekolah yang karena beberapa hal masyarakat tidak
dapat mengikuti pendidikan di jalur persekolahan (formal). Contohnya:
Kejar Paket A, B dan C.
b. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Supplement pendidikan sekolah.
Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk menambah
pengetahuan, keterampilan yang kurang didapatkan dari pendidikan
sekolah. Contohnya: private, les, training.
c. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Complement dari pendidikan
sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan
untukmelengkapi pengetahuan dan keterampilan yang kurang atau
tidak dapat diperoleh di dalam pendidikan sekolah. Contohnya:
Kursus, try out, pelatihan dan lain-lain.
C. Bentuk-bentuk Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur, Terprogram dan Terencana.
 Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan,
kesanggupan, dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk
menjalankan kehidupan. Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah
menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu, sanggup, dan
terampil menjaga kelangsungan hidup, dan perkembangannya di masa datang.

 Pendidikan anak usia dini


Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.

 Pendidikan kepemudaan
Pendidikan ini untuk memenuhi kebutuhan para remaja/pemuda,
dengan adanya pelatihan kepemudaan ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kualitas dan pengembangan potensi
diri.

 Pendidikan pemberdayaan perempuan,


Pendidikan ini bisa dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Pada
dasarnya ialah untuk meningkatkan kualitas perempuan, baik dari aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

 Pendidikan keaksaraan,
Jenis program pendidikan keaksaraan berhubungan dengan populasi
sasaran yang belum dapat membaca dan menulis. Dulu program ini dikenal
istilah pemberantasan buta huruf ( PBA ).Sekarang program keaksaraan
terkenal dengan istilah kursus pengetahuan dasar ( KPD). Targetnya ialah
terbebasnya populasi sasaran dari buta baca, buta tulis, buta pengetahuan
umum dan buta bahasa indonesia .

 Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja


Pendidikan ini lebih cenderung kepada program-program yang sifatnya
aplikatif, untuk menambah atau memperdalam keterampilan-keterampilan
baik didalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan kerja.

 Pendidikan kesetaraan
Program ini diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin menyetarakan
pendidikannya seperti pendidikan formal, biasanya dalam hal ini adanya paket
A untuk SD, paket B untuk SLTP, dan paket C untuk SLTA.

D. Tujuan Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur, Terprogram dan Terencana.

Pendidikan luar sekolah sebagai pengganti pendidikan sekolah meyediakan


kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang karena berbagai alasan
tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki satuan pendidikan sekolah, umumnya
sekolah dasar.

Program pendidikan ini sering diselenggarakan di daerah-daerah terpencil atau


daerah yang disebut kantong terasing yangbelum memiliki sekolah dasar.Pendidikan
luar sekolah sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan untuk menyediakan
kesempatan belajar kepada:
1. .Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang
diperoleh selama mengikuti program pendidikan pada jenjang
pendidikan sekolah. Kegiatan belajar tambahan ini dilakukan di luar
jam pelajaran dengan menggunakan ruang kelas di sekolah yang
bersangkutan atau ditempat lain. Materi pelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan para siswa. Para pendidik pada umumnya adalah guru-guru
mata pelajaran yang bersangkutan sangkutan atau sumber belajar lain
yang ada di masyarakat.
2. Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih memerlukan
layanan pendidikan untuk memperluas materi pelajaran yang telah
diperoleh

Kebutuhan ini berkaitan dengan tiga hal, yaitu :

1. Memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh untuk melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi. Kebutuhan ini biasanya dilakukan melalui bimbingan studi,
bimbingan tes, kursus-kursus dan kelompok belajar;

2. Menambah pengetahuan tentang materi belajar yang dirasakan penting sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. Kebutuhan ini
dilakukan melalui kursus-kursus, diskusi, seminar lokakarya, penelitian dan studi
kepustakaan.

3. Mereka yang putus sekolah dan memerlukan pengetahuan serta keterampilan yang
berkaitan dengan lapangan pekerjaan atau penampilan diri dalam masyarakat. Upaya
ini dikaitkan dengan keterampilan kerja dan berusaha.

E. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur, Terprogram dan


Terencana.

Keunggulan dari Pendidikan Luar Sekolah, pertama lebih murah dari


pendidikan formal ( sekolah), karena adanya program-program pendidikan yang
dilakukan dalam waktu singkat untuk kebutuhan khusus seperti ujian paket A,B,C dan
sebagainya, bisa juga dikurangi biaya dengan menggunakan fasilitas sebaik mungkin,
membuat alat-alat belajar dengan memanfaatkan bahan sekitar dan harga yang murah,
membuat kegiatan berusaha dan dapat menggukan dana pendidikan yang diambil dari
hasil pemasaran produksi. Itu bisa membuat pengeluaran menjadi hemat bahkan bisa
memberikan pemasukan.

Yang kedua, program-program pendidikan luar sekolah itu lebih berkaitan


dengan kebutuhan masyarakat, bukan mengutamakan kebutuhan penyelenggara,
karena program pendidikan itu harus mementingkan kebutuhan masyarakat atau
peserta didik, dan isi dari program pendidikan itu hatus berhubungan erat dengan
dunia kerja atau kegiatan usaha yang ada di masyarakat. Dengan adanya kecocokan
antara pendidikan dan dunia kerja maka Pendidikan Luar Sekolah dapat memberikan
hasil balik yang relatif lebih cepat kepada peserta didik dan lulusannya.

Ketiga, program pendidikan luar sekolah itu bersifat fleksibel, dan fleksibel itu
ditandai dengan, pertama, beragam macam program menjadi tanggung jawab banyak
pihak seperti pemerintahan, perorangan, dan swasta. Kedua, pengawasan yang
terpusat dilakukan sesederhana mungkin. Ketiga, otonomi dikembangkan pada tingkat
pelaksana program dan daerah sehingga memacu perkembangan program yang ragam
sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan daerah. Keempat, perubahan dan
perkembangan program disesuaikan dengan perubahan kebutuhan peserta didik dan
perkembangan lingkungan. Agar program pendidikan yang sudah tidak sesuai dengan
peserta didik dapat diubah atau diakhiri secepatnya.

Itulah beberapa keunggulan yang terdapat pada Pendidikan Luar Sekolah,


sebenarnya jika ditelusuri lebih mendalami lagi sangatlah banyak keunggulan yang
dimiliki oleh Pendidikan Luar Sekolah akan tetapi keunggulan itu adalah secara garis
besarnya atau secara umum yang sering dilihat atau ditemukan. Dibalik keunggulan
pastilah ada kelemahan maka dari itu akan dibahas lagi tentang kelemahan Pendidikan
Luar Sekolah.

Kelemahan Pendidikan Luar Sekolah, pertama,kurangnya kordinasi,


beragamnya program yang diselenggarabkan oleh berbagai pihak. Semua lembaga
pemerintah baik yang departemen mau non-departemen. Berbagai lembaga swasta,
perorangan, dan masyarakat menyelenggarakan program Pendidikan Luar Sekolah
baik untuk kepentingan lembaga atau kebutuhan pelayanan masyarakat. Dengan
banyaknya program yang dilakukan oleh berbagai pihak membuat program-program
tumpang tindih, ada juga kemungkinan samanya program-program yang dilakukan
dari pihak yang berbeda. Oleh karena itu kordinasi antar pihak pelaksana program
Pendidikan Luar Sekolah diperlukan untuk efisiensi dan efektivitas perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program, agar program yang dilaksanakan berjalan dan
mendapatkan hasil yang optimal.

Kedua, kurangnya tenaga pendidik atau sumber pengajar profesional.


Sekarang ini masih banyak tenaga-tenaga yang tidak berasal dari Pendidikan Luar
Sekolah, terlebatnya mereka kedalam program-program itu, karena adanya tugas yang
diperoleh dari lembaga penyelenggara programatau datang dari rasa pengabdian
mereka kepada masyarakat yang membuat mereka terjun langsung kedalam
masyarakat. Mereka itu biasanya berlatar belakang pendidikan sekolah. Dan ini
membuat mereka menerapkan pendekatan mengajar pada pendidikan sekolah di
dalam Pendidikan Luar Sekolah, itu pada dasarnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah. Pengelola dan program Pendidikan
Luar Sekolah memerlukan pendekatan dan keterampilan yang berbeda dengan
pengelolaan program sekolah. Karena itu untuk mengatasi kelemahan ini maka
diperlukan peningkatan tenaga pendidik yang profesional dibidang Pendidian Luar
Sekolah.

Ketiga, kurangnya motivasi belajar peserta didik, kurangnya motivasi itu


berkaitan dengan, pertam,adanya kesan umum bahwa Pendidikan Luar Sekolah, yang
tidak menekankan pada peranan ijazah, berbeda dengan pendidikan sekolah yang
memilikik motivasi untuk mendapatkan ijazah. Kedua, pendekatan yang dilakukan
oleh pendidik yang latar belakangnya pendidikan sekolah dan menerapkannya
dikegiatan pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah pada umumnya menjadi tidak
kondusif dalam mengembangkan minat peserta didik. Ketiga, terdapatnya program
pendidikan, yang berhubungan dengan mengembangkan kemampuan peserta didik
dibidang ekonomi, tetapi tidak di bekali dengan masukan lain (other input) yang
membuat peserta didik tidak dapat menerapkan hasil yang dipelajari peserta didik.

Keempat, para lulusan Pendidikan Luar Sekolah dianggap lebih rendah


statusnya daripada lulusan pendidikan sekolah,dan juga sering terjadi para lulusan
pendidikan yang disebut pertama berada dalam pengaruh lulusan pendidikan sekolah.
Itulah beberapa kelemahan yang sering dijumpai dalam Pendidikan Luar Sekolah.

F. Contoh Pendidikan Masyarakatyang Terstruktur, Terprogram dan Terencana.

 Lembaga kursus
Kursus tetap memenuhi unsur belajar-mengajar seperti warga belajar, sumber
belajar, program belajar, tempat belajar dan pasilitas. Sistem pengajaran dapat berupa
ceramah, diskusi, latihan, praktek dan penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada
evaluasi untuk menentukan keberhasilan dalam Bentuk STTB.

 Lembaga pelatihan
Pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.

 Kelompok belajar
Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar.
Program belajar dapat berupa paket-paket belajar dan dapat disusun bersama antara
sumber belajar dan warga belajar.

 Pusat kegiatan belajar masyarakat


PKB terdapat di dalam masyarakat luas seperti pesantren, perpustakaan,
gedung kesenian, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain lembaga-lembaga
tersebut para peserta dapat memperoleh proses belajar-mengajar sesuai yang mereka
inginkan.

 Majelis taklim
Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan Islam Non formal. Dan
merupakan fenomena budaya religius yang tumbuh dan berkembang di tengah
komunitas muslim Indonesia. Majelis Taklim ini merupakan institusi pendidikan
Islam non Formal, dan sekaligus lembaga dakwah yang memiliki peran strategis dan
penting dalam pengembangan kehidupan beragama bagi masyarakat. Majlis Taklim
sebagai institusi pendidikan Islam yang berbasis masyarakat peran strategisnya
terutama terletak dalam mewujudkan learning society, suatu masyarakat yang
memiliki tradisi belajar tanpa di batasi oleh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
dan dapat menjadi wahana belajar, serta menyampaikan pesan-pesan keagamaan,
wadah mengembangkan silaturrahmi dan berbagai kegiatan kegamaan lainnya, bagi
semua lapisan masyarakat

 Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga
setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber
dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan, pengaruh kehidupan
keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar,
perpustakaan, dan media massa. Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

 Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal. Pendidikan anak usia dini berbentuk: Taman Kanak-
kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA). Taman Kanak-Kanak adalah pelayanan
pendidikan anak usia dini terutama disediakan untuk anak usia 4+ –6+ Tahun.
Demikian pula Raudathul Athfal tetapi Raudathul Athfal menekankan pada
pengajaran agama Islam.

 Kelompok Bermain (KB)


Kelompok Bermain menyediakan pendidikan untuk anak usia 2+ –6+
tahun.Tetapi didaerah perkotaan Kelompok Bermain cenderung untuk kelas junior
yaitu untuk anak usia 2+ dan 4 + tahun, sedangkan usia 4 –6 tahun di TK atau RA,
penekanannya pada kegiatan bermain. Bagi daerah yang tidak ada TK atau RA,
Kelompok Bermain semata-mata nama dari pelayanan pendidikansetengah hari untuk
anak 2+ –6+ tahun.

 Taman Penitipan Anak (TPA)


Taman Penitipan Anak menyediakan pendidikan untuk anak usia 3 bulan
sampai 6 tahun sementara orang tua mereka (terutama Ibu) bekerja. Taman Penitipan
Anak dibangun dekat tempat kerja orang tua. Tetapi didaerah perkotaan lama-lama
menjadi kegiatan pendidikan menyediakan kebutuhan mendidik dan merawat untuk
ibu-ibu pekerja yang berpenghasilan tinggi, sementara di pedesaan fungsi
kekeluargaan anak masih dominan.

 Posyandu
Posyandu pada dasarnya Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan pusat
kesehatan masyarakat dimana ibu-ibu hamil dan menyusui datang untuk menerima
perawatan kesehatan (misalnya gizi tambahan, imunisasi dan lain-lain) untuk diri
mereka dan juga anak mereka. Sekarang mulai berubah menjadi pusat pelayanan yang
lebih luas untuk ibu-ibu dimana mereka datang 2 kali sebulan bukan saja untuk
menerima perawatan kesehatan tetapi juga untuk belajar tentang orang tua yang
memberikan pelayanan pada anak-anaknya khususnya anak usia dini. Baru-baru ini,
ada usaha pelayanan kerjasama untuk anak-anak yang menemani ibu mereka ke
pusatpusat pelayanan.

 Bina Keluarga Balita (BKB)


Tujuan utama dari BKB adalah untuk menyediakan pada ibu-ibu informasi
mengenai keterampilan orang tua –bagaimana membesarkan dan mengawasi
perkembangan fisik, emosi, intelektual anak usia dini. BKB sekarang disatukan
dengan Posyandu yang menekankan kembali fungsi menjadi orang tua nantinya yang
bisa melayani anaknya yang masih usia dini. Baik Posyandu maupun BKB dilakukan
oleh kader yang terlatih.

 Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan
oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan
berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas
kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga
pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal dan nonformal.

 Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan
khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan. Pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendidikan keagamaan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

 Pendidikan Jarak Jauh


Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan
kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap
muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk,
modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem
penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.

 Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus


Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan terstruktur, terprogram, dan terencana proses pembelajaran yang


mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator dan
teman belajar Salim (2011: 2) pembelajaran terstuktur merupakan proses pembelajran
yang dimulai dengan membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci tujuan
yang ingin dicapai, memaparkan isi, dan di akhiri dengan memberikan soal-soal atau
tugas kepada siswa. Pendidikan ini sama dengan pendidikan luar sekolah( pendidikan
masyarakat) yaitu Pendidikan Luar Sekolah (PLS) merupakan salah satu jenis
pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non formal yang bukan
pendidikan formal dan informal.

Pendidikan ini sama dengan pendidikan luar sekolah (pendidikan masyarakat)


yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non formal. Berbagai jenis bentuk
pendidikan ini menambah akses kemudahan anak-anak bangsa dalam memperoleh
pendidikan sehingga anak-anak yang berusia sekolah mendapatkan pendidikan yang
setara dan merata.

Pendidikan Luar Sekolah dilakukan secara terprogram, terencana,


dilakukan secara mandiri ataupun merupakan bagian pendidikan yang lebih luas untuk
melayani peserta didik dengan tujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan
seoptimal mungkin serta untuk mencapai kebutuhan hidupnya.

B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila terjadi kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini
saya menerima kritik yang membangun agar tidak terjadi kesalahan kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada

Yamin, Martinis.2003.Metode Pembelajaran yang Berhasil.Jakarta:Sasana Mitra


Suksesa.

Iskandar dan Muhtar.Desain Pembelajaran Berbasis Teknolpgi Informasi dan


Komunikasi (sebuah Orientasi Baru). Jakarta :Gang Press (GP)
Persada, 2010 Abdul Aziz Wahab,Metode dan Model-Model
Mengajar.2008
Sudjana, D. Pendidikan Luar Sekolah; Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falasafah,
Teori Pendukung, Asas, (Bandung: Penerbit Falah Production, 2001).

Anda mungkin juga menyukai