Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Inklusi

Tugas 2

Resume

Peranan Guru Kelas, Bidang Studi, Guru Pendidik Khusus,


Orang Tua Pada Pendidikan Inklusif, Masyarakat Pada
Pendidikan Inklusif, Bentuk Kerja Sama Antar Guru, Orang
Tua, GPK Dan Masyarakat Pada Pendidikan Inklusif

Disusun Oleh:

Nama: Mutiara Nur Alifah

Nim : 19022029

Dosen Pengampu: Prof. Hj. Mega Iswari, M.Pd

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

15 September 2020
A. Peranan Guru Kelas
Guru kelas adalah seorang pendidik sekaligus sebagai pengganti orang
tua di sekolah. Guru kelas mempunyai peranan, tanggung jawab dan hak
dalam proses belajar mengajar pada seluruh mata pelajaran dalam kelas
tertentu. Beberapa peranan dan tanggung jawab wali kelas, antara lain:
1. Sebagai tenaga edukatif sekaligus dibebani khusus yaitu sebagai
penanggung jawab administrasi
2. Secara khusus dan terarah, membina/ membimbing murid satu kelas
dan bertindak sebagai wakil orang tua di kelas yang di pimpinnya.
3. Melaksanakan tugas administrasi edukatif di kelas.
4. Menyiapkan program wali kelas dan mengatur organisasi di kelasnya.
5. Menyiapkan dan menyediakan buku bimbingan.
6. Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi di kelas, pengisian
daftar kelas, lembar daftar kumpulan nilai dan rapor/ laporan bulanan
siswa dikelasnya.
7. Bekerjasama dengan BP menyelesaikan masalah siswa – siswinya
dikelasnya, konsultasi dengan orang tua siswa.
8. Mengarsipkan surat siswa – siswi untuk mempertimbangkan kenaikan
dan kelulusan siswa.
9. Memberikan laporan pertanggungjawaban setiap akhir semester
kepada kepala sekolah.
10. Membuat dan memeriksa LKS, membuat pre test, post test, remedial
bagi siswa – siswi yang dilaksanakan perbulan, persemester dan
pertahun.
11. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan variasi dan metode
yang relevan.
12. Meyiapkan alat pelajaran/ alat peraga.
13. Membuat laporan pengajaran/ rencana belajar mengajar tatap muka/
semester.
14. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
15. Mengisi daftar nilai siswa pada blanko atau leger/ buku nilai.
16. Mengupayakan pengembangan setiap bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya.
17. Membuat catatan kemajuan hasil belajar siswa – siswi.
18. Memeriksa daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran. \
19. Mengisi agenda, berperan aktif untuk menegakkan tata tertib yang
diterapkan kepada siswa – siswi sekolah.
20. Melaksanakan pengawasan terhadap siswa – siswi, baik pada saat jam
istirahat maupun sepanjang pelajaran jam sekolah.

B. Peranan Guru Bidang Studi


Guru bidang studi adalah guru yang mempunyai peranan, tanggung
jawab dan hak dalam proses belajar mengajar pada suatu mata pelajaran.
Beberapa peranan dan tanggung jawab guru bidang studi, antara lain:
1. Menyiapkan perangkat pengajaran (Rincian Minggu Efektif,Program
semester/tahunan,Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
2. Menentukan SKBM sekaligus memberikan penilaian terhadap masing-
masing siswa dan mengisi daftar nilai.
3. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar.
4. Membuat analisa terhadap hasil evaluasi belajar sekaligus
melaksanakan.
5. Menyusun dan merencanakan program perbaikan dan pengayaan
(Remedial) bagi siswa yang nilainya dibawah SKBM.
6. Menyediakan alat peraga yang mendukung.
7. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
8. Melaksanakan tugas-tugas tertentu dari sekolah.
9. Membuat LKS.
10. Membuat catatan hasil kemajuan belajar.
11. Memiliki daftar hadir.
12. Mendukung tata tertib kelas dan tata tertib sekolah.

C. Peranan Guru Pendidik Khusus


Guru pembimbing khusus adalah guru yang didatangkan dari SLB
terdekat untuk mebantu dalam mendidik anak berkebutuhan khusus di sekolah
tersebut. Peran guru pembimbing khusus antara lain:
1. Menyusun instrumen asesmen pendidikan dengan guru kelas dan guru
mata pelajaran
2. Mengkoordinasikan hubungan antara guru, pihak sekolah dengan
orang tua siswa.
3. Memberikan bimbingan kepada anak-anak berkebutuhan khusus,
sehingga anak mampu mengatsi hambatan atau kesulitan dalam
belajar.
4. Memberikan bantuan kepada guru kelas/guru mata peajaran dalam
bentuk diskusi agar mereka pelayanan pendidikan kepada anak-anak
berkebutuhan khusus.
5. Memberikan saran dan dukungan pada peserta didik dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.
6. Bersama dengan guru di sekolah, guru pembimbing khusus dapat
merancang kurikulum individual bagi anak berkebutuhan khusus.
7. Sebagai fasilitator.

Mekanisme kerja Guru Pembimbing Khusus:

1. Membuat jadwal kunjungan ke sekolah


2. Berdiskusi dengan wali kelas anak berkebutuhan khusus terutama
dalam penjelasan tentang komdisi anak termasuk menyampaikan
implikasi pendidikannya seperti: metode mengajar, alat bantu belajar,
atau spesifikasi lainnya.
3. Membuat kesepakatan anatara guru pembimbing khusus dengan anak
berkebutuhan khusus tentang program layanan yang diberikan.
4. Membuat agaenda kegiatan (administrasi) yang akan dijadikan sebagai
laporan kepada yang berkepentingan.
5. Mengevaluasi kerja setiap akhir semester.

D. Peranan Orang Tua Pada Pendidikan Inklusif


Dalam sekolah inklusif, makna orang tua juga berperan dalam
menentukan perencanaan baik dari segi perencanaan kurikulum di sekolah
maupun bantuan belajar di rumah.
Hewett dan Frenk D dalam The Emotionally Child In The Classroom
Disorders, USA: Ellyn and Bacon, Inc, 1968, mengatakan, peran orang tua
terhadap anaknya yang berkebutuhan khusus adalah:
1. Sebagai pendamping utama dalam membantu tercapainya tujuan
penanganan dan pendidikan anak.
2. Sebagai advokat, yakni mengerti, mengusahakan, dan menjaga hak
anak dalam kesempatan mendapat layanan pendidikan sesuai
kebutuhan.
3. Sebagai sumber data yang lengkap dan benar mengenai diri anak
dalam usaha perilakku anak.
4. Sebagai guru, berperan menjadi pendidik bagi anak dalam kehidupan
sehari-hari di luar jam sekolah.
5. Sebagai penentu dan jenis terapi, terutama di luar jam sekolah.
E. Peranan Masyarakat Pada Pendidikan Inklusif
Partisipasi masyarakat merupakan komponen yang sangat penting bagi
keberhasilan pendidikan inklusif. Partisipasi masyarakat dan adanya
kemandirian menetukan berjalannya kebijakan sekolah inklusif ini. Karena
dalam sekolah inklusif ini dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dengan
pengajar di kelas untuk menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang
hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. Selain itu
dalam sekolah inklusif, guru-guru diharuskan untuk mengajar secara
interaktif. Hal ini nantinya dapat menciptakan komunikasi antar guru dan
siswa, sehingga dapat timbul kedekatan. Dengan adanya kedekatan tersebut
akan menghilangkan adanya isolasi profesi.
Wasliman (2009: 135) mengatakan peran serta masyarakat sangat
penting diwujudkan dalam implementasi pendidikan kebutuhan khusus,
karena masyarakat memiliki berbagai sumberdaya yang dibutuhkan sekolah
dan sekaligus masyarakat juga sebagai pemilik sekolah di samping
pemerintah.
Peran serta masyarakat yang berupa kerjasama kemitraan antara
sekolah dengan pemerintah, orang tua, dan kelompokkelompok masyarakat
serta organisasi kemasyarakatan lainnya dilindungi oleh undang-undang atau
peraturan-peraturan pemerintah yang mendasari kerjasama kemitraan.
Indikator partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan
pendidikan inklusif untuk anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut:
1. Ikut serta mengajukan usul atau pendapat mengenai usaha-usaha
dalam pelasanaan pendidikan inklusif yang dilakukan langsung
maupun melalui lembaga-lembaga yang ada
2. Ikut serta bermusyawarah dalam mengambil keputusan tentang
penentuan program sekolah yang dianggap sesuai dan baik untuk anak
berkebutuhan khusus
3. Ikut serta melaksanakan apa yang telah diputuskan dalam musyawarah
termasuk dalam hal ini memberikan sumbangan, baik berupa tenaga,
iuran uang dan material lainnya
4. Ikut serta mengawasi pelaksanaan keputusan bersama termasuk di
dalam mengajukan saran, kritik dan meluruskan masalah yang tidak
sesuai dengan apa yang telah diputuskan tersebut
5. Dengan istilah lain ikut serta bertanggung jawab terhadap berhasilnya
pelaksanaan program yang telah ditentukan bersama
6. Ikut serta menikmati dan memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.

F. Bentuk Kerja Sama Antar Guru, Orang Tua, GPK Dan Masyarakat
Pada Pendidikan Inklusif
Sekolah dan masyarakat adalah tempat anak hidup dan belajar,
kemudian menerapkan apa yang kita ajarkan adalah lingkungan masyarakat.
Keterlibatan keluarga, tokoh mayarakat dan anggota masyarakat lainnya serta
nilai – nilai yang tumbuh di masyarakat sangat penting untuk membawa anak
mulai masuk sampai berakhir.
Untuk menciptakan pembelajaran yang baik dalam kelas, dalam hal ini
kita sebagai guru mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mengadakan
kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Ada beberapa hal yag perlu
dilakukan sebagai tanggung jawab sebagai seorang guru. seperti yang
dituangkan dalam buku adaptasi perangkat LIRP UNESCO (2004), sebagai
berikut:
1. Memberikan laporan perkembangan belajar dan prestasi anak secara
berkala kepada orang tua atau walinya.
2. Melakukan penjaringan, bekerjasama dengan masyarakat untuk
mencari anak – anak yang tidak bersekolah dan alasan mengapa anak
tersebut tidak sekolah, kemudian menjaga kepada anak dan orang
tuanya agar memasukkan anaknya untuk bersekolah.
3. Berikan penjelasan kepada orang tua tentang perlunya anak belajar.
4. Jadikan lingkungan masyarakat sebagai bagian dari kurikulum bagi
peserta didik. Mengikutsertakan anak dalam berbagai kegiatan dalam
pembelajarn dikelas ataupun di lingkungan sekolah.
5. Orang tua dan masyarakat hendaknya dilibatkan dalam berbagai
kegiatan dalam pembelajaran dikelas ataupun dilingkungan sekolah.
6. Mendorong para orang tua untuk menjadi mediator dalam penyadaran
tentang pentingnya pembelajaran kepada sesama orang tua dan
masyarakat.
7. Guru – guru dan kepala sekolah bekerja secara kolaborasi untuk
bersama – sama mengkomunikasikan pembelajaran kepada orang tua
da organisasi orang tua.
8. Secara bersama – sama antara guru, orang tua, masyarakat
melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan
pembelajaran yang baik.
9. Dari hasil evaluasi selanjutnya guru merumuskan kembali program
yang akan dilakukan untuk layanan pembelajaran selanjutnya.

Guru dapat melakukan pembelajaran disekolah dengan memulai dari


yang diketahuinya dalam melibatkan keluarga dan masyarakat. Kegiatan dapat
berupa kunjungan lapangan, kepanitian dalam kegiatan di sekolah, pertemuan
antara guru dan orang tua, atau keluarganya dan masyarakat secara bersama –
sama.
Sedangkan cara efektif untuk bekerjasama dengan orang tua, antara
lain sebagai berikut:
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dalam suatu pertamuan untuk
menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran. Makna keragaman dalam
kelas dan jelaskan bagaimana agar keluarga serta masyarakat dapat
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
2. Mengadakan pertemuan non formal secara berkala dengan orangtua
untuk membahas keberhasilan dan kekurangan anaknya. Buat suatu
kumpulan hasil karya anak, tunjukan bakat dan prestasi masing –
masing anak kemudian jelaskan bagaimana anak dapat mengatasi
hambatannya sehingga dapat belajar dengan baik.
3. Hasil karya anak dikirim kepada orang tua dapat melihat
perkembangan potensi anaknya.
4. Anak diminta untuk menceriterakan tentang apa saja yang mereka
pelajari dirumah setelah mereka mendapat pelajaran dikelas.
Diskusikan dengan orang tua, bagaimana anak mengaitkan apa yang
telah dipelajari digunakan dalam kegiatan dirumah.
5. Melakukan observasi ke lingkungan masyarakat dan anak diminta
untuk membuat ceritera tentang apa yang telah mereka temukan
dilapangan.
6. Mengundang tokoh masyarakat atau ahli/ tukang yang ada
dilingkungan masyarakat, libatkan keluarga dalam kegiatan tersebut,
laksanakan diskusi dengan melibatkan para ahli tersebut untuk berbagi
pengetahuan dan pengalaman.
7. Secara bersama – sama antara guru, orang tua dan masyarakat,
merumuskan program dan jadwal pertemuan, baik pertemuan formal
maupun non formal dengan memilih waktu yang tepat, sehingga
semua anggota dapat hadir.
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini, dkk. Partisipasi Masyarakat Dalam Mendukung Pelaksanaan Pendidikan


Inklusif Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Vol 3 No 2

Tarmansyah. (2011). Asesmen Perkembangan Dasar Umum. Padang: UNP Press.

…………… (2011). Perspektif Pendidikan Inklusif. Padang: UNP Press.

Wasliman,Iim. (2009). Pendidikan Inklusif Ramah Anak sebagai Strategi


Membangun Rumah Masa Depan Pendidikan Indonesia. Bandung. Depdiknas
Kopertis wilayah IV Jabar STKIP.

Anda mungkin juga menyukai