Anda di halaman 1dari 9

A.

Keterampilan memberikan penguatan


Keterampilan mengajar sangat penting untuk calon guru ketika melaksanakan tugasnya
dikelas (Rahayu et al., 2018). Pendidik harus menguasai dan memenuhi ketiga komponen
trilogi profesi, yaitu komponen dasar keilmuan, substansi profesi, dan komponen praktik
profesi. Pengelolaan pendidikan diharapkan mampu memberdayakan para pendidik untuk
menyelenggarakan tugas keprofesionalan sesuai trilogi profesi (Nasrun, 2017). Komponen
dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga pendidik sehingga memiliki
wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap berkenaan dengan profesi pendidik.
Pendidik diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja
profesionalnya. Komponen substansi profesi membekali calon pendidik berkaitan dengan apa
yang menjadi fokus, serta objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen ini
berintikan proses pembelajaran materi yang merupakan bagian kurikulum. Komponen
praktik mengarahkan calon tenaga pendidik untuk menyelenggarakan praktik profesinya
kepada sasaran pelayanan secara tepat dan berdaya guna.
Keterampilan memberi penguatan merupakan salah satu keterampilan mengajar yang
harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik. Dalam proses pembelajaran, keterampilan
maupun tingkah laku peserta didik yang baik dapat kita beri penghargaan baik berupa
senyuman, kalimat pujian, maupun hadiah. Pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk
penghargaan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan peserta didik yang dapat
mendorongnya dalam meningkatkan semangat belajar dan memperbaiki tingkah laku peserta
didik. Bentuk respon ini merupakan salah satu bentuk pemberian penguatan kepada peserta
didik dalam proses pembelajaran. Pujian atau respons positif guru terhadap kegiatan peserta
didik yang positif akan membuat peserta didik merasa merasa senang karena dianggap
mempunyai kemampuan. Tujuan memberi penguatan ini adalah untuk meningkatkan
perhatian dan membangkitkan semangat belajar siswa, memudahkan siswa memahami
pembelajaran, mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta merangsang
munculnya perilaku yang positif, menumbuhkan percaya diri pada diri siswa, serta
memelihara iklim kelas yang kondusif.
Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin (2012: 208) penguatan adalah respon positif
dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilaku peserta didik yang positif dengan
tujuan mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut. Penguatan merupakan respon
terhadap suatu tingkah laku yang sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut dapat terulang
kembali. Penguatan yang diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat peting bagi peserta
didik.
Hasibuan (2008:58) menyatakan bahwa siswa membutuhkan penguatan dalam belajar
karena penguatan merupakan penghargaan yang dapat menimbulkan dorongan dan semangat
dalam belajar. Jika dijabarkan fungsi penguatan ialah untuk memberikan ganjaran kepada
siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap
proses pembelajaran.

B. Keterampilan mengadakan variasi


Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid
senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi , menghilangkan
kebosanan, meningkatkanminat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang
beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Dari definisi diatas bisa ditarik
kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan
perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan
siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadappelajarannya. Dan ini bisa
dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti
pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus-menerus memusatkan
perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa
menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, ,mengantuk dan
bosan. Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan
mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar ada 3 aspek, yaitu :
1. Variasi gaya mengajar
2. Variasi dalam menggunakan media
3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Dari ketiga aspek ini, hanya membahas atau menguraikan tentang variasi gaya
mengajar. variasi ini meliputi : variasi suara, variasi gerak badan atau mimik, kontak
pandang, ekspresi wajah, penekanan atau kesenyapan, pergantian atau posisi guru.
Dengan adanya penggunaan variasi gaya mengajar ini diharapkan dalam proses belajar
mengajar akan menjadi dinamis dan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan
keinginan (minat) belajar siswa.

1. Tujuan dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar


Tujuan Variasi Gaya Mengajar dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar, yaitu :
a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
belajar yang relevan.
b. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat keingintahuan dan
ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
c. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan
sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar
yang baik.
d. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang baik.

2. Prinsip Penggunaan Variasi


Dalam proses belajar mengajar kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus
perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah suatu upaya
bagaimana lingkungan ang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat
menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang guru pun yang ingin agar
siswanya tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan mengganggu
kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian besar siswanya tidak mau
memperhatikan penjelasan ang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas
yang diberikan guru untuk materi tertentu.
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu
adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam
mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan
betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah seagai berikut:
a. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya
semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan
komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar,
dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan agar menarik siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan
penjelasan guru.
b. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen
proses belajar mengajar yang utuh, tidak merusak perhatian siswa dan proses
belajar mengajar tidak terganggu.
c. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan
perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam
satuan pelajaran atau RPP. Selain itu, perubahan komponen keterampilan tersebut
dapat dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan
oleh guru. Karena variasi ini memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai
dengan umpan balik yang diterima dari siswa.

Umpan balik ini ada dua yaitu :


 Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa, dan
 Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.        

Dalam menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya jenis-


jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula oleh
faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai sasaran
pembelaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus menjadi
pertimbangan, yaitu :
a. Bertujuan
Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajran harus memiliki tujuan
yang terarah dan jelas.Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan untuk
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.Oleh karena itu variasi stimulus juga
harus memperhatikan kesesuaianya dengan sifatt materi, karakteristik siswa
berikut latar belakang sosial budayanya, dan faktor kemampuan guru untuk
melaksanakannya.
b. Fleksibel
Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan baku (tidak
dinamis). Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat
diubah disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntuttan yang terjadi secara
spontan pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan
prose pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
c. Kelancaran dan berkesinambungan
Setiap variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan
lancar.Perpindahan dari suatu bentuk stimulus kestimulus pembelajaran lainnya
dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran yang bervariasi, semuanya
harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga pesan pembelaran dapat
diterima oleh siswa.
d. Kewajaran/tidak dibuat-buat
Variasi stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak terkesan
seperti dipaksakan.Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk stimulus yang
dikembangkan sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan terkait langsung
dengan konteks pembelajaran yang sedang dibahas.
e. Pengelola yang matang
Adakalanya jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam pembelajaran
itu bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa tenaga atau personil,
penerapan variasi yang seperti itu tentu saja harus direncanakan dan dikelola
secara lebih matang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar an efektif
mendukung proses pembelajar yang lebih bermakna.

C. Komponen-komponen dari keterampilan mengajar


1. Komponen keteramilan memberikan penguatan
Dalam proses belajar-mengajar perlu komponen yang tepat dalam pemberian penguatan.
Hal ini harus disesuakan dengan jenjang pendidikan, usia, kemampuan per individu, dan
latar belakang peserta didik. Terdapat beberapa komponen dalam pemberian penguatan
yaitu:
a. Penguatan Verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang diungkapkan atau diutarakan dengan
menggunakan kata-kata pujian. Kata-kata pujian yang disampaikan tenaga pendidik
kepada peserta didik dapat membangkitkan semangat peserta didik, sedikit apapun
kata yang disampaikan. Kata-kata pujian biasanya dapat berupa benar, bagus, tepat,
dan lain-lain. Tidak hanya berupa kata, pujian juga dapat berupa kalimat, misalnya
kamu mengerjakan dengan sangat baik.
b. Penguatan Non-verbal
Penguatan non-verbal berbeda dengan penguatan verbal, penguatan non-verbal dapat
berupa pendekatan, gerak isyarat, sentuhan dan sebagainya. Berikut macam-macam
penguatan non-verbal:
1) Penguatan gestural
Penguatan ini sangat erat kaitannya dengan pemberian penguatan verbal. Ucapan
yang diberikan guru terhadap respon perilaku siswa dapat dilakukan dengan
mimik wajah yang cerah, mengangguk, acungan, tepuk tangan, acungan jempol,
dan sebagainya. Semua gerakan ini merupakan bentuk pemberian penguatan
gestural. Tenaga pendidik dapat mengembangkan sendiri, sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku sehingga dapat menimbulkan interaksi guru dan siswa
yang baik, dan saling menguntungkan.
2) Penguatan mendekati
Mendekati merupakan bentuk respon tertarik terhadap suatu objek. Perhatian guru
kepada siswa, meunjukkan bahwa guru tertarik. Guru dapat menghampiri siswa
dengan berdiri samping, maupun berjalan dekat siswa. Peserta didik yang didekati
guru akan menimbulkan kesan diperhatikan. Penguatan ini sangat menunjang
untuk memperkuat penguatan verbal.
3) Penguatan sentuhan
Penguatan ini sangat erat kaitannya dengan penguatan mendekati. Penguatan
sentuhan dapat dilakukan bila guru secara fisik menyentuh siswa. Penguatan ini
dapat dilakukan dengan cara mengusap kepalanya, berjabat tangan, menepuk
bahu, dan sebagainya. Bentuk respon ini ditunjukkan untuk penghargaan
penampilan, atau kerja peserta didik. Namun perlu diperhatikan umur, kenis
kelamin, latar belangan dan budaya untuk pemberian penguatan sentuhan.
4) Penguatan tanda
Simbol atau tanda merupakan bagian dari realitas yang berfungsi sebagai bentuk
komunikasi yang memiliki makna. Penguatan dalam bentuk simbol atau tanda
dapat ditujukan kepada siswa sebagai bentuk penghargaan, dapat berupa komentar
tertulis, sertifikat, mendali, stiker, gambar, prangko, dan sebagainya.
5) Penguatan dengan kegiatan menyenangkan
Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh
siswa sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukkan kemajuan
dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolahnya.
6) Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya
tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya
menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh (partial). Misalnya, bila
seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian benar, sebaiknya guru
mengatakan “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan,”
sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah,
dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakan.

2. Komponen keterampilan mengadakan variasi


Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan
meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan
media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Dengan dikombinasikannya ketiga komponen atau aspek dalam penggunaannya atau
secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian peserta didik, membangkitkan
keinginan dan kemauan belajarnya. Dengan sebab itu, maka diharapkan tujuan
pendidikan tercapai. Aspek atau komponen yang dimaksud dalam pembahasan ini dapat
diperdalam dengan penjelasan berikut:
a. Variasi Gaya Mengajar
Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi anggota badan,
dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa variasi tersebut dilihat
sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki
relevensi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar
akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan siswa, menarik
perhatian siswa, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberi stimulasi.
Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:
1) Variasi suara (Teacher voice)
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru
dapat mendramatisasi suatu perstiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap
penting, berbicara secara pelan dengan seorang siswa, atau berbicara secara tajam
dengan siswa yang kurang perhatian, dan seterusnya.
2) Penekanan (focusing)
Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek
kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan secara verbal”; misalnya,
”Perhatikan baik-baik. Nah, ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,
dengarkan baik-baik!” penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan
gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda
pada papan tulis.

Memang menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah
siswa yang banyak, agar perhatian itu tetap ada perlu adanya prinsip-prinsip yakni :
a) Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, jenis rangsangan
baru yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran,
seorang guru dapat menarik perhatian tentang kata-kata penting pada suatu bacaan
dengan memberi warna merah atau digaris bawahi.
b) Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit. Bagi guru
yang harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru
tidak boleh mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata untuk
menarik perhatian siswa.
c) Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu hal-hal
yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua
cara yakni dari diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja lingkungan, orang
tua dan guru. Disini gurulah yang berhak menimbulkan atau membangkitkan minat
belajar siswa baik dirumah maupun dikelas.
d) Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang siswanya agar bisa
mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki
minat belajar yang tinggi guru dalam memusatkan perhatian siswa bisa dengan
memberikan kata-kata seperti : “coba perhatikan ini baik-baik”, karena materinya
agak sulit dan sebagainya.

Daftar Pustaka
Barnawi., & Mohammad, Arifin. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Hasibuan, dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai