0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
370 tayangan23 halaman
Manajemen pendidikan inklusif melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup identifikasi kebutuhan siswa, penentuan kelas dan program pembelajaran, serta pelatihan guru untuk menangani siswa berkebutuhan khusus. Manajemen sarana, prasarana, tenaga kependidikan, dan kesiswaan juga perlu d
Manajemen pendidikan inklusif melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup identifikasi kebutuhan siswa, penentuan kelas dan program pembelajaran, serta pelatihan guru untuk menangani siswa berkebutuhan khusus. Manajemen sarana, prasarana, tenaga kependidikan, dan kesiswaan juga perlu d
Manajemen pendidikan inklusif melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup identifikasi kebutuhan siswa, penentuan kelas dan program pembelajaran, serta pelatihan guru untuk menangani siswa berkebutuhan khusus. Manajemen sarana, prasarana, tenaga kependidikan, dan kesiswaan juga perlu d
Lizza Suzanti, S.Pd., M.Si. • Manajemen pendidikan inklusif merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan secara bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya berupa material demi tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Langkah-langkah Yang Dilakukan Dalam Merencanakan Pendidikan Inklusif 1. Identifikasi Kebutuhan Anak Seluruh anggota tim perlu memahami secara tepat apa yang menjadi kebutuhan anak. Orang tua diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan jujur mengenai keberadaan anak mereka. Informasi yang tepat akan sangat membantu terhadap ketepatan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. 2. Identifikasi Sumber-Sumber Pendukung Setelah kebutuhan anak telah teridentifikasi kemudian tim membuat daftar semua hal yang bisa mendukung berhasilnya pelayanan sesuai dengan kebutuhan anak. 3. Memilih Kelas untuk Anak Setelah diidentifikasi secara tepat kebutuhan anak dan sarana pendukung yang ada, Tim kemudian dapat menentukan kelas yang sesuai untuk anak berkebutuhan khusus. Langkah-langkah Yang Dilakukan Dalam Merencanakan Pendidikan Inklusif 4. Menyiapkan Program Pembelajaran Materi yang diberkan nantinya harus sesuai dengan kebutuhan anak dan sarana yang ada. 5. Membuat Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan sehari-hari meliputi : tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tempat pembelajaran, dan sumber-sumber yang dibutuhkan. 6. Pelatihan Bagi Guru Setiap guru perlu diberikan pelatihan menyangkut cara menangani anak berkebutuhan khusus dan cara menciptakan kelas yang kondusif. Manfaat Manajemen Pendidikan Inklusif • Melalui manajemen pendidikan inklusif, anak akan merasa percaya diri, bangga terhadap diri sendiri serta mampu beradaptasi dengan lingkungan masyarakat umum. Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan mengajar dengan berbagai model sesuai kebutuhan masing-masing anak. Bagi orang tua, merasa bangga karena anaknya memperoleh pendidikan tanpa diskriminasi. Dan bagi masyarakat, merasa dihargai karena dilibatkan dalam proses Pendidikan Inklusif. Manajemen Sarana Prasarana Dalam Pendidikan Inklusi • Manajemen sarana-prasarana sekolah bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan belajar mengajar. • Komponen sarana dan prasarana dalam sistem pendidikan inklusi, menjadi salah satu komponen yang termasuk penting. • Melihat karakteristik anak berkebutuhan khusus, maka sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan tentunya menyesuaikan dengan kebutuhan anak. • Selain komponen sekolah seperti tanah, gedung, kantor, gedung sekolah, laboratorium, monumen, temapt tinggal dan sebagainya, diperlukan pula alat-alat spesifik seperti ruang khusus bagi anak Low Vision, ruang kedap suara bagi anak tunarungu, berbagai macam alat peraga bagi anak autis, serta alat-alat bantu pembelajaran yang kesemuanya diharapkan dapat menunjang untuk anak dapat belajar secara efektif dan maksimal. Manajemen Sekolah Dalam Manajemen Pendidikan Inklusif • Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial Kepala Sekolah. • Kepala Sekolah hendaknya berupaya untuk mendayagunakan sumber- sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal. • Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. • Bila salah satu hal di atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal. • Manajemen (berbasis) sekolah, memberikan kewenangan penuh kepada Kepala Sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan suatu sekolah yang meliputi input siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, manajemen, lingkungan, dan kegiatan belajar-mengajar. Pengertian • Istilah manajemen sekolah acapkali disandingkan dengan istilah administrasi sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi ( administrasi merupakan inti dari manajemen); dan ketiga yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi. istilah manajemen diartikan sama dengan istilah administrasi atau pengelolaan, yaitu segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal. Pengertian • Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama, yaitu: Merencanakan (planning) Mengorganisasikan (organizing) Mengarahkan (directing) Mengkoordinasikan (coordinating) Mengawasi (controlling) Mengevaluasi (evaluation) Ruang Lingkup • Manajemen (berbasis) sekolah, memberikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan sekolah yang bersangkutan. • Komponen-komponen tersebut meliputi: Input siswa (kesiswaan) Kurikulum Tenaga kependidikan Sarana-prasarana Dana Lingkungan (hubungan sekolah dengan masyarakat) Kegiatan belajar-mengajar • Komponen-komponen tersebut merupakan sub-sistem dalam sistem pendidikan (sistem pembelajaran). Bila terdapat perubahan pada salah satu sub-sistem (komponen), maka menuntut perubahan/ penyesuaian komponen lainnya. • Bila dalam suatu kelas terdapat perubahan pada input siswa, yakni tidak hanya menampung anak normal tetapi juga anak luar biasa, maka menuntut penyesuaian (modifikasi) pengelolaan kesiswaan, kurikulum (program pengajaran), tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, lingkungan, serta kegiatan belajar-mengajar. Prinsip Umum • Manajemen Sekolah bersifat praktis dan fleksibel, dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi nyata di sekolah. • Manajemen Sekolah berfungsi sebagai sumber informasi bagi peningkatan pengelolaan pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar. • Manajemen Sekolah dilaksanakan dengan suatu sistem mekanisme kerja yang menunjang realisasi pelaksanaan kurikulum. Kriteria Manajer Pendidikan • Dalam pelaksanaan manajemen, termasuk manajemen pendidikan/sekolah, perlu seorang manajer/pemimpin/administrator yang berpandangan luas dan berkemampuan, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. • Seorang manajer/pemimpin/administrator pendidikan/sekolah diharapkan : Memiliki pengetahuan tentang administrasi pendidikan/sekolah yang meliputi kegiatan mengatur: (a) kesiswaan, (b) kurikulum, (c) ketenagaan, (d) sarana- prasarana, (e) keuangan, (f) hubungan dengan masyarakat, (h) kegiatan belajar-mengajar. Kriteria Manajer Pendidikan • Memiliki keterampilan dalam bidang: (a) perencanaan, (b) pengorganisasian, (c) pengarahan, (d) pengkoordinasian, (e) pengawasan, dan (f) penilaian pelaksanaan kegiatan yang ada di bawah tanggungjawabnya. • Memiliki sikap: 1) Memahami dan melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan; 2) Menghargai peraturan- peraturan serta melaksanakannya; 3) Menghargai cara berpikir yang rasional, demokratis, dinamis, kreatif, dan terbuka terhadap pembaharuan pendidikan serta bersedia menerima kritik yang membangun; dan 4) Saling mempercayai sebagai dasar dalam pembagian tugas. Manajemen Tenaga Kependidikan Dalam Pendidikan Inklusi • Tenaga kependidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan inklusif. • Tenaga kependidikan dalam pendidikan inklusif mendapat porsi tanggung jawab yang jelas berbeda dengan tenaga kependidikan pada pendidikan noninklusif. • Perbedaan yang terdapat pada individu meniscayakan adanya kompetensi yang berbeda dari tenaga kependidikan lainnya. • Tenaga kependidikan secara umum memiliki tugas seperti menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Manajemen Kesiswaan dalam Pendidikan Inklusi • Yang harus diperhatikan dalam komponen ini antara lain : – Harus dipertimbangkan apakah anak tersebut siap untuk belajar dalam kelompok dan kesiapan anak mengikuti rutinitas di sekolah – Kemampuan kognitif anak – Kemampuan bahasa dan komunikasi anak – Kemampuan akademis. Sumber • Dapa, Aldjon. Dkk. (2007). Manajemen Pendidikan Inklusif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan.