Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN AUD
“Manajemen Kesiswaan AUD”

Dosen Pengampu:
Dra. Zulminiati, M.Pd

OLEH
KELOMPOK 3
1. Dewi Siswanti 18022007
2. Hanifah Aulia Yuneva 18022015
3. Isra Revenia 18022016
4. Nadia Yulisyafira 18022026

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kelompok Idapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar dan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahcurahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya
di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok mata kuliah Manajemen AUD
dengan judul “Manajemen Kesiswaan AUD”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
yang mengampu mata kuliah ini, Dra. Zulminiati, M.Pd. yang telah membimbing kami sehingga
sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.Terimakasih.

Padang, 28 April 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3

A. Perencanaan Kesiswaan AUD ...................................................................................3


B. Sistem Penerimaan Kesiswaan AUD .........................................................................6
C. Sistem Orientasi Kesiswaan AUD .............................................................................8
D. Pembinaan Disiplin Kesiswaan AUD ........................................................................8

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................12

A. Kesimpulan ................................................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................................12

ANALISIS JURNAL ...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Jenjang pendidikan ini
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi,
sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun.
Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa
negara, pendidikan anak usia dini dilaksanakan pada usia 0-8 tahun.
Makalah ini akan membahas karakteristik perkembangan anak usia dini karena
merupakan suatu tuntutan yang sangat mendasar agar pemahaman tentang landasan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat di laksanakan secara tepat. Mengenal
karakteristik peserta didik untuk kepentingan proses pembelajaran merupakan hal yang penting,
adanya pemahaman yang jelas tentang karakteristik peserta didik akan memberikan kontribusi
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan Kesiswaan AUD?
2. Bagaimana sistem penerimaan kesiswaan AUD?
3. Bagaimana sistem orientasi kesiswaan AUD?
4. Bagaimana pembinaan disiplin kesiswaan AUD?

1
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami bagaimana perencanaan Kesiswaan AUD
2. Dapat mengetahui dan memahami bagaimana sistem penerimaan kesiswaan AUD
3. Dapat mengetahui dan memahami bagaimana sistem orientasi kesiswaan AUD
4. Dapat mengetahui dan memahami bagaimana pembinaan disiplin kesiswaan AUD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kesiswaan


Berdasarkan asal kata, pengertian manajemen kesiswaan merupakan penggabungan dari
kata manajemen dan kesiswaan. Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata manus
yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi menjadi
managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa Inggris yaitu to manage
(kata kerja) (Saifuddin, 2015: 42). Secara etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris yaitu to manage yang berarti mengatur.
Sedangkan secara terminologi, ada beberapa definisi tentang manajemen yang
dikemukakan oleh para ahli, antara lain: GR.Terry menyatakan bahwa Manajemen adalah suatu
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (Syukur,
2013: 8).
Manajemen kesiswaan (peserta didik) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan usahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif
dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara kronologis
operasional, rentang kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru sampai mereka
meninggalkan sekolahnya.
Menurut Mujamil Qomar (2007: 141), manajemen kesiswaan adalah pengelolaan
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari awal masuk (bahkan sebelum masuk)
hingga akhir (tamat) dari lembaga pendidikan. Manajemen kesiswaan bertujuaan untuk mengatur
berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah agar dapat berjalan dengan lancar, tertib, teratur, serta
mampu mencapai tujuan pendidikan seolah. Tujuan tersebut meliputi dimesi waktu yang panjang
sekali, sehingga manajemen kesiswaan tidak hanya terbatas pada pengaturan siswa ketika
mereka menikuti proses pembelajaran di sekolah, akan tetapi juga ketika mereka akan keluar
untuk studi lanjut ke jenjang yang lebih tingi.

3
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan
siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan, pembinaan selama siswa berada di
sekolah, sampai siswa menamatkan pendidikan melalui penciptaan suasana yang kondusif
terhadap berlangsungya proses belajar megajar yang efektif (Soetipja, Kosasi, 2004).
Manajemen Kesiswaaan Taman Kanak-Kanak merupakan aktivitas manajemen yang
berkenaan dengan pengelolaan siswa di taman kanak-kanak. Pengelolaan siswa taman kanak-
kanak merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam keseluruhan manajemen
penyelenggaraan pendidikan di taman kanak-kanak sebagai pendidikan prasekolah. Manajemen
kesiswaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dalam menyelesaikan masalah
siswa dalam rangka pencapaian.
Ada 3 hal yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan manajemen kesiswaan di TK
adalah sebagai berikut:
1. Manajemen kesiswaan itu merupakan keseluruhan proses kerja sama dalam bidang
kesiswaan.
2. Bidang kerja sama dalam manajemen kesiswaan itu adalah menyelesaikan masalah –
masalah yang berkaitan dengan siswa.
3. Manajemen kesiswaan memiliki tujuan tertentu
Dengan kata lain manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan
usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di
sekolah.

 Tujuan dan Prinsip Manajemen Kesiswaan AUD


Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus. Agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah yang efektif dan efisien (Rohiat, 2010: 25).
Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah adalah:
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor siswa. Menyalurkan dan
mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat siswa. Menyalurkan aspirasi,
harapan, dan memenuhi kebutuhan siswa.

4
Tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur kegiatan peserta didik atau siswa agar
kegiatan – kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran dilembaga pendidikan (sekolah),
lebih lanjut, proses pembelajaran dilembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancer, tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
Manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses kerjasama dalam bidang
kesiswaan. Bidang kerjasama dalam manajemen kesiswaan itu adalah menyelesaikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan siswa. Masalah-masalah yang dimaksudkan di sini adalah berupa
penyelenggaraan sensus sekolah, menyelenggarakan kegiatan penerimaan siswa baru (PSB),
membina kedisiplinan siswa, menyelenggarakan program layanan khusus bagi siswa, dan
sebagainya. Oleh sebab itu, urgensi manajemen kesiswaan adalah untuk menata proses
kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan
institusional agar dapat berangsung secara efektif dan efisien pada suatu lembaga pendidikan.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta
mencapai tujuan pendidikan sekolah (Mulyasa, 2004).
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, teratur,
serta mampu mencapai tujuan pendidikan sekolah. Tujuan tersebut meliputi dimensi waktu yang
panjang sekali, sehingga manajemen kesiswaan tidak hanya terbatas pada pengaturan siswa
ketika mereka mengikuti proses pembelajaran di sekolah dan juga ketika mereka akan keluar
untuk studi lanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ataupun jika mereka masuk ke
dunia kerja (Qomar, 2007: 142). Manajemen kesiswaan dilakukan agar transformasi siswa
menjadi lulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
Agar tujuan manajemen kesiswaan dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip tersebut (Hasbullah, 2006: 121-122) adalah:
1. Siswa harus diperlakukan sebagai subjek serta objek pendidikan, sehingga harus
didorong untuk berperan serta setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang
terkait dengan kegiatan mereka.

5
2. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan
wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal.
3. Pada dasarnya siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa
yang diajarkan.
4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga
ranah afektif serta ranah psikomotorik.

Hampir semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa
mengembangkan potensi dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa secara aktif
mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakukan di sekolah. Sangat penting
untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal.
Prinsip - prinsip manajemen kesiswaan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Siswa di taman kanak-kanak adalah anak-anak yang berusia 4-5 tahun. Semua
program layanan kesiswaan harus didasarkan pada kebutuhan siswa yang
bersangkutan.
b) Penyelesaian manajemen kesiswaan yang baik itu pada dasarnya dapat menciptakan
situasi belajar yang tertib dan teratur sehingga kepribadian siswa dapat bertumbuh
secara wajar.
c) Penyelesaian manajemen kesiswaan itu membutuhkan dana, fasilitus, tenaga, dan
waktu.
d) Penyelesaian manajemen kesiswaan itu dapat dikatakan baik apabila benar - benar
dapat memperlancar pelaksanaan proses belajar mengajar.

B. Sistem Penerimaan Keesiswaan AUD


Penerimaan siswa merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan dengan proses
pelayanan dan pencatatan siswa dalam penerimaan siswa baru, biasanya diadakan melalui seleksi
masuk calon siswa baru dengan persyaratan- persyaratan yang telah ditentukan. Dalam
pengelolaan penerimaan siswa baru ini harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan
belajar-mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru(Suryosubroto,

6
2004: 74) dan dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan seperti:
penetapan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, dan pembentukan
panitia penerimaan siswa baru.
Pertama, Membentuk Panitia Penerimaan Siswa Baru. Penerimaan siswa dalam
pembentukan panitia penerimaan siswa baru terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang
ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yakni:
(1) Syarat-syarat pendaftaran murid baru. Biasanya syarat pendaftaran calon siswa baru
meliputi surat keterangan kelahiran atau umur, surat keterangan kesehatan, membayar
biaya pendaftaran, pas foto ukuran 3 x 4/ 4 x 6 sebanyak yang diperlukan, dan
mengisi formulir pendaftaran
(2) Formulir pendaftaran
(3) Pengumuman
(4) Buku pendaftaran
(5) Waktu pendaftaran
(6) Jumlah calon yang diterima.
Kedua, Kegiatan yang dilakukan Calon Siswa. Dalam penerimaan siswa, kegiatan yang
dilakukan calon siswa meliputi: calon siswa mengambil formulir, calon siswa mengisi formulir,
calon siswa mengembalikan formulir, calon siswa menunggu proses pendaftaran, dan calon
siswa menerima tanda bukti pendaftaran.
Ketiga, Menentukan Syarat Pendaftaran Calon Siswa. Dalam penerimaan siswa
penetapan persyaratan siswa yang akan diterima meliputi21: calon peserta didik melakukan
seleksi administrasi, dan seleksi administrasi meliputi melengkapi formulir pendaftaran,
melengkapi fotocopy kartu keluarga, akte kelahiran siswa, dan melengkapi foto diri siswa.
Pada tahap penerimaan siswa baru, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan,
diantaranya: pendekatan formal, sosial, kultur, rasional profesional, dan idiologis. Pendekatan
formal, ditempuh dengan menyebarkan brosur, memasang spanduk, dan balho, serta siaran di
radio, televisi, dan media masa. Pendekatan sosial, ditempuh dengan kepedulian sosial seperti
pemberian santunan pada anak yatim piatu pada saat peringatan hari-hari besar keagamaan.
Pendekatan kultur, ditempuh dengan menyesuaikan kultur masyarakat sekitar, seperti
membentuk grup sepakbola yang kuat bagi lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah
masyarakat pecandu sepak bola. Pendekatan rasional profesional, ditempuh dengan

7
menunjukkan kelebihan-kelebihan lembaga yang sedang dikelola. Pendekatan idiologis,
ditempuh dengan menggunakan “bahasa agama” untuk menentukan lembaga pendidikan yang
dipilih bagi umat manusia (Qomar, 2007:144).
Beberapa pendekatan tersebut dapat dilakukan oleh lembaga sekolah sebagai dasar
pelaksanaan manajemen kesiswaan pada tahap penerimaan siswa baru. Tujuannya agar proses
penerimaan siswa dapat dilakukan dengan baik. Kriteria baik adalah banyaknya siswa yang
mendaftar yang diiringi dengan respon positif dari masyarakat.

C. Sistem Orientasi Kesiswaan AUD


Orientasi anak didik adalah kegiatan penerimaan anak didik baru dengan mengenalkan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat anak didik itu menempuh pendidikan. Tujuan
diadakannya kegiatan orientasi bagi anak didik (Ahmad, 2019: 332) adalah:
1. Anak didik dapat mengerti dan menaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
2. Anak didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
sekolah.
3. Anak didik siap menghadapi lingkungannya yang baru.
Kegiatan mengenalkan keberadaan lembaga pendidikan seperti organisasi, ketenagaan,
sarana, program dan kondisi sekolah lainnya dalam upaya siswa dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekolah (Nurhatti, 2014:41).

D. Pembinaan Disiplin Kesiswaan AUD


Erni Munastiwi (2019:49) menjelaskan pembinaan anak adalah pembinaan layanan
kepada anak didik merupakan bagian yang tidak kalah penting dalam tahapan manajemen anak
usia dini atau pembinaan merupakan unsur dalam memberikan pelayanan atau hak anak didik
dan merupakan kewajiban lembaga PAUD sebagai fasilitator.
Pembinaan siswa adalah pemberian pelayanan kepada siswa di sekolah baik pada jam
pelajaran sekolah ataupun di luar jam pelajaran sekolah. Pembinaan yang dilakukan kepada
siswa agar siswa menyadari posisi dirinya sebagai pelajar dan dapat menyadari tugasnya secara
baik. Beberapa hal yang dilakukan dalam pembinaan siswa di antaranya: memberikan orientasi
kepada siswa baru, mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan siswa, membina
disiplin siswa, dan membina siswa yang tamat belajar (Rohiat, 2010: 26). Usaha untuk

8
pembinaan siswa bukan hanya berusaha mencapai tujuan hidupnya sendiri saja, akan tetapi juga
memikirkan tujuan hidup dan masa depan anak keturunannya. Semakin mendalam kita
memahami siswa, maka semakin baik usaha kita untuk memberikan lingkungan yang tepat.
Sebagai lembaga pendidikan, PAUD harus berusaha menciptakan lingkungan yang
harmonis, demokratis dan sakinah dengan cara saling memahami antara hak-hak anak,
pendidikan anak dan lingkungan anak yang mereka butuhkan serta mengarahkan anak pada jalur
yang benar. Karena tingkah laku pimpinan dan para guru akan menjadi contoh bagi para siswa
secara langsung. Maka pembinaan rasa cinta sesama, rasa tanggung jawab, disiplin dan lainnya
diperlukan sejak dini. Karena pendidikan yang diterima pada masa awal akan membawa kepada
kepribadian kelak menjadi manusia yang bertanggung jawab dan respek pada lingkungan,
sehingga ia dapat mewujudkan eksistensinya sendiri meskipun batasan usia tidak menjadi
kendala bagi penunjukan realitasnya dalam proses pertumbuhan yang dilalaui anak, karena
pertumbuhan dan perkembangan ke arah kematangan anak adalah pengulangan secara filogenetis
dari sejarah perkembangan manusia.
Dalam upaya mendidik atau membimbing siswa, agar mereka dapat mengembangkan
potensi dirinya dengan optimal, maka para pendidik, orang tua atau siapa saja yang
berkepentingan dalam pendidikan anak, perlu dan dianjurkan untuk memahami perkembangan
anak. Pemahaman tersebut penting karena beberapa alasan sebagai berikut:
1) Masa anak merupakan periodeperkembangan yang cepat dan terjadinya perubahan
dalam banyak aspek perkembangan
2) Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan
berikutnya
3) Pengetahuan tentang perkembangan anak dapat membantu mereka dalam
mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya
4) Melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak,
dapat diantisipasi tentang berbagai upaya untuk memfasilitasi perkembangan tersebut,
baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat (Yusuf, 2002: 12). Di
samping itu, harus ada antisipasi tentang upaya untuk mencegah berbagai kendala
atau faktor-faktor yang mungkin mengkontaminasi perkembangan anak.

9
Pembinaan Kedisiplinan Anak Didik. Kata disiplin dikenal dua pengertian, pengertiannya
hampir sama tetapi terbentuknya satu dengan lainnya merupakan urutan, kedua istilah itu adalah
disiplin dan ketertiban. Ketertiban terbentuk dulu yang kemudian disusul dengan kedisiplinan.
Disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu
sama lain merupakan urutan, kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban. Diantara kedua
istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban baru kemudian pengertian
disiplin. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata
tertib karena didorong oleh sesuatu yang datang dari luar. Disiplin menunjuk pada kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran
yang ada pada kata hatinya (Eka, 2011:93).
Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan
siswa akan tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa
dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi juga kebebasan siswa terlampaui dikurangi atau
dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan.
Dalam rangka peningkatan disiplin, siswa dapat mengupayakan dan berusaha untuk
melakukan hal-hal (Mohammad, 2014: 113) sebagai berikut:
1. Hadir di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai
2. Mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan aktif
3. Mengerjakan tugas dengan baik
4. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya
5. Memiliki kelengkapan belajar
6. Mematuhi tata tertib sekolah
7. Tidak meninggalkan sekolah tanpa izin
8. Dan lain-lain yang dapat meningkatkan disiplin siswa.
Membahas disiplin maka tidak dapat lepas dengan hukuman. Pada pokoknya segala
hukuman diberikan karena ada kesalan dan bertujuan agar siswa tidak berbuat salah lagi.
Hukuman adalah suatu sanksi yang diterima oleh siswa sebagai akibat dari pelanggaran pada
aturan-aturan yang telah ditentukan. Ada beberapa macam hukuman, yaitu hukuman badan,
penahanan di kelas, menghilangkan hak tertentu (tidak boleh ikut ulangan, pelajaran), denda dan
sanksi tertentu (Eka, 2011: 104).

10
Disiplin, hampir semua orang mendambakan disiplin. Namun ternyata, untuk
menegakkan disiplin itu tidak mudah dan tidak cukup hanya dengan kata-kata. Ternyata untuk
satu kata disiplin perlu proses panjang, keabaran, bahkan perjuangan untuk menerapkannya.
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan
bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya dimasa yang akan dating.
Untuk menmdapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar ini, peserta didik harus
melaksanakan bermacam macam kegiatan. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan
pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan
kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum
yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam proses belajar
mengajar dikelas dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Setiap
peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler ini. Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler
merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan diluar ketentuan yang telah ada di dalam
kurikulum. Kegiatan ekstra kurikuler ini biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang
dimiliki oleh peserta didik. Setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstra
kurikuler.
Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan inilah peserta didik diproses untuk
menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Bakat, minat dan
mkemampuan peserta didik harus ditumbuh kembangkan secara optimal melalui kegiatan
kurikuler dan ekstra kurikuler. Dalam manajemen peserta didik , tidak boleh ada naggapan
bahwa kegiatan kurikuler lebih penting dari kegiatan ekstra kurikuler atau sebaliknya. Kedua
kegiatan ini harus dilaksanakan karena saling menunjang dalam proses pembinaan dan
pengembangan kemampuan peserta didik.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukur melalui proses
penilaian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (oleh guru). Ukuran yang sering digunakan
adalah naik kelas dan tidak naik kelas bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat akhir serta
lulus dan tidak lulus bagi peserta didik ditingkat akhir disebuah lembaga pendidikan (sekolah).
Penilaian yang dilakukan oleh guru tentu saja didasarkan pada prinsip-prinsip penilaian yang
berlaku dilembaga pendidikan (sekolah) tersebut.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ungkapan manajemen kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan kesiswaan.
Sementara itu yang dimaksud dengan kesiswaan ialah segala sesuatu yang menyangkut dengan
peserta didik atau yang lebih populer dengan istilah siswa. Rekrutmen siswa di sebuah lembaga
pendidikan (sekolah) pada hakikatnya merupakan proses pencarian, menentukan, dan menarik
pendaftar yang mampu untuk menajdi siswa di lembaga pendidikan (sekolah) yang
bersangkutan.
Orientasi siswa adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan
kondisi lembaga pendidikan tempat siswa itu menempuh pendidikan. Situasi dan kondisi
menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah.
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan
bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya dimasa yang akan dating.
Untuk menmdapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar ini, peserta didik harus
melaksanakan bermacam macam kegiatan. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan
pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan
kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.

B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih terdapat kesalahan
dari segi penulisan, bahasa dan kelengkapan materi. Kita tahu bahwa manusia itu tidak luput dari
kesalahan baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu kami dari kelompok 3
sangat membutuh saran atau kritikan yang membangun untuk dapat kami jadikan sebagai batu
loncatan untuk kearah yang lebih baik lagi.

12
ANALISIS JURNAL

JURNAL 1 :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pd
f/234752889.pdf&ved=2ahUKEwjJuMu76aDwAhU4ILcAHZh8D0sQFjABegQIAxAG&us
g=AOvVaw1G2SZdJdvDMabXGXqTEbvF

a. Judul Jurnal :
Manajemen Peserta Didik Pada Taman Pendidikan Anak Usia Dini Do'a Ibu Nanaeke

b. Tahun Terbit : 2018

c. Nama Jurnal : Indonesian Journal of Early Childhood Education

d. Volume/Nomor : Volume 1 Nomor 1

e. Metode Penelitian :

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

f. Isi Jurnal :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Do'a
Ibu telah memenuhi standar dalam manajemen peserta didik yaitu: a) Perencanaan peserta didik
dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah peserta didik serta rasio perbandingan antara guru
dan anak. b) Kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik dicatat kedalam buku absensi. c)
Pencatatan dan pelaporan peserta didik dilaksanakan dalam bentuk buku induk anak serta buku
alumni. d) Pembinaan peserta didik dilakukan melalui beberapa layanan yakni layanan
bimbingan dan konseling serta layanan kesehatan. e) Evaluasi peserta didik dilakukan melalui
beberapa cara yakni observasi, wawancara, dan portofolio. f) Kelulusan dan alumni peserta didik
dibuktikan dengan pemberian ijazah. g) Mutasi peserta didik ditandai dengan pemberian surat

13
pindah Pendidikan diharapkan dapat membantu manusia yang berkualitas yang memiliki
kemampuan untuk menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi guna mendukung pelaksanaan Pembangunan Nasional. Manajemen peserta didik
merupakan upaya untuk memberikan layanan sebaik mungkin kepada peserta didik sejak proses
penerimaan sampai saat peserta didik meningggalkan lembaga pendidikan karena sudah
lulus/tamat mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan tersebut. Manajemen peserta didik
bertujuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran
di PAUD sehingga proses pembelajaran berjalan lancar, tertib, teratur dan dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan pembelajaran dan tujuan PAUD ecara efektif dan efesien.
Manajemen peserta didik juga bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang
baik. Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan dimensi-dimensi
individu, sosial, aspirasi, kebutuhanya, dan dimensi potensi peserta didik lainnya.

g. Kelebihan Jurnal :
Penelitian yang dilakukan pada Tk tersebut sangat baik. dimana Manajemen Peserta
didiknya sudah bagus dan berjalan dengan baik.

h. Kelemahan Jurnal :-

14
JURNAL 2
https://doi.org/10.31538/aulada.v1i1.310

a. Judul Jurnal :
Optimalisasi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Kualitas Lulusan di Raudhatul
Athfal

b. Penulis : Nia Indah Purnamsari

c. Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan dan Perkembangan Anak

d. Volume/Nomor : Volume 1 Nomor 1

e. Isi Jurnal :
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahawa manajemen kesiswaan merupakan
kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah yang meliputi
perencanaan, penerimaan, dan pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik agar
dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta
didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah. Untuk meningkatkan kualitas lulusan,
maka lembaga RA perlu menjalankan struktur manajemen kesiswaan yang koordinatif dan
fleksibel, dimulai dari struktur yayasan. Selanjutnya, seorang kepala sekolah sebagai Pucuk
Pimpinan (Top Manager) dalam sekolah dibantu oleh seorang Wakil Kepala Sekolah yang
memikul beban kerja keseluruhan sebagaimana yang di emban pucuk pimpinannya. Staf
pembantu lainnya seperti sekretaris, bendahara, serta dewan guru. yang menjalankan tugas
sebagai Eksekutif Komite (Excecutive Committe) sehingga berkedudukan sebagai pembantu
yang berwewenang mengambil keputusan di sekolah. Guru yang tidak mendapatkan bidang
seperti yang disebutkan di atas, berkedudukan sebagai Pimpinan Terendah (Lower Manager)
bertugas melaksanakan kegiatan-kegiatan secara operasional berkewajiban memimpin murid-
murid sebagai pihak yang harus digerakkan mencapai tujuan sekolah dan dengan adanya
koordinasi dengan pihak orang tua. Selanjutnya, yang perlu ditekankan adalah bahwa
manajemen kesiswaan pada lembaga RA tidak hanya dilaksanakan dengan pencatatan data

15
peserta didik semata, akan tetapi juga meliputi aspek yang lebih luas, yaitu dapat membantu
upaya pertumbuhan dan perkembangan anak melalui seluruh proses pendidikan di RA. Dengan
mekanisme tersebut, maka manajemen kesiswaan akan berjalan dengan dengan optimal, baik
dari proses mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan mulai dari perekrutan,
mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus, hingga rencana studi siswa pada jenjang
selanjutnya.
Kegiatan manajemen kesiswaan di PAUD meliputi: perencanaan penerimaan siswa baru,
pembinaan siswa, dan kelulusan. Pertama perencanaan penerimaan siswa baru merupakan salah
satu kegiatan yang pertama dilakukan dengan proses pelayanan dan pencatatan siswa dalam
penerimaan siswa baru, biasanya diadakan melalui seleksi masuk calon siswa baru dengan
persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan. Kedua pembinaan siswa adalah pemberian
pelayanan kepada siswa di sekolah baik pada jam pelajaran sekolah ataupun di luar jam pelajaran
sekolah. Ketiga yaitu proses pembelajaran Ketika para siswa telah resmi diterima di lembaga
PAUD, ada beberapa langkah lanjut yang perlu ditempuh: pengelompokan siswa secara
homogen atau heterogen, penentuan program belajar, penenturn strategi pembelajaran,
pembinaan disiplin dan prestasi siswa dalam proses pembelajaran, pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler, dan penentuan kenaikan kelas dan nilai prestasi belajar.

f. Kelebihan Jurnal :
Pemaparan teori dalam jurnal ini sangat lengkap serta dipaparkan dalam bentuk pendapat
para ahli. Serta penulisan jurnal ini teratur dan sesuai dengan kaidah penulisan jurnal.

g. Kekurangan Jurnal :
Isi jurnal sudah bagus namun dalam bagian abstrak, tidak memaparkan abstrak dalam
Bahasa Inggris. Sebaiknya tampilkan 2 bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia agar jurnal ini terlihat lebih menarik.

16
JURNAL 3
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/view/235

a. Judul :
Manajemen Kesiswaan Dalam Pendidikan Islam Berbasis Multiple Intelligences

b. Penulis : Mustajab

c. Nama Jurnal : Jurnal Pedagogik

d. Volume/Nomor : Volume 05 Nomor 1, Januari – Juni 2018

e. Isi Jurnal :
Berdasarkan penelitian pada jurnal ini dimana lembaga pendidikan yang menerapkan
Multiple Intelligences System (MIS) adalah PAUD Plus KB/TK Baitur Rohmah yang terletak di
desa Jatiroto Kabupaten Lumajang. Lembaga pendidikan PAUD Plus KB/TK Baitur Rohmah ini
menerapkan model pembelajaran (Multiple Intelligences System) mulai tahun pelajaran 2012-
2013 dengan menggunakan jasa konsultan Pendidikan dari YIMA Bondowoso (Ahmad Ismail,
2013).
Kegiatan manajemen di PAUD adalah pengelolaan bagaimana caranya agar proses
pembelajaran dilembaga PAUD dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efesien dengan
menerapkan permainan edukatif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Karena itu, proses
kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD dipandang cukup efektif, apabila dilakukan melalui
kegiatan bermain sebagai basis aktifitas pembelajarannya (Suyadi, 2011). Kegiatan manajemen
pembelajaran di lembaga PAUD yang berbasis Multiple Intelligences, dapat dilakukan melalui
teknik, yaitu; brain, strategi mengajar, produk dan benefit.
Manajemen kesiswaan dalam pengelolaan input pendidikan Islam berbasis Multiple
Intelligences System di PAUD Plus Baitur Rohmah meliputi : 1) perencanaan dalam penerimaan
peserta didik baru di lembaga PAUD Plus KB/TK Baitur Rohmah yang berbasis Multiple
Intelligences berdasarkan jumlah gedung kelas dan tenaga pendidik, 2) mengadakan test potensi
peserta didik dengan menggunakan Multiple Intelligences research dengan tujuan untuk

17
mengetahui lebih awal tipikal kecerdasan peserta didik, menyamakan gaya mengajar pendidik
dengan gaya belajar peserta didik. Pada aspek yang lain, manajemen kesiswaan dalam proses
pendidikan Islam berbasis Multiple Intelligences system di PAUD Plus Baitur Rohmah dapat
dilakukan sebagai berikut: a) pengelompokan peserta didik dalam pembagian kelas berdasarkan
MIR, b) Proses pembelajaran berbasis Multiple Intelligences disesuaikan dengan kecerdasan
peserta didik, dengan modalitas yang digunakan dalam proses pembelajaran ada tiga : visual,
audotorial, dan kinestetik, c) kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kerja otak manusia yang
ada tiga :otak primitif (action brain), otak limbic (feeling brain) dan neocortex (thought brain.d)
perangkat kegiatan pembelajaran pendidik (lesson Plan) berbasis Multiple Intelligences dalam
pembuatan lesson plan, dapat dilakukan melalui empat point yaitu; Scene Setting Effectivity
Warmer, Class Participant Management, Interesting Learning Activity dan Student Cooperation
Student, e) peningkatan SDM pendidik dengan training sebagai guru Multiple Intelligences,
melalui manajemen diri sebagai guru Multiple Intelligences dapat dilakukan melalui 60% untuk
mengajar dan 40% untuk belajar, f) pembelajaran ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat
dan minat sesuai potensi kecerdasan peserta didik PAUD Plus KB dan TK Baitur Rohmah
Jatiroto Kabupetan Lumajang.
Sedangkan kegiatan manajemen kesiswaan dalam output pendidikanislam berbasis
Multiple Intelligences system di PAUD Plus Baitur Rohmah meliputi: 1) penilaian Output
berbasis multiple intelligences system yaitu dengan assessment atau penilaian dengan
koperhensif, 2) ranah penilaian autentik itu mencakup tiga ranah yaitu: kognitif, peserta didik
tahu apa dalam proses pembelajaran; psikomotorik: peserta didik tahu apa dan bisa apa dalam
proses pembelajaran; Afektif: peserta didik dari tahu dan bisa, dan dipraktekkan menjadi karakter
untuk berkarya yang bermanfaat pada orang lain. Karena itu, pendidikan anak usia dini ini lebih
menitikberatkan penilaiannya pada afektif, kalau di prosentasikan rana kognitif itu 20%,
psikomotorik dalam pembelajaran itu 30%, dan 50% untuk afektif anak.

f. Kelebihan Jurnal :
Terdapat Hasil Input dan Output yang jelas terhadap Manajemen kesiswaan dalam
pendidikan Islam berbasis Multiple Intelligences System.

g. Kekurangan Jurnal : -

18
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin dkk. 2003. Manajemen Pendidikan. Cetakan ke-I. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Departemen Pendidikan Nasional . 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: direktorat

Pendidikan Dasar dan menengah.

Eka Prihatin. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Fatah Syukur. 2013. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah. Semarang: PT Pustaka

Rizki Putra.

Hasibuan, malayu, S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Ichsan Yafi Hutagalung, Ahmad. 2019. Manajemen Anak Didik Growing PAUD Inklusi

Yogyakarta. Jurnal Islamic Early Childhood Education. Volume 4, December 2019

(327-336).

Mohamad Mostari. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Moh. Saifuddin, et. Al. 2015. Konsep Manajemen Pendidikan Ditinjau Dari Perspektif Al-

Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Idea Press.

Mujamil Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Erlanga.

Mukminin, Amirul. 2011. Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Semarang:

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Munastiwi, Erni. 2019. Manajemen Lembaga PAUD. Yogyakarta: Istana Agency.

Nurhatti Fuad. 2014. Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat Konsep dan Strategi

Implementasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama.

19
Samsul Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya.

Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

20

Anda mungkin juga menyukai