Anda di halaman 1dari 46

i

KATA PENGANTAR

Tugas PP PAUD dan Pendidikan Masyarakat adalah


melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan
program dan model pendidikan, supervisi, fasilitasi penyusunan
dan pelaksanaan program, penerapan model dan
pengembangan sumber daya serta kemitraan di bidang
pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal.
Khusus untuk pengembangan model PP PAUD dan Pendidikan
Masyarakat memfokuskan pengembangan model di berbagai
bidang yang sesuai dengan kebijakan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, perkembangan teknologi dan informasi dan
kebutuhan masyarakat.
Kebijakan pemerintah yang sedang digalakkan adalah
percepatan peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik
PAUD. Banyak pendidik PAUD yang belum mempunyai kualifikasi
dan kompetensi yang dipersyaratkan. Sehingga diperlukan
berbagai macam terobosan kegiatan untuk meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi pendidik PAUD, salah satunya kursus.
Pelaksanaan kursus pendidik PAUD yang telah ada mempunyai
beberapa hambatan dalam pelaksanaan. Untuk menyelesaikan
hambatan tersebut maka PP PAUD dan Pendidikan Masyarakat

ii
Jawa Tengah megembangkan Model Kursus Pendidik PAUD
Online Level IV KKNI (Guru Pendamping).
Model ini perlu dilengkapi dengan perangkat pendukung
agar dapat diterapkan di lapangan. Salah satu pendukung
penerapan model adalah bahan ajar. Bahan ajar pada model ini
memegang peranan yang sangat vital karena merupakan media
utama dalam penyampaian materi kursus.
Sebagaimana sebuah karya, sudah tentu mempunyai
banyak kekurangan, oleh karena itu masukan yang membangun
sangat kami harapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terselesainya bahan ajar ini.
Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat dalam percepatan
peningkatan kompetensi pendidik PAUD.

Kepala PP PAUD dan Dikmas Jateng

Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd


NIP.196306251990021001

iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................ i
Kata Pengantar ....................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................. iv
Bab 1 Pendahuluan.................................................................. 1
A. Tujuan Penulisan ...................................................... 1
B. Manfaat .................................................................... 1
C. Strategi Penggunaan ................................................ 1
D. Hasil Yang Diharapkan ............................................. 2
E. Skema Materi ………………………………………………………. 3
Bab 2 Kegiatan Belajar I Alat Permainan Edukatif ................... 4
A. Kompetensi Dasar dan Indikator............................. 4
B. Uraian Materi ........................................................... 4
C. Rangkuman .............................................................. 19
Bab 3 Kegiatan Belajar II Alat Permainan Edukatif Kreatif ...... 20
A. Kompetensi Dasar dan Indikator ............................. 21
B. Uraian Materi ........................................................... 21
C. Rangkuman .............................................................. 31
Bab 4 Kegiatan Belajar III Pembuatan Alat Permainan Edukatif
Kreatif .............................................................................. 33
A. Kompetensi Dasar dan Indikator ............................. 33
B. Uraian Materi ........................................................... 33
C. Rangkuman .............................................................. 41
Daftar Pustaka ......................................................................... 42

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. TUJUAN PENULISAN
Materi dan bahan ajar ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan bagi pendidik PAUD terkait dengan Alat
Permainan Edukatif bagi anak didik, sehingga pendidik
PAUD dapat mengaplikasikan dalam proses pengajaran dan
pendampingan bagi peserta didik di kelas.

B. MANFAAT
Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu penyampaian
materi Alat Permaianan Edukatif pada Kursus Pendidik
PAUD Online Level IV KKNI (Guru Pendamping) sehingga
materi dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik
kursus.

C. STRATEGI PENGGUNAAN
1. Bacalah petunjuk ini dengan seksama sebelum memulai
membaca bahan ajar ini.
2. Bacalah kompetensi dasar dan indikator pada bagian
awal setiap kegiatan belajar.
3. Bacalah uraian materi dengan seksama sambil
menghubungkannya dengan pengalaman Anda.

1
4. Apabila ada materi yang kurang dipahami silahkan
melakukan konsultasi dengan instruktur pengampu
materi ini.
5. Kerjakan soal-soal penilaian dengan menyeluruh.
6. Apabila Anda tidak lulus passing grade pada penilaian
materi ini, silahkan pelajari kembali materi ini kemudian
kerjakan soal-soal penilaian sampai Anda lulus passing
grade dan dapat membuka materi selanjutnya.

D. HASIL YANG DIHARAPKAN


Peserta didik kursus diharapkan mampu menjabarkan
materi alat permaianan edukatif, sehingga mampu
menyiapkan media pembelajaran yang sesuai anak didik
serta dapat melakukan tugasnya sebagai guru pendamping.

2
E. SKEMA MATERI

PENGEMBANGAN APE

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3


Alat Permainan Alat Permainan Pembuatan Alat
Edukatid Edukatif Kreatif Permainan Edukatif
Kreatif

3
BAB 2 KEGIATAN BELAJAR I
ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


1. Kompetensi Dasar
Menjabarkan tentang pengertian alat permaianan
edukatif, fungsi dan manfaatnya serta prinsip pengunaan
APE.
2. Indikator
a. Mampu menjabarkan pengertian Alat Permaianan
Edukatif.
b. Mampu menjabarkan fungsi dan manfaat Alat
Permainan Edukatif.
c. Mampu menjabarkan prinsip pengunaan Alat
Permainan Edukatif.

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE)
Kondisi pendidikan anak usia dini saat ini, alat
permainan sangatlah familiar terdengar di telinga kita.
Alat ini menjadi kebutuhan penting bagi
terselenggaranya sebuah pembelajaran yang bermakna
di sebuah kelas. Pertanyaannya sekarang adalah apa

4
yang di maksud dengan alat permainan itu?. Alat
permainan adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya.
Penyelenggaran pendidikan anak usia dini menerangkan
bahwa alat permainan yang dibutuhkan harus memenuhi
unsur pendidikan atau edukatif, Sehingga kita kenal
dengan istilah Alat Permainan Edukatif (APE).
Banyak ahli yang mencoba memberikan
pengertian secara khusus tentang APE ini. Alat permaian
edukatif
adalah alat
permainan
yang sengaja
dirancang
secara
khusus untuk
kepentingan
pendidikan (Tedjasaputra, 2001). Alat permainan
edukatif adalah alat yang sengaja dirancang secara
khusus untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan
anak sebagai alat bantu belajar yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan
dengan tingkat perkembangannya. (Suryadi, 2007)
Adapun Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (2003)

5
mendefinisikan alat permainan edukatif sebagai segala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau
peralatan untuk bermain yang mengandung nilai
edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan
seluruh kemampuan anak.
Apabila diperhatikan dan dipahami secara
seksama ketiga definisi APE tersebut di atas tidak jauh
berbeda. Ketiganya mengarisbawahi adanya perbedaan
antara alat permainan biasa dan alat permainan
edukatif. Dalam alat permaian edukatif jelas terdapatnya
unsur perencanaan
pembuatan secara
mendalam dengan
pertimbangan
karakteristik anak
dan
mengkaitkannya
dengan Rompi Montessori
Doc. PAUD Taman Belia Candi
pengembangan
berbagai aspek perkembangan anak. Sedangkan alat
permainan biasa dibuat dengan tujuan yang berbeda,
mungkin saja hanya memenuhi kepentingan bisnis
semata tanpa diadanya kajian yang mendalam tentang

6
aspek-aspek perkembangan anak yang ada dalam alat
permainan tersebut.
Menurut Zaman (2007) alat permainan dapat
dikategorikan sebagai APE untuk anak usia dini jika
memenuhi beberapa ciri sebagai berikut.
a. Ditunjukkan untuk anak usia dini
b. Berfungsi mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak usia dini
c. Dapat digunakan dalam berbagai cara, bentuk dan
untuk berbagai macam tujuan aspek perkembangan
serta bermanfaat multiguna
d. Aman bagi anak
e. Dirancang untuk mendorong aktivifas dan kreativitas
anak
f. Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang di hasilkan
Adapun secara prinsipnya pengembangan APE
harus meliputi berbagai hal sebagai berikut.
a. Mengaktifkan alat indera secara kombinasi sehingga
dapat meningkatkan daya serap dan daya ingat anak
didik. Dalam bermainnya hendaknya seluruh indera
anak dapat diaktifkan, tidak hanya indera peraba dan
penglihatan yang bekerja tetapi dapat
dimaksimalkan untuk indera yang lain. Semakin
banyak kombinasi indera yang diaktifkan dalam alat

7
permainan tersebut semakin baik kualitas APE
tersebut.
b. Mengandung kesesuaian dengan kebutuhan aspek
perkembangan, kemampuan dan usia anak didik
sehingga tercapai indikator kemampuan yang harus
dimiliki anak. APE yang mempertimbangan
kebutuhan berbagai aspek perkembangan akan
memiliki nilai yang lebih daripada alat permainan
yang hanya mengembangkan satu aspek
perkembangan. APE tidak hanya mengembangkan
aspek kognitif saja, tetapi sedapat mungkin juga
dapat mengembangkan aspek fisik motorik, sosial
emosi, bahasa, seni dan nilai agama dan moral.
c. Memiliki kemudahan dalam pengunaan bagi anak
sehingga lebih mudah terjadi interaksi dan memuat
tingkat pemahaman dan daya ingat anak. APE yang
dirancang secara baik akan memeperhatikan seluruh
aspek perkembangan anak, sehingga anak mudah
untuk memainkan serta mampu mengajak teman
yang lain untuk ikut memainkan bersamanya. Hal
tersebut mengembangkan aspek sosial emosional
dengan baik.
d. Membangkitkan minat anak sehingga mendorong
minat untuk memainkannya. Dengan perencanaan

8
yang baik, menarik minat anak untuk memainkan
APE tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
mempertimbangan ukuran, bentuk dan warna yang
sesuai bagi APE .
e. Memiliki nilai guna sehingga besar manfatnya bagi
anak. APE yang baik adalah mampu untuk
memberikan manfaat dalam perkembangan anak.
APE adalah jalan untuk memasukan materi dan
konsep-konsep yang kita sampaikan dalam sebuah
pembelajaran. Oleh karena itu APE adalah alat untuk
memperkuat pemahaman anak terhadap materi
yang pendidik ingin sampaikan dalam kelas anak usia
dini.
f. Bersifat efisien dan efektif sehingga mudah dan
murah dalam pengadaan dan pengunaannnya. APE
dapat digunakan untuk berbagai kesempatan dan
dapat digunakan dalam berbagai cara, sehingga
efektif pengunaannya. Pembuatan APE juga bisa di
lakukan dengan pemanfaatan barang limbah dan
bahan alam yang ada di sekitar kita.

9
Ada dua katagori Alat permainan edukatif, yaitu.
a. Alat permainan edukatif di luar ruangan (out door),
yakni APE yang dapat dimainkan anak untuk
bermain bebas sehingga memerlukan tempat yang
luas dan lapang. Contohnya seperti : terowongan,

ayunan, jungkat jungkit, papan luncur, balok titian,


panjatan, dan lain-lainya.
b. Alat permainan edukatif di dalam ruangan (indoor),
yaitu APE jenis manipulatif, yakni APE yang dapat
dimainkan anak dengan diletakan di atas meja, dapat
dibongkar pasang, dijinjing dan lain sebagainya.
Contohnya seperti balok, puzzle, boneka rugby dan
lain-lain.

10
2. Fungsi dan Manfaat APE
Alat Permainan Edukatif yang dikembangkan
haruslah memiliki fungsi dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran anak usia dini, sehingga pembelajaran
yang berlangsung dapat bermakna dan menyenangkan
bagi anak. Fungsi-fungsi tersebut menurut Zaman (2007)
adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang
menyenangkan bagi anak dalam proses pemberian
rangsangan indikator kemampuan anak. Kegiatan
bermain itu ada yang mengunakan alat maupun
tidak menggunakan alat. Khusus yang mengunakan
alat, dalam pengunaanya anak haruslah sangat
menikmati kegiatan bermain tersebut. Anak akan
mendapatkan banyak hal melalu kegiatan bermain
dengan APE .
b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan citra diri yang
positif pada anak. Dalam suasana bermain yang

11
menyenangkan, anak akan mencoba melakukan
berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara
menggali dan menemukan sesuai dengan yang
mereka ingin ketahui. Kondisi ini sangat mendukung
anak untuk mengembangkan rasa percaya diri
mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan
edukatif memiliki fungsi yang sangat strategis
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
anakdalam melakukan kegiatannya, sehingga
terbangun rasa percaya diri dan citra diri anak.
Sebagai gambaran pada sebuah kegiatan dengan
mengunakan alat permainan edukatif yang memiliki
tingkat kesulitan tertentu dan anak mampu pasti
akan menimbulkan kepuasan dalam diri anak.
Contoh pada saat anak main balok dan mampu
menghasilkan sebuah bangunan yang cukup kuat dan
konstruksi yang baik maka anak akan merasa puas
dan merasa bahwa bermain balok itu mudah
menyenangkan. Pada kesempatan lain anak akan
terus bermain dengan mencoba konstruksi yang lain,
dari hal tersebut rasa percaya diri anak semain kuat
dan menimbulkan citra diri yang baik pula.
c. Memberikan stimulus/ rangsangan dalam
pembentukan perilaku dan pengembangan

12
kemampuan dasar. Pembentukan perilaku melalui
pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar
merupakan fokus pengembangan pada anak usia
dini. Alat permainan edukatif dirancang dan
dikembangkan untuk memfasilitasi kedua aspek
pengembangan tersebut. Sebagai contoh
pengembangan alat permainan dalam bentuk
boneka tangan akan dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa anak, karena ada dialog dari
tokoh-tokoh yang diperankan boneka tersebut. Anak
memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal yang
disampaikan melalui tokoh-tokoh boneka tersebut,
pada saat yang sama anak akan belajar tentang
karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh para tokoh
yang disimbolkan oleh boneka tersebut.
d. Memberikan kesempatan anak untuk bersosialisasi
dan berkomunikasi dengan teman sebaya. Alat
permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-
anak untuk mengembangkan hubungan yang
harmonis dan komunikasi dengan lingkungan sekitar.
Ada alat-alat permainan yang dapat dilakukan
dengan bersama-sama antara satu anak dan anak
lainnya. Misalnya, saat anak bermain botol yang diisi
biji-bijian sebagai marakas, setiap anak akan

13
mendapatkan sebuah botol dengan suara yang
berbeda. Untuk mendapatkan suara yang merdu dari
suara botol yang berbeda tersebut perlu kerjasama,
komunikasi dan harmonisasi antar anak sehingga
menghasilkan sesuatu yang baik.
Adapun manfaat alat peraga edukatif menurut
Santoso (2006) adalah sebagai berikut.
a. Membantu seluruh aspek perkembangan anak (nilai
agama dan moral, fisik motorik, kognitif , sosial
emosional , bahasa dan seni)
b. Mendorong aktifitas bermain yang berkualitas serta
munculnya bakat yang dimiliki anak.
c. Melatih kemampuan motorik. Stimulasi untuk
motorik halus diperoleh saat anak menjumput
mainannya, meraba dan memegang dengan kelima
jarinya, dan sebagainya. Sedangkan rangsang
motorik kasar didapat saat anak mengerak-gerakkan
mainan, melempar dan mengangkatnya.
d. Melatih konsentrasi. Alat permainan edukatif
dirancang dan disengajakan untuk menggali
kemampuan anak termasuk kemampuannya untuk
konsentrasi dan fokus.
e. Mengenalkan konsep sebab akibat. Anak dapat
mengenal dan paham dikit demi sedikit tentang

14
konsep sebab akibat. Sebagai contoh, dengan
memasukkan wadah kecil kedalam wadah yang besar
anak akan memahami bahwa benda yang lebih kecil
dapat dimasukkan ke dalam benda yang lebih besar
tetapi benda yang besar tidak dapat masuk pada
benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman
konsep sebab akibat yang mendasar.
f. Melatih bahasa dan wawasan. Alat permainan
edukatif sangat baik bila dibarengi dengan
penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat
tambahan buat anak, yakni meningkatkan
kemampuan berbahsa serta keluasan wawasan.
g. Mengenalkan warna dan bentuk. Dari alat
permainan edukatif anak dapat mengenal berbagai
ragam bentuk dan warna. Ada bentuk kotak,
segitiga, balok, tabung dan lain-lain dalam berbagai
warna merah, biru,kuning , hijau dan oranye.
Dari beberapa manfaat di atas, dapat dipahami
betapa banyak hal yang dapat dikembangkan ketika kita
memberikan alat permainan edukatif keapada anak
dalam penyelengaraan pendidikan anak usia dini.

15
3. Prinsip- Prinsip Pengunaan Alat Permainan Edukatif
Pengunaan Alat permaianan edukatif harus sesuai
dengan karakteristik usia anak dan konsep pengetahuan.
(Santoso, 2006). Karakteristik usia anak dapat kita bagi
sebagai berikut.
a. Usia 0-6 bulan
Pada masa ini anak secara umum akan mengeksplorasi
lingkungan melalui suara, pengamtan dan sentuhan.
b. Usia 7-12 bulan
Anak pada umumnya dapat mengingat konsep
sederhana sehingga suka pada kegiatan menyimpan
dan mengeluarkan benda, mencari benda minirukan
suara dan mencari gambar.
c.Usia 12-18 bulan
Pada masa ini anak mulai menyukai tantangan untuk
melakukan manipulasi serta bereksperimen dan juga
menikmati dongeng.

16
d. Usia 18-24 bulan
Anak suka menghabiskan waktu dengat alat bermain
yang ndapat dikelola bebas oleh dirnya sendiri.
e. Usia 2 – 3,5 tahun
Anak suka bermain konstruktif, mereka menguji
kemampuan untuk bermain lego bongkar pasang,
playdough dan sosio drama.
f. Usia 3,5-5 tahun
Di usia ini anak mengembangkan peer group,
bersosialisasi, bermain fisik dan mengembangkan rasa
ingin tahu.
g. Usia 5-7 tahun
Rasa ingin tahu anak bertambah besar dengan focus
interest pada kegiatan sosial, sains dan akademik.

17
Lebih lanjut Santosa (2006) juga menjelaskan
bahwa prinsip pengunaan alat permainan edukatif juga
harus sesuai dengan konsep pengetahuan sebagai berikut.
a. Bahasa, meliputi mendengar, berbicara, membaca,
menulis, pemahamman, pengertian buku dan teks dan
keaksaraan sebagai sumber yang menyenangkan.
b. Matematika, meliputi mencocokkan, membandingkan,
pengukuran geometri dan ruang pola dan hubungan,
urutan baku, penjumlahan dan pengurangan, konsep
bilangan klasifikasi, pengumpulan, pengorganisasian
dan penyajiaan data.
c. Sains meliputi pengetahuan fisik, pengetahuan
kehidupan alam dan lingkungan.
d. Ilmu sosial, anak belajar tentang tempat dan geografi,
orang dan bagaimana mereka hidup, orang dan
lingkungan, orang dan masa lalu serta bagaimana
mereka berinteraksi dengan orang lain.
e. Seni, Pengetahuan mengenai seni merupakan
perpaduan antara pekerjaan merancang, kreatifitas
dan eksplorasi.
f. Berdasarkan kedua prinsip di atas maka kita perlu
belajar untuk memberikan APE atau alat permainan
edukatif yang tepat kepada.

18
C. RANGKUMAN
Alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk
bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan
dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.
APE harus direncanakan dan disiapkan dengan baik,
sehingga mampu mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak. Pendidik harus memperhatikan fungsi –
fungsi dan prinsip pengunaan APE sehingga mampu
mengunakan APE sesuai dengan kebutuhan setiap anak usia
dini dalam bermain.

19
BAB 3 KEGIATAN BELAJAR II
ALAT PERMAIANAN EDUKATIF (APE) KREATIF

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


1. Kompetensi Dasar
Menjabarkan tentang pengertian APE kreatif serta
mampu membuat dan mengunakan APE kreatif dalam
pembelajaran anak usia dini.
2. Indikator
a. Mampu menjabarkan pengertian dari APE kreatiF.
b. Mampu merancang APE kreatif untuk
pembelajaran.
c. Mampu mengunakan dan memanfaatan APE kreatif

B. URAIAN MATERI
Berbicara tentang APE kreatif, kita harus mengingat
terlebih dahulu tentang APE. APE adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk
bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan
dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. Serta
memahami pengertian bermain kreatif yang adalah saat
seorang anak secara langsung melibatkan dirinya dalam
sebuah proyek atau permainan yang mengharuskan mereka
untuk berpikir dalam cara yang tidak mempertimbangkan

20
norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam
permainan itu dan berkata “Lihat—Aku membuatnya.” Oleh
karena itu APE kreatif adalah alat permainan edukatif yang
dapat memberikan fasilitas pada anak usia dini untuk dapat
langsung melibatkan dirinya dalam sebuah proyek
permainan. Dengan kata lain APE kreatif adalah alat
permaian edukatif yang mampu membuat anak aktif terlibat
dalam sebuah permainan.
Menyiapkan APE kreatif dalam sebuah pembelajaran
anak usia dini pendidik harus mengingat kembali
karakteristik dan cara belajar sesuai dengan tahapan
perkembangannya. Pada anak usia diri cara bermain dan
belajarnya dapat di katagorikan menjadi tiga bagian besar,
yakni.
1. Usia 0 - 6 bulan : Belajar dengan melihat (learning by
watching)
Bayi akan belajar melihat apa yang dilakukan ibu dan
orang dewasa disekitarnya. Ia akan tersenyum dan paham
bila ada orang yang mengerakkan mainan yang bersuara
di depannya. Ia mampu memberikan respon bila ada
orang yang mengajaknya bermain.
2. Usia 7 - 12 bulan : Belajar dengan menyentuh (learning
by touching)

21
Bayi akan menyentuh dan mengeksplor apa saja yang ada
didekatnya dan dijadikan alat bermain. Bila kita amati bayi
usia 7 -12 bulan akan mencoba meraih apa saja yang di
dekatnya untuk di sentuh.
3. Usia 2 – 6 tahun : Belajar dengan memainkannya (learning
by doing)
Anak usia ini sudah mulai memainkan apa saja yang
disediakan untuknya. Anak melakukan dan mendapatkan
pengalaman bermain dari alat permainan yang ada.
Sedangkan tahap bermain anak terbagi menjadi 3 tahap,
yaitu.
1. Tahap exploratory , usia 1-2 tahun, tahap dimana anak
mendapatkan sesuatu dan mengeksplorasi alat dan bahan
permainan yang didapat.
2. Tahap competency, usia 3-6 tahun, Tahap dimana anak
bermain untuk mendapatkan kemampuan dan
ketangkasannya.

22
3. Tahap achievement play, usia 7-10, tahap pencapaian
hasil, tahap dimana anak bermain untuk mendapatkan
prestasi .

Mengingat kembali tahapan cara bermain dan belajar


anak di atas maka pendidik perlu memperhatikan hal-hal
yang berhubungan dengan cara bermain setiap usia. Kita
perlu memahami tujuan permainan untuk anak serta alat
permainan yang cocok, sehingga kita mampu menyediakan
dan menyiapkan APE yang sesuai. Ada dua kesalahan umum
yang dilakukan pendidik dalam menyiapkan APE kreatif, yaitu
Pertama, biasanya APE disiapkan terlalu lengkap sehingga
anak tidak memiliki kesempatan untuk berkreasi atau
beimajinasi sesuai keinginannya. Kedua, Permainan tidak

23
sesuai dengan usia anak, terlalu muda atau terlalu tua
sehingga anak merasa terlalu mudah atau terlalu sulit dalam
mengerjakan permainan tersebut.
Ada beberapa syarat pembuatan APE kreatif yang perlu
diperhatikan yaitu.
1. Bersifat mendidik, dalam menciptakan APE kreatif
pendidik harus memikirkan sisi edukatif dari permainan
tersebut, apakah permaianan tersebut mengembangkan
kerjasama ataukan menjadikan anak untuk egois dan
menang sendiri.
2. Aman/tidak berbahaya bagi anak, dari pemilihan bahan
dan pewarna serta bentuk perlu dipertimbangan
sehingga alat permainan edukatif yang kreatif ini tidak
mencelakai anak.
3. Warna dan bentuk yang menarik, warna yang dipakai
adalah warna yang jelas dan terang, sedangkan bentuk
yang dipakai haruslah jelas dan tepat.
4. Sesuai dengan minat & taraf perkembangan anak,
pendidik harus mengikuti minat dan hal yang sedang di
sukai anak dan menyajikan hal tersebut sesuai tahap
perkembangannya.
5. Sederhana, murah, & mudah didapat, pemanfaatan
bahan bekas dan bahan limbah dapat menjadi pilihan.

24
Sehingga pendidik mampu membuat APE dari hal-hal
sederhana seperti; botol plastik, kardus bekas, plastik dll.
6. Awet, tidak mudah rusak, & mudah pemeliharaannya,
dalam menciptakan APE supaya tidak mudah rusak
hendaknya dipilih bahan yang baik dan dipikirkan untuk
membuat bahan tersebut menjadi tidak mudah rusak,
misalnya di beri lapisan selotif lakban bening ataupun di
simpan di box penyimpannyan dengan label yang baik.

7. Ukuran, bentuk & bobotnya sesuai dengan usia anak,


perlu di sesuaikan pengunaan bahan dan lat penunjuang
untuk APE tersebut, sehingga anak nyaman dalam
bermain karena sesuai dengan kemampuan fisiknya.
Misalnya, anak usia 1-2 akan diberikan APE yang terbuat
dari busa atau barang yang ringan. Anak usia 4-6 dapat
mengunakan bahan kayu yang relatif lebih berat.

25
8. Berfungsi mengembangkan kemampuan anak (nilai
agama moral, fisik, bahasa, sosial emosional, kognitif dan
seni) APE yang dibuat diharapkan mampu
mengembangkan semua aspek perkembangan.
9. Mengandung tiga jenis main, yaitu main sensori, main
peran dan main pembangunan
Pendidik perlu tahu tujuan bermain dan alat permainan
edukatif yang sesuai sehingga mampu merencanakan dan
merancang APE edukatif dengan baik. Berbagai tingkatan
usia akan memunculkan berbagai tujuan bermain dan alat
permainan edukatif yang dibutuhkan.
Usia Tujuan bermain Alat permainan
0-1 • Melatih refleks (utk usia 1 • Tubuhnya sendiri
bln), misal: mengisap, (melalui pijatan, senam
menggenggam ringan)
• Melatih koordinasi mata • Mainan sederhana
& tangan dengan warna2 primer
• Melatih koordinasi mata yang bisa dilihat,
& telinga dipegang, dipukul-pukul,
• Melatih mencari objek bergerak
yang ada tapi tidak • Balok-balok berukuran
kelihatan sedang dengan warna
• Melatih mengenal suara yang menarik
• Melatih kepekaan • Benda yang empuk, anti
perabaan pecah, bersih dan aman
• Melatih ketrampilan • Benda yang kokoh yang
dengan gerakan berulang- bisa dipergunakan untuk
ulang merambat dan belajar
berjalan.

26
1-2 • Mencari/mengikuti sumber • Mainan yang bisa
bunyi/suara didorong dan ditarik
• Memperkenalkan sumber untuk melatih
suara keseimbangan
• Melatih anak melakukan • Mainan yang bisa
gerakan mendorong & diduduki dan dikendarai
menarik seperti mobil2an atau
• Melatih imajinasi sepeda roda empat yang
• Melatih anak melakukan kecil
kegiatan sehari-hari • Kursi, tangga, lorong-
lorongan, ayunan bayi
• Mainan yang bisa dibawa
sambil berjalan
• Balok-balok, bola, manik-
manik
• Air, pasir, kacang-
kacangan
• Peralatan rumah tangga
sehari-hari
• Cat, spidol, krayon, buku
bergambar

2-3 • Mainan yang bisa didorong • Sepeda roda tiga


dan ditarik untuk melatih • Bahan dan alat tulis
keseimbangan menulis
• Mainan yang bisa diduduki • Puzzle, manik-manik,
dan dikendarai seperti balok-balok
mobil2an atau sepeda roda • Mainan rumah-rumahan,
empat yang kecil boneka, alat transportasi
• Kursi, tangga, lorong- untuk bermain peran
lorongan, ayunan bayi
• Mainan yang bisa dibawa
sambil berjalan
• Balok-balok, bola, manik-
manik

27
• Air, pasir, kacang-kacangan
• Peralatan rumah tangga
sehari-hari
• Cat, spidol, krayon, buku
bergambar

3-4 • Melompat-lompat, menaiki • Bermain dengan teman


tangga 1 m tanpa jatuh sebaya, seperti mobil-
• Mewarnai gambar, mobilan, rumah-
menggambar orang & rumahan, masak-
binatang masakan, dll
• Menentukan keinginan • Membaca doa sesuai
alat-alat permainan dengan situasi
• Membereskan sendiri alat- • Mengkritik kesibukan
alat permainan orangtua, kesehatan, &
• Menunjukkan & makanan
membedakan gambar • Mendengarkan teman,
binatang, bunga, orangtua, & orang lain
kendaraan, & benda-benda bicara
di sekitar • Mampu berkonsentrasi
• Bermain dengan teman dalam beberapa waktu
sebaya, seperti mobil-
mobilan, rumah-rumahan,
masak-masakan, dll
• Membaca doa sesuai
dengan situasi
• Mengkritik kesibukan
orangtua, kesehatan, &
makanan
• Mendengarkan teman,
orangtua, & orang lain
bicara
• Mampu berkonsentrasi
dalam beberapa waktu
4-5 • Naik-turun tangga dgn kaki • Aneka games kelompok

28
berganti-ganti, melompat kecil
tanpa jatuh, berjalan • Balok-balok konstruksi
mundur • Bahan-bahan untuk
• Menggunting dgn menggunting, merekat,
mengikuti garis putus- melipat
putus; menggambar segi 4, • Alat bermain peran
segi 3, kubus, bulatan mikro dan peran makro
• Dapat memahami cerita • Benda-benda untuk
panjang & dapat mengenal angka dan
menceritakan kembali huruf
meski tidak terstruktur • Alat permainan diluar
seperti papan jungkat
jungkit, perosotan

5-6 • Dapat menggabungkan • Alat permainan peran
perintah lisan dalam makro dan mikro
kegiatan bermain • Alat-alat untuk belajar
• Dapat mengerti urutan angka dan huruf
kejadian/peristiwa • Alat permainan di luar
• Berbicara tentang ruang; papan titian,
hubungan sebab-akibat papan jungkat jungkit,
dgn menggunakan kata ayunan dll
penghubung • Alat-alat keterampilan
• Lebih kritis dgn lingkungan untuk menggunting,
sekitar (menanyakan apa, menempel, melipat.
mengapa, kapan, • Balok-balok
bagaimana, siapa) berkonstruksi
• Bermain dengan kata-kata • Peralatan sehari-hari
• Menghitung 1-10 & (kursi, meja, sapu,
penjumlahan s/d 10 tanpa kemoceng dll)
salah
• Memakai & mengikat
sendiri tali sepatunya
• Bermain, berinteraksi dgn
anak lain & menaruh

29
perhatian thd lawan
jenisnya
• Berbicara ttg hubungan
sebab-akibat dgn
menggunakan kata
penghubung
• Lebih kritis dgn lingkungan
sekitar (menanyakan apa,
mengapa, kapan,
bagaimana, siapa)
• Bermain dengan kata-kata
• Menghitung 1-10 &
penjumlahan s/d 10 tanpa
salah
• Memakai & mengikat
sendiri tali sepatunya
• Bermain, berinteraksi dgn
anak lain & menaruh
perhatian terhadap lawan
jenisnya

Setelah kita memperhatikan tujuan bermain dan cara


bermain, kita dapat merancang dan membuat APE kreatif
sesuai kebutuhan. Pendidik dapat memanfaatkan APE kreatif
untuk menyampaikan materi-materi dalam pembelajaran.
Penyampaian materi dalam pendidikan anak usia dini yang
paling cocok adalah dengan cara bermain. Mengingat dasar
yang paling penting bagi perkembangan anak yang sehat
adalah bermain secara menyenangkan dan bagaimana
timbal balik antara orang dewasa dan anak (Caldwell, 1985).

30
Disadari atau tidak kegiatan bermain dalam kehidupan
dapat berlangsung terus dari masa kanak-kanak sampai masa
dewasa.
Salah satu manfaat APE kreatif adalah dijadikan
densitas main atau ragam main dalam sebuah pembelajaran
di sentra. Pendidik menyediakan sejumlah ragam main
dalam sebuah pembelajaran. Menurut kurikulum tahun 2013
PAUD dalam satu hari minimal pendidik harus menyesiakan
empat(4) variasi kegiatan. Sedangkan untuk pembelajaran
model sentra kita dapat hitung dengan mengunkan beberapa
rumus. Seperti ; jumlah anak dikalikan 3 dibagi 3 ada juga
yang mengatakan setengah jumlah anak + 1. Tetapi yang
penting bukan berapa rumusnya, tetapi bagaimana guru
menyiapkan ragam main dalam jumlah yang cukup untuk
anak didiknya.

C. RANGKUMAN
APE kreatif adalah alat permainan edukatif yang
dapat memberikan fasilitas pada anak usia dini untuk dapat
langsung melibatkan dirinya dalam sebuah proyek
permainan. APE kreatif dapat dibuat oleh pendidik dengan
merancang alat permainan tersebut dengan memperhatikan
beberapa karakteristik dan tahapan bermain anak. Pendidik
memanfaatkan APE kreatif yang telah dirancangnya guna

31
menyelengarakan sebuah pembelajaran anak usia dini yang
baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

32
BAB 4 KEGIATAN BELAJAR III
PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) KREATIF

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


1. Kompetensi Dasar
Menjabarkan bagaimana cara membuat Alat
Permainan Edukatif yang baik untuk proses
pembelajaran.
2. Indikator
a. Menjabarkan tentang alat dan bahan yang dapat di
gunakan untuk membuat APE kreatif.
b. Menjabarkan fokus aspek yang dikembangkan dan
konsep pengetahuan APE kreatif.
c. Menjabarkan membuat APE kreatif untuk
pembelajaran.

B. URAIAN MATERI
Sejak marak dan berkembangnya pendidikan anak usia
dini sampai sekarang ini kendala yang dihadapi oleh pendidik
adalahpengadaan APE kreatif didalam pembelajaran, baik
sebagai ragam main maupun sebagai alat peraga.
Keterbatasan ini biasanya disertai alasan bahwa pendidik
bukanlah orang yang kreatif sehingga tidak mampu
membuat APE serta alasan klise kedua yang dijadikan alasan

33
adalah adanya keterbatasan dana dan waktu untuk
membuat APE yang kreatif. Para pendidik merasa bahwa
dana operasional tidak mencukupi untuk di belikan bahan
dan alat untuk membuat APE, sehingga mengambat mereka
untuk membuat APE.
Alasan tersebut di atas sebenarnya hanyalah alasan
yang tidak memiliki dasar, karena sebenarnya untuk
membuat APE yang sesuai dengan prinsip dan syarat
pembuatan APE adalah tergantung dari kemauan pendidik
yang paling utama, disusul oleh kemampuan
mengembangkan ide dan imajinasi untuk berkreasi. Ada
banyak cara untuk mengatasi hal – hal tersebut diatas. Salah
satunya adalah bengan memgunakan beberapa barang bekas
atau barang limbah.
Barang limbah seperti koran bekas, botol plastik,
kardus susu, tutup botol dan lain sebagainya dapat
digunakan untuk membuat APE kreatif. Selain barang -
barang limbah bahan alam seperti batu, daun kering, kerang
dan ranting juga dapat menjadi bahan untuk APE. Bahan-
bahan sederhana seperti karton, sedotan, stik es krim,
kertas tissu dan aneka macam kertas yang lain juga dapat
digunakan.

34
Setelah kita menemukan bahan yang ternyata dapat
diambil dari sekitar kita maka kita memerlukan alat-alat
standar yang dapat dipergunakan untuk membuat APE
kreatif. Adapun alat lat tersebut adalah berbagai macam lem
dari lem kayu sampai lem tembak yang mengunakan bahan
sejenis lilin, gunting, cutter, kawat spidol, kuas cat warna,
lakban atau selotif besar dll. Untuk pewarnaan APE kitapun
tidak harus membeli cat poster yang cukup mahal.
Pendidik dapat memanfaatkan cat pewarna makanan
yang dicampur dengan sabun cuci cair. Hasil cat poster
buatan inipun cukup baik. Kita juga dapat menciptakan cat
dari lem kayu dicampur dengan pewarna makanan. Pendidik
akan mampu menciptakan APE yang kreatif dan sesuai
dengan kebutuhan anak usia dini bila pendidik mau mencoba
dan dan berpikir lebih terbuka untuk melakukan hal-hal baru.

35
Sebagai contoh, bahan-bahan yang telah disebutkan diatas
dapat dimanfatkan sebagai berikut.
1. Kardus-kardus bekas (untuk membuat masjid, balok,
kartu- kartu huruf, kartu angka dan maket beberapa
bangunan dll).
2. Poster atau kalender bekas (untuk membuat puzzle,
kartu angka, dll).
3. Botol plastik / kaleng bekas air minum (untuk alat musik
tradisional, bermain bowling angka, marakas, main buka
tutup botol).
4. Botol dari beling (untuk kegiatan bermain music, untuk
kegiatan mengisi dan menuang).
5. Telpon bekas, pakaian profesi bekas, alat dapur bekas
(untuk bermain peran).
6. Batu-batuan, tutup botol (untuk eksperimen kegiatan
berhitung, untuk kegiatan sains).
7. Kulit kerang (bermain matematika, bahan pendukung
untuk main balok sebagai aksesaoris, bermain angka dan
huruf).
8. Pasir ( menulis dipasir, main isi tuang dll).
Setelah menemukan bahan dan alat untuk membuat
APE kreatif, langkah berikutnya adalah merencanakan dan
merancang APE yang akan kita buat. Kita perlu menetapakan
materi apa yang akan kita sampaikan melalu APE kreatif

36
tersebut. Materi biasanya akan di tentukan oleh tema yang
ditetapkan saat itu. Pembelajaran pada pendidikan anak usia
dini bersifat tematik, oleh karena itu pemaham tentang tema
dan materi yang akan disampaikan sangatlah penting. APE
berguana untuk memperkuat pemahaman anak didik
terhadap materi maupun tema yang sedang dibahas. Selain
itu konsep pengetahuan dan aspek perkembangan apa yang
akan di sajikan oleh APE tersebut.
Pendidik harus merencanakan dengan matang
sebelum membuat APE, sehingga APE tersebut benar-benar
bermakna. Pemahaman tentang hal ini mungkin akan
semakin jelas melalui contoh sebagai berikut; untuk
memperdalam pemahaman tentang konsep angka dan
jumlah 1-10 kita akan membuat sebuah APE. Misal kita
memiliki kardus susu dan serta spidol saja akan dapat
membuat sebuah APE kreatif. Kita akan membuat puzzle 2
potongan besar yang akan dapat dimainkan anak. (foto telur
pecah). Kita hanya butuh melakukan tindakan sederhana
terhadap kardus susu bekas tersebut. Langkah-langkah
sederhananya adlah sebagai berikut.
1. Buatlah sebuah pola membentuk lingkaran kira-kira
berdiameter 15.
2. Gunting pola tersebut sampai berjumlah 10 lembar.

37
3. Gambar buatlah pembagian ruang diatas pola tersebut
menjadi 3 ruang.
4. Ruang pertama di gambar angka, ruang kedua ditulis
huruf dari angka tersebut. Misal angka 1 -s a t u,
demikian seterusnya sampai sepuluh.
5. Lapisi kertas tersebut dengan lakban bening sehingga
rapi dan awet.
6. Gunting pola lingkaran tersebut dengan pola yang
berbeda, sehingga anak nantinya akan mencari
pasangannya seperti main puzzle.
7. Untuk lebih menambah pemahaman tentang angka,
sediakan juga biji kancing kecil untuk melengkapi
permainannya.
8. Anak akan mencari pasangan angka 1 dengan potongan
yang bertuliskan s a t u dan meletakan satu kancing
diatas ruang yang kosong.
9. Dengan demikian pemahaman angka 1-10 anak tidak
hanya sekedar hafalan.
Dari permainan sederhana di atas, kita bisa
menemukan fokus aspek yang dikembangkan (semua aspek
Nilai agama moral, kognitif, sosial emosi, fisik motorik, dan
bahasa). Konsep literasi dan konsep matematikanya pun
muncul. Kita dapat melihat tujuan pembelajaran dari APE
kreatif telur pecah ini.

38
1. Aspek Nilai Agama moral
a. Anak biasa melakukan doa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan.
b. Anak memiliki sikap sopan dan patuh pada guru.
c. Anak dapat berbagi dengan orang lain ketika bermain
bersama.
d. Anak mampu mengalah dengan orang lain.
e. Anak mengenal prilaku sopan saat bermain.
2. Aspek fisik Motorik
a. Motorik kasar : anak mampu membungkukkan badan
saat bermain.
b. Motorik halus: Anak mengkoordinasikan mata dan
tangan untuk melakukan tugas.
3. Aspek kognitif
a. Anak mengenal lambang bilangan.
b. Anak mampu mengelompokan beda sesuai dengan
angkanya.
c. Anak mengenal aturan main.
d. Anak mengenal konsep bilangan dan benda.
4. Aspek bahasa
a. Anak dapat memahami aturan main dalam sebuat
permainan.

39
b. Anak dapat mengerti simbol-simbol huruf dari
permainan yang dikerjakan.
c. Anak menyimak perkataan orang lain.
d. Anak dapat menjawab pertanyaan sederhana tentang
yang dilakukan.
5. Aspek sosial emosional
a. Anak mampu menaati peraturan yang berlaku pada
permainan.
b. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar.
c. Anak sabar menunggu giliran.
d. Anak dapat bekerjasama dengan kelompoknya.
6. Konsep Pengetahuan
a. Literasi /keaksaraan, Pemahaman terhadap makna
setiap bahasa lisan dan tulisan
b. Matematika,Menghitung jumlah, hubungan. satu ke
satu,pola hubungan bentuk, pemahaman tentang
bentuk
Penjabaran di atas membuktikan bahwa dalam
pembuatan APE kreatif itu tidak sulit dan ada banyak cara
yang bisa dilakukan. Terlebih lagi APE kreatif telur pecah
tidak hanya bisa digunakan untuk konsep matematika tetapi
bisa juga misalnya di sentra imtaq ingin mengajarkan angka
hijaiyah dan huruf hijaiyah dapat juga. Oleh karena itu

40
buatlah APE kreatif yang dapat digunakan dalam berbagai
cara dan dapat dipakai dalam berbagai sentra.

C. RANGKUMAN
Pembuatan APE kreatif bukan hal yang sulit,
pendidik harus memiliki pemahaman yang terbuka tentang
alat dan bahan yang mungkin dapat di pakai yang ada di
sekitar kita . Penuhi syarat dan prinsip dalam pembuatan APE
kreatif, serta kaji fokus aspek perkembangan serta konsep
pengetahuannya. Dengan demikian untuk menyelengarakan
sebuah pembelajaran anak usia dini yang menyenangkan,
anak aktif ikut terlibat dan membangun aspek
perkembangan dapat dilakukan oleh semua pendidik PAUD.

41
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. 2003. Alat Permainan


Edukatif Untuk Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas

Kusumaningtyas, Nila. 2014. Alat Permainan Edukatif Untuk


Pendidikan Anak Usia Dini. Karawang: Delacita

Santoso, Soegeng. 2006. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta:


Universitas terbuka

Suryadi. 2007. Anak Cerdas dengan Bermain. Jakarta: Pustaka


Media

Tedjasputra, Meyke. 2001. Bermain, Mainan dan Alat


Permainan.Jakarta : Gramedia Widiasarana

Zaman, Badru.dkk . 2007. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta:


Universitas Terbuka

42

Anda mungkin juga menyukai