Anda di halaman 1dari 17

KONSEP MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SERTA

IMPLEMENTASI DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah :


Pendekatan dan Model Pembelajaran AUD
 

Dosen Pengampu :
RENI AMILIYA , M.Pd

Disusun Oleh :
ELIS MUFAIQOH (1216.18.2014)
SRI PUTRI ANDANI (1216.18.2003)

PROGRAM STUDI STRATA SATU ( S1 )


PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PEKANBARU
1441 H / 2020 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat
dan karunia-nya pula, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu, adapun judul makalahnya adalah “Konsep Model Poblem Base
Learning (PBL) Serta Implementasi Dalam Pendidikan Anak Usia Dini”. Hal
yang paling mendasar yang mendorong penulis menyusun makalah ini adalah
tugas dari mata kuliah Pendekatan dan Model Pembelajaran AUD, untuk
mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan. Rasa terimakasih juga penulis
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, terutama kepada:
1. Ibu Reni Amiliya,M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendekatan dan
Model Pembelajaran AUD.
2. Orang tua yang telah memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan
tugas makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah untuk kedepanya. Mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.

Pekanbaru, 1 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Model Problem Based Learning (PBL).................................................3
1. Pengertian.............................................................................................3
2. Tujuan...................................................................................................4
3. ciri utama dalam metode pembelajaran Problem Based Learning........4
4. Karakteristik Problem Based Learning.................................................5
5. Manfaat.................................................................................................5
6. Sintaks Problem Based Learning..........................................................6
7. Kelebihan Problem Based Learning.....................................................7
8. Kekurangan Problem Based Learning..................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan anak usia dini merupakan suatu bentuk yang dilakukan
untuk dapat membantu mengembangkan potensi dan kemampuan anak,
mengingat pendidikan menjadi salah satu hal yang menentukan kehidupan
mereka selanjutnya, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
Pasal 1 Ayat 14, menyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Mengacu pada Undang-Undang tersebut, jelas bahwa pendidikan anak


usia dini bertujuan untuk membantu anak dalam mengembangkan potensinya
secara optimal, baik aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional dan seni.
Pembelajaran yang ada sekarang ini lebih berorientasi kepada target,
berorientasi pada kompetensi penguasaan materi sehingga pembelajaran
menjadi kurang bermakna. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan
target materi terbukti telah berhasil dalam meningkatkan kompetensi
mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak dalam
memecahkan permasalahan sehari-hari.1
Sebagai seorang guru maupun calon guru sangat penting kita
mengetahui model pembelajaran pada anak usia dini yang berorientasi pada
problem based learning atau biasa disebut PBL, tak hanya seorang guru loh,
sebagai orang tua maupun calon orang tua juga penting mengetahui problem
based learning.
1
Lien Erwiyati, Pengaruh Metode Pembelajaran “Problem Based Learning dan Teknik
Penilaian Terhadap Hasil Belajar Fisika, (Jakarta: UNJ, 2012), h. 24.

1
Metode pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based
Learning (PBL) digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar
mengintegrasikan dan mengorganisasi  informasi yang didapat sehingga
nantinya dapat selalu diingat dan diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang akan dihadapi. Masalah-masalah yang didesain dalam PBL
memberi tantangan pada siswa untuk lebih mengembangkan ketrampilan
berprikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara efektif.
Untuk lebih meningkatkan proses pemahaman siswa dalam
pembelajaran dan memberikan suasana belajar yang menyenangkan,
eksploratif, dan bermakna, maka dapat diberikan metode pembelajaran yang
berbeda, salah satunya menggunakan Problem Based Learning. Dari latar
belakang diatas, penulis ingin membahas makalah yang berjudul “Konsep
Model Problem Learning (PBL) Serta Implementasi Dalam Pendidikan
Anak Usia Dini”.

B. Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud Problem Based Learning?
2. Bagaimana karakteristik dari Problem Based Learning?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning ?
4. Bagaimanakah Implementasi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) pada pendidikan anak usia dini ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud Problem Based Learning.
2. Mengetahui karakteristik dari Problem Based Learning.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning.
4. Mampu mengimplementasikan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) pada pendidikan anak usia dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Problem Based Learning (PBL)


1. Pengertian
metode pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based
Learning (PBL) memadukan sejumlah teori dan prinsip pendidikan yang
saling melengkapi ke dalam suatu desain pembelajaran. PBL
mengandalkan strategi belajar yang berpusat kepada siswa (Student
Centered), kolaboratif, kontekstual, terpadu, diarahkan sendiri, dan
reflektif.2
Problem Based Learning adalah metode pembelajaran yang
didasarkan pada prinsip dengan menggunakan masalah sebagai titik awal
akuisisi dan integrasi pengetahuan baru dan mempunyai ciri-ciri: (1)
mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, (2) berfokus pada
keterkaitan antar disiplin, (3) penyelidikan autentik, dan (4)
menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya.3
Problem Based Learning adalah suatu strategi yang dimulai
dengan menghadapkan siswa dengan suatu masalah simulasi atau nyata,
siswa bergulat dengan masalah, mereka mulai untuk menyatakan bahwa
hal tersebut dapat dipandang dari sudut pandang yang berbeda, bahwa
untuk menyelesaikan masalah, mereka harus mengumpulkan informasi
dari berbagai disiplin ilmu.4
Problem Based Learning, adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang terdokumentasi dengan baik yang awalnya berasal dari pendidikan
kedokteran telah memperluas penggunaannya di beberapa area dan
mengambil beberapa bentuk….jelas, berkolaborasi, berinteraksi dengan
orang lain dan berpikir melalui situasi untuk meningkatkan kemampuan

2
Ibid., h. 25
3
Ibid., h. 26
4
Cecep Supena, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Contextual
Teaching and Learning dengan Metode “Problem Based Learning”, (Jakarta: UNJ, 2012), h. 32.

3
dan menyelesaikan masalah yang bukan menjadi perhatian dari banyak
profesi.5
Problem Based Learning adalah suatu situasi belajar dimana
masalah yang mendorong pembelajaran. Anak-anak menemukan mereka
membutuhkan informasi atau kemampuan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Untuk melakukannya, mereka perlu mengetahui
bagaimana mendapatkan informasi dan bagaimana menggunakan
pemikiran kritis dan kemampuan problem solving (menyelesaikan
masalah). Problem based learning adalah metode belajar yang berpusat
pada siswa dimana pelajar secara bertambah menjadi tidak tergantung
pada guru, yang menyarankan materi pendidikan dan memberikan arahan
(SIU, 2002) dalam Helmut.6
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa Problem Based
Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dihadapkan
pada suatu masalah yang nyata sebagai titik awal akuisisi dan integrasi
pengetahuan baru yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan
untuk menyelesaikannya harus dilihat dari berbagai disiplin ilmu.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh SPBM adalah kemampuan siswa
untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan
alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam
rangka menumbuhkan sikap ilmiah.7
3. ciri utama dalam metode pembelajaran Problem Based Learning:
a. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktifitas
pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan
siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal
materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis

5
Hellmut R. Lang, Models, Strategies, and Methods for Effective Teaching (USA:
Pearson, 2006), h. 467
6
Ibid., h. 468
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Prenada, 2009), h. 215

4
masalah siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah
data dan akhirnya manyimpulkannya.
b. Aktifitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah
sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah
tidak mungkin ada proses pembelajaran.
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah
adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir
ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta
yang jelas.
4. Karakteristik Problem Based Learning:
a. Pembelajaran berpusat pada siswa
b. Pembelajaran terjadi dalam kelompok siswa yang kecil
c. Guru adalah fasilitator atau penunjuk
d. Masalah adalah fokus yang terorganisasi dan terstimulus untuk
pembelajaran
e. Masalah adalah kendaraan untuk pengembangan kemampuan
pemecahan masalah
f. Informasi baru diperoleh melalui belajar sendiri (SIU, 2002) dalam
Hellmut, 2006.
5. Manfaat
Melalui Problem Based Learning, peran guru dan siswa berubah.
Dan pembelajaran dapat:8
a. Memberikan tanggung jawab yang lebih kepada anak agar lebih
termotivasi dengan kesadaran untuk pencapaian

8
Lien Erwiyati, Pengaruh Metode Pembelajaran “Problem Based Learning dan Teknik
Penilaian Terhadap Hasil Belajar Fisika (Jakarta: UNJ, 2012), h.468.

5
b. Membentuk pola bagi siswa agar menjadi pembelajar yang sukses
sepanjang hidupnya
c. Menjadi praktisi yang terbaik dalam pekerjaannya
6. Sintaks Problem Based Learning
Secara umum metode ini dimulai dengan adanya permasalahan
yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Masalah dapat berasal dari
pendidik atau peserta didik. Peserta didik akan memusatkan pembelajaran
di sekitar masalah tersebut, dengan arti lain, peserta didik belajar teori dan
metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat
perhatiannya.
Menurut Arends Richard dikutip Yatim Riyanto dalam Lien
Erwiyati, metode pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 fase. Fase-
fase dan perilaku tersebut merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan
agar hasil pembelajaran dan pengembangan pembelajaran berbasis
masalah dapat diwujudkan.9

Sintaks Problem Based Learning


Fase-fase Perilaku Pendidik

Fase 1:Memberikan orientasi Pendidik menyampaikan tujuan


tentang permasalahannya pembelajaran, mendeskripsikan
kepada peserta didik. berbagai kebutuhah logistik penting,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
kegiatan mengatasi masalah.
Fase 2:Mengorganisasikan Pendidik membantu peserta didik
peserta didik untuk meneliti. untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar
terkait dengan permasalahannya.
Fase 3:Membantu investigasi Pendidik mendorong peserta didik
mandiri dan kelompok. untuk mendapatkan informasi yang

9
Ibid., h. 29

6
tepat, melaksanakan eksperimen, dan
mencari penjelasan dan solusi.
Fase 4:Mengembangkan dan Pendidik membantu peserta didik
mempresentasikan materi. dalam merencanakan dan menyiapkan
materi-materi yang tepat seperti
laporan, rekaman video, dan model-
model serta membantu mereka untuk
menyampaikannya kepada orang lain.
Fase 5:Menganalisis dan Pendidik membantu peserta didik
mengevaluasi proses melakukan refleksi terhadap
mengatasi masalah. investigasinya dan proses-proses yang
mereka gunakan.

7. Kelebihan Problem Based Learning:10


a. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup
bagus untuk lebih memahami isi pelajaran
b. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan
siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan
baru bagi siswa
c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa
d. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa
bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata
e. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan
masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri
baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

10
Wina Sanjaya, Op.Cit. h.219.

7
f. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan
kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah,
dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan
sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar
belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
g. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan
dan disukai siswa
h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan emngembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
i. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata
j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat
siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir
8. Kekurangan Problem Based Learning:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem
solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.

BAB III
PENUTUP

8
A. Kesimpulan
Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan suatu
permasalahan sebagai sumber pembelajaran. Dengan sistem ini siswa
belajar untuk memecahkan suatu masalah dengan pengetahuan yang dia
miliki dan siswa juga akan berusaha mengingat kembali pengetahuan yang
pernah dia dapat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam PBL siswa dituntut untuk berpikir secara luas dan cerdas agar
mendapatkan solusi untuk permasalahan yang diajukan oleh guru.Siswa
juga dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Dengan sistem
PBL ini maka kegiatan belajar akan lebih bermakna bagi siswa dan siswa
akan lebih memahami dan mengerti bahwa ilmu yang mereka dapat bisa
mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata.
Bagi para guru, pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat
pada siswa, salah satunya pembelajaran berbasis masalah, perlu ditingkatkan
karena tantangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang
akan semakin kompleks dan menuntut setiap orang secara individual
mampu menghadapinya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan
yang relevan.

B. Saran
Diharapkan guru dapat mencoba lebih banyak model pembelajaran
untuk diterapkan di dalam kelas sebagai langkah awal untuk menarik minat dan
motivasi anak dalam belajar. Sehingga pengetahuan yang akan disampaikan
dapat diterima dengan baik dan bermakna untuk anak. Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Erwiyati, Lien. Pengaruh Metode Pembelajaran “Problem Based Learning dan


Teknik Penilaian Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jakarta: UNJ, 2012.

Lang, Hellmut R. Models, Strategies, and Methods for Effective Teaching. USA:


Pearson, 2006.

Supena, Cecep. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan


Contextual Teaching and Learning dengan Metode “Problem Based
Learning”.  Jakarta: UNJ, 2012.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan/. Jakarta: Prenada, 2009.
LAMPIRAN ( Implementasi PBL Pada Anak Usia Dini)

RENCANA KEGIATAN HARIAN


Kelompok           : B                           Tema                     : Aku dan Hari Besarku

Semester            : I                            Sub Tema            : Kemerdekaanku

Minggu/Hari ke : 1/4

Alokasi Waktu   :

Pembukaan        :               – Salam pagi hari : menyambut kedatangan setiap anak dengan kehangatan dan cinta

(Morning meeting)         – Ikrar dan berdoa: anak bersama guru, boleh dipimpin oleh salah satu anak yang bersedia

– Jurnal pagi: menanyakan situasi dan kondisi anak pada pagi ini, membicarakan kegiatan kemarin dan kegiatan yang akan dilakukan hari
ini (apersepsi)

Kegiatan inti       :
ASPEK STRATEGI PENGEMBANGAN Asesmen
PENGEMBANGA Pengalaman Belajar Perkembanga
DAN INDIKATOR Materi Metoda Media dan Urutan Kegiatan n Anak
 Guru mengatur
posisi duduk
anak-anak (saat
Doa sebelum
melingkar/circle
Mampu menirukan belajarLagu
time)
sikap berdoa Indonesia is
 Anak-anak
(D.2)Mampu my country
mengikuti guru
menggerakkan (mengikuti
mengucapkan
kepala, tangan, atau irama  Praktek Langsung
doa sebelum
kaki sesuai dengan Dangdut is the  Bercakap-cakap  Lisan
belajar
irama (lagu Indonesia music of my  Circle time area  Perbuat
 
is my country) country  Buku doa    an
Mampu berlari Mencampur  Praktek langsung     Guru   
dengan cepat dan warnaTepuk  Praktek langsung menanyakan
berputar-putar tanpa bendera  Cat air warna kesukaan
kendala (lari    Mangkok kecil anak
bendera)Mengenalatu  Sendok adukan  Guru
ran dan mengikuti  air menjelaskan
aturan tentang
Mampu memulai percampuran
interaksi sosial warna
dengan teman dalam  Guru
suasana bermain mendampingi
Dapat bertepuk anak dalam
tangan mengikuti bereksperimen
irama mencampur
warna
 Guru meminta
anak untuk
bereksperimen
membuat
campuran warna
 yang disukai
 anak diminta
untuk
menjelaskan hasil
pencampuran
warna
 Lisan
 Perbuatan
Penutup                                 :     –  Jurnal siang: Review kegiatan satu hari, umpan balik, dan informasi tentang kegiatan esok hari sebagai
motivasi bagi anak.

–   Doa pulang dan salam perpisahan.

Mengetahui                                                                                                                       Pekanbaru, ————————————–

Kepala Guru Kelas

(Sri Putri Andani)                                                                       (Elis Mufaiqoh)

14

Anda mungkin juga menyukai