Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa
setelah menerapkan model Make a Match dengan media kartu bergambar pada
anak kelompok B TK Ganesha Denpasar, semester II tahun pelajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Subjek penelitian adalah 23 anak TK pada kelompok B semester II tahun
pelajaran 2013/2014. Data penelitian tentang peningkatan perkembangan bahasa
menggunakan model Make a Match dengan instrument berupa lembar observasi.
Data hasil penelitian menggunakan metode analisis statistik deskriftif dan metode
analisis deskriftif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi
peningkatan perkembangan bahasa anak kelompok B dengan media kartu
bergambar pada siklus I sebesar 62,29% pada kategori rendah dan pada siklus II
meningkat menjadi sebesar 86,37% berada pada kategori tinggi. Jadi terjadi
peningkatan perkembangan bahasa dengan media kartu bergambar sebesar
24,08%.
Kata kunci: model Picture and Picture, peningkatan kemampuan berbahasa lisan,
media papan planel.
Abstract
This study aims to determine the increase in language development after applying the
model to Make a Match with a picture card media in children kindergarten group B
Ganesha Denpasar, the second semester of academic year 2013/2014. This
research is an action research conducted in two cycles. Subjects were 23
kindergarten children in group B the second semester of academic year 2013/2014.
Research data on the increase in language development using models Make a Match
with instruments such as the observation sheet. Research data using descriptive
statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. The results of the
data analysis showed that an increase in the development of children's language
media group B with picture cards on the first cycle of 62.29% in the low category and
the second cycle increased to 86.37% in the high category. So an increase in
language development with a picture card media at 24.08%.
Keywords: Picture and Picture models, an increase in oral language skills, media
flannel board.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
seorang guru dalam berkreasi dengan materi yang diberikan dan kondisi
menyediakan sarana prasarana yang di dalam kelas. Suatu model akan
sederhana, menarik, mudah dimengerti, mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari
dan aman buat anak sangat diperlukan. faktor-faktor yang melengkapinya.
Media kartu bergambar adalah salah Model pembelajaran Make a match
satu media yang bisa mengenalkan adalah sistem pembelajaran yang
konsep berbahasa pada anak usia dini mengutamakan penanaman kemampuan
adalah media kartu bergambar. Dengan sosial terutama kemampuan bekerja
menggunakan media kartu bergambar sama, kemampuan berinteraksi disamping
diharapkan mampu membantu anak untuk kemampuan berpikir cepat melalui
mempermudah memahami konsep permainan mencari pasangan dengan
berbahasa secara lebih sederhana. dibantu kartu (Wahab, 2007:59).
Dalam menggunakan media kartu Model Make a match atau mencari
bergambar diperlukan suatu model pasangan merupakan salah satu alternatif
pembelajaran yang tepat. Model yang dapat diterapkan kepada siswa.
pembelajaran yang bisa digunakan adalah Penerapan metode ini dimulai dari teknik
model Make a match. Model Make a yaitu siswa disuruh mencari pasangan
Match merupakan salah satu model untuk kartu yang merupakan jawaban/soal
memberikan pengalaman belajar yang sebelum batas waktunya, siswa yang
dapat meningkatkan cara belajar yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
lebih baik dan memantapkan penguasaan Teknik metode pembelajaran Make a
bahasa pada anak usia dini. match atau mencari pasangan
Berdasarkan uraian tersebut di atas dikembangkan oleh Curran (1994). Salah
maka dicoba mengadakan suatu satu keunggulan tehnik ini adalah siswa
penelitian tindakan kelas dengan mencari pasangan sambil belajar
penerapan model pembelajaran make a mengenai suatu konsep atau topik dalam
match berbantuan media kartu bergambar suasana yang menyenangkan
untuk meningkatkan perkembangan Suyatno (2009:72) mengungkapkan
bahasa anak pada kelompok B semester bahwa model Make a match adalah
II Tahun Ajaran 2013/2014 Di TK model pembelajaran dimana guru
Ganesha Denpasar. menyiapkan kartu yang berisi soal atau
Model pembelajaran merupakan permasalahan dan menyiapkan kartu
cara atau teknik penyajian yang jawaban kemudian siswa mencari
digunakan guru dalam proses pasangan kartunya. Model pembelajaran
pembelajaran agar tercapai tujuan Make a match merupakan bagian dari
pembelajaran. Ada beberapa model- pembelajaran kooperatif. Model
model pembelajaran seperti ceramah, pembelajaran kooperatif didasarkan atas
diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain falsafah homo homini socius, falsafah ini
peran (role play) dan lain sebagainya. menekankan bahwa manusia adalah
Yang tentu saja masing-masing memiliki mahluk social (Lie, 2003:27). Model Make
kelemahan dan kelebihan. Metode atau a match melatih siswa untuk memiliki
model sangat penting peranannya dalam sikap sosial yang baik dan melatih
pembelajaran, karena melalui pemilihan kemampuan siswa dalam bekerja sama
model/metode yang tepat dapat disamping melatih kecepatan berfikir
mengarahkan guru pada kualitas siswa.
pembelajaran efektif. Media dapat membantu guru dalam
Pengertian Model Pembelajaran menyalurkan pesan, bila medianya
dapat diartikan sebagai cara, contoh dirancang dan dibuat dengan baik makin
maupun pola, yang mempunyai tujuan baik pula media itu dalam menjalankan
meyajikan pesan kepada siswa yang fungsinya sebagai penyalur pesan. Makin
harus diketahui, dimengerti, dan dipahami baik medianya dan penyampaiannya dari
yaitu dengan cara membuat suatu pola guru maka makin baik pula pesan yang
atau contoh dengan bahan-bahan yang diterima oleh siswa. Menurut Romiszowski
dipilih oleh para pendidik/guru sesuai (dalam Wibawa, 1993:8) bahwa, “media
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
adalah pembawa pesan yang berasal dari informasi atau pesan dari pengirim ke
suatu sumber pesan (yang dapat berupa penerima sehingga dapat merangsang
sumber atau benda) kepada penerima minat, pikiran, perasaan, perhatian dan
pesan”. Dalam proses belajar-mengajar kemauan anak untuk belajar.
penerima pesan itu adalah siswa, Media kartu gambar sering kali
pembawa pesan (media) itu berinteraksi digunakan sebagai media dalam bercerita,
dengan siswa melalui indera mereka. karena semua gambar mempunyai arti,
Anak dirangsang oleh media untuk uraian, tafsir sendiri. Disamping itu, kartu
menggunakan inderanya untuk menerima bergambar media yang disukai oleh
informasi, terkadang anak dituntut untuk semua jenis kalangan baik tua maupun
menggunakan kombinasi dari beberapa muda, laki-laki atau perempuan, karena
indera supaya dapat menerima pesan itu kebanyakan siswa lebih menyukai gambar
secara lebih lengkap. ketimbang dengan tulisan. Media kartu
Kata media berasal dari bahasa latin bergambar merupakan salah satu media
yang merupakan bentuk jamak dari pembelajaran yang sangat membantu
medium yang secara harifah perantara guru dalam proses pembelajaran.
atau penghantar. Menurut Gagne (dalam Keterbatasan media akan mempengaruhi
Sadiman, 2006) menyatakan bahwa proses pembelajaran itu sendiri. Untuk
“media adalah berbagai jenis komponen lebih jelasnya akan dibahas tentang media
dalam lingkungan yang dapat merangsang gambar.
untuk belajar”. Jadi, media berdasarkan Media gambar yang diungkapkan
pendapat tersebut adalah segala sesuatu oleh Sudjana & Rifai (2005:3) yaitu, media
yang ada di lingkungan anak yang nyata gambar masuk ke dalam media grafis atau
dan dapat dilihat sebagai perantara untuk media dua dimensi, dimana media grafis
merangsang proses pembelajaran. adalah media yang mempunyai ukuran
Menurut Sadiman (dalam Tegeh, panjang dan lebar”. Sedangkan menurut
2008:5) mendefinisikan bahwa, “media Hamalik (1995:95) mendefinisikan bahwa,
adalah perantara atau penghantar pesan media gambar adalah segala sesuatu
dari pengirim pesan ke penerima pesan”. yang diwujudkan secara visual ke dalam
Sedangkan menurut Ibrahim, dkk (dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan
Tegeh, 2008:7) mendefinisikan bahwa, ataupun pikiran yang bermacam-macam
“media pembelajaran adalah segala seperti lukisan, potret, slide, film, strip,
sesuatu yang dapat digunakan untuk opaque proyektor.
menyampaikan pesan sehingga dapat Berdasarkan definisi di atas maka
merangsang perhatian, minat, pikiran, dapat disimpulkan bahwa media kartu
perasaan, dan perasaan siswa dalam bergambar adalah media yang dapat
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan menyajikan suatu proses dan perwujudan
pembelajaran tertentu”. Pendapat dari dari hasil-hasil peniruan benda, mahluk
Miarso (dalam Sudarma & Parmiti, hidup, curahan pikiran, pemandangan,
2007:6) bahwa, media belajar merupakan atau ide-ide divisualisasi ke dalam bentuk
segala sesuatu yang dapat digunakan dua dimensi yang dapat berupa gambar,
untuk merangsang pikiran, minat, foto, atau lukisan.
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa Hamalik (1994:12) menyatakan
sehingga dapat mendorong terjadinya bahwa:
proses belajar pada diri siswa”. Jadi Fungsi penggunaan media gambar
menurut pendapat Miarso media sebagai (a) fungsi edukatif artinya mendidik dan
alat untuk merangsang pikiran, perhatian, memberikan pengaruh positif pada
dan kemauan anak untuk belajar. pendidikan, fungsi sosial artinya
Menurut beberapa pendapat memberikan informasi yang autentik dan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman berbagai bidang kehidupan
media merupakan segala sesuatu yang dan memberikan konsep yang sama
ada di lingkungan anak yang secara nyata kepada setiap orang, fungsi ekonomis
dapat dilihat dan dirasakan oleh anak artinya memnrikan produksi melalui
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pembinaan prestasi kerja secara
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Skor
No Indikator
4 Belum Berkembang 1
Pembahasan
Penyajian hasil penelitian di atas
memberikan gambaran bahwa dengan
Mo=14,00 M=9,70 penerapan model pembelajaran Make a
Match berbantuan media kartu huruf
Md=14,00 ternyata dapat meningkatkan
perkembangan bahasa anak. Hal ini dapat
dilihat dari analisis mengenai
Gambar 1. Kurve Poligon Siklus I
perkembangan bahasa anak dapat
diuraikan sebagai berikut.
Perbandingan rata-rata presentase Berdasarkan hasil analisis statistik
yang diperoleh yaitu 62,29% berada pada
deskriptif dan analisis deskripsi kuantitatif
kategori 55-64% yang berarti bahwa hasil memberikan gambaran bahwa dengan
perkembangan bahasa anak pada siklus I
penerapan media kartu bergambar untuk
berada pada kriteria rendah. kemampuan berbahasa diperoleh rata-rata
Dari hasil pengamatan dan temuan observasi perkembangan kemampuan
selama pelaksanaan tindakan pada siklus
berbahasa pada siklus I sebesar 62,29%
I tingkat perkembangan bahasa anak dan rata-rata observasi perkembangan
masih berada pada kriteria rendah, maka
kemampuan berbahasa pada siklus II
masih perlu dilanjutkan pada siklus II. sebesar 86,37%. Ini menunjukkan adanya
Pada siklus II diperoleh rata-rata
peningkatan rata-rata persentase
(mean) sebesar 20,73, nilai tengah
observasi perkembangan anak dari siklus I
(median) sebesar 21,00, dan nilai yang ke siklus II sebesar 24,08%.
paling banyak muncul (modus) sebesar
21,00. Jika, nilai mean, median, dan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)