Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KELUARGA DAN ABK


Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas

Pada mata kuliah Pemahaman anak berkebutuhan khusus.

Dosen Pengampu: Tatang Agus pradana, M. pd.

Disusun oleh:

M. FIKRI AL ZAMI K. (19862011041)

RIZKI ANUGRAH PRATAMA

LUTFI NUR ROKHMAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI CILACAP

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan serta kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang di tentukan. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak
lupa Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pemahaman
anak bekebutuhan khusus.

Saya selaku penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, apabila ada kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

penulis

Cilacap, 31 desember 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan padaketidakmampuan mental,
emosi atau fisik. Istilah lain bagi anak berkebutuhankhusus adalah anak luar biasa dan
anak cacat. dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat atau mangalami
gangguan yang tidak akan pernah berhasil disekolah sebagaimana anak-anak pada
umumnya.
Selama ini cara pandang terhadap anak berkebutuhan khusus, masihnegatif maka
pemenuhan hak anak berkebutuhan khusus juga belum dapatmemperoleh hak yang sama
dengan masyarakat lainnya. Disini peran orang tua dan keluarga sangatlah penting untuk
mebentuk karakter ABK dan Mendukungnya dalam hal dukungan moral, moral dan
bimbingan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana reaksi orang tua keluarga terhadap anak ABK?
2. Bagaimana peran orang tua dalam hal pendidikan anak ABK?
3. Bagaimana konseling terhadap keluarga ABK?

C. TUJUAN
1. Mengetahui reaksi orang tua terhadap anak ABK
2. Mengetahui peran orang tua terhadap pendidikan anak ABK
3. Mengetahui proses konseling terhdap keluarga Anak ABK.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Reaksi orang tua


Dalam keluarga orang tua sangat berperan sebab dalam kehidupan
anak waktunya sebagian besar dihabiskan dalam lingkungan keluarga apalagi anak
masih di bawah pengasuhan atau anak usia sekolah dasar yaitu antara usia (0‐12
tahun), terutama peran seorang ibu. Orang tualah yang bertugas mendidik.
Dalam hal ini (secara umum) baik potensi psikomotor, kognitif maupun potensi
afektif, disamping itu orang tua juga harus memelihara jasmaniah mulai dari
memberi makan dan penghidupan yang layak.

Setiap anak mulai belajar melalui lingkungan terdekatnya, terutama melalui


kontak dengan ibunya. Selanjutnya melalui kontak dengan ayahnya serta
anggota keluarga lainya, dan baru kemudian secara bertahap belajar melalui
lingkungan yang lebih luas. Jika keluarga sebagai start awal sebagai tempat
pertama belajar anak sudah tidak mendukung, dikhawatirkan pada tahap berikutnya
yang lebih luas anak akan mengalami hambatan. Dan hal tersebut dapat
berdampak pada terhambatnya perkembangan anak baik potensi maupun psikologis
anak.

B. Reaksi saudara kandung keterlibatan keluarga dalam perawatan dan pendidikan


Saudara sekandung dari anak abk mengalami banyak pengaruh positif dari
pengalaman hidup bersama sama dengans eorang penyandang abk. Mereka memiliki
pengertian yang mendalam terhadap kondisi manusia. Mereka juga memperlihatkan
kedewasaan dalam menangani situasi yang berhubungan dengan anak abk seperti bila
ayah ibu lebih memperhatikan anak abk bukan berarti orang tua mereka pilih kasih
tetapi karena kondisi anak abk memang membutuhkan perhatian ekstra. Selain itu
mereka juga menunjukkan kebanggaan da nkeloyalan terhadap segala kemampuan yang
dimiliki anak abk ini. Mereka berpikir menjadi penyandang abk tidak menghalangi
seorang anak untuk mencapai suatu prestasi. Mereka juga memiliki penghargaan dan
rasa syukur yang mendalam terhadap kesehatan yang mereka miliki.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa mandiri merupakan hasil kombinasi dari
peran orangtua dan sekolah. sejatinya keduanya sama-sama penting karena keduanya
saling bersinergi membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. orang tua harus lebih
berperan aktif dalam pengembangan pendidikan dan pembelajaran anak yang
berkebutuhan khusus. Terlepas dari anak yang berkebutuhan khusus, pada anak normal
pun orang tua harus berperan lebih aktif dalam mengembangkan dan mendidik anaknya.
Mengapa demikian, karena orang tua bisa lebih memahami anaknya sendiri dengan
menggunakan perasaan yang mereka punya dengan kata lain mereka menggunakan ikatan
batin. Saya yakin bahwa setiap orang tua mempunyai perasaan terkhusus bagi anaknya
sekalipun terlihat orang tuanya tak jarang berlaku kasar terhadapnya.

C. Dukungan sosial bagi keluarga

Dukungan sosial dari orang lain sangatlah penting ketika individu mengalami
masalah. Terdapat beragai jenis dukungan sosial, baik yang berupa bantuan materi uang,
barang, pelayanan/jasa, Dukungan emosional hingga bantuan yang berupa informasi-
informasi yang relevan bagi pemecahan masalah. Dukungan sosial dapat bersumber dari
pasangan, anggota keluarga inti, anggota keluarga yang lebih luas, rekan kerja atau
tetangga.

Berikut berbagai bentuk dukungan yang dapat di akses oleh keluarga yeng
memiliki anak berkebutuhan khusus.

1. Keluarga inti
Pasangan merupakan sumber dukungan yang sangat penting. Baik suami dan istri
perlu kerja sama dan saling menguatkan. Rasa takut, rasa bersalah, dan berbagai
perasaan yang muncul yang dapat mepengaruhi kapasitas untuk berkomunikasi dan
mencari solusi yang realistis.
Apabila orang tua mampu meberikan model peran bagaimana memandang saudara
mereka yang menyandang kebutuhan khusus secara optimis dan realistis. Seringkali
saudara kandung mampu memberikan bantuan yang berharga dalam perawatan dan
pengasuhan saudara mereka yang berkebutuhan khusus.
2. Keluarga Besar
Keluarga besar merupakan sumber dukungan sosial yang luar biasa, Ketika baru saja
hadir seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus, tidak mudah bagi ibu untuk
menyesuaika ndiri secara psikis dan fisik dengan tugas-tugas baru terkait dengan
perubahan kondisi dan perubahan rutinitas dalam keluarga. Dalam situasi demikian,
tawaran bantuan dari keluarga besar, misalnya untuk membantu pengasuhan anak
yang lain, atau bantuan finansial sangatlah berharga. Bantuan dapat pula berupa
dukungan psikis semisal ungkapan yang empatis, waktu yang diluangkan untuk
berbagi pengalaman dan beban, atau pelukan.
3. Support group
Kelompok pendukung (suppor tgroup) dapat terdiri dari orang dewasa dengan
kebutuhan khusus dan orang tua anak berkebutuhan khusus yang berfungsi untuk
menghilangkan rasa terasing dan isolasi, memberikan informasi.
4. Parental support group
Sebagian besar orang tua mendapat dukungan dari teman dan keluarganya. Namun,
ketika teman dan keluarga memberikan reaksi negative atau tidak ada reaksi, orang
tua harus mencari di tempat lain untuk mendapatkan dukungan. Bahkan, jika
lingkungan sekitar memberikan dukungan, orang tua dapat merasa bahwa lingkungan
tersebut tidak mengerti keadaan yang dialaminya.

D. Tanggung jawab orang tua ABK

Pola asuh yang diberikan orangtua kepada anak sangat memengaruhi kemandirian
anak. Bila orangtua memberikan suasana keluarga yang nyaman dan aman dalam
membangun komunikasi, maka perkembangan kemandirian anak akan berjalan dengan
bagus. Namun, jika orangtua cenderung mengontrol anak, maka perkembangan sosial dan
intelektual anak yang mempengaruhi kemandiriannya. Ketidakmampuan anak
melepaskan diri dari kekuatan otoritas atau tunduknya anak pada kekuatan otoritas adalah
salah satu indikator kepatuhan.

Alat bantu, fasilitas, dukungan moral maupun fisik sangat dibutuhkan anak-anak
berkebutuhan khusus, menjadi salah satu solusi bagi pemulihan ataupun pengembangan
kemampuan diri. Misalnya, anak penyandang disabilitas pengelihatan, menggunakan
kacamata, instruksi dengan menggunakan suara sebagai penganti instruksi tertulis atau
tulisan braille, sebagai alat bantu dan fasilitas. Hingga seorang anak penyandang
disabilitas pengelihatan dapat berinteraksi dan berkarya sebagaimana anak-anak lainnya.

peran orangtua disini, jika memiliki anak ABK, maka orangtua harus mampu
melakukan segala hal agar anak jadi lebih baik dan maju. Orangtua menjadi terapis saat
anak berusia remaja yang umumnya labil dan mencari identitas diri, sehingga kerap
berperilaku yang tidak semestinya. Contohnya, anak mulai merasakan kesulitan dengan
pelajaran tertentu, sehingga terkadang dia sampai malas sekolah. Orangtua juga bisa
menjadi terapis terutama ketika memiliki anak berkebutuhan khusus.

E. Konseling orang tua


Keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus seringkali mengalami
permasalahan dalam menangani anak. Permasala-han yang dialami keluarga tentu
berdampak pula terhadap perkembangan anak. Pada kasus ini, anak mengalami hambatan
sosial, dimana anak jarang terlibat interaksi dengan teman sebaya serta perilaku anak
yang dianggap kurang memperhatikan nilai kesopanan.
Deskripsi tahapan yang digunakan dalam metode untuk mendeskripsikan kasus ini
dilakukan dengan prosedur yaitu (1) Tahap Observasi, (2) Perancangan program
konseling keluarga, (3) Pelaksanaan program konsel-ing keluarga, (4) Evaluasi dan
refleksi pada program konseling keluarga, (5) tahap Penulisan laporan. Hasil penelitian
yang diperoleh adalah bahwa orang tua dan konselor mempersiapkan program untuk
membentuk perilaku sopan pada anak. Prosedur yang dilakukan diantaranya adalah
menentukan perilaku akhir yang diinginkan, yaitu Orang tua berharap bahwa anak dapat
berting-kah laku lebih sopan terutama kepada orang lain.
Pemilihan langkah-langkah pembentukan per-ilaku, yaitu orang tua menentukan sikap
apa saja yang perlu dilakukan agar perilaku anak terarah dan mencapai tujuan yang
diinginkan., Pemilihan reinforcer yang alami. Setelah melakukan sesi konseling, ayah dan
ibu mulai melaksanakan program yang telah dibuat. Ayah dan ibu bersinergi melakukan
berbagi peran dalam pengasuhan anak. Ayah lebih berperan sebagai pembuat aturan dan
ibu berperan dalam mengawasi anak sehari-hari. Selain itu, orang tua juga melakukan
kegiatan yang lebih bervariasi bersama anak.

Menurut Milton Erickson, Jay Haley dan Cloe Madanes mempersepsikan


bahwadalam konseling keluarga, anak sebagai fokus dalam struktur keluarga.
Pemahaman,kesadaran, dan cara seseorang mengeluarkan emosi tidak perlu diubah,
karena konseli hanyamenginginkan solusi atas masalahnya dan menghilangkan
gejala-gejala masalah yangmengganggu supaya dapat terus melanjutkan kehidupan.
Penyelesaian masalah melalui intervensi seminimal mungkin.
Intervensi keluarga dirancang untuk mempengaruhi perubahan dalam
systemhubungan keluarga itu. Sholevar (2003) mengemukakan bahwa terapi keluarga
sebagai sebuah modalitas psikoterapi mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mengeksplorasidinamika interaksi keluarga beserta kaitannya dengan
psikopatologi;

2. Memobilisasikekuatan internal keluarga beserta sumberdayanya yang


fungsional; dan

3. merestrukturisasi gaya interaksi keluarga yang maladaptif, serta memperkuat


perilaku pemecahan masalah keluarga.
Teknik konseling keluarga bisa digunakan dalam pemecahan kasus
tersebut.Mengingat masalah terfokus pada anak dan orang tua sebagai anggota keluarga
dan individumaka teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam konseling ini
adalah teknik clientcentered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl
Rogers, meliputi: (1)acceptance (penerimaan); (2) respect (rasa hormat); (3)
understanding (pemahaman); (4)reassurance (menentramkan hati); (5) encouragement
(memberi dorongan); (5) limitedquestioning (pertanyaan terbatas; dan (6) reflection
(memantulkan pernyataan dan perasaan).Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut
diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan
baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4) mewujudkan
dirinya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan tadi maka dapat disimpulkan bahwa, peran Orang tua sangatlah
penting untuk membentuk karakter Anak dan peran keluarga terutama orang tua harus
selalu mendukung, memberi support dan memberikan pembelajaran bagi ABK dalam hal
bersosial, pendidikan dan mental.
DAFTAR PUSTAKA

Rosdakaryahttp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/bidang-bimbingan-dan-konseling,
(online)tersedia, diakses 31 Des

https://slbcendana-duri.ypcriau.or.id/16/07/2020/peranan-orang-tua-dalam-kemandirian-abk-
anak-berkebutuhan-khusus, (online) tersedia, diakses 31 des

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-04%20-%20Saudara%20Sekandung%20dari
%20Anak%20Autis%20dan%20Peran%20Mereka%20Dalam%20Terapi.pdf, (online) tersedia,
diakses 31 des

https://ikad49009.wordpress.com/2013/05/29/makalah-abk-anak-berkebutuhan-khusus/, (online)
tersedia, diakses 31 des

Anda mungkin juga menyukai