Pokok Bahasan :
Tujuan :
Pendalaman Materi
Bila dipelajari dari literatur manajemen, maka akan jelas bahwa isitilah manajemen
mengandung tiga pengertian, pertama : Manajemen sebagai proses kedua : Manajemen
sebagai kolektifitas orang yang melakukan manajemen dan ketiga : Manajemen sebagai suatu
seni ( ART ) dan sebagai ilmu.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya, terutama
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
1) Planning
2) Organizing
3) Actuating
4) Controlling
1. Planning ( Perencanaan )
Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya ada yang harus dilakukan,
kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Proses pemilihan tujuan – tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijakasanaan dan program –
program strategis yang diperlukan untuk tujuan yang sudah ditetapkan.
- Rencana operasional sekali pakai : Adalah rencana untuk mencapai tujuan organiasi tertentu
yang tidak dapat berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang.
- Rencana operasional tetap : Adalah rencana yang berupa kebijaksanaan, prosedur dan aturan
yang ditetapkan dan akan terus ditetapkan sampai perlu diadakan perubahan ataupun dihapus.
b. Sederhana / simple tetapi tidak remeh, tidak terlalu tinggi tetapi rasional, mudah dipahami
dan dilaksanakan.
Manfaat Planning :
e. Memudahkan koordinasi
2. Organizing ( Pengorganisasian )
Adalah proses pengelompokan orang – orang, alat – alat, tugas dan tanggung jawab atau
wewenang sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga tercipta satu kesatuan kerja yang utuh
dalam rangka mencapai tujuan.
Proses Organizing :
a. Perumusan tujuan harus jelas dan lengkap, baik bidang, ruang lingkup, sasaran keahlian,
serta peralan yang diperlukan sehingga diketahui besar kecilnya organisasi.
b. Penetapan tugas pokok, yaitu sasaran yang dibebankan pada organisasi untuk dicapai.
d. Pengelompokan kegiatan
e. Departementasi yaitu proses penobatan fungsi – fungsi menjadi kesatuan kerja, misalnya :
Departemen dan lembaga.
3. Actuating ( penggerakan )
Adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota / orang mau melaksanakan dan
berusaha untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
4. Controlling ( pengawasan )
Adalah tindakan yang mengusahakan agar setiap kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang
dari rencana yang sudah ditetapkan.
Teknik pengawasan :
b. Pengawasan pantangan / yes no control yaitu pengawasan yang berupa ketentuan tentang
hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh dilakukan.
c. Pengawasan remedial / post action control yaitu pengawasan yang bersifat pengobatan
terhadap terjadinya hal – hal yang menyimpang dari perencanaan.
Pokok Bahasan :
Tujuan :
1. Mengerti dan memahami serta paham cara menerapkan sistem kaderisasi IPNU & IPPNU.
A. PARADIGMA PENGKADERAN
IPNU-IPPNU merupakan organisasi pengkaderan yang menghasilkan kader yang kritis, kreatif,
profesional, dan berakhlagul karimah. Berawal dari hal tersebut, maka pelajar NU
membutuhkan peningkatan profesionalitas dan loyahtas terhadap apa yang harus
diperjuangkan.
B. JENIS PENGKADERAN
Sebagai organisasi kader bagi pelajar NU, IPNU-IPPNU memilki sistem kaderisasi yang terdiri
atas beberapa jenis kaderisasi yang dilaksanakan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan yang ada
dalam IPNUIPPNU terdiri dari beberapa bagian yaitu pelatihan yang bersifat formal dan non
formal. Hal ini dimaksudkan untuk pembagian bidang garap dari kader-kader organisasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan personal dan institusional.
1. Pelatihan Formal
-) Masa Orientasi Pelajar (MOP), merupakan wahana mengenalkan pelajar terhadap lingkungan
sekolah (fisik maupun sosial) dan berbagai dinamikanya sehingga dapat beradaptasi dalam
proses belajar.
-) Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA), Latihan ini identik dengan orientasi kader, sebagai
upaya pengenalan awal dan pengetahuan dasar akan unsur dan perangkat umum dalam
organisasi.
-) Latihan Kader Muda (LAKMUD), dan Latihan Kader Utama (LAKUT) yang merupakan ikhtiar
organisasi untuk mempersiapkan kader pimpinan yang mampu mengelola dan
mengembangkan organisasi baik secara individual maupun kelompok.
2. Pelatihan Non Formal Pelatihan ini dimaksudkan untuk menampung dari mengembangkan
potensi kader yang sesuai dengan spesifikasi diri yaitu bakat dan minat, dengan
menyeimbangkan kodisi perkembangan dan tuntutan zaman. Contohnya : Latihan Instruktur
(LATIN) IPNU dan Latihan Pelatih (LATPEL) IPPNU, DIKPEL, Diklat Jurnalistik, Latihan Profesi Dll.
C. PENDEKATAN PENGKADERAN
Pendekatan ini adalah salah satu bentuk pendekatan proses belajarmengajar yang tidak atau
kurang melibatkan peserta secara aktif dinamis. Pendekatan ini cenderung langsung
mengarahkan peserta untuk menerima suatu pengetahuan atau informasi. Dalam kaderisasi
IPNU-IPPNU, pendekatan ini banyak digunakan untuk beberapa materi tertentu, yaitu ke-
aswaja-an, ke-Nu-an, dan keIPNU-IPPNU-an.
Pendekatan ini adalah salah satu bentuk pendekatan proses belajarmengajar yang melibatkan
peserta secara aktif dan dinamis. Dalam hal ini, latihan diarahkan pada proses membantu
peserta agar terlatih dalam rangka mengembangkan potensi yang dimilikinya. Latihan
merupakan laboratorium informasi sehingga informasi dan peristiwa yang ditangkap kemudian
direfleksikan oleh peserta untuk diproses menjadi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang
dibutuhkannya.
Pendekatan ini menerapkan prinsip, konsep pendidikan yang berimbang pada Andragogi
(Pendidikan ala orang dewasa), Pedagogi (Pendidikan ala anak-anak), Sosiologi (pendidikan
kemasyarakatan), dan Psikologi (Pendidikan kejiwaan).
1) Untuk memantapkan materi pasca pengkaderan (Ideologi, wawasan keilmuan dan teknik
skill)
2) Untuk menjaring kader ideolog yang punya komitmen tinggi terhadap organisasi
3) Untuk menjaring kader-kader potensial baik secara idelogis, akademis maupun sosiologis
PASCA MAKESTA
Makesta sebagai gerbang awal pengenalan organisasi IPNU-IPPNU kepada calon anggota serta
mengarah kepada perubahan jiwa, sikap mental serta menumbuhkan kesadaran tentang
pentingnya suatau organisasi dalam kehidupan bermasyarakat serta secara resmi merupakan
proses untuk menjadi anggota IPNU-IPPNU.
Setelah mengikuti makesta dan sah menjadi anggota IPNU-IPPNU maka kenyataan mereka
menunggu apa yang harus dilakukan. Program perawatan kader menjadi penting. Ada jedah
waktu yang cukup lama pasca makesta menuju lakmud. Untuk itu harus ada pertemuan-
pertemuan untuk mengisi kekosongan tersebut dengan tujuan :
- Meyakini bahwa IPNU & IPPNU merupakan pilihan organisasi yang tepat sebagai sarana
perjuangan
- Memahami PD/PRT
PASCA LAKMUD
Karena lakmud menjadi ukuran standar kader IPNU & IPPNU, maka outputnya diharapkan
mempunyai pemahaman dan kemampuan dasar tentang ideologi (sebagaimana tercantum
dalam materi LAKMUD), wawasan keilmuan dan ketrampilan teknik tentang berorganisasi.
Untuk itulah, setelah peserta mengikuti LAKMUD maka menjadi tanggung jawab PAC atau
sebagai pelaksana untuk melakukan perawatan kader dengan pertemuan pertemuan rutin
dengan tujuan :
5. Mempunyai pengetahuan dasar dan sikap loyalitas yang tinggi terhadap cita-cita organisasi.
9. Menghasilkan kader-kader yang memiliki integritas kepribadian berwawasan luas, kritis serta
mampu mengembangkan organisasi.
E. MATERI PENGKADERAN
Materi kaderisasi IPNU-IPPNU terdiri atas berbagai macam materi yang terklasifikasikan ke
dalam 4 (tiga) golongan, yaitu materi ideologisasi, materi penguatan skill keorganisasian, materi
pengembangan wawasan, dan materi ketrampilan teknik.
1. Materi Ideologisasi
Materi ideologisasi adalah merupakan materi dasar yang merupakan ideologi organisasi. Materi
ini terdiri atas beberapa materi pokok, yaitu Keaswaja-an, Ke-NU-an, dan Ke-IPNU-IPPNU-an.
Namun, dari ketiga materi pokok tersebut, terdapat juga beberapa materi ideologisasi yang
merupakan pengembangan dari ketiga materi pokok, seperti tradisi perilaku keagamaan NU.
Dalam kaderisasi IPNU-IPPNU, para kader atau peserta pelatihan diberi materi yang berfungsi
untuk mengembangkan wawasannya. Beberapa materi pengembangan wawasan adalah studi
gender, studi problematikan pendidikan di Indonesia, studi ideologi dunia, peta gerakan islam
di Indonesia, gerakan sosial, analisa sosial, advokasi kebijakan publik, ICT (Information,
Communication, and Tachnology), dan pengorganisasi pelajar.
Beberapa materi yang ada di kaderisasi IPNU-IPPNU merupakan materi yang bersifat
memberikan ketrampilan teknik kepada para peserta atau kader. Beberapa materi yang
menguatkan ketrampilan teknik peserta atau kader adalah teknik diskusi dan persidangan,
teknik pebuatan proposal, teknik networking, teknik lobbying teknik managemen organisasi,
teknik managemen konflik, teknik scientific problem solving, dan teknik komunikasi.
F. STANDARISASI KADER
Adanya berbagai jenis kaderisasi yang dimiliki organisasi IPNUIPPNU serta adanya jenjang
kaderisasi terhadap jenis kaderisasi tersebut, maka organisasi IPNU-IPPNU perlu membuat
adanya standarisasi bagi kader-kadernya. Standarisasi kader ini selanjutnya dapat memberikan
pilihan bagi seluruh akder untuk mengaktualisasikan diri untuk kepentingan masa depannya.
Maksudnya, standarisasi kader tersebut digunakan sebagai ukuran dasar seseorang bisa disebut
sebagai kader IPNU-IPPNU apabila memiliki “character Building” yang kuat terhadap nilai-nilai
ideologi organisasi dan berhak memasuki "ruang kompetisi” di berbagai tingkatan atau jenjang
kepengurusan di organisasi IPNU-IPPNU.
Adapun standarisasi pada tingkat pengkaderan formal IPNU-IPPNU yang digunakan adalah
LAKMUD, sedang pada pengkaderan non formal standarisasi ini akan tampak pada proses
perilaku dan value selama kader ini mengabdi pada organisasi.
Perawatan kader harus dilakukan oleh Tim Kaderisasi atau setiap Pengurus yang sudah benar-
benar loyal dan totalitas terhadap organisasi. Sebab, prasayarat menjadi seorang perawat
kader, yang bersangkutan harus tuntas terlebih dahulu dalam berkecimpung sepenuhnya untuk
organisasi dan dapat dipastikan bahwa dia tidak akan lari atas tanggungjawabnya.
Terkait teknis perawatan kader, tidak ada pakem yang benar-benar konkret. Semua tergantung
pada kapasitas dan skill setiap pengurus yang bersangutan. Pengurus harus jeli terhadap apa
saja yang sedang trend di kalangan pelajar di wilayahnya masing-masing dan dapat
berimprofisasi sesuai dengan kebutuhan.