A. PENDAHULUAN
Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses
utama perkembangan anak merupakan hal yang saling berkaitan antara prosesbilogis,
proses sosio emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling berpengaruh
satu sama lain dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama prosesperkembangan,
tidak menutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalahyang akan menghambat proses
perkembangan selanjutnya.
Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anakpada
saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain. Berbagai
faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak idak hanyamenghambat
perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambatperkembangan fisik,
intelektual, kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh karena itu dalam menangani
permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikansatu aspek saja. Akan tetapi setiap
permasalahan anak harus di analisis latar belakang atau penyebabnya dan ditangani secara
menyeluruh yangmempertimbangkan aspek biologis, sosio emosional serta aspek kognitifnya.
2. Permasalahan Psiko-Sosial
Perkembangan psikis dan sosial anal-anak erat hubungannya dengan
perkembangan jati diri anak. Permasalahan psiko-sosial anak bisa berasal daridalam diri anak
itu sendiri maupun yang berhubungan dengan orang lain.Permasalahan psiko-sosial
yang terjadi anak-anak usia taman Kanak-kanakbukan merupakan hal yang permanen.
Hal ini perlu kita maklumi karena anak-anak usia dini/taman kanak-kanak proses berpikirnya
masih dalam periode pra-operasional dimana anak masih sangat dominan dengan sifat
egosentrisnya.
a. Masalah Sosio-Emosional anak
Permasalahan sosio-emosional yang terjadi pada anak-anak usia dini/taman kanak-kanak
termasuk permasalahan psikologis. Permasalahansosio-emosional anak juga berasal dari
dalam dirinya dan berhubungandengan orang lain. Masalah-masalah sosio-emosional anak usia
dini/ tamankanak-kanak antara lain:
a. Sukar berhubungan dengan orang lain, seperti takut pada orang dewasaselain
orang yang sudah dikenalnya, kemudian takut sekolah yang dimungkinkan anak takut dengan
guru atau belum siap berpisah dari orang tuanya.
b. Mudah menangis.
c. Sering membangkan jika keinginannya tidak dituruti.
d. Tidak mau bergaul dengan temannya.
e. Mau menang sendiri.
f. Belum memiliki pemahaman tentang konsep dan peran jenis kelamin.
g. Belum dapat mengikuti secara penuh aturan-aturan yang ada.
b. Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan marah
atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baikdengan tindakan kekerasan
secara fisik, verbal maupun denganmenunjukkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
mengancam ataumerendahkan (Rita Eka Izzaty:2005). Perilaku agresif biasa
ditunjjukanuntuk mencapai tujuan tertentu bisa berupa pembelaan diri atau untuk meraih
keunggulan dengan cara membuat lawan tidak berdaya.
Sasaran perilaku agresif ini bisa diberikan kepada pendidik, temanbahkan
dilampiaskan pada bangunan misalnya memukul dinding ataumenendang benda. Sasaran
lainnya bisa juga berupa mengganggu prosesbelajar atauupun mengganggu
kegiatan lain yang sedang berlangsung. Perilaku agresivitas ini tidak hanya
merugikan pelaku sendiri, tetapijuga bisa merugikan anak-anak lain atau orang lain disekitarnya.
Menurut Rita Eka Izzaty (2005:106) perilaku agresif ada yang wajar dan
ada yangtidak wajar. Perilaku agresif yang dikategorikan wajar apabila agresivitas
tersebut sebagai pelampiasan emosi dan hambatan psikologis yang berlebihan dan
tidak sehat. Perilaku agresif yang dikategorikan tidak wajar apabila perilaku tersebut menetap
bahkan sampai mengganggu lingkungannya.
c. Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkanyang meliputi
interpretasi subyektif dan rangsangan fisiologis, misalnya bernafas lebih cepat, jantung
berdebar-debar dan berkeringat dingin(Ollendick, dalam Rita Eka Izzaty:2005).
Kecemasan ini timbul pada situasisebagai reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi
tertentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman.
Pada umumnya kecemasan pada anak-anak usia dini/taman kanak-kanak berangsur-
angsur akan berkurang seiring bertambahnya usia anak.yang dialami anak-anak Taman Kanak-
kanak ditunjukkan dengan keadaanemosi yang tidak menyenangkan yang timbul ketika diri
merasa tidak aman. Gejala ini disebabkan antara lain karena perilaku orang tua yang terlalu
protektif dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
d. Keberbakatan (Giftedness)
Keberbakatan atau biasa disebut anak berbakat merupakan sebutanbagi anak yang
memiliki kemampuan luar biasa pada hampir semua bidang,mempunyai
kreativitas tinggi serta bertanggung jawab pada tugas. Keberbakatan ini menjadi permasalahan
bagi anak itu sendiri maupun bagi pendidik.
Permasalahan anak berbakat tersebut jika diatasi sejak dini akan
menguntungkan semua pihak. Potensi anak akan tersalurkan dan semakin
berkembang, sementara anak-anak lain yang kemampuannyadibawah anak berbakat juga
tidak dirugikan. Keberbakatan mempunyaidefinisi yang bersifat
multidimensional, digambarkan bahwa anak berbakat sebagai anak yang menunjukkan
prestasi tinggi hampir dalam semua kecerdasan majemuk.
3. Permasalahan Anak Usia Dini Secara Umum
Berikut ini akan dijelaskan beberapa permasalahan yang biasanyamuncul pada anak
usia dini/ taman kanak-kanak yaitu:
a. Gangguan fungsi Pancaindra
Gangguan fungsi pancaindra yang banyak menimbulkan masalah pada anak usia dini/
taman kanak-kanak adalah gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran. Gangguan
penglihatan dapat disebabkanfaktor biologis dan juga karena
faktor lingkungan seperti pembiasaan.Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi pad
a telinga yangdibawa sejak lahir, atau karena kebersihan
lubang telinga yang tidakterjaga. Selain itu juga karena
lingkungan yang terlalu bising atau terlaluberbisik-bisik.
b. Cacat Tubuh
Cacat pada tubuh ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sangattampak daiantaranya
pada tangan, kaki dan wajah. Cacat pada tubuhdiindikatorkan berupa ketidakmampuan anak unt
uk melakukan aktivitasyang menggunakan anggota tubuh seperti tangan dan kaki sepertime
makai pakaian, memegang benda, mengepal, meloncat, berjinjit dll.Termasuk permasalahan yan
g sering diamati adalah kidal pada anak. Cacatpada wajah biasanya muncul dikarenakan anak
memiliki bibir sumbing,gigi tongos, mata
yang berbeda dengan mata anak yang normal, dsb. Halini bisa berpengaruh terhadap perkemban
gan konsep diri anak sebabbiasanya anak-
anak ini akan merasa sangat malu dan rendah diri karenadiejek dan disingkirkan oleh teman-
temannya.
c. Kidal
Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalammenggunakan tangan k
anan, tetapi kidal juga muncul karena kebisaaananak dalam menggunakan tangan kirinya. Beber
apa faktor penyebab kidalpada anak diantaranya karena hemisphere kanan dalam otak lebih ung
guldaripada
kiri. Pada anak yang penyebabnya hal tersebut jika dipakasakanmaka umumnya akan mengalam
i gangguan bicara. Penyebab lainnya jugakarena pembiasaan yang salah atau kerena ketidaksen
gajaan untuk tidakmembiasakan anak menggunakan tangan kanannya
d. Hiperaktif
Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari Attention Deficit Disorder(ADD) dikategorikan pa
da gagngguan yang memiliki ciri-ciri keaktifanyang berlebihan. Anak hiperaktif biasanya
mengalami kesukaran dalammemusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu, jangka waktupe
rhatiannya sangat pendek, mudah terganggu perhatian dan pikirannya,tidak tenang, tidak bisa
mengontrol diri, banyak bicara, serta tindakannyatidak bertujuan, tidak mampu berkonsentrasi t
erhadap suatu objek tertentu. Terdapat 3 kategori anak-
anak yang memiliki gangguan hiperaktivitasini
yaitu tidak dapat memusatkan perhatian (Innatention), menurutkankehendak (Impulsivitas) dan
hiperaktivitas. (Diagnostic and StatisticalManual of Mental Disorder III).
ADD biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun, lamagangguan paling sedikit 6 b
ulan. ADD terjadi karena terjadi kerusakanotak minimal atau otak tidak dapat berfungsi pe
nuh, melainkan hanya sebagian saja.
Penyebab lainnya karena lingkungan yang tercemar racun,bahan tambahan pada makanan, sinar
X atau radiasi lainnya, minumanalkohol keturunan dan lingkungan.
e. Ngompol (enuresis)
Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3tahun. Biasanya terj
adi pada malam hari (nocturnal) tetapi tidakmenutup
kemungkinan terjadi pada siang hari (Diurnal). Faktor penyebabngompol adalah; kelainan fung
si fisiologis pada vesica urinaria danurethra, lubang
kencing sempit, epilepsi, tidur yang terlalu nyenyak, ketidakmatangan
fisiologis jaringan syaraf otonom akibatnyaketidakmampuan
kandung kemih untuk menyimpan air kencing menjadikurang, gangguan tingkah laku, ganggua
n emosional, regresi kearahstadium, penelantaran toilet training, intelegensi rendah, dan keturun
an.
f. Gagap ( Stuttering)
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar.
Wajar disini mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat-sendat. Gejala yang
sering diperlihatkan dengan gagap adalah seringmengulang atau memperpanjang suara suku kat
a atau kata-kata, dan seringterjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu arus
iramabicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena adanya pemaksaanmenggunakan tangan
kanan pada anak kidal, nervous (gugup) biasanya anak-anak
yang cenderung introvert dan anak-anak
yang kurangmampu mengadakan hubungan intrepersonal dan sosial serta tidak percaya diri,
Kurang seimbanganya dorongan berbicara dengan kecepatanberpikir.
g. Penakut
Ketakutan bisanya disebabakan beberapa hal diantaranya adanya cerita-cerita seram dan
menakutkan, takut pada gelap karena membayangkan hal-hal yang seram, peniruan dari
orang dewasa misalnya takut pada ulat, kesalahan mendidik pada orang tua.
h. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekasaran dan kekerasan paraorang tua dan para pe
ndidik sehingga mereka berdusta agar terhidar darihukuman, peniruan dari orang dewasa, kesad
aran anak akan kekurangandirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong, karena ingin dipuj
i, karena imajinasinya
i. Mencuri
Penyebab anak mencuri diantaranya dalah; tidak terpenuhinya
kebutuhan secara materil, kecintaan anak untuk melakukan petualangan dalam menaklu
kan karena petualangan yang heroik, peniruan, cemburu dan dendam, rasa kepemilikian
yang tinggi terhadapbarang orang lain.
j. Agresif
Agresivitas merupakan tingka laku menyerang baik secara fisikmaupun verbal atau be
rupa ancaman yang disebabkan
karena adanya rasapermusuhan. Penyebab anak agresif diantaranya karena terkekang, reaksiem
osi terhadap frustasi karena dilarang melakukan sesuatu, peniruan dariorang dewasa.
k. Autisme
Autisme merupakan gangguan terhadap perkembangan anak yangditandai dengan ana
k tidak menguasai kemampuan untuk melakukan interaksi sosial yang timbal balik, t
idak memiliki kemmapuan untuk berkomunikasi, serta munculnya perilaku, minat, ataupu
n aktivitas yang stereoptik. Gejala yang muncul pada anak-anakautisme adalah; Komunikasi;
perkembnagan bahasa lambat atau samasekali tidak ada, kadang-kadang kata-
kat yang digunakan tidak sesuai dengan artinya. interaksi sosial; suka menyendiri, tidak
adakontak mata, tidak tertarik untuk bermain dengan teman lainnya.Gangguan sensoris; san
gat sensitif terhadap sentuhan, suara keras,cahaya terang dsb. Pola bermain; tidak
kreatif, tidak imajinatif. Prilaku;hiperaktif, sering marah tanpa alasan yang jelas, tidak suka p
adaperubahan, suka menyerang. Emosi; marah-marah, tertawa-tertawa, menangis tanpa
alasan yang jelas, tempertantrum jika dilarang.
Penyebab austisme pada anak disebabkan beberapa hal diantranyaadalah ketidakpedulian or
ang tua pada saat mengandung sehingga terjadi
kerusakan metabolik, penyimpangan terhadap kromosom, komplikasi saatprenatal seperti ibu m
engalami penyakit rubella, TBS tulang dsb. Atau jugaterjadi karena pendarahan pada saat keha
milan, keracunan makanan, virus,polusi, jamur, dsb.
E. KESIMPULAN
Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang-
orang disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak usia
dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidakmenganggu
perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan danarahan saat anak usia dini/
taman kanak-kanak mengalami masalah bisa menjadipengalaman yang berharga bagi anak
dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak yang disebabkan karena faktor internal dan
eksternal membutuhkan kerjasama semua pihak dalammenyelesaikannya.
Permasalahan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab gurudi sekolah saja, tetapi juga
harus ada kerjasama dengan orang tua danmasyarakat. Dengan adanya penanganan
sedini mungkin diharapkanpermasalahan anak tersebut tidak akan menghambat perkembangan
pada tahapan kehidupan lebih lanjut.
PERMASALAHAN ANAK DAN UPAYA PENANGANANNYA Oleh
d. Gangguan gerak peniruan (stereotipike. Kidalf. Gangguan Kesehatan (penyakit)g. Hiperaktifh.
Neuropatii. Ngompol (enuresis) j. Buang air besar di sembarang tempat (encopresis)k.
Gagapl. Gangguan perkembangan bahasa
2. Psikis
Permasalahan psikis anak terkait dengan kemampuan psikologisyang dimilikinya atau
ketidakmampuan mengekspresikan dirinya dalamkondisi yang tidak normal. Beberapa
permasalahan psikis yang seringkalidialami anak adalah sebagai berikut.a. Gangguan
konsentrasib. Inteligensi (baik tinggi maupun rendah)c. Berbohongd. Emosi(perasaan takut,
cemas, marah, sedih, dan lain-lain)
3. Sosial
Perkembangan sosial anak berhubungan dengan kemampuananak dalam berinteraksi dengan
teman sebaya, orang dewasa, ataulingkungan pergaulan yang lebih luas. Dengan demikian,
permasalahananak dalam bidang sosial juga berkaitan dengan pergaulan atauhubungan sosial,
yang meliputi perilaku-perilaku sebagai berikut.a. Tingkah laku agresifb. Daya suai kurangc.
Pemalud. Anak manjae. Negativismef. Perilaku berkuasag. Perilaku merusak
1. Tes
Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakanuntuk mengidentifikasi
permasalahan anak yang bersifat standar/baku.Bentuk tes ini dapat berupa pertanyaan-pertanyaan
atau tugas –tugasyang harus dijawab atau dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu. Diantara
beragam jenis tes yang banyak dipergunakan, di antaranya adalah:a. tes bakat;b. inteligensi;c.
prestasi;d. diagnostik;e. dan lain-lain.
2. Non-tes
Teknik non tes biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasipermasalahan anak dengan cara
mengamati penampilan serta perilakuanak dalam aktivitas kesehariannya sehingga cenderung
lebih fleksibelbila dibandingkan dengan teknik tes. Di samping itu, dipergunakan pulakumpulan
hasil karya dan pekerjaan anak selama periode waktu tertentu.Beberapa macam teknik non-tes
yang populer, di antaranya adalah:a. observasi;b. wawancara;c. angket;d. portofolio;e. catatan
anekdot;f. daftar cek;g. skala penilaian;h. sosiometri;i. angket; j. tugas kelompok;k. dan lain-lain.
E. Langkah-langkah dan Teknik Penanganan Masalah1. Langkah-langkah Penanganan
masalah
Penanganan masalah anak dapat dilakukan dengan mengikutilangkah-langkah sebagai berikut.a.
Identifikasi kasus, yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yangdiperkirakan mengalami
masalah.b. Identifikasi masalah, yakni upaya mengetahui inti permasalahan yangdihadapi
anak.c. Diagnosis, merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristikserta faktor penyebab
masalah yang dialami anak.d. Prognosis, merupakan langkah untuk merumuskan
alternatif upayabantuan sesuai dengan karakteristik permasalahan yang dialami.e.
Treatment
, merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.
f. Tindak lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upayapemberian bantuan yang telah
dilakukan serta kemungkinanpenggunaan langkah-langkah berikutnya.
2. Teknik Penanganan Masalah
Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untukmenangani permasalahan anak
yang berbeda-beda. Penggunaan suatuteknik akan bergantung kepada karakteristik anak, jenis
permasalahan,kemampuan serta keterampilan pemberi bantuan, serta faktor
feasibilitas
-nya.Di antara berbagai teknik yang dapat dilakukan orang tua dan guruuntuk membantu
menangani permasalahan anak adalah sebagai berikut.
a. Latihan
b. Permainan
c. Saran dan nasihatd. Pengkondisian (conditioning )
e. Model dan peniruan (modeling and imitation )
f. Konseling
F. Syarat Menangani Permasalahan Anak
Orang tua dan guru merupakan model bagi anak. Untuk dapatmembantu menangani
permasalahan anak dengan tepat, orang tua danguru diharapkan memiliki beberapa karakteristik
sebagai persyaratannya.Beberapa karakteristik di bawah ini setidaknya dapat
membantumempermudah orang tua dan guru dalam menangani permasalahan yangdihadapi
anak.
1. Kesabaran
2. Penuh kasih saying
3. Penuh perhatian
4. Ramah
5. Toleransi terhadap anak
6. Empati
7. Penuh kehangatan
8. Menerima anak apa adanya
9. Adil
10. Dapat memahami perasaan anak
11. Pemaaf terhadap anak
12. Menghargai anak
13. Memberi kebebasan terhadap anak
14. Menciptakan hubungan yang akrab dengan anak
G. Penutup
Setiap permasalahan tentu memiliki solusi. Demikian pulapermasalahan yang dihadapi anak,
merupakan suatu cara bagi orang tuadan guru untuk belajar memberikan solusi yang terbaik bagi
prosestumbuh kembang anak-anak mereka.Semoga paparan dalam makalah ini memberikan
manfaat bagibanyak pihak. Terima kasih
A. ASPEK EMOSIONAL
Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak
TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah,
angin topan, dll.
Cara menanganinya dengan melalui kegiatan aktifitas dengan penuh tantangan agar anak bebas dari rasa takutnya
selain itu juga dapat pula dilakukan untuk Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai
pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar,
atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Bermain peran
Belajar mengenal perasaan
Belajar berteman melalui permainan beregu
Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang, akibatnya adanya
penilaian negatif terhadap dirinya.
melakukan kebohongan
melakukan kecurangan,
Cara menanganinya : Ajarkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan melalui cerita pendek yang dapat dengan
mudah dipahami dan diingat oleh anak Anda. Berikan umpan balik tentang dampak perilaku bohong anak Anda
terhadap dirinya dan orang lain. Jelaskan pada anak Anda tentang bagaimana cara Anda mengetahui dengan pasti
ketika Ia berbohong, sehingga anak Anda akan sadar atas perbuatannya dan berusaha untuk tidak mengulanginya
kembali. Cari tahu penyebab kenapa anak Anda berbohong, apakah Ia sedang ingin mendapatkan perhatian orang
lain, untuk menghindari rasa malu atau menghindari hukuman, dan sebagainya agar dapat mencegah munculnya
perilaku berbohong anak di kemudian hari.
Mencuri dalam hal ini mengambil barang tanpa izin yang punya
Merusak, ditampilkan dalam bentuk tingkah laku sengaja merusak mainan teman.
Cara menanganinya dengan Sikap tegas akan membuat anak tak ingin melanggar aturan. Sedangkan sikap galak
hanya membuat anak takut. Katakan apa yang tidak boleh dilakukan dengan nada bicara yang tidak menekan dan
jelas, sehingga anak dapat memahaminya dengan baik. Hindari kata-kata negatif seperti “Jangan” atau “Tidak
boleh”. Lebih baik gunakan kalimat positif, mencuri dan merusak mainan teman itu tindakan yang yang dilarang
oleh Allah, dan berdosa. Allah tidak menyukai anak yang suka berbuat dosa.
C. ASPEK BAHASA
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk
anak usia TK, keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan berbicara.
Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari ketidakmampuan
mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di sekelilingnya. Permasalahan
tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanya budaya di sekitar kita yang tidak membiasakan
orang untuk mengekspresikan perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sesuatu yang memalukan.
Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-anak kita tidak mampu mampu mengutarakan isi hatinya
dengan kalimat-kalimatnya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian bahasa pertama yakni bahasa ibu,pada masa fase
bayi,dimana bahasa ini anak mudah mengenal bahasa,dimana anak dapat mendengar dan mudah
memahami bahasa lisan.ketika anak sudah bisa mengenal dan paham arti bahasa ibunya, maka
perkenalkanlah bahasa budaya sekitar sedikit-demi sedikit,agar anak tidak kacau dalam berbahasa.
kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap. Ketidakmampuan
anak dalam berbahasa sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak pada tahap perkembangan
selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi hubungan sosial mereka dengan orang lain.
Cara menanganinya : Gagap bicara pada anak bisa diatasi dengan Usahakan saat bicara posisi kita sejajar dengan
anak, dalam suasana tenang dan santai, sabar mendengarkan dia bicara, dan jangan terlalu memperhatikan
kegagapannya, Menenangkan hati anak, Membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk melakukan semua
aktivitasnya, Jangan memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai berbicara walaupun bicaranya
terputus-putus, Melakukan terapi bicara.
Cara menangani : Memahami Anak Sebagai Pribadi yang Berkembang,Memahami anak sebagai pribadi yang
berkembang yang dimaksudkan di sini adalah setiap anak mempunyai tahapan demi tahapan dalam berkembang.
Sudah tentu, tahapan perkembangan anak sangat berbeda dengan cara berpikir dan memahami segala sesuatu
yang dimiliki orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua tidak bisa memaksakan kehendak terhadap anaknya agar
mengikuti cara berpikir dan memahami sesuatu sebagaimana orangtuanya. Jika memang orangtuanya
menghendaki sang anak melakukan apa yang menjadi harapannya hendaknya disesuaikan dengan tahapan
perkembangan sang anak.
Cara menanganinya : Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan fisiknya.
Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan makanan serta kepedulian orang tua
untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi pada anak. Dengan pemberian program “4 sehat 5
sempurna”.
Cara menaganinya : Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya juga
memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu dan tampak
canggung. Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan sistem vestibular atau sistem yang
mengatur keseimbangan di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak
sampai saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal membaca dan menulis.
Cara menanganinya : Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu diperhatikan adalah kemampuan
bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta kesadaran
terhadap tubuh secara keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi gerakannya juga
tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya. Hal yang menyebabkan
masalah tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan ada kemungkinan anak
mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alasan yang terakhir ini orang tua perlu
mengkonsultasikannya dengan dokter.
Cara menanganinya : Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik
untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai
macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan pekerjaan yang
menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu diperhatikan
yaitu jika anak enggan untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu pekerjaan
hingga tuntas, sebelum beralih ke pekerjaan lain.
E. ASPEK KOGNITIF
Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris), seperti ketika menggambar
anak menunjukkan gambar ikan dari sudut pengamatannya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian obyek yang nyata pada anak karena anak masih berfikir secara
abstrak.
Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian, seperti anak tidak mampu
menjawab alasan mengapa menyusun balok seperti ini dll.
Cara menangani : Berpikir kritis, menjadi kebutuhan individu sejak dini agar mereka mampu menjalani segalanya
secara benar. Berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap berbagai
pernyataan dan mengambilkan keputusan yang didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki dukungan yang
baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot. Berfikir kritis itu bisa muncul dari seseorang yang selalu memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi. Tanpa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seseorang tak akan pernah bisa berfikir kritis.
Karena pada dasarnya berpikir kritis itu adalah suatu cara untuk memberdayakan ketrampilan atau strategi kognitif
dalam mencapai tujuan tertentu.maka dari itu para guru dan orang tua memberikan pejelasan,manfaat maupun
tujuan pada anak mengenai obyek yang dibuatnya sendiri.agar anak lebih mudah paham tentang obyek yang
dibuatnya.
Cara Menangani : upaya seorang guru Taman kanak-kanak untuk mengatasi anak yang sulit berimajinasi pada saat
menggambar. Strategi yang diterapkan guru tersebut anatara lain: memberikan kebebasan kepada anak untuk
menggambar sesuatu sesuai dengan minat anak, mengajak anak keluar kelas, kemudian meminta anak untuk
bercerita dan menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap anak yang lahir ke dunia, sangat rentan dengan berbagai masalah. Masalah yang dihadapi anak,
terutama anak usia dini, biasanya berkaitan dengan gangguan pada proses perkembangannya.
Bila gangguan tersebut tidak segera diatasi maka akan berlanjut pada fase perkembangan berikutnya
yaitu fase perkembangan anak sekolah. Pada gilirannya, gangguan tersebut dapat menghambat proses
perkembangan anak yang optimal. Dengan demikian, penting bagi para orang tua dan guru untuk
memahami permasalahan-permasalahan anak agar dapat
meminimalkan kemunculan dan dampak permasalahan tersebut serta mampu memberikan upaya
bantuan yang tepat.
B. Rumusan masalah
5. Langkah dan tekhnik apa yang digunakan dalam penanganan permasalahan emosi dan perilaku anak
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian,Jenis
permasalahan,faktor penyebab,cara mengidentifikasi,Langkah dan tekhnik yang digunakan dalam
penanganan serta Syarat dalam menangani permasalahan emosi dan perilaku anak
BAB II
PEMBAHASAN
Emotional And Behavioral Disorders (EBD) atau Gangguan Emosional Perilaku mengacu pada
suatu kondisi di mana tanggapan perilaku atau emosional seorang individu di sekolah sangat berbeda
dari norma-norma anak lain yang umumnya diterima, sesuai dengan usia, etnis, atau budaya yang
mempengaruhi secara berbeda kinerja pendidikan di wilayah seperti perawatan-diri, hubungan sosial,
penyesuaian pribadi, kemajuan akademis, perilaku di ruang kelas atau penyesuaian terhadap
pekerjaan ...EBD lebih dari respon yang diharapkan dan bersifat sementara terhadap tekanan pada
lingkup anak-anak atau remaja dan akan bertahan bahkan dengan intervensi individual, seperti umpan
balik kepada individu, konsultasi dengan orang tua atau keluarga, dan / atau modifikasi pada lingkungan
pendidikan ... Keputusan kelayakan harus didasarkan pada beberapa sumber data tentang berfungsinya
perilaku individu atau emosional. EBD harus dilampirkan dalam setidaknya dua pengaturan yang
berbeda, setidaknya salah satu yang harus terkait dengan sekolah ...EBD dapat hidup berdampingan
dengan kondisi handicapp lain sebagaimana didefinisikan di tempat lain dalam undang-undang ini (IDEA)
... kategori ini bisa termasuk anak-anak atau remaja dengan schizophenia, gangguan afektif, atau dengan
gangguan tingkah laku, perhatian atau penyesuaian yang berkelanjutan. (Council for Exceptional
Children, 1991, hlm.10).
Gangguan emosi dan perilaku (ditjenPLB.com, 2006) juga diartikan sebagai anak yang
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan
dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi
kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya
Hallahan dan Kauffman (2006) dapat dimulai dari tiga ciri khas kondisi emosi dan perilaku,
antara lain yaitu :
1. Tingkah laku yang sangat ekstrim dan bukan hanya berbeda dengan tingkah laku anak lainnya.
2. Suatu problem emosi dan tingkah perilaku yang kronis, yang tidak muncul secara langsung,
3. Tingkah laku yang tidak diharapkan oleh lingkungan karena bertentangan dengan harapan sosial dan
cultural.
Heward & Orlansky (1988) dalam Sunardi (1996) mengatakan seseorang dikatakan mengalami
gangguan perilaku apabila memiliki satu atau lebih dari lima karakteristik berikut dalam kurun waktu
yang lama, yaitu:
1. ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor intelektualitas, alat indra maupun
kesehatan.
2. ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam menjalin hubungan dengan
teman sebaya dan pendidik.
3. tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan normal.
Simptom gangguan emosi dan perilaku biasanya dibagi menjadi dua macam,
yaitu externalizing behavior dan internalizing behavior. Externalizing behavior memiliki dampak
langsung atau tidak langsung terhadap orang lain, contohnya perilaku agresif, membangkang, tidak
patuh, berbohong, mencuri, dan kurangnya kendali diri. Internalizing behavior mempengaruhi siswa
dengan berbagai macam gangguan seperti kecemasan, depresi, menarik diri dari interaksi sosial,
gangguan makan, dan kecenderungan untuk bunuh diri. Kedua tipe tersebut memiliki pengaruh yang
sama buruknya terhadap kegagalan dalam belajar di sekolah (Hallahan & Kauffman, 1988; Eggen &
Kauchak, 1997).
Secara garis besar, masalah yang dihadapi anak dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu masalah-masalah
yang berkaitan dengan keadaan fisik, psikis, sosial, serta kesulitan belajar.
a. Fisik
Perkembangan aspek fisik terkait dengan keutuhan dan kemampuan fungsi panca indera anak,
kemampuan melakukan gerakangerakansesuai perkembangan usianya serta kemampuan
mengontrolpembuanga. Anak yang mengalami hambatan dalam hal-hal tersebutdapat dikatakan
mengalami masalah secara fisik. Lebih lanjut
b. Cacat tubuh
c. Kegemukan (obesitas)
e. Kidal
g. Hiperaktif
h. Neuropati
i. Ngompol (enuresis)
k. Gagap
b. Psikis
Permasalahan psikis anak terkait dengan kemampuan psikologis yang dimilikinya atau ketidakmampuan
mengekspresikan dirinya dalamkondisi yang tidak normal. Beberapa permasalahan psikis yang
seringkali dialami anak adalah sebagai berikut.
a. Gangguan konsentrasi
c. Berbohong
c. Sosial
Perkembangan sosial anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan teman
sebaya, orang dewasa, ataulingkungan pergaulan yang lebih luas. Dengan demikian, permasalahananak
dalam bidang sosial juga berkaitan dengan pergaulan atauhubungan sosial, yang meliputi perilaku-
perilaku sebagai berikut.
c. Pemalu
d. Anak manja
e. Negativisme
f. Perilaku berkuasa
g. Perilaku merusak
d. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar pada anak dapat dimaknai sebagai ketidakmampuan anak dalam mencapai taraf hasil
belajar yang sudah ditentukan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dalam program kegiatan
belajar, sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Beberapa indicator dan jenis kesulitan belajar yang
mungkin dialami anak adalah sebagai berikut.
a. Lower level
b. Underachiever
c. Slow learner
Terdapat beberapa faktor penyebab permasalahan pada anak, baik yang bersifat intrinsik (berasal dari
diri anak sendiri) maupun ekstrinsik (berasal dari luar diri anak). Secara umum, faktor-faktor tersebut
adalah:
b. lingkungan keluarga, mencakup pola asuh orang tua, keadaan socialekonomi keluarga, dan lain-lain;
c. lingkungan sekolah, meliputi cara mengajar guru, proses belajarmengajar, alat bantu, kurikulum, dan
lain-lain);
Berbagai cara dapat dilakukan orang tua dan guru untuk mengetahui apakah anak mengalami
permasalahan atau tidak. Cara-caratersebut secara umum dibagi dua, yakni melalui tes dan non tes.
1. Tes
Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi permasalahan
anak yang bersifat standar/baku.Bentuk tes ini dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau tugas –
tugas yang harus dijawab atau dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu. Di antara beragam jenis tes
yang banyak dipergunakan, di antaranya adalah:
a. tes bakat;
b. inteligensi;
c. prestasi;
d. diagnostik;
2. Non-tes
Teknik non tes biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasipermasalahan anak dengan cara
mengamati penampilan serta perilaku anak dalam aktivitas kesehariannya sehingga cenderung lebih
fleksibelbila dibandingkan dengan teknik tes. Di samping itu, dipergunakan pulakumpulan hasil karya
dan pekerjaan anak selama periode waktu tertentu.
a. observasi;
b. wawancara;
c. angket;
d. portofolio;
e. catatan anekdot;
f. daftar cek;
g. skala penilaian;
h. sosiometri;
i. angket;
j. tugas kelompok;
1. Identifikasi kasus, yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang diperkirakan mengalami masalah.
3. Diagnosis, merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik serta faktor penyebab masalah yang
dialami anak.
4. Prognosis, merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya bantuan sesuai dengan karakteristik
permasalahan yang dialami.
6. Tindak lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upaya pemberian bantuan yang telah
dilakukan serta kemungkinan penggunaan langkah-langkah berikutnya.
Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untukmenangani permasalahan anak yang
berbeda-beda. Penggunaan suatuteknik akan bergantung kepada karakteristik anak, jenis
permasalahan,kemampuan serta keterampilan pemberi bantuan, serta faktorfeasibilitasny
Di antara berbagai teknik yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk membantu menangani
permasalahan anak adalah sebagai berikut.
a. Latihan
b. Permainan
f. Konseling
Orang tua dan guru merupakan model bagi anak. Untuk dapat membantu menangani permasalahan
anak dengan tepat, orang tua dan guru diharapkan memiliki beberapa karakteristik sebagai
persyaratannya.
Beberapa karakteristik di bawah ini setidaknya dapat membantumempermudah orang tua dan guru
dalam menangani permasalahan yangdihadapi anak.
1. Kesabaran
3. Penuh perhatian
4. Ramah
6. Empati
7. Penuh kehangatan
9. Adil
12. Menghargai anak
A. Kesimpulan
Setiap permasalahan tentu memiliki solusi. Demikian pula permasalahan yang dihadapi anak,
merupakan suatu cara bagi orang tua dan guru untuk belajar memberikan solusi yang terbaik bagi
proses tumbuh kembang anak-anak mereka.
B. Saran
http://pancaplb12.blogspot.com/2012/11/anak-dengan-gangguan-emosi-dan-perilaku.html
http://putraandesland.blogspot.com/2011/02/makalah-psikologi-tentang-emosional.html
http://www.katabagus.com/jenis-gangguan-perkembangan-anak.html
http://digilib.usu.ac.id/buku/82778/Gambaran-masalah-emosi-dan-perilaku-anak-penderita-hipotiroid-
kongenital.html
http://muhammad-reza.blogspot.com/2010/03/hambatan-perkembangan-emosi-pada-anak.html
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap anak lahir dengan kemampuan yang berbeda-beda, sejalan
dengan pendekatan humanis yang menyatakan bahwa individu lahir di dunia ini dengankarakteri
stik yang berbeda-beda dan dengan keunikannya maing-masing. Setiapindividu dengan
keistimewaannya masing-masing tidak pernah lepas dari masalah,utamanya peserta didik.
Peserta didik sebagai subjek pendidikan tidak serta mertalepas dari masalah.Pembahasan
makalah ini memfokuskan pada permasalahan yang dialami olehanak dalam rentang usia dini.
Permasalahan yang dialami oleh anak usia dini yangsering dijumpai adalah permasalahan pada
perkembangannya, dan
apabila permasalahan tersebut tidak segera diatasi akan sangat berdampak buruk bagi perkemban
gannya kelak. Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak tidak hanya
menghambat perkembangan emosi dan sosialnya,akan tetapi juga menghambat perkembangan
fisik, intelektual, kognitif dan bahasa(Izzaty, Rita Eka : 2005, dalam
Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-kanak).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari permasalahan pada anak ?2.
Jenis-jenis permasalahan pada anak ?3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pada anak ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui konsep dasar permasalahan pada anak2.
Mengetahui jenis-jenis permasalahan pada anak3.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pada anak
5
Indra penglihatan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak, apabilaindra penglihatan
mengalami gangguan maka perkembangan anak akanterhambat. Melalui indra penglihatan anak
dapat membedakan warna dan bentukyang akan menunjang perkembangan
kognitifnya.Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan jugamenyebabkan
gangguan ingatan. Gangguan ingatan tersebut antara lain:a. Tidak mampu menyebutkan benda
tanpa ada bendanya b. Tidak mampu menguraikan benda-benda yang
dilihat dari beberapa aspek,misalnya bentuk, warna, fungsi dan sebagainya.c. Tidak mampu
mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk atau gambar.d. Tidak mampu mengurutkan
kembali satu seri gambar yang diacak.c.
Masalah PendengaranGangguan pendengaran pada anak bukan berarti anak mengalami tuli,
akantetapi anak mengalami kesulitan dalam membedakan suatu bunyi atau suara.Sebagian besar
orangtua menganggap masalah pendengaran adalah masalah yangsepele, sehingga masalah yang
awalnya kecil justru menjadi gangguan yang sulitdisembuhkan.d.
Masalah BerbahasaMasalah berbahasa dan berbicara pada anak diawali dari
ketidakmampuanmendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-
orangdisekelilingnya. Selain itu budaya yang masih menjamur dikalangan orangtuaadalah
seringnya orang tua tidak memberi kesempatan kepada anak untukmengutarakan isi hatinya,
sehingga secara tidak langsung hal tersebutmenghambat perkembangan bahasa anak. Masalah
lain yang terkait dengangangguan berbahasa adalah berbicara tidak jelas dan gagap.
2.
Permasalahan Psiko-sosial
Permasalahan psikis berkaitan dengan psikologis anak, sedangkan permasalahansosial berkaitan
dengan kemampuan anak dalam membangun interaksi denganlingkungannya, terutama teman
sebayanya. Ada berbagai permasalahan psiko-sosialyangsering dialami oleh anak usia dini
yakni :
6
1)
Masalah Sosial-Emosi
Secara umum masalah sosial-emosi pada anak ditunjukkan dengan tanda-tanda sebagai berikut
:a.Sukar berhubungan dengan orang lain
b.Mudah menangis
c.Suka membangkang
d.Sulit bergaul dengan teman sebayanya
e.Mau menang sendiri
f.Belum bisa mengikuti secar penuh aturan-aturan yang ada
2)Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaanmarah atau permusuhan
atau tindakan melukai orang lain baik dengantindakan kekerasan secara fisik, verbal maupun
dengan menunjukkanekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan(Rita
Eka Izzaty:2005).
3)Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yangmeliputi interpretasi
subyektif dan rangsangan fisiologis (Ollendick dalamRita Eka Izzaty : 2005), misalnya jantung
berdetak lebih cepat, keringatdingin, bernafas lebih cepat dan yang lain sebagainya.
4)Ketakutan
Ketakutan merupakan suatu keadaan alamiah karena merasa tidak amanterhadap suatu situasi
tertentu. Bentuk-bentuk ekspresi rasa takut bermacam-
macam , misalnya jeritan, tangisan, bersembunyi atau tidakmau lepas dari orangtuanya.
5)Pemalu
Pemalu merupakan suatu keadaan dalam diri seorang anak dimana anaksangat peduli terhadap
penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasacemas terhadap penilaian sosial tersebut,
sehingga anak lebih cenderungmenarik diri.
6)Temper Tantrum
Temper tantrum
merupakan luapan emosi yang meledak-ledak dan tidakterkontrol. Kejadian ini seringkali
muncul pada anak usia 15 bulan sampai6 tahun. Salah satu penyebabnya adalah anak tidak
mampumengungkapkan perasaannya dengan kata-kata ataupun ekspresi yangdiinginkannya,
sehingga anak mengalami frustasi atas keadaannya.(Hasan, Maimunah : 2009).
3.Permasalahan Belajar
Permasalahan belajar yang diungkapkan oleh saomah (2004) berkaitan dengankesulitan belajar.
Disini penulis mengungkapkan bahwa permasalahan belajar bukanhanya mengenai kesulitan
belajar atau ketidakmampuan anak dalam mencapai ataumengikuti taraf belajar yang telah
ditentukan tetapi juga mengenai
giftedness
(keberbakatan).Kesulitan belajar dapat digolongkan menjadi disleksia, diskalkulia, dan
disgrafia.Ketiganya merupakan permasalahan pada kesulitan belajar, sedangkan
giftedness
adalah keadaan pada anak yang memiliki IQ diatas rata-rata. Permasalahan anak berbakat ini
apabila diatasi sejak dini akan menguntungkan semua pihak, karena anak
gifted
merupakan anak yang memiliki kecerdasan luar biasa
2.Faktor Eksternala.
Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak karena keluarga
adalah pijakan dasar anak untuk tumbuh sehingga mempunyai andil besar dalam perkembangan
anak, selain itu pola asuh orang tua dan keadaan sosial ekonomikeluarga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
b.Lingkungan sekolah meliputi cara mengajar guru dan proses belajar mengajaryang diterapkan
disekolah.c.
Masyarakat meliputi teman sepermainan atau teman sebaya yang dapatmempengaruhi
perkembangan anak, karena lingkungan berpengaruh besarterhadap pembentukan karakter
seorang anak.d.
Media sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak, terlebih lagi mediatelevisi yang
menyajikan berbagai acara dan hiburan yang tentunya membawadampak positif dan negatif bagi
perkembangan anak.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Permasalahan pada anak merupakan gangguan perkembangan yang terjadi pada anak karena
berbagai faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktorinternal merupakan faktor yang
berasal dari dalam diri anak seperti faktor genetikatau keturunan, sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luarseperti keluarga, faktor sosial-ekonomi dan faktor
lingkungan. Ada berbagaimacam permasalahan yang terjadi pada anak, diantaranya adalah
permasalahanfisik, permasalahan psiko-sosial dan permasalahan belajar.B.
SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini
sangat jauh dari kata sempurna, baik dari isi maupun sistematika penulisan. Kritik dansaran yang
membangun sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi untukmemperbaiki kekurangan-
kerurangan yang ada pada makalah ini, sehinggakedepannya kami dapat menyempurnakan
tulisan-tulisan kami danmeminimalisasikan kesalahan pada setiap pembuatan tugas
Skip to content
3. Indra Penciuman
Anak usia dini sering menderita sinus dan mimisan yang menyebabkan ketidak pekaan terhadap
penciuman mereka hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuh anak yang sangat lemah.
4. Cacat tubuh
Cacat tubuh yang dialami anak usia dini merupakan faktor bawaan yang sudah dialami sejak ia
lahir. Cacat tubuh yang terjadi antara lain, tidak memiliki jari yang sempurna, tuli, anggota tubuh
yang tidak sempurna, namun ada juga anak yang terlahir dalam keadaan normal akan tetapi
ketika berusia 8 bulan ia mengalami panas yang sangat tinggi dan sejak itu anak tersebut
mengalami kecacatan selamanya. Dalam hal ini, orang tua sebaiknya menerima anak apa adanya,
mensyukuri apa yang diberikan tuhan, menghargai anak akan tetapi pada kenyataannya banyak
orang tua yang malu dan tidak mau mengakui sebagai anaknya hal itu terjadi karena kurangnya
pendidikan dan pemahaman orang tua yang berasumsi bahwa anak adalah amanah yang harus
kita jaga maka dari itu perlu sekali penyuluhan-penyuluhan, seminar atau pun parenting untuk
meningkatkan pemahaman orang tua tentang hakikat anak.
3. Kegemukkan (Obesitas)
Anak yang mengalami obesitas menjadi sangat terbatas ruang gerak yang ia miliki.karena ia
harus menopang berat beban paada tubuhnya.biasanya hal ini disebabkan karena gizi yang
berlebihan. Dalam hal ini, sebaiknya orangtua memperhatikan asupan makanan dengan kadar
yang sesuai dan tidak berlebihan dan sering mengajaknya berolahraga.
4. Gangguan gerak peniruan
Anak yang mengalami gangguan gerak peniruan adalah anak yang tidak bisa menirukan gerakan-
gerakkan yang dicontohkan oleh gurunya, ia akan merasa cemas ketika gurunya memerintahkan
untuk menirukan gerakkannya. Anggota tubuh anak akan kaku saat melakukan gerakkan
sederhana. Permasalahn yang sering terjadi pada anak usia dini adalah anak masih kesulitan
dalam menggerakkan bagian tubuh tertentu seperti :
• Berguling
• Menangkap
• Melempar
• Berlari
• Senam
Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar
merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk
mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Selain itu, belum sempurnanya
koordinasi dalam mengontrol motorik kasar. Ketika ditugaskan berjalan tanpa menyentuh
temannya. Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai anak usia dini adalah kemampuan
motorik halus. Kemampuan motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu antara
motorik halus dengan panca indera. Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan
untuk kesiapan menulis, membaca, dan lain-lain. Permasalahan yang sering terjadi adalah anak-
anak masih sulit menjiplak membentuk lingkaran, segitiga dan persegi serta masih sulit
menggenggam pensil. Dalam hal ini, sebaiknya orang tua menstimulasi sejak dini dengan
mengarahkan anak untuk meremas-remas kertas dan sebagainya.
5. Gangguan Berbahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Dalam
hal keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan berbicara. Masalah berbahasa yang
dialami anak usia dini berawal dari ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan
yang diucapkan orang-orang sekelilingnya. Anak yang bermasalah dalam perkembangan
bahasanya pada umumnya anak tersebut mengalami beberapa gangguan, misalnya :
• Speech delay
Keterlambatan bicara adalah salah satu gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan
pada anak.deteksi dini gangguan bicara dan bahasa ini harus dilakukan oleh semua individu yang
terlibat dalam penanganan anak ini mulai dari orang tua, keluarga, dan dokter. Pada anak normal
tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu stimulasi kemampuan bicara dan bahsa sejak lahir,
bahkan bisa juga dilakukan stimulasi sejak dalam kandungan. Dengan stimulasi dini diharapkan
kemampuan anak dalam berbahsa, khususnya berbicara akan berjalan optimal. Speech delay bisa
disebabkan karena pemberian makan dengan tekstur yang tidak sesuai. Penanganan
keterlambatan berbicara dilakukan dengan pendekatan medis sesuai dengan penyebab kelainan
tersebut. Biasanya anak yang mengalami speech delay ia juga bermasalah pada gangguan
pendengarannya.
• Gagap (stuttering)
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajar disini mengandung
pengertian normal, jelas dan tidak tersendat-sendat. Gejala yang sering diperhatikan dengan
gagap adalah sering mengulang atau memperpanjang suara suku kata atau kata-kata dan sering
terjadi keraguan dan penghentian bicara sehungga mengganggu arus irama bicara. Penyebab
gagap biasanya terjadi karena anak sering dibentak, dimarahi dan sering membiasakan anak
menjawab pertayaan dengan potongan-potongan kata.
• Cadel
Anak yang menderita cadel tidak dapat menyebut huruf tertentu dengan jelas misalnya “R” “L
“S” dan lain-lain. Penyebab cadel biasanya terjadi karena orang disekitarnya telah membiasakan
berbicara yang tidak sesuai dengan kata sebenarnya, contoh : sayang jadi “tayang” atau makan
jadi mamam.
6. Kidal
Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalam menggunakan tangan
kanan.tetapi kidal juga muncul karena kebiasaan anak dalam menggunakan tangan kirinya.
Beberapa factor penyebab kidal pada anak diantaranya karena hemisphere kanan dalam otak
lebih unggul daripada kiri bisa juga disebabkan karena pembiasaan yang salah, Namun bisa saja
tidak terjadi apabila sejak dini kita arahkan. Pada umumnya anak yang mengalami kidal akan
memiliki suatu kelebihan yang tak dimiliki oleh anak lainnya.
7. Hiperaktif
Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari attention deficit disorder (ADD) dikategorikan pada
gangguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan yang berlebihan.anak hiperaktif biasanya mengalami
kesukaran dalam memusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu,jangka waktu perhatiannya
sangat pendek,mudah terganggu perhatian, pikirannya tidak tenang dan tidak bisa mengontrol
diri, banyak bicara serta tindakkannya tidak bertujuan, tidak berkonsentrasi terhadap suatu objek
tertentu. ADD biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun. Lama gangguan sedikitnya 6
bulan. ADD terjadi karena terjadi kerusakan otak minimal atau otak tidak dapat berfungsi penuh,
melainkan hanya sebagian saja. Penyebab lainnya karena lingkungan yang tercemar racun, bahan
tambahan pada makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan dan
lingkungan.
8. Ngompol (Enuresis) dan Buang air besar di sembarang tempat (Encopresis)
Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3 tahun. Biasanya terjadi pada
malam hari (Nocturnal), tetapi tidak menutup kemungkinan terjadai pada siang hari. Faktor
penyebab ngompol dan buang air besar di sembarang tempat adalah penggunan diapers, ketika
anak dibiasakan mengunakan diapers dan tidak dibiasakan toilet trainee maka anak akan merasa
aman untuk melakukan buang air dimana pun ia berada,namun ketika usia anak bertambah dan
mencoba untuk melepaskan pampers ia akan terbiasa untuk buang air dimana pun ia berada
karena pembiasaan penggunaan diapers itu sendiri.
9. Gangguan kesehatan (penyakit)
Gangguan kesehatan yang dimaksud disini adalah penyakit yang sering terjadi misalnya, batuk,
pilek, demam, diare, radang, cacar, campak, dan lain-lain. Penyakit – penyakit tersebut
disebabkan oleh kuman dan bekteri yang dipengaruhi dari makanan dan kebersihan lingkungan
sekitar.
10. Kekurangan gizi
Kekurangn gizi adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktifitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan
kehidupan yang dapat menghambat perkembangan anak. Anak yang kekurangan gizi sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembnagannya, produksi tenaga, pertahanan tubuh,
struktur dan fungsi otak dan perilaku. Maka dari itu, anak usia dini membutuhkan asupan
makanan dengan gizi seimbang. Salah satu faktor kekurangan gizi pada anak usia dini adalah
perekonomian keluarga yang tidak mencukupi untuk memenuhi gizi sang anak. Padahal menu
makanan dengan gizi seimbang tak harus mahal.
Misalnya daging sebagai protein bisa diganti dengan telur atau tahu dan tempe, brokoli sebagai
sayur bisa diganti dengan bayam, dan masih banyak susu yang dijual dengan harga terjangkau.
Namun pada kenyataannya di kota besar seperti Jakarta banyak orang yang mampu bahkan orang
kaya tetapi anak-anak dari mereka mengalami kekurangan gizi karena kurangnya perhatian orang
tua yang terlalu sibuk akan pekerjaannya masing-masing, sehingga anak mereka terlantar.
Mereka hanya memberikan makanan instan (cepat saji) untuk anak – ankanya.
11. Permasalahan Psikis (Mental)
Permasalahan psikis anak terkait dengan kemampuan psikologis yang dimilikinya atau
ketidakmampuan mengekspresikan dirinya dalam kondisi yang tidak normal. Beberapa
permasalahan psikis yang seringkali dialami anak adalah sebagai berikut.
a. Gangguan konsentrasi
Disleksia
Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada
anak, yang ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam
memahami meskipun normal atau diatas rata-rata. Ada tiga aspek kognitif penderita dysleksia
yaitu, pendengaran,penglihatan dan perhatian. Disleksia dapat mempengaruhi perkembangan
bahasa seseorang. Penderita disleksia secara fisik tidak terlihat sebagai penderita.disleksia tidak
hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam
urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan termasuk dari atas kebawah dan dari
kiri ke kanan serta sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke otak. Hal ini yang
sebenarnya dianggap penderita dysleksia tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam mengatasi
disleksia biasanya dilakukan terapi Binaural Beats Dysleksia.
Dyscalculia
Dyscalculia adalah kesulitan dalam belajar atau memahami matematika (termasuk tentang
symbol-simbol dan bentuk matematika), diskalkulia bisa terjadi akibat dari cidera otak. anak
yang mengalami dyscalculia akan kesulitan dalam menghafal bentuk angka dan bangun geometri
sederhana seperti(lingkaran,persegi dan segitiga), ia juga kesulitan dalam menghitung bilangan
sederhana misalnya ( 1+2) dan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-
hari.dyscalculia dapat terdeteksi pada usia dini dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan memahami cara bermatematika yang diajarkan kepada
anak-anak dan tentunya dilakukan sambil bermain dan menyenangkan.
b. Inteligency (baik tinggi maupun rendah)
Pada umumnya anak usia dini ada yang memiliki tingkat intelegensi yang tinngi dan ada juga
yang rendah,biasanya anak yang memiliki inteligensi tinggi ia selalu cepat dalam mengerjakan
tugas-tugasnya, memiliki daya tangkap dan daya ingatan yang sangat bagus dan ia pun sering
mengganggu teman-temannya ketika ia telah selesai mengerjakan tugasnya. Begitu juga
sebaliknya anka yang memiliki intelegensi yang rendah ia akan lama untuk mengingat dan
menangkap suatu pelajaran dan informasi yang diterimanya. Hal tersebut sangat berpengaruh
pada asupan nutrisi yang diberikan sang ibu sejak dalam rahim, karena pada saat itulah
pembentukkan otak akan berkembang sejak dalam kandungan.
c. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekerasan pada orang tua dan para pendidik sehingga
mereka berdusta agar terhindar dari hukuman,peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan
kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong,karena ingin dipuji juga karena
imajinasinya.
Tidak menuduh anak berbohong bila tidak mempunyai bukti.Setiap orang butuh diberi
kepercayaan, begitu pula anak-anakkita. Dahulukan prasangka baik dengan mendengarkan
alasan-alasan yang dikemukakan. Jika tidak mendapatkan kepercayaan ia akan menolak untuk
berkomunikasi.Menjadi pendengar yang baik, untuk mengetahui apa yang sedang terjadi
pada anak.Jika mengetahui anak berbohong, langsung jelaskan faktanya tidak perlu menunggu
sampai dia mengaku, apalagi memaksa ia untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi. Tindakan
ini hanya akan mendidiknya lebih canggih untuk berbohong.
Kontrol emosisaat mengetahui anak berbohong.Emosi yang berlebihan dan memenggil anak
sebagai pembohong tidak akan menyelesaikan masalah, malah makin membuat anak takut dan
berbohong lagi. Berikan jaminan bahwa jika ia bereterus terang kita akan mema’afkan dan tidak
menghukumnya.Mengevaluasi diri, apakah kita terlalu keras kepada anak, sehingga tersumbat
jalur komunikasi dengan anak.Jika anak berbohong karena imajinasi maka ajari anak untuk
membedakan antara hal realistik dan imajinasi tanpa menyalahkan sikap bohongnya tersebut.
d. Emosi (takut, cemas, mudah menangis, marah,sering membangkang, mau menang
sendiri dan lain-lain)
Penakut
Ketakutan biasanya disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adanya cerita seram
dan menakutkan.takut pada gelap karena membayangkan hal-hal yang seram,peniruan dari orang
dewasa misalnya takut pada ulat, dan kesalahan mendidik orang tua.dan ada juga ketakutan –
ketakutan lainnya yang dialami anak, misalnya takut pada orang tua, rasa takut kepada orang tua
karena orang tua yang sering membentak, memarahi dan menghukum, dan sering juga terjadi
takut ditinggal ibu dan pengantar hal ini terjadi karena anak tidak dibiasakan bersosialisasi
dengan lingkungan.
Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi interprestasi
subyektif dan rangsangan fisiologis,misalnya bernafas lebih cepat,jantung berdebar-debar dan
berkeringat dingin. Pada umumnya kecemasan pad anak usia dini secara bertahap akan
berkurang seiring bertambahnya usia anak.
e. Mencuri
Penyebab anak mencuri adalah tidak terpenuhinya kebutuhan secara materil, rasa kepemilikkan
yang tinggi terhadap barang orang lain,karena tidak mengerti,karena kebutuhan identitas
diri,karena mencontoh yng salah,karena adanya tekanan ingin memiliki.cara menangani anak
yang suka mencuri adalah mencukupi kebutuhan anak dan memberikan pengertian untuk
bersabar,mengenali pergaulan anak,memberi perhatian yang cukup menyelidikki motivasinya
dan memasukkan konsep nilai yang benar dan mendidiknya dalam kebenaran.
B. Permasalahan Eksternal Anak Usia Dini
1. Permasalahan Sosial
Perkembangan sosial anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan
teman sebaya, orang dewasa, atau lingkungan pergaulan yang lebih luas. Dengan demikian,
permasalahan anak dalam bidang sosial juga berkaitan dengan pergaulan atau hubungan sosial,
yang meliputi perilaku-perilaku sebagai berikut.
a. Tingkah laku agresif
Merupakan tingkah laku mnyerang baik secara fisik maupun verbal atau berupa ancaman yang
disebabkan karena adanya rasa permusuhan. Penyebab anak agresif diantarnya karena terkekang,
reaksi emosi terhadap frustasi karena dilarang melakukan sesuatu peniruan dari orang dewasa.
Hal ini dapat terjadi karena, pada keluarga anak agresif justru dihargai. Tingkah laku otang tua
juga merupakan model yang paling efektif bagi anak. Dengan kata lain, anak menjadi agresif
karena mencontoh orang tuanya.sejak dini anak sudah bisa menangkap acara di tv. Acara
televisipun memberinya ide untuk bertingkah laku agresif. Jika anak meniru adegan yang
ditontonnya, katakanlah dengan tegas bahwa hal itu tidak boleh dilakukan, perlu dijelaskan
bahwa kemarahan yang diungkapkan melalui serangan itu merupakan perilaku yang tidak bisa
diterima umum, ucapkan pesan tersebut secara berulang-ulang.
b. Daya saing kurang (cenderung menarik diri dari lingkungan)
Anak yang memiliki daya suai kurang, cenderung tidak mau bergaul dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Daya suai kurang diakibatkan oleh ruang lingkup anak yang masih terbatas pada
situasi rumah dan sekolah. Apalagi sebelum anak masuk sekolah orang tua kurang memberi
kesempatan pada anak untuk mengenal lingkungan luar.
Ciri anak yang memiliki daya suai kurang adalah pemalu, sulit bergaul, minder, cenderung pasif
dan rendah diri. Daya suai kurang dapat diatasi dengan cara membiarkan anak
bereksplorasi,perkenalkan lingkungan luar kepada anak termasuk teman sebaya.
c. Pemalu
Sifat pemalu akan menjadi masalah yang cukup serius karena akan menghambat kehidupan anak,
misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan, harga diri belajar dan penyesuian diri.umumnya ciri
anak pemalu ialah terlalu sensitive,ragu-ragu,murung dan juga sulit bergaul. Biasanya hal ini
disebabkan oleh tekanan dari orang tuanya yang menuntut anaknya untuk bagus dari sang anak
dan kurangnya sosialisasi sehingga anak tidak percaya diri.
d. Manja
Anak yang manja biasanya merupakan cerminan dari didikan orang tuanya.anak yang selalu
dilayani semua kebutuhannya maka ia akan berubah menjadi anak yang manja
dikemudian hari.dalam hal ini seharusnya orang tua melatih anak untuk melakukan aktifitas
sendiri,memberikan kesempatan dan penghargaan atas apa yang ia Lakukan.
e. Negativisme (pembangkangan)
Reaksi anak berupa pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada, pada umumnya setiap anak
pasti akan mengalami masa pembangkangan,masa pembangkangan anak ini akan berakhir
tergantung dari pola pengasuhan yang diberikan orang tuanya.ketika orang tua bisa menangani
anak denga benar maka masa pembangkangan pada anak tersebut akan cepat berlalu.cara efektif
untuk mengatasi naka yang membangkang adalah bukan dengan memberikan kemarahan kepada
anak ataupun tidakkan galak lainnya karena hal tersebut akan menimbulkan masalah barubdan
bisa menghambat perkembangan anak.
f. Perilaku berkuasa
Wujudnya anak suka meminta,memerintah,mengancam,dan memaksa teman
sebayanya.penyebab anak berperilaku berkuasa karena dirumah ia anak tunggal,orang tua yang
selalu menuruti keinginan anaknya.
g. Perilaku merusak
Pada umumnya anak yang berperilaku merusak ia akan membanting dan melemparkan barang-
barang yang ada disekitarnya disaat keinginannya tidak terpenuhi.hal ini disebabkan oleh
perilaku kasar dari lingkungan rumah.berperilaku bagi anak usia dini sebenarnya rasa ingin tahu
anak sangat tinggi,biasanya anak ini sering membongkar mainannya sendiri.
C. Factor Penyebab Permasalahan Anak
Terdapat beberapa faktor penyebab permasalahan pada anak, baik yang bersifat intrinsik (berasal
dari diri anak sendiri) maupun ekstrinsik (berasal dari luar diri anak). Secara umum, faktor-faktor
tersebut adalah
• pembawaan, yakni anak dengan semua keadaan yang ada pada dirinya;
• lingkungan keluarga, mencakup pola asuh orang tua,kasih sayang,stimulasi, keadaan social
ekonomi keluarga, dan lain-lain;
• lingkungan sekolah, meliputi cara mengajar guru,
prosesbelajarmengajar,kurikulum,fasilitas/media,suasana belajar, metode pembelajaran,dan lain
– lain.
• masyarakat, mencakup pergaulan, norma, adat istiadat, dan lain-lain.
1. Tes
Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi
permasalahan anak yang bersifat standar/ baku. Bentuk tes ini dapat berupa pertanyaan-
pertanyaan atau tugas –tugas yang harus dijawab atau dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu.
Di antara beragam jenis tes yang banyak dipergunakan, di antaranya adalah :
a. tes bakat
b. inteligensi
c. prestasi
d. diagnostik
2. Non-tes
Teknik non tes biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasi permasalahan anak dengan cara
mengamati penampilan serta perilaku anak dalam aktivitas kesehariannya sehingga cenderung
lebih fleksibel bila dibandingkan dengan teknik tes. Di samping itu, dipergunakan pula kumpulan
hasil karya dan pekerjaan anak selama periode waktu tertentu.Beberapa macam teknik non-tes
yang populer, di antaranya adalah:
a. observasi
b. wawancara
c. Angket
d. Portofolio
e. catatan anekdot
f. daftar cek
g. skala penilaian
h. sosiometri
i. angket
j. Tugas kelompok
E. Langkah-langkah dan Tekhnik Penanganan Masalah
1. Langkah-langkah Penanganan Masalah
Penanganan masalah anak dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a. Identifikasi kasus
yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang diperkirakan mengalami masalah.dengan
mendeteksi permasalahan anak.
b. Identifikasi masalah
yakni upaya mengetahui inti permasalahan yang dihadapi anak.
c. Diagnosis
merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik serta faktor penyebab masalah yang
dialami anak.
d. Prognosis
merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya bantuan sesuai dengan karakteristik
permasalahan yang dialami.menentukan jalan apa yang akan dilakukan orang tua untuk
mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada anaknya.
e. Treatment
merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.melakukan perawatan atau terapi sesuai masalah
anak demi penyembuhannya.terapi bisa berbentuk medis ataupun non medis, bisanya
permasalahan yang menggunakan treatment adalah permasalahan fisik dan psikis yang
membutuhkan dokter dan psikiater atau psikolog.
f. Tindak lanjut
Dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upaya pemberian bantuan yang telah dilakukan serta
kemungkinan penggunaan langkah-langkah berikutnya.
a. Latihan
Dengan latihan kita dapat mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana kemampuan anak,juga
dapat mengetahui dimana kelemahan anak.Latihan diberikan kepada anak untuk melatih
konsentrasi atau aspek kognitif anak.
b. Permainan
Permainan dan bermain merupakan kebutuhan bagi anak.melalui permainan anak dapat
mengembangkan berbagai aspek.termasuk aspek social emosional yang dapat membantu
pengembangan karakter anak usia dini.permainan merupakan sumber media untuk menstimulasi
anak.
c. Saran dan nasihat
Dalam menangani masalah anak saran dan nasihat sangat diperlukan untuk mengarahkan anak
dan menjelaskan nilai baik buruk kepada anak.ketika kita memberikan nasihat akan mudah
diterima ketika anak masih berada pada usia dini.
d. Pengkondisian (conditioning)
Ketika kita akan mengatasi masalah yang sedang dihaadapi anak hendaknya kita harus melihat
kondisi dan keadaan yang memungkinkan untuk melakukannya
Permasalahan anak usia dini dan pengembangan karakter memiliki katerkaitan yang sangat
erat,hal itu merupakan dua hal yang saling berkesinambungan.usia dini adalah sebuah masa
dimana semua aspek perkembangan akan berkembang di masa ini, termasuk karakter.
pengembangan karakter harus terjadi di usia dini.
Pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Mata pelajaran
yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada
prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”). Ketika
permasalaan fisik khususnya kesehatan tidak teratasi sejak dini, secara otomatis perkembangan
otak tidak berjalan optimal. Dan perlu kita tahu seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya untuk
mengembangkan karakter anak usia dini diperlukan penyeimbangan antara otak kanan dan otak
kiri.
Pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan
aspek “knowledge, feeling, loving, dan acting”. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai
pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot
akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat.
Pendidikan karakter ini hendaknya dilakukan sejak usia dini, karena usia dini merupakan masa
emas perkembangan (golden age) yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak di
masa dewasanya. Montessori menyebutnya dengan periode kepekaan (sensitive period).
Penggunaan istilah ini bukan tanpa alasan, mengingat pada masa ini, seluruh aspek
perkembangan pada anak usia dini, memang memasuki tahap atau periode yang sangat peka.
Artinya, jika tahap ini mampu dioptimalkan dengan memberikan berbagai stimulasi yang
produktif, maka perkembangan anak di masa dewasa, juga akan berlangsung secara produktif.
Ketika kita gagal dalam penanaman kepribadian yang baik di usia dini ini akan membentuk
pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Untuk mencapai kesuksesan dalam
membimbing anaknya untuk mengembangkan karakter kita harus dapat mengatasi
permasalahan-permasalahan di usia dini hingga tuntas, karena konflik yang ada hanya
menghambat perkembangan ketika kita dapat mengatasi masalah-masalah tersebut dengan
penanganan dan waktu yang tepat disinilah yang menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan
sosial di masa dewasanya kelak.
a. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamadianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orangselalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
e. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
g. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama Hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
i. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatuyang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkankesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
m. Bersahabat/Komuniktif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
n. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar Membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi.
q. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung – jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. (Balitbang Kemendiknas, 2010: 8)
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Anak usia dini sangat rentan dengan berbagai masalah yang biasanya berkaitan dengan gangguan
pada proses perkembangannya. Permasalahan -permasalahan anak dapat dicegah jika orang tua
memberikan tiga kebutuhan dasar anak sejak dini yakni asah (dengan memberikan stimulasi
yang dibutuhkan anak sesuai usianya), asih (dengan memberikan kasih sayang, cinta dan
perhatian), asuh (mendidik dan menerapkan pola asuh yang tepat kepada anaknya).
Permasalahan anak usia dini harus segera ditangani. Jika tidak ditangani diusia dini hingga tuntas
maka akan mempengaruhi perkembangan moral dan pembentukkan karakter kelak ia dewasa.
Perlu kita ketahui tujuan pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang akan membentuk
karakter seorang anak agar anak memiliki kepribadian yang utuh kelak,yakni dengan stimulasi
dan memberika tiga kebutuhan dasar anak. Dengan demikian, penting bagi para orang tua dan
guru untuk memahami permasalahan-permasalahan anak agar dapat meminimalkan kemunculan
dan dampak permasalahan tersebut serta mampu memberikan upaya bantuan yang tepat.
Iklan