Anda di halaman 1dari 13

RUMAH PINTAR UNTUK MEMBENTUK KARAKTER

ANAK USIA DINI BATAM GUNA MENINGKATKAN PRESTASI


PENDIDIKAN

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

OLEH CAHAYA ANAK BANGSA

DISUSUN OLEH :

1. ANNISA DINULISLAM

2. SINDI NOPITA AGUSTINA

SMAN 5 BATAM

PROVINSI KEPULAAN RIAU TAHUN 2015


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan menjadi tonggak untuk menilai kemajuan suatu


negara. Pendidikan berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia karena hanya orang terdidik yang mampu menghadapi
persaingan di segala aspek kehidupan. Maka, bisa dikatakan tinggi rendahnya
prestasi pendidikan mencerminkan kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia dapat dikembangkan melalui tiga tempat yaitu
rumah, sekolah dan lingkungan. Ketiga tempat tersebutlah yang bertangggung
jawab terhadap prestasi belajar siswa. Namun, saat ini sekolah sebagai tempat
pendidikan formal belum mampu mengembangkan sumber daya manusia (SDM)
secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya peran aktif siswa dalam
mengembangkan kemampuan yang ia miliki.

Mengingat hal tersebut, harus ada sarana pendidikan informal untuk


mengatasi permasalahan terkait dan hal inilah yang menginspirasi penulis untuk
membuat Rumah Pintar sebagai wujud nyata pengembangan sumber daya
manusia dalam meningkatkan prestasi pendidikan.

Tingkat partisipasi pendidikan tertinggi berada pada usia 5-9 tahun dengan
persentase di perdesaan 70,8 persen dan di perkotaan 70,28 persen. 1 Sejalan
dengan itu, penulis mengambil kesimpulan bahwa pengembangan sumber daya
manusia harus dimulai dari usia dini.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 50%
kecerdasan orang dewasa sudah terjadi pada umur 4 tahun. Peningkatan
selanjutnya 30% pada umur 8 tahun, dan 20 % pada akhir dasawarsa kedua.

Penulis mengambil batasan penerapan rumah pintar untuk wilayah Batam,


namun tidak menutup kemungkinan rumah pintar dapat diterapkan untuk seluruh
Indonesia.

1 http://.bps.go.id/
Pada tahun 2014 jumlah anak usia dini yang ada di Batam mencapai
121.159.2 Dengan jumlah ini, diharapkan kota Batam dapat memanfaatkan secara
maksimal sumber daya manusia yang ada sehingga Batam sebagai kota yang
letaknya berada di jalur internasional dapat lebih meningkatkan pretasi pendidikan.
Dari uraian latar belakang tersebut penulis mengambil judul Rumah Pintar Untuk
Membentuk Karakter Anak Usia Dini Batam untuk Meningkatkan Prestasi
Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan, diperoleh rumusan masalah sebagai


berikut :

- Apa yang dimaksud dengan rumah pintar ?

- Bagaimana kegiatan pembelajaran di rumah pintar ?

- Bagaimana cara pengelolaan rumah pintar ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan ini


adalah :

- Untuk mengetahui definisi rumah pintar.

- Untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di rumah pintar.

- Untuk mengetahui cara pengelolaan rumah pintar.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu :

2 http://skpd.batamkota.go.id/kependudukan
Bagi anak usia dini : Dapat dijadikan inovasi terbaru untuk mengembangkan potensi
yang ada pada setiap individu dan dapat membentuk karakter yang mampu
mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.

Bagi pemuda : Dapat dimanfaatkan sebagai sarana berbagi ilmu.

Bagi pemerintah : Dapat dijadikan acuan dalam pembuatan program pendidikan


menuju ke arah yang lebih baik sekaligus sebagai salah satu cara pembentukan
karakter anak usia dini yang efektif.

1.5 MOTIVASI

Motivasi penulis mengikuti lomba ini :

- Lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh LSM Cahaya Anak Bangsa merupakan
salah satu upaya bagi penulis untuk mengasah kemampuan dalam menulis karya
tulis ilmiah yang baik dan benar.
- Ketertarikan penulis pada tema lomba karya tulis ilmiah yang telah ditentukan yaitu
Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Meningkatkan Kualitas
Pendidikan.
- Kebutuhan pelajar yang semakin meroket menyebabkan penulis mencari dana
tambahan untuk mengurangi beban orang tua dalam memenuhi kebutuhan sekolah
secara mandiri.

BAB III

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Rumah Pintar

Rumah pintar merupakan rumah pendidikan yang disusun yang dengan basis
3 L yaitu Motivation Learning (Motivasi Belajar), Game Learning (Belajar Sambil
Bermain), dan Public Speaking and Leadership (Berbicara di Depan Umum dan
Kepemimpinan). Rumah pintar merupakan pendidikan nonformal bagi peserta didik.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan di luar


pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat.3 Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. 4

Pada rumah pintar ini penulis akan lebih menekankan pada pengembangan
sikap dan kepribadian profesional yang mampu membentuk karakter unggul anak
usia dini. Kedua hal tersebut dapat dicapai melalui basis 3 L yaitu Motivation
Learning ( Motivasi Belajar ), Game Learning (Belajar Sambil Bermain), dan Public
Speaking and Leadership (Berbicara di depan umum dan Kepemimpinan).

Rumah Pintar memiliki tujuan untuk:

- Meningkatkan motivasi siswa untuk meningkatkan prestasi dengan


metode pembelajaran motivation learning.
- Melatih minat dan bakat siswa melalui program public speaking and
leadership.
- Mengembangkan potensi kecerdasan anak melalui media pembelajaran
permainan tradisional.

2.2 Kegiatan Pembelajaran di Rumah Pintar


Proses Belajar Mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan pendidik dengan peserta didik atas hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan
3 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
4 UU. Sisdiknas, 2004 : 23-2
pembelajaran sangat berkaitan metode pembelajaran. Menurut Winarno yang dikutip
oleh Suryosubroto (2002:148), metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan
daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisinya sesuatu bahan
pelajaran diberikan kepada siswa di sekolah. Djayadisastra (1985:13)
mengemukakan bahwa berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran sangat
tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang dipergunakan oleh
guru.

Saat ini metode pembelajaran yang paling banyak digunakan adalah metode
ceramah, tetapi pada kenyataannya metode ceramah ini kurang efektif untuk proses
pembelajaran. Pada metode ceramah guru sukar untuk mengetahui pemahaman
anak, komunikasi yang terjadi hanya satu arah, siswa akan cenderung menjadi pasif
dan ditambah lagi metode ini membosankan untuk pendengarnya (W.Gullo). Oleh
karena itu, harus ada pembaharuan metode pembelajaran salah satunya adalah
Motivation Learning ( Motivasi Belajar ) dan menjadikan permainan tradisional
sebagai media pembelajaran.

- Motivation Learning( Motivasi Belajar )

Motivation (motivasi) adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan tertentu. 5 Motivasi dapat
dijadikan pendorong, penggerak, dan pengarah bagi anak usia dini untuk
meningkatkan hasrat keingintahuan akan sesuatu.

Pada rumah pintar Motivation Learning ini diterapkan dengan cara para
peserta didik mendapatkan motivasi pada setiap pembelajaran di akhir pertemuan.
Motivasi Learning inilah yang membentuk karakter anak usia dini untuk
meningkatkan prestasi pendidikannya.

Motivitation Learning yang akan dikembangkan di Rumah Pintar akan


dihubungkan dengan cerita rakyat dan dongeng. Pada usia dini, tingkat imajinasi
anak sangat tinggi sehingga motivasi yang diberikan melalui cerita rakyat dan
dongeng merupakan sarana yang efektif sebagai alat pengasah imajinasi .

Hasil penelitian DavidMcClelland, seorang pakar psikologi sosial,


mengungkapkan hasil penelitiannya yang menyimpulkan sebuah teori bahwa
5 Kamus Besar Bahasa Idonesia(KBBI)
dongeng sangat berpengaruh terhadap prestasi suatu bangsa hal ini dibuktikan di
dua negara besar yaitu Inggris dan Spanyol. 6 Indonesia sebagai negara yang kaya
akan budaya dan memiliki jumlah dongeng yang tidak sedikit apabila dioptimalkan
pasti berdampak positif untuk prestasi untuk anak usia dini.

- Game Learning (Belajar Sambil Bermain)

Permainan adalah melakukan permainan untuk menyenangkan hati (dengan


menggunakan alat-alat tertentu atau tidak ) 7 . Menurut Bennet (1998:46) permainan
dalam pendidikan untuk anak usia dini ataupun anak sekolah terdapat pandangan
yang jelas tentang kualitas belajar, hal ini diindikasikan sebagai berikut:

1. Gagasan dan minat anak merupakan sesuatu yang utama dalam


permainan.
2. Permainan menyediakan kondisi yang ideal untuk mempelajari dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
3. Rasa memiliki merupakan hal yang pokok bagi pembelajaran yang
diperoleh melalui permainan.
4. Pemebelajaran menjadi lebih relevan bila terjadi atas inisiatif sendiri.
5. Anak akan mempelajarai cara belajar dengan permainan serta cara
mengingat pelajaran dengan baik.
6. Pembelajaran dengan permainan terjadi dengan gampang, tanpa
ketakutan.
7. permainan memudahkan para guru untuk menganti pembelajaran
yang sesungguhnya dan siswa akan mengalami berkurangnya frustasi
belajar.

Game learning (Belajar Sambil Bermain) pada rumah pintar diterapkan pada
anak usia dini dengan cara para peserta didik disuguhkan dengan proses
pembelajaran yang menyenangkan sehingga proses pembelajaran tidak monoton
permainan yang kami maksud adalah permainan tradisional seperti engklek,gobak
sodor,patil lele (bahasa jawa) dan yang lainnya. Selain menyenangkan ini dapat
meningkatkan kecerdasan anak usia dini.

Menurut Misbach (2006), permainan tradisional yang ada di Nusantara ini


dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti :

6 Buku Motivasi dari Anne Anhira.com


7 Kamus Besar Bahasa Idonesia(KBBI)
1. Aspek motorik: Melatih daya tahan, daya lentur, sensori motorik,
motorik kasar, motorik halus.
2. Aspek kognitif: Mengembangkan imajiinasi, kreativitas, problem
solving, strategi, antisipatif, dan pemahaman kontekstual.
3. Aspek emosi: mengasah empati, pengendalian diri.
4. Aspek bahasa: Pemahaman konsep-konsep nilai intelektual.
5. Aspek sosial: Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial
dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih
keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih
dewasa/masyarakat.
6. Aspek spiritual: Menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang
bersifat Agung (transcendental).
7. Aspek ekologis: Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam
sekitar secara bijaksana.
8. Aspek nilai moral : Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari
generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya.

Jika digali lebih dalam, ternyata makna dibalik nilai-nilai permainan tradisional
mengandung pesan-pesan moral dengan muatan kearifan lokal (local wisdom) yang
luhur dan sangat sayang jika generasi sekarang tidak mengenal dan menghayati
nilai-nilai yang diangkat dari keanekaragaman suku-suku bangsa di Indonesia.

- Public Speaking and Leardership

Public Speaking adalah the act of process of making speeches in public


(proses memberikan pidato didepan public). 8 Sedangkan leadership (kepemimpinan)
adalah mempengaruhi orang untuk melakukan usaha lebih banyak dalam sejumlah
tugas atau mengubah perilakunya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Public
Speaking and Leardership adalah kemampuan berbicara di depan umum untuk
mempengaruhi orang melakukan usaha yang lebih banyak.

Pada era globalisasi ini, sumber daya manusia haruslah memiliki kemampuan
di segala bidang maka rumah pintar akan melatih kemampuan berbicara anak usia
dini dan melatih sikap kepempinan agar mampu bersaing dalam dunia pendidikan.

Manfaat yang diperoleh dari keduanya adalah sikap percaya diri. Sikap ini
sangat dibutuhkan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas
sehingga dapat meningkatkan prestasi pendidikan.
8 Websters Third New International Dictionary
Tabel 2.2

Persentase Hal yang Ditakuti Oleh 3000 Orang Amerika Berdasarkan Hasil
Survei The Peoples Almanact Book of Lists.9

No Hal yang ditakuti Jumlah (jiwa) Persentase (%)


1 Berbicara di depan 630 21
kelompok
2 Ketinggian 510 17
3 Serangga dan hama 360 12
4 Masalah keuangan 360 12
5 Air yang dalam 360 12
6 Penyakit 270 9
7 Kematian 270 9
8 Terbang 240 8
Total 3000 100
Melalui tabel tersebut diperoleh data bahwa sebagian besar orang justru lebih
takut ketika akan menghadapi orang banyak. Maka, perlu adanya public speaking
and leadership untuk mengembangkan sumber daya manusia.

Pada rumah pintar inilah public speaking and leadership akan dikembangkan
pada setiap pembelajarannya. Sehingga anak usia dini tidak lagi menutup diri dan
menyembunyikan kemampuannya

2.3. PENGELOLAAN RUMAH PINTAR

Pada rumah pintar pengelolaannya terdiri atas perencanaan,


pengorganisasian, dan sumber dana.

2.3.1. Perencanaan

Hal-hal yang disiapkan penulis dalam penyelenggaraan rumah pintar antara


lain :

- Mengidentifikasi kebutuhan belajar anak usia dini.

- Merekrut anak usia dini dan tenaga pengajar yang sebagian besar berasal dari
masyarakat.

9 General Public Speaking, Public Speaking School, 2006


- Menyusun program pembelajaran yang berbasis 3 L.

- Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran seperti bahan modul sesuai program, alat
dan bahan pembelajaran, menyusu kursi, meja, papan tulis, lemari arsip dan
menyusun jadwal kegiatan pembelajaran.

2.3.2. Pengorganisasian.

Merekrut masyarakat sebagai tenaga pendidik yang memiliki rasa kepedulian


terhadap pendidikan.

2.3.3. Pelaksanaan dan Pengendalian.

Pelaksanaan dan pengendalian rumah pintar dilaksanakan oleh pengelola


dan tenaga pendidik sesuai dengan bidangnya masing-masing yang terdiri dari :

1) Bidang Pendidikan.

- Memotivasi anak usia dini

- Melaksanakan proses belajar-mengajar yang menyenangkan

- Menilai proses dan hasil kegiatan mengajar secara berkala

2) Bidang Kemitraan

Melakukan kerjasama dengan beberapa donatur yang berasal dari masyarakat


sekitar Batam atau siapapun yang ingin bertasipasi dalam pengembangan rumah
pintar.

2.3.4. Sumber dana

Sumber dana rumah pintar diperoleh dari masyarakat sekitar Batam dan juga
bantuan lembaga pemerintah, perusahaan dan instansi lainnya.

2.3.5 Mekanisme Layanan

Rumah pintar mempunyai mekanisme layanan sebagai berikut:

1. Rumah Pintar dibuka untuk anak usia dini di Batam.

2. Pelayanan dibuka setiap hari Sabtu dan Minggu.


3. Waktu layanan berlangsung 2 jam/hari dan bersifat fleksibel.

4. Dilakukan evaluasi perkembangan peserta didik setiap akhir tahun.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa permasalahan diatas, dapat diketahui kesimpulan yaitu
sebagai berikut :

- Rumah pintar merupakan rumah pendidikan yang disusun yang


dengan basis 3 L yaitu motivation learning, game learning, dan public
speaking and leadership.

- Kegiatan yang dilakukan di rumah pintar meliputi 3 L (motivation


learning, game learning, dan public speaking and leadership.)
- Pengelolaan rumah pintar terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian,pelaksanaan dan pengendalian.

3.2 Saran
Saran yang penulis dapat rekomendasikan yaitu :

- Bagi anak usia dini : Agar ikut serta dalam mengembangkan sumber
daya melalui rumah pintar.

- Bagi pemerintah : Agar membantu rumah pintar dalam pemberian


modal untuk mengembangkan potensi anak usia dini Batam guna
meningkatkan prestasi pendidikan Kota Batam.

DAFTAR PUSTAKA

Juniarty Elly. 2006. General Public Speaking. Public Speaking School : Jakarta.

Anton. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Definisi Motivasi.


PT.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Anton. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Definisi Permainan.


PT.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Arsyad Azhar. 2011. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 2014. Jumlah Penduduk Menurut


Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Batam. 10 November 2015. di-retrieve
dari http://skpd.batamkota.go.id/kependudukan.
Kudus Abdul. 2011. Inovasi-Media-Pembelajaran. 12 November 2015. di-retrieve
dari http://abdulkudus.staff.unisba.ac.id/files/2012/01/PKM-GT-2011.

Anda mungkin juga menyukai