dari kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan psikis menunjukkan angka
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, tercatat 3145 remaja usia 18
tahun menjadi pelaku tindak kriminal, tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi
3280 hingga 4123 remaja (BPS, 2014). Pada pertengahan tahun 2013, telah terjadi
147 tawuran antar pelajar (Lukmansyah & Andini, 2013) dan tahun 2014 terjadi
sebanyak 255 kasus tawuran pelajar (Komnas Perlindungan Anak, 2014). Selain
itu kasus pelajar pengguna narkoba dari tahun 2008 sampai 2012 meningkat dari
645 menjadi 695 kasus (Kemenkes, 2013). Penyebab hal ini karena adanya
pengaruh globalisasi dan modernisasi. Globalisasi ibarat dua mata uang yang
dapat memberikan dampak baik dan buruk. Dengan keberadaan globalisasi,
teknologi, budaya asing dan informasi terasa sangat cepat. Pengaruh globalisasi
yang sangat terasa saat ini adalah krisis moral. Hal ini diperkuat oleh penelitian
yang dilakukan oleh fauzie (2007) bahwa mahasiswa bandung 60% responden
tidak bangga terhadap bangsa Indonesia, 24,3 merasa bangga, 3,1 tidak tahu dan
12,6 biasa saja. Globalisasi bukan hanya dirasakan oleh orang dewasa namun saat
ini anak-anak dan remaja juga korban globalisasi.
Masa remaja merupakan masa yang riskan akan kegoncangan jiwa dalam
arti pada masa ini merupakan masa yang penuh dengan pengaruh untuk memasuki
masa dewasa dari masa anak-anak. Pada usia remaja inilah terjadi proses
perubahan menuju kepada proses pematangan kepribadian yang penuh dengan
pemunculan sifat-sifat pribadi yang sesungguhnya yang harus berbenturan dengan
rangsang-rangsang dari luar (Lestari, 2015). Sehingga tidak dipungkiri dengan
adanya globalisasi, remaja menjadi sasaran untuk pergeseran karakter. Padahal
Negara Indonesia memiliki tuntutan dalam menjalankankan kehidupannya yaitu
Pancasila. Hal ini berarti bahwa semua peraturan yang berlaku di Negara
Indonesia harus bersumberkan pada Pancasila. Silasila pada Pancasila
merupakan hasil pemikiran luhur dan kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa
yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari masyarakat Indonesia agar
tercipta kehidupan yang harmonis dan damai. Berdasarkan hal tersebut,
seharusnya pribadi bangsa Indonesia merupakan pribadi yang luhur dan bermoral
(Fikriyah , 2014).
Melihat fenomena ini dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya
globalisasi, nilai-nilai pancasila yang ada mulai luntur. Jika kondisi ini dibiarkan
terus menerus kemungkinan Indonesia dapat dijuluki sebagai negara konflik yang
jauh dari cita-cita dan tujuan negara Indonesia, bahkan kemungkinan terjadinya
disintegrasi nasional semakin besar. Oleh karena itu, penulis mengusulkan sebuah
gagasasam kreatif yaitu Webtoon Pancasila: Implementasi Gerakan Sisdarnas
(Siswa Sadar Nasionalisme) Berbasis Pendidikan Karakter Pada Remaja.
Webtoon Pancasila merupakan inovasi terbaru yang dapat meningkatkan
pemahaman khususnya para generasi muda terkait meningkatkan rasa
nasionalisme. Webtoon pancasila memuat gambar yang menarik dan sedikit
tulisan membuat mudah untuk dibaca dan dipahami. Keunggulan Webtoon
Pancasila yaitu dapat diakses dengan mudah melalui handphone dimanapun dan
kapanpun, mengingat remaja erat kaitannya dengan pencandu teknologi. Dengan
adanya webtoon pancasila akan meningkatkan rasa nasionalisme pada generasi
muda Indonesia dan mengurangi kerusakan moral yang ada. Hal ini didukung dari
hasil penelitian Mustikan (2013) yang berjudul penggunaan bahan ajar komik
untuk meningkatkan minat belajar IPA SMPN 1 Nalumsari Jepara dan Untari
(2015) yang berjudul keefektifan media komik terhadap kemampuan membaca
pemahaman pada siswa sd IV SD. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan
komik pancasila sangat efektif sebagai media pembelajaran.
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan pembuatan webtoon pancasila dan
merekrutmen anggota gerakan sadar nasionalisme. Syarat untuk menjadi
6
anggota gerakan ini hanyalah komitmen dan berjiwa sosial, karena
gerakan inilah yang akan menjadi sentral untuk mengenalkan webtoon
pancasila kepada remaja, orangtua dan guru. Metode yang digunakan
dalam recruitmen anggota gerakan siswa sadar nasionalisme adalah
komunikasi intrapersonal, kampanye media massa, dan sosialisasi. Untuk
menarik perhatian relawan bergabung dalam gerakan ini, akan diberikan
reward dan penghargaan terkait kepeduliannya terhadap nasib generasi
bangsa.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap persiapan meliputi tahap pengenalan webtoon pancasila kepada
remaja, orang tua dan guru, Teknik yang digunakan adalah sosialisasi
kepada remaja secara intensif dengan datang lansung ke sekolah-sekolah
yang dituju dan melakukan promosi di media sosial seperti blog,
facebook, instagram dan media sejenis.
3. Tahap Evaluasi
Tahapan ini untuk menilai keberhasilan webtoon pancasila sebagai wujud
menanankan nilai pancasila sebagai pendidikan karakter. Tahap evaluasi
ini dapat dilihat dari perubahan karakter yang akan dibentuk setelah
adanya webtoon panacasila.
Nurul Zuriah. 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.
FORMULIR PENDAFTARAN
HISTORIA 2017
NIM : E1R016083
Email : nopitasindi@yahoo.com
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa data yang saya
sampaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan ikut serta dalam Lomba
Esai Mahasiswa Tingkat Nasional HISTORIA 2017 dan menyetujui semua syarat
lomba yang ditetapkan oleh panita pelaksana.
HISTORIA 2017
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Esai dengan judul yang
tersebut di atas memang benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis
dan belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan di luar kegiatan Lomba
Esai Mahasiswa Tingkat Nasional HISTORIA 2017 yang diselengarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas Negeri Padang. Demikian
pernyatan ini saya buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat
pelangaran di dalamnya, maka saya siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini
sebagai bentuk pertangungjawaban kami.
NIM: E1R016083
iii
LAMPIRAN III
iv
LAMPIRAN IV