UKM PRIMA
KELAS PENALARAN 1 (KR 1)
acer#menulismembuatmubersejarah
2017
Daftar Isi
BAB I OUTLINE DAN JUDUL .......................................................................2
1|Page
KR 1 [KELAS PENALARAN]
BAB I
OUTLINE DAN JUDUL
1.1 OUTLINE
1.1.1 Pengertian Outline (Kerangka Karangan)
Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Outline, atau biasa disebut kerangka
karangan, adalah inti dari sebuah tulisan. Pendek ataupun panjang, fiksi ataupun non-
fiksi, cerita lepas ataupun buku, selalu mengutamakan outline dalam prosesnya.
Mengapa? Karena dengan outline, kita dapat mengetahui apa yang kita tulis, dan
membuat tulisan kita itu lengkap. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca. Jadi kerangka
karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau
ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.
1.2 Judul
Judul dalam tulisan merupakan suatu hal yang penting ketika kita menulis karya tulis
ilmiah, karena melalui judul tersebut seseorang yang membaca tulisan kita dapat
mengetahui apa ide atau gagasan yang ingin kita sampaikan dalam tulisan. Sehingga
melalui judulnya tersebut orang-orang tidak harus secara menyeluruh bagian bab
2|Page
KR 1 [KELAS PENALARAN]
BAB II
ESSAI ILMIAH
2.1.Pengertian Esai
Pada dasarnya, esai merupakan sebuah tulisan ilmiah yang mengandung
gagasan dan pengetahuan mendalam mengenai suatu topik berdasarkan riset dan
referensi bacaan. Sebuah esai berisi analisis terhadap suatu kajian materi berupa data
3|Page
KR 1 [KELAS PENALARAN]
dan fakta yang dirangkai dengan argumentasi penulis. Kegiatan menulis esai menuntut
seseorang untuk memaparkan masalah dan mengevaluasi sebuah ide secara jelas dan
ringkas dalam paragraf yang relatif terbatas. Tujuan penulisan esai yang berbeda-beda
membuat esai memiliki banyak variasi konten. Akan tetapi, struktur dasar setiap esai
selalu sama yaitu pembukaan, isi dan penutup. Sebagai contoh, esai argumentatif yang
mempengaruhi pembaca untuk menilai suatu masalah dari sudut pandang tertentu dan
esai deskriptif yang menjelaskan suatu objek secara rinci pada akhirnya dibuka oleh
pernyataan umum dan statemen masalah, dijelaskan oleh isi, lalu disimpulkan oleh
penutup. Dengan tersedianya format yang pasti, setiap orang sebenarnya mampu
menulis esai dengan mudah. Penulis hanya perlu memasukan gagasan ke dalam rangka
tersebut.
Memiliki fungsi yang beragam membuat esai juga memiliki banyak jenis.
Pengelompokan esai dapat berbeda-beda tergantung pada sudut pandang
pengklasifikasiannya. Kathleen T. McWhorter dalam Successful College Writing 2nd
Edition membagi esai ke dalam setidaknya enam tipe yaitu esai naratif, deskriptif,
perbandingan, sebab akibat, argumentatif dan klasifikasi. Keenam esai tersebut
memiliki isi dan tujuan yang berbeda satu sama lain.
Esai naratif adalah esai yang menceritakan sebuah kisah yang menarik perhatian
pembaca sekaligus menyampaikan pesan di dalamnya. Tujuan esai naratif dapat
berbeda-beda dan tergantung pada konten di dalamnya. Tujuan penulisan tersebut
dapat berupa menghibur pembaca, membagi pengalaman, menunjukan sejarah maupun
menampilkan cara pandang tertentu. Dalam menulis esai naratif, penulis dituntut untuk
membagi topik utama ke dalam cerita yang lebih spesifik, menggambarkan situasi
secara detail melalui deskripsi fisik dan dialog, memilih sudut pandang (orang pertama
tunggal, orang ketiga tunggal dan seterusnya) serta menyusun kejadian demi kejadian
secara berurutan.
Esai deskriptif adalah esai yang menggambarkan sebuah topik baik berupa
objek, tempat, grafik maupun peristiwa secara rinci dan mencakup kelima indera
manusia. Dalam menulis esai tipe ini, penulis biasanya tidak menyampaikan pendapat
pribadinya kecuali jika benar-benar diperlukan. Bagian isi pada esai deskriptif terdiri
dari paragraf yang berisi deskripsi topik dari aspek yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
jika paragraf pertama pada bagian isi (setelah pendahuluan) menceritakan kenampakan
fisik seekor hewan maka paragraf kedua dapat menjabarkan habitatnya, paragraf ketiga
menggambarkan cara mencari makannya dan seterusnya. Namun begitu, jika esai
deskriptif bertujuan menjelaskan suatu prosedur, maka setiap paragraf pada bagian isi
menjelaskan tahapan prosedur yang berbeda-beda secara sistematis. Untuk membuat
esai deskriptif yang baik, penulis disarankan untuk melibatkan detail sensorik
(penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan dan kecapan), menggunakan kata
kerja aktif, menghindari bahasa yang berlebihan, menciptakan kesan tertentu yang
mendominasi deskripsi dan menggunakan perbandingan dalam menciptakan
penjelasan yang terasa lebih nyata.
Esai perbandingan atau kontras adalah esai yang menjelaskan dua subjek atau
lebih dengan menunjukan kesamaan dan/atau perbedaan dari subjek-subjek tersebut.
Subjek dapat berupa benda, orang, hewan, tumbuhan, tempat, prosedur maupun
kejadian. Ide pokok setiap paragraf pada bagian isi dalam esai tipe ini dapat berupa
kesamaan-kesamaan, perbedaan-perbedaan atau kesamaan dan perbedaan. Sebagai
contoh, paragraf pertama pada bagian isi (setelah pendahuluan) adalah perbedaan
pertama, paragraf kedua adalah perbedaan kedua, dan seterusnya. Pada kasus lain,
paragraf pertama pada bagian isi (setelah pendahuluan) dapat berupa kesamaan
pertama, paragraf kedua adalah kesamaan kedua, dan seterusnya. Selain kedua contoh
tersebut, satu atau beberapa paragraf pada bagian isi juga bisa dalam bentuk kesamaan
sedangkan paragraf lainnya dalam bentuk perbedaan. Sebagai alternatif tambahan,
penulis juga dapat menjelaskan subjek subjek secara terpisah seperti paragraf pertama
pada bagian isi (setelah pendahuluan) menceritakan subjek satu secara keseluruhan
5|Page
KR 1 [KELAS PENALARAN]
kemudian paragraf dua menceritakan subjek dua secara keseluruhan dan setererusnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan penulis dalam menulis esai tipe ini adalah bahwa
subjek-subjek yang dibandingkan harus memiliki hal spesifik yang dapat dijadikan
landasan penulisan, cara membandingkan harus konsisten (poin demi poin atau subjek
demi subjek), gaya pembandingan (menceritakan perbedaan saja, kesamaan saja atau
keduanya) diinformasikan di bagian pendahuluan dan karakteristik yang ditampilkan
cukup banyak dan berimbang untuk kedua sisi.
Esai sebab akibat (analisis kausal) adalah esai yang menganalis penyebab dari
suatu akibat maupun, akibat dari suatu sebab atau justru keduanya. Sebagai contoh,
penulis menceritakan suatu bencana alam yang terjadi lalu menjelaskan dampak pada
orang-orang di tempat kejadian. Pada contoh lain, tulisan dapat memuat suatu
fenomena lalu menerangkan penyebab-penyebab fenomena tersebut terjadi atau
menceritakan sebuah kejadian secara spesifik lalu menggambarkan perubahan sifat
seseorang akibat kejadian tersebut. Alternatif lain dapat berupa menjelaskan kejadian
atau kondisi saat ini lalu memprediksi dampaknya di masa depan. Penulis esai sebab
akibat diharapkan memutuskan secara konsisten fokus dari tulisan (sebab, akibat atau
keduanya), merancang bentuk sebab-akibat yang akan ditampilkan (satu penyebab
dengan banyak akibat, satu akibat dengan banyak penyebab atau efek berantai),
mengorganisir paragraf demi paragraf dengan urutan logis (misalnya dari akibat yang
paling ringan ke akibat yang paling fatal) dan menggunakan detail maupun contoh
tertentu untuk mendukung penjelasan.
Esai argumentatif adalah esai yang memberikan contoh dan bukti untuk
meyakinkan pembaca agar mengikuti pandangan penulis. Esai tipe ini tidak selalu
mutlak menolak atau menyetujui sebuah topik (jenis persuasif) melainkan dapat juga
menampilkan argumentasi yang seimbang pada kedua sisi (jenis seimbang). Disamping
kedua jenis penyampaian argumentasi tersebut, esai argumentatif dapat juga
menjelaskan seberapa benar sebuah pernyataan. Esai argumentatif jenis ini
menunjukan bagian yang benar pada suatu pernyataan di satu paragraf dan bagian yang
salah di paragraf yang lain. Menulis esai argumentasi diawali dengan memutuskan topik
yang dapat berupa isu kontroversial atau ide solusi tertentu. Langkah ini kemudian
dilanjutkan dengan riset untuk mengumpulkan data seperti perhitungan statistik,
pengalaman dan hasil observasi. Langkah akhir sebelum menulis adalah membangun
argumentasi berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan. Hal penting yang harus
diperhatikan penulis esai argumentatif adalah antisipasi pandangan awal pembaca
dengan bukti yang meyakinkan, penggunaan sumber data terpercaya, pemilihan cara
menampilkan argumentasi (deduktif atau induktif) dan upaya untuk tetap minyinggung
argumentasi yang berlawanan dengan argumentasi penulis untuk menunjukan bahwa
penulis sempat mempertimbangkan argumentasi tersebut namun ternyata argumentasi
penulis lebih baik.
Esai klasifikasi adalah esai yang menampilkan atau mengelompokan beberapa
topik dalam pola yang jelas. Tulisan ini sendiri merupakan contoh dari esai klasifikasi di
mana terdapat beberapa topik berbeda yang memiliki hubungan tertentu. Esai
klasifikasi dapat berupa tiga atau lebih objek, orang, tempat atau fenomena yang
6|Page
KR 1 [KELAS PENALARAN]
7|Page
KR 1 [KELAS PENALARAN]
General Statement
Pembukaan
Kalimat topik (ide
Thesis Statement
pokok)
Kalimat-Kalimat
Paragraf 1
Pendukung (sub topik)
Isi
Paragraf 3
dst
Kesimpulan
(Ringkasan Ide)
Penutup
2.6 Langkah-langkah Menulis Esai
Saran
Langkah menulis esai bagi setiap orang berbeda-beda tergantung pada gaya
kepenulisan kenyamanan orang tersebut. Penulis pemula dapat mencoba satu alternatif
urutan kegiatan menulis yangGambar 2.1 Struktur Esai
diajarkan di UKM Prima berikut.
1. Menulis urutan tenggat waktu
Sebagaian besar penulis, terutama penulis pemula, cenderung memiliki kebiasaan
menunda-nuda pekerjaan. Sebagai akibatnya, tulisan dikerjakan secara terburu-
8|Page
KR 1 [KELAS PENALARAN]
buru mendekati tenggat akhir bahkan tidak diselesaikan sama sekali. Dalam
mengantisipasi hal ini, penulis disarankan membagi waktu yang dimiliki untuk
setiap langkah-langkah menulis. Sebagai contoh, jika memiliki waktu tiga bulan
sebelum tenggat waktu, maka penulis bisa membuat daftar kemajuan yang harus
dicapai setiap minggunya. Misalnya, minggu pertama merupakan tenggat untuk
memperoleh topik yang telah dirasionalisasi, minggu kedua untuk menulis outline
dan seterusnya. Penulis diharapkan untuk memajukan batas menyelesaikan tulisan
dari tenggat yang ditetapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga
seperti kepadatan pemakaian internet sehingga tulisan tidak dapat terunggah,
terjadinya kesalahan teknis maupun adanya dokumen tambahan yang terlupakan.
Daftar tenggat waktu ini hendaknya ditulis di buku harian, sticky note atau media
yang sering diakses penulis sebagai pengingat.
2. Menentukan topik
Topik adalah hal esensial yang dibahas dalam tulisan. Oleh karena itu, penulis harus
menentukan secara seksama topik yang akan ditulis. Dalam kegiatan memilih topik
yang biasa dilakukan di UKM Prima (untuk esai jenis tertentu - tidak untuk semua
jenis esai), penulis memiliki dua alternatif yaitu 1) merumuskan masalah terlebih
dahulu kemudian mencari solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut 2)
menyusun gagasan kemudian mencari masalah yang dapat diselesaikan dengan
gagasan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan topik
adalah membaca jurnal, buku, data pemerintah maupun surat kabar.
3. Merasionalisasi ide
Kegiatan rasionalisasi ide sangat penting dalam menulis. Topik yang menurut
penulis sudah baik dan siap ditulis bisa jadi justru tidak mampu dipahami orang lain
atau dipandang tidak masuk akal. Rasionalisasi ide dilakukan penulis dengan
menceritakan topik yang diangkat kepada orang lain kemudian meminta orang
tersebut mengajukan sederet pertanyaan berkaitan dengan topik tersebut. Jika
pendengar tidak memahami ide yang dijelaskan, maka bisa berarti penulis tidak
benar-benar menguasai idenya sendiri. Akan lebih baik untuk merasionalisasi ide
dengan meminta bantuan dosen atau ahli. Namun begitu, pada dasarnya
rasionalisasi ide juga dapat dilakukan dengan bantuan teman sebaya dengan
perspektif pembaca awam.
4. Mengumpulkan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang paling penting dalam menulis karena
data adalah materi yang akan ditulis. Tulisan ilmiah tanpa data dapat diibaratkan
opor ayam yang hanya berisi kuah tanpa ayam itu sendiri. Dengan kata lain, esai
tanpa data bukanlah sebuah esai. Data dikumpulkan melalui proses riset dengan
metode yang beragam seperti telaah referensi, observasi, wawancara maupun
metode pengembangan. Kegiatan mengumpulkan data hendaknya dilakukan secara
maksimal dengan porsi usaha dan waktu yang sama bahkan lebih dibanding dengan
menulis esai itu sendiri.
5. Menentukan ide pokok setiap paragraf
9|Page
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Sebelum membuat outline tulisan dan menuangkannya dalam esai, penulis dapat
menentukan ide pokok dari setiaf paragraf. Ide pokok digambarkan oleh kalimat
utama yang terletak di awal maupun akhir paragraf. Setiap paragraf tidak boleh
memuat lebih dari satu ide pokok. Selain itu, ide pokok suatu paragraf biasanya
berbeda dengan paragraf lain.
6. Merumuskan ide-ide pendukung ide pokok
Ide pokok yang hendak disampaikan pada pembaca hendaknya disokong oleh ide-
ide pendukung yang ditulis sebagai penjelas kalimat utama. Sebagai contoh, jika ide
pokok dari paragraf tersebut adalah tingginya angka kemiskinan di Nusa Tengga
Barat, maka ide-ide pendukung dapat berupa data angka penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan, kehidupan perekonomian berdasarkan observasi dan
sebagainya. Ide-ide pendukung dalam suatu paragraf harus sesuai dengan ide
pokoknya dan tidak boleh melenceng ke luar dari lingkup ide pokok tersebut.
7. Menulis outline
Saat menulis esai, banyak penulis pemula yang tersesat pada tulisannya sendiri
sehingga membuat tulisan yang berputar-putar bahkan tidak mampu menyelesaikan
tulisan karena materi telah habis. Untuk mengatasi masalah ini penulis dianjurkan
menulis outline terlebih dahulu. Outline sendiri adalah garis besar atau desain dari
tulisan yang akan dibuat. Jika tulisan dianalogikan sebagai bangunan, maka outline
adalah blue print dari bangunan tersebut. Penulis hanya tinggal mengikuti outline
yang sudah dibuat sehingga pekerjaannya menjadi jauh lebih mudah dan tertata.
8. Mentransformasi ide pokok dan ide pendukung ke dalam paragraf
Ide pokok dan ide pendukung yang telah disusun secara rapi pada outline telah siap
untuk ditransformasikan ke dalam paragraf-paragraf yang sistematis dalam bentuk
kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Proses ini pada dasarnya cukup mudah.
Namun begitu, penulis dituntut untuk berhati-hati dalam menyusun kalimat agar
esai yang ditulis menjadi tajam, lugas dan menarik. Lebih dari itu, pemilihan kata
dan tanda baca harus mengikuti kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
9. Menulis judul
Setelah esai berhasil ditulis, tugas berat yang menanti penulis adalah menulis judul
yang tepat. Proses menulis judul memang sebaiknya dilakukan di akhir agar dapat
mewakili keseluruhan konten tulisan. Penulisan judul bisa saja dilakukan di awal,
akan tetapi pemeriksaan dan penyesuaian kembali tetap harus dilakukan setelah
tulisan dibuat. Judul hendaknya mampu mewakili isi tulisan secara menarik dan
mengundang keingintahuan pembaca.
10. Memeriksa kembali struktur esai
Dalam proses penulisan, penulis biasanya fokus pada konten dan tidak banyak
memperhatikan teknis kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk
memeriksa kembali apakah esai yang dibuat sudah memenuhi bagian-bagian yang
harus ada di dalam esai secara lengkap dan sistematis. Selain itu, sangat baik jika
penulis membuat do and dont chek list yang berisi daftar hal-hal yang harus dan dan
tidak boleh ada dalam esai kemudian menggunakan daftar tersebut untuk
mengevaluasi tulisan yang dibuat.
10 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
BAB III
KTI GAGASAN
3.1 Pengertian KTI gagasan
Karya tulis ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun,
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Sementara
itu, adapaun pengertian gagasan adalah pemikiran logis ( masuk akal ) dan orisial seseorang
mengenai suatu masalah atau peristiwa yang terjadi di lingkungan manusia. Adapun
pengertian dari KTI gagasa adalah sebuah tulisanilmiah yang didasari dari hasil pengamatan,
peninjauan pada bidang tertentu serta disusun berdasarakan sistematikan penulisan tertentu
yang beirisi sebuah konsep mengenai ide dan gagasan yang disesuaikan topik.
11 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
12 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
3. Dapat Dilaksanakan
4. Tersedia Faktor Pendukung
Data Tersedia
ada izin dari yang berwenang
5. Hasil Penelitian yang bermanfaat
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Bagi masyarakat pada umumnya
Masalah dalam karyat tulis Ilmiah dapat dilihat melalui Sumber Masalah berikut ini :
1. Pengalaman dan pengamatan pribadi
2. Pengalaman orang lain
o Publikasi media cetak (buku, artikel, koran dll)
o Kuliah, ceramah, seminar dll
d. Menyusun outline
Outline karya-karya tulis ilmiah adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-
garis besar dari suatu karya tulis ilmiah yang akan digarap.
e. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data ini dilakukan setelah outline telah ditentukan. Konten
yang telah dicantumkan dalam outline tulisan dapat dijadikan sebagai panduan
dalam dalam mencari data dalam sebuah karya tulis ilmiah
2. Sistematika Penyusunan KTI Gagasan
pada dasarnya, sistematika penyusunan KTI dapat diperoleh dari panitia
lomba yang dikuti, namun jika Anda didanai oleh sebuah perusahaan atau
stakeholder tertentu maka Anda harus mengikuti sistematika yang ditentukan oleh
orang yang mendanai karya tulis Anda. Namun, pada umumnya, adapun sistematika
penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah sbb :
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada bagian latar belakang masalah, berisi 3 hal penting. 1) Masalah 2) Potensi 3)
Solusi. Sistematikanya juga dapat berupa 2) Potensi 1)Masalah 3) Solusi.
Sementara itu, Anda juga dapat mengikuti pola berikut : 1) Kondisi Seharusnya
(kondisiideal berdasarkan peraturan, atau kriteria dari pemerintah atau UUD, 2)
Fakta (Jika kondisi ideal, tidak seusai dengan fakta dilapangan maka, disinilah
13 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
terjadi masalah) 4) Solusi yang pernah ditawarkan (Ini sangat penting, sebab untuk
mengindetifikasi, apakah masalah tersebut pernah diselesaikan atau tidak) 5)
Solusi (Melihat solusi yang pernah ditawarkan dari pemerintah atau masyarakat,
jika diamati berdasarkan sumber data tertentu belum maksimal, maka Andapun
menawarkan sebuah solusi yang baru dan bermanfaat dibandingkan solusi yang
pernah ditawarkan sebelumnya)
1.2 Rumusan Masalah
Berisi hal-hal yang perlu Anda dan orang lain ketahui. Umumnya menggunakan
5w+ 1H
1.3 Tujuan Penulisan
Berisi mengenai hal-hal apa saja yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ilmiah
tersebut
1.4 Manfaat Penulisan
a. Manfaat secara Teoritis
Berisi mengenai manfaat dari tulisan tersebut yang dapat dirasakan secara
konseptual saja oleh orang lain,
b. Manfaat Secara Praktis
Berisi mengenai manfaat dari tulisan yang dapat dirasakan secara nyata atau
langsung oleh orang lain dalam kehidupannya.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
Pada bagian ini, berisi mengenai teori, pendapat para ahli , serta data hasil
penelitian terdahulu yang mendukung ide yang kita tawarkan. Pada dasarnya teori,
pendapat para ahli , serta data hasil penelitian terdahulu menjadi dasar atau penguat
ide atau solusi yang telah kita tawarkan dalam penulisan. Ini juga berguna, untuk
mengindari pemikiran yang subjektivitas (pribadi) melainkan berdasarkan pendapat
yang berlaku umum (objektivitas). Itulah perbedaan karya tulis ilmiah dengan tulisan
lainnya. Jika tulisan kita hanya sebatas pendapat pribadi maka hal tersebut dikatakan
OPINI. Jika tulisan kita menggunaan rujukan teori, pendapat para ahli dan penelitian
terdahulu maka penulisan tersebut adalah sebuah karya tulis ilmiah.
14 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
pendekatan kualitatif yaitu prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif (uraian
terhadap suatu peristiwa atau masalah) berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku
yang diamati tidak secara langsung, atau studi kasus tunggal dan dalam satu lokasi saja yang
menekankan pada paradigma analisis masalah yang holistik dan rinci. Dan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan studi pustaka (library research) dan
penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara lain studi literatur. Sumber
pustaka studi yang didapatkan berasal dari membaca, menganalis dan mengkaitkan informasi
dari sumber bacaan dengan topik yang diangkat.Studi pustaka ini meliputi buku, online dan
jurnal penelitian yang dianggap relevan dengan pembahasan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pembahasan dalam hal ini berisi mengenai penjelasan tentang Ide yang dikaitkan
dengan konsep yang terdapat dalam BAB II. Secara Garis Besar pada pembahasan
terdiri dari:
4.1 Konsep dari Ide (Berisi gambaran umum mengenai ide yang dicetuskan)
4.2 Langkah Implementasi dari ide/gagasan
4.3 Pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi
4.4. Kelebihan dan kelemahan Ide
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ini bertujuan untuk merangkum dan menegaskan kembali ide yang Anda buat
5.2 Saran
Beriisi pernyataan tentang rekomendasi yang harus dilakukan oleh berbagai
pihak yang terlibat dalam melaksanakan atau mengimplementasikan ide
tersebut agar menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
Berisi alamat yang Anda gunakan untuk mengambil informasi (CARA MENGUTIP
TERDAPAT TUTOR DALAM BENTUK SOFFILE)
15 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
BAB IV
16 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Pada umumnya, setiap organisasi selalu terdiri dari 2 tipe individu, yaitu orang-orang
yang selalu berkata iya dan orang-orang yang selalu memilki pemikiran sendiri. Jika
ingin melakukan Brainstorming bersama orang lain, undanglah saja orang-orang yang
selalu memiliki pemikiran sendiri. Tidak ada gunanya mengajak anggota tim yang hanya
bisa berkata iya.
2. Batasi Waktu
Memiliki waktu yang terbatas akan membuat otak bekerja lebih keras. Buatlah batasan
waktu antara sekitar 10-30 menit. Pastikan juga Brainstorming dimulai dan diakhiri
tepat waktu. Sesi brainstorming yang terlalu lama biasanya tidak akan menghasilkan
apa-apa.
Berbagai barang elektronik dapat menyita perhatian kita. Untuk itulah singkirkan dulu
Smartphone, Tablet, ataupun Notebook. Matikan juga TV, Radio atau elektronik sejenisnya.
Pengecualian bagi elektronik yang digunakan untuk menyetel lagu, barang tersebut dapat
diberikan toleransi.
Jika ada ide yang terlihat agak buruk muncul, jangan langsung dihakimi. Singkirkan dulu
pertimbangan setelah proses brainstorming selesai. Dengan begini akan membuat ide-ide
yang muncul semakin beragam.
5. Selalu catat
Banyak orang sering lupa mencatat ide yang muncul. Biasakan untuk selalu mencatat setiap
ide yang terlintas di pikiran. Catat di papan atau kertas. Dengan begitu saat ide tersebut sudah
tidak muncul lagi namun jejaknya sudah terekam.
Ketika sudah menemukan ide yang dianggap brilian. jangan hentikan proses brainstorming.
Tetaplah lakukan hingga waktu untuk proses brainstorming selesai. Hal ini akan membuat
jumlah ide yang terkumpul lebih banyak.
Jika merasa agak mengantuk atau kurang bersemangat cobalah untuk menghirup lebih
banyak oksigen terlebih dahulu. Selain itu juga cobalah untuk minum minuman segar atau
minuman energi yang memiliki banyak kafein.
17 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Berikut adalah teknik brainstorming yang kerapkali dilakukan oleh penulis untuk
memunculkan ide :
1. Mind Mapping
2. Starbursting
Buat sebuah bintang enam. Di bagian pusat bintang, tuliskan tantangan atau peluang
yang kamu hadapi. Pada tiap ujung bintang, tuliskan satu kata di bawah ini: who (siapa),
what (apa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Gunakan kata-kata tersebut untuk membangun pertanyaan. Siapa klien kita yang paling
bahagia? Apa yang dikatakan klien kita tentang keinginannya? Gunakan pertanyaan itu
untuk menghasilkan diskusi dan memunculkan ide.
Gambar.4.1 Starbursting
5. Analisis SWOT
18 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
6. Lima Mengapa
Tool lainnya yang sering digunakan di luar sana untuk brainstorming, Lima Mengapa dapat juga
efektif untuk memajukan sebuah proses. Cukup mulai dengan masalah yang sedang kamu
selesaikan dan tanyakan "mengapa ini terjadi?" Setelah kamu mendapatkan beberapa jawaban,
tanyakan "mengapa hal ini terjadi?" Lanjutkan proses lima kali (atau lebih), dengan menggali
lebih dalam setiap kali hingga kamu mendapatkan akar permasalahan.
Untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada, baik dalam kehidupan pribadi,
pekerjaan ataupun masyarakat luas, maka diperlukan terlebih dahulu menganalisa
masalah tersebut.Semakin baik analisa masalah, maka akan semakin baik solusi yang
ditawarkan.
Anda ambil 3 lembar Kertas, kemudian Tuliskan masalah atau kondisi anda
sekarang ini di kertas yang 1, kemudian tuliskan kondisi yang anda harapkan di
kertas yg ke 3. Yang terakhir tuliskan apa kira2 yang harus anda lakukan di
kertas yang ke2.
2. Mengapa, Mengapa?
Teknik ini juga disebut dengan teknik pohon masalah. Tuliskan Masalah anda,
kemudian mulai tanyakan mengapa masalah itu terjadi?. anda sekarang sudah
mendapatkan alasan2 pokok mengapa masalah tsb terjadi. Sekarang anda
tanyakan lagi mengapa alasan2 pokok tersebut terjadi?. Setelah anda mendapat
alasan2 tsb, kemudian tanyakan lagi mengapa alasan2 tsb terjadi sampai anda
mendapatkan akar masalahnya.
Jika anda sudah menemukan akar masalahnya, maka akan sangat mudah bagi
anda untuk menemukan solusinya.
Enam laki2 pelayan adalah sebuah alat analisa masalah yang namanya adalah:
what and why and When and How and Where and Who.
Atau dalam bahasa Indonesia Apa dan Mengapa dan Kapan dan
Bagaimana dan Dimana dan Siapa. Tanyakan untuk dua sisi positif dan
negatif.
19 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
BAB V
Abstrak adalah sebuah rangkuman dari isi atau materi tulisan dalam format yang
singkat atau bisa dikatakan sebagai penyajian/ gambaran ringkas yang tepat, benar dan
jelas mengenai isi dari suatu dokumen. Abstrak juga dapat difungsikan sebagai
ringkasan dari penelitian atau makalah yang anda buat sehingga memudahkan untuk
dikategorikan dan di buat kata kunci pencariannya.
20 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Metode apa yang anda gunakan atau anda pakai dalam melakukan penelitian
4. Kesimpulan
2. Terdiri maksimal 250 kata yang dipakai dan tida termasuk kata sambung dan
kata depan
Walaupun dalam penulisan atau cara menulis abstrak tidak dibutuhkan suatu
keahlian khusus, namun bagi para pemula tentu membuat suatu abstrak tentu
saja menjadi hal yang tidak mudah. Berikut ini adalah tips dan juga kiat untuk
dapat menulis abstrak bagi para pemula :
1. Perlu melaui banyak revisi atau pembenaran untuk dapat menghasilkan suatu
abstrak yang bagus
2. Temukan isi pokok dalam penelitian anda, lalu jelaskan dengan gaya bahasa
yang mudah dipahami
21 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
3. Selau gunakan kata kunci penting yang sesuai dengan bidang penelitian anda
Nah itulah ulasan singkat mengenai cara menulis abstrak yang baik dan benar
serta mudah. Semoga saja artikel saya kali ini dapat bermanfaat bagi anda
Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak langsung.
1. Kutipan Langsung.
Merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan (Widjono,
2005: 63).
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa).
Mencamtumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman).Contoh:
Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 2021 dan 30) mengatakan,
Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada
Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda
Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis berarti bahwa
Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda.
22 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Berikut akan dibahas bagaimana cara menulis kutipan, mengacu pada APA Style (American
Psychological Association) yang sudah diakui secara internasional.
Gaya kutipan APA mengacu pada aturan yang telah disetujui dalam konvensi American
Psychological Association untuk menulis sumber yang digunakan dalam makalah penelitian .
Gaya APA ini digunakan baik dalam teks kutipan maupun dalam daftar referensi .
Karena untuk setiap kutipan dalam teks, harus ada di dalam daftar referensi dan begitu juga
sebaliknya. Di bawah ini adalah cara cara menulis kutipan dan contohnya.
23 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
2012, p.3). Namun, Afriando mengatakan jumlah ekonomi mikro di Indonesia masih
sangat jauh dari cukup (p. 4).
9. Dua atau lebih sumber di dalam kutipan
Contoh :
Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa kekuasaan dengan pekerjaan yang
didapatkan berhubungan dengan performa di tempat kerja (Faire 2002; Hall, 1996,
1999).
10. Dua atau lebih informasi yang dikutip dari sumber dan tahun yang sama
Contoh :
Schmidt (1997a, p. 23) menyatakan, kesuksesan dapat dicapai dengan usaha yang
tekun.
11. Mengutip informasi dari sumber lain
Contoh :
Menurut Pablo (1976), Olahraga dapat menyegarkan pikiran (as cited in Wayan,
2013).
12. Kutipan yang diambil dari organisasi atau kelompok
Contoh :
Kutipan pertama :Hewan hewan yang dilindungi oleh pemerintah masih
terancam keberadaannya. Bahkan sebagian telah punah (Kelompok Pemerhati Satwa
[KPS], 2014).
13. Kutipan kedua :
Penyebab punahnya hewan hewan itu tidak lain dan tidak bukan adalah faktor
pemburu dan perdagangan gelap (KPS, 2014).
14. Kutipan yang berasal dari wawancara langsung, e-mail, surat, atau
memoContoh :
Menurut Sudirman berpuasa bisa melatih diri dari rasa marah (personal
communication, 12 May 2015).
BAB VI
24 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
25 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Unsur-unsur esai
3. Kesimpulan, yang berisi ringkasan yang mencangkup keseluruhan isi esai , juga
merupakan penutup esai. Dalam mebuat kesimpulan, hindari penggunaan kalimat yang
sama dengan bagian-bagian sebelumnya.
Gunakan identifikasi kata-kata kunci dalam tema yang mau kita tulis, lalu analisi apa
kira-kira keluaran dari lingkup tema tersebut.
Dalam melakukan observasi, hindari membuang waktu yang tidak ada hubungannya
dengan tema. Berikut ini adalah pertimbangannya :
a) Apakah bacaan atau data bermanfaat bagi topic atau gagasan saya?
Jangan lupa untuk mencatat semua referensi baik judul buku, nama pengarang, tanggal,
penerbit serta tempat penerbitan untuk dicantumkan dalam daftar referensi. Disamping
itu jangan lupa untuk mereferensikan rangkuman/catatan tersebut kepada pengarang
asli, untuk mencegah dugaan plagiarism,
26 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Jangan lupa untuk membuat kerangka tulisan untuk melihat apakah struktur dari esai
sudah sesuai. Susunlah esai dalam cara yang paling efektif untuk memudahkan diri
sendiri.
4. Tahap editing
Jika masih banyak waktu, merupakan ide yang bagus untuk meninggalkan esai selama
beberapa hari untuk kembali memperbaikinya. Ini akan memberikan sudut pandang
lain yang mugkin kita temukan dari orang-orang di sekitar kita.
5. Membuat referensi
Satu bagian penting lagi adalah jangan lupa untuk membuat referensi dari tulisan,
karena masalah ini berhubungan dengan plagiarism. Tuliskan semua buku yang telah
digunakan untuk keperluan menulis esai. Tuliskan kutipan bagian-bagian penting sesuai
dengan gaya yang diinginkan, misalnya dalam bentuk footnote.
6. Tahap finishing
Adalah tahap akhir pastikan sampul esau telah lengkap terisi bersama
keperluan-keperluan lain.
BAB VII
ARIKEL ILMIAH
7.1 KOMPONEN-KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH
Pada dasarnya artikel ilmiah merupakan bagian dari penulisan karya ilmiah, dan menjadi salah
satu persyaratan bagi mahasiswa program S1 atau pascasarjana untuk wisuda, artinya bahwa
artikel ilmiah tersebut dijadikan sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mempublikasian hasil
penelitiannya dalam bentuk sederhana dan ringkas. Hasil penelitian yang dimuat dalam bentuk
skripsi diringkas menjadi sebuah artikel untuk kemudian dipublikasikan melalui metode serta
sistematiak berikut:
7.1.1 Judul Artikel Ilmiah
Judul dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Judul artikel yang baik bersifat
ringkas, informatif dan deskriptif, terdiri dari sejumlah kata yang seminimal mungkin, tepat
menggambarkan isi tulisan yang mengandung konsep atau hubungan antar konsep; tepat dalam
27 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
memilih dan menentukan urutan kata. Judul disusun tidak terlalu spesifik. Penggunaan
singkatan atau formula kimia sebaiknya dihindari. Judul ditulis dengan huruf besar (kapital),
istilah bahasa asing ditulis dengan huruf miring (italic).
Nama diri penulis ditulis tanpa mencantumkan gelar dan penulisan nama dari satu artikel ke
artikel lainnya harus tetap/konsisten, hal ini penting untuk pengindeksan nama pengarang.
Keterangan tentang program yang ditempuh, alamat penulis dan/atau e-mail yang dicantumkan
harus jelas, dan diletakkan pada catatan kaki (foot note) di halaman judul dengan ukuran huruf
(font) yang lebih kecil dari ukuran huruf pada isi teks.
Contoh:
DUNIA SIMBOLIK PENGEMIS KOTA BANDUNG
THE SYMBOLIC WORLD OF BEGGARS IN BANDUNG
Engkus Kuswamo
Universitas Padjadjaran
Program Doktor Ilmu Komunikasi
e-mail: koeskw@unpad.ac.id
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak merupakan sari
tulisan yang meliputi latar belakang penelitian secara ringkas, tujuan, teori, bahan dan
metode yang digunakan, hasil temuan serta simpulan. Rincian perlakuan tidak perlu
dicantumkan, kecuali jika memang merupakan tujuan utama penelitian.
Abstrak bersifat konsisten dengan isi artikel dan self explanatory, artinya mengandung
alasan mengapa penelitian dilakukan (rasionalisasi & justifikasi), dan tidak merujuk
kepada grafik, tabel atau acuan pustaka. Abstrak ditulis dalamjarak 1 spasi dengan
jumlah kata tidak lebih dari 150 kata yang dilengkapi dengan 3 5 kata kunci, yaitu
istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang dibahas dalam
artikel.
28 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Hasil penelitian dalam bentuk data merupakan bagian yang disajikan untuk
menginformasikan hasil temuan dari penelitian yang telah dilakukan. Ilustrasi hasil
penelitian dapat menggunakan grafik/tabel/gambar. Tabel dan grafik harus dapat
dipahami dan diberi keterangan secukupnya. Hasil yang dikemukakan hanyalah temuan
yang bermakna dan relevan dengan tujuan penelitian.
Temuan di luar dugaan yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian harus mendapat
tempat untuk dibahas. Jika artikel melaporkan lebih dari satu eksperimen, maka tujuan
setiap penelitian harus dinyatakan secara tegas dalam teks, dan hasilnya harus dikaitkan
satu sama lain. .
29 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Ucapan terima kasih dibuat secara ringkas sebagai ungkapan rasa terima kasih penulis
kepada timpromotor/tim pembimbing, dan fihak fihak yang telah membantu dalam
penelitian serta pemberi dana.
7.1.8 Daftar Pustaka (References)
Bahan rujukan (referensi) yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanya yang benar-
benar disebutkan dalam naskah artikel. Penulisan daftar rujukan secara lengkap
dilakukan pada halaman baru. Agar penulisan daftar pustaka lengkap, maka daftar
dibuat sebagai tahap penulisan paling akhir. Naskah dibaca dari awal sampai akhir, lalu
ditulis dalam daftar semua referensi yang ada dalam naskah dan daftar tersebut
digunakan untuk menyusun daftar pustaka.
Gaya penulisan pada setiap jumal tidak sama (disebut: Gaya Selingkung), sehingga harus
dipelajari dengan seksama bagaimana gaya/style dari jumal yang akan dikirimi naskah
artikel (baca: petunjuk bagi calon penulis). Konteks rujukan yang dicantumkan hanya
yang benar-benar ada kaitannya dengan isi penelitian. Perlu diminimalkan pencantuman
referensi dari skripsi, tesis, disertasi, abstrak, in press. Bahan rujukan berbahasa asing
ditulis sesuai dengan aslinya. Penggunaan et at, dalam bahan rujukan hanya digunakan
jika jumlah penulis terdiri lebih dari 6 orang.
30 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
7.1.9 Lain-Lain
Catatan kaki (footnotes): ditulis di bagian bawah dan biasa digunakan sebagai informasi
program studi dan alamat penulis. Dalam bidang ilmu sosial, catatan kaki merupakan
keterangan atau penjelasan atas teks tulisan yang dicatat pada bagian bawah halaman
teks tulisan yang bersangkutan dan diberi tanda tertentu. Penulisan catatan kaki
sebaiknya dibatasi dan biasanya menggunakan ukuran huruf yang lebih kecil daripada
huruf dalam teks.
1.) Artikel yang akan diterbitkan dalam Publikasi Berkala Penelitian Pascasarjana
Universitas Padjadjaran diangkat dari tesis Program Magister atau disertasi Program
Doktor, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Semua mahasiswa yang akan
melaksanakan ujian akhir diwajibkan menyerahkan naskah untuk artikel seperti
dimaksud di atas
2.) Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan huruf Times New
Romans (font 12), disusun sistematik dengan urutan sebagai berikut: a) Judul dengan
huruf kapital (singkat dan jelas), b) Nama penulis ditulis di bawah judul (tanpa gelar)
diikuti nama institusi, Universitas Padjadjaran. c) Abstrak dalam bahasa Inggris dan
Indonesia (maksimum 150 kata), d) Kata kunci (keywords) 3-5 kata. Sebagai catatan kaki
(footnote) dituliskan Program Studi dan Bidang Kajian Utama, serta alamat
korespondensi penulis, e) Pendahuluan, f) Metode, g) Hasil dan Pembahasan, h)
Kesimpulan dan Saran, i) Ucapan terima kasih (bila ada) dan,j) Daftar Pustaka. .Abstrak
ditulis dengan jarak 1 spasi. Isi naskah ditulis dengan spasi rangkap, jumlah halaman
naskah keseluruhan tidak melebihi 15 halaman dengan , format atas dan kiri berjarak 4
cm, kanan dan bawah 3 cm dari tepi kertas kuarto.
3.) Naskah artikel diserahkan dalam bentuk soft-copy dan file elektroniknya (disket atau CD)
bersamaan, dengan berkas pendaftaran ujian tesis atau disertasi ke Sub Bagian
Akademik.
31 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
4.) Ilustrasi dalam bentuk foto, gambar, grafik/tabel harus utuh, jelas terbaca. Penulisan
judul tabel letaknya di bagian atas, nama gambar termasuk grafik letaknya di bagian
bawah, dengan nomor urut angka Arab. Foto (hitam putih) besamya antara halaman
sampai halaman. ludul foto ditulis di bagian bawah foto. Untuk ilmu eksakta, penulisan
satuan ukuran menggunakan sistem IU (Intemational Unit System).
5.) Daftar Pustaka / rujukan dalam isi naskah disusun berdasarkan bidang ilmu masing-
masing mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh organisasi intemasional yang
menerbitkan publikasi berkala (lihat lampiran).
6.) Naskah yang masuk akan diseleksi, diberi catatan dan dikirimkan kepada redaktur ahli
(penyunting ahli) untuk dikoreksi dan diberi catatan. Selanjutnya penulis melakukan
pembetulan naskah dan mengirimkan kembali naskah yang telah dibetulkan dalam suatu
disket atau CD.
7.) Penulis yang naskahnya dimuat dalam jumal akan menerima terbitan satu eksemplar.
8.) Proses Penulisan Naskah
Terdapat banyak sekali jumal ilmiah untuk setiap bidang ilmu karena hampir di setiap
negara maju, organisasi profesi ilmiahnya menerbitkan jumal yang bertaraf intemasional.
Diantara jumal-jumal ilmiah tersebut tentu saja masing-masing memiliki inhouse style
(gaya selingkung) yang berbeda-beda.
Di lain fihak, kualitas suatu jumal ilmiah sangat ditentukan antara lain oleh kualitas
kerjasama antara pengelola jumal (dewan redaksi), penyunting ahli dan penulis artikel
ilmiah. Bagi seorang peneliti, adalah suatu prestasi yang membanggakan apabila artikel
ilmiah yang ditulis dari penelitian yang telah di lakukannya dapat dipublikasikan dalam
salah satu jumal ilmiah. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan untuk
mencapai hal tersebut adalah dengan cara mengikuti gaya selingkung dari jumal yang
diharapkan akan mempublikasikan tulisan yang dibuat. Secara singkat tahapan yang
harus dilalui adalah :
a) Dapatkan dan cermati petunjuk bagi calon penulis yang biasanya dicantumkan pada setiap
penerbitan jumal.
b) Tulislah naskah sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan (format, jenis dan ukuran
kertas, marjin (batas) kiri, atas, kanan, bawah dan lain-lain). Prinsip utamanya adalah
mengerti dan memahami dengan benar pengertian tentang komponen-komponen penyusun
(batang tubuh) suatu artikel.
32 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
c) Diamkan naskah yang sudah ditulis untuk sementara waktu, kemudian bacalah kembali,
biasanya akan banyak ditemukan kesalahan dalam naskah yang telah dibuat.
d) Setelah penulis anggap sempuma, mintalah teman atau kolega untuk membaca dan
berdiskusi serta memberikan komentamya. Pertimbangkan komentar mereka dalam
memperbaiki naskah kita.
33 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Makalah yang telah diterima untuk publikasi tetapi belum terbit dapat digunakan
sebagai rujukan dengan perkataan in press
.Hendaknya juga dihindari rujukan berupa komunikasi pribadi (personal communication),
kecuali untuk informasi yang tidak mungkin diperoleh dari sumber umum. Sebutkan
nama sumber dan tanggal komunikasi, dapatkan izin tertulis dan konfirmasi ketepatan
dari sumber komunikasi.
SISTEMATIKA LEBIH LANJUT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH PADA LAMPIRAN (SOFTFILE)
BAB VIII
OPINI
8.1 Pengertian Opini
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka, Opini disebutkan
sebagai pendapat; pikiran, atau pendirian,Opini memang bisa diartikan sebagai
pandangan seseorang tentang suatu masalah. Tidak sekadar pendapat, tetapi pendapat
ilmiah. Pendapat yang bisa dipertanggungjawabkan dengan berdasar dalil-dalil ilmiah
yang disajikan dalam bahasa yang lebih popular. Karena itulah, untuk menulis opini
juga dibutuhkan riset. Riset merupakan penguat dari argumentasi penulis untuk
menekankan gagasannya. Opini inilah yang ditulis dan dituangkan dalam bentuk
artikel. Adapun kolom adalah opini yang lebih cair dalam gaya bahasanya. Penulis
34 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
kolom biasanya tidak saja mereka yang dikenal memiliki keahlian dalam bidang yang
ditulisnya, tapi juga memiliki style gaya-. Itu sebabnya disebut kolomnis
Dengan melihat rangkaian di atas, maka di sini untuk menulis opini dibutuhkan:
Penulis opini memiliki otoritas akan bidang yang memang layak bagi dia untuk
diketengahkan kepada masyarakat. Ini bekal utama seorang penulis opini. Jika ia ahli
pertanian, tentu masyarakat akan percaya akan seluk beluk tanaman yang ditulisnya daripada
yang menulis seorang sarjana hukum.
Pengetahuan bidang tertentu ini sangat penting, juga terutama untuk legitimasi diri seorang
penulis di depan publik.
Ide merupakan barang termahal yang dimiliki penulis -apa pun dan siapa penulis itu. Ide bisa
tumbuh dari mana pun. Penulis yang terlatih tidak pernah kehabisan ide untuk menulis opini.
Karena ide bisa muncul di mana pun, maka seorang penulis biasanya langsung menulis ide-
ide yang didapatnya begitu ide itu muncul. Ide itulah yang kemudian dikembangkannya
begitu ia memiliki waktu untuk menulis. Misalnya, di sini, seorang penulis membaca atau
mendapati kenyataan tentang makin sedikitnya para mahasiswa tertarik dan ikut pada
kegiatan-kegiatan kampus. Penulis opini kemudian mendapat ide: membandingkan
fenomena ini dengan lima atau sepuluh tahun sebelumnya dan kemudian menganalisa sebab
musabahnya.
3. Argumentasi Gagasan
Argumentasi ini sesungguhnya pasti dimiliki seseorang jika orang itu memang menulis
bidangnya. Ini memang berkaitan dengan nomor 1 (pengetahuan bidang yang dimilikinya).
Argumentasi penting karena di sinilah pembaca akan mengetahui kadar keilmuan seorang
penulis opini. Semakin kuat dan logis argumentasi yang ditampilkannya, maka akan semakin
memperkuat gagasan yang ditulisnya.
Penulisan opini di media massa berbeda dengan penulisan di media ilmiah. Pembaca media
massa sangat beragam. Karena itu, penulisan opini di media massa harus memakai bahasa
yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Kecenderungan pembaca kini adalah
membaca tulisan yang tidak panjang, enak dibaca, dan gampang dicerna.
5. Pengetahuan Bahasa
35 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Kegagalan penulis opini dari kalangan ilmiah biasanya terletak pada penggunaan bahasa.
Penulis opini dari latar belakang ilmiah harus belajar untuk memakai bahasa yang gampang
dimengerti masyarakat, sehingga bahasa yang ditulisnya, efektif, efisien, dan mudah
dimengerti.
Jika pun penulis opini ingin menampilkan istilah asing, ia harus pula mencari
padanan dalam bahasa Indonesia. Penulis opini bahkan tidak usah khawatir untuk
menampilkan idiom-idiom bahasa daerah jika dipandang menarik. Nasehat untuk ini:
JANGAN SEKALI-KALI MENGANGGAP PEMBACA SAMA TAHUNYA SEPERTI
KITA. Beberapa kata yang tidak efektif bisa dipangkas untuk menghasilkan tulisan yang
padat. Kata-kata itu, misalnya, oleh, adalah, itu, tersebut dll.
Pengetahuan tentang Media Massa merupakan hal penting yang perlu diketahui penulis opini
agar tulisannya bisa dimuat. Penulis opini, dengan mempelajari sebuah media massa, akan
bisa melihat, media massa itu,misalnya, apakah memberi perhatian kepada masalah-masalah
yang digeluti sang penulis opini itu atau tidak. Suratkabar Kompas, misalnya, cenderung
untuk memberi tempat kepada opini dalam bidang apa pun. Demikian juga harian Suara
Pembaruan. Dengan pengetahuan seperti ini, maka seorang penulis opini tahu, ke mana
artikel yang dibuatnya itu akan dikirim.
Seperti berita, opini pun memerlukan peg cantolah peristiwa. Tujuan peg ini adalah agar
opini ini relevan dengan yang sedang terjadi atau dibicarakan masyarakat. Semakin ada peg-
nya maka, kemungkinan opininya dimuat akan semakin besar. Peg ini bermacam-macam.
Bisa peristiwa yang tidak diduga, atau juga peristiwa yang sudah direncanakan pasti terjadi.
Misalnya, menyambut tahun ajaran baru (tentang pendidikan atau kemahasiwaan), peringatan
ulangtahun lembaga/peristiwa tertentu, dll.
Jika peg itu sudah didapat, maka penulis tinggal mencari angle/sudut pandang: dia akan
menulis apa dan dari sudut pandang apa? Angle merupakan hal penting yang menajamkan
opini penulis satu dengan penulis lain. Nasehat untuk ini: carilah angle yang paling berbeda,
unik, dan mungkin orang tidak terpikirkan. Tentang makin sedikitnya mahasiswa yang
tertarik pada kegiataan kemahasiswaan itu, misalnya, seorang penulis opini, misalnya, bisa
mengambil angle: kerugian apa yang akan dialami para mahasiswa jika mereka tidak
memiliki pengalaman ikut kegiatan kampus.
Inilah argumentasi yang harus dibangun dan dimiliki penulis untuk menguatkan opininya.
Untuk membangun argumentasi ini, penulis opini bisa menyodorkan data atau contoh-contoh
peristiwa. Contoh itu bisa dari dalam negeri atau luar negeri.
4. Tidak Menggurui
36 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Isi tulisan opini mesti dihindarkan sejauh mungkin dari kesan menggurui, juga mengesankan
penulisnya menampilkan, kepintarannya. Salah satu cara agar tulisajn opini tidak
menggurui, antara lain, jangan terlalu banyak menampilkan kutipan atau sumber-sumber
literatur. Lebih baik penulis menampilkan contoh yang muncul sehari-hari dengan bahasa
yang sederhana dan mudah dipahami. Selain itu, syarat lainnya: baca ulang opini tersebut
berkali-kali.
1. Judul
2. Alinea Pembuka
3. Isi (Batang Tubuh)
4. Alinea Penutup (Ending)
Penulis Opini mesti membuat judul tulisannya dengan menarik. Judul harus lah eyes
catching. Memikat. Syarat untuk judul seperti ini: Tidak Panjang (Cukup tiga atau empat
kata) dan memakai kata-kata yang tidak klise, menggugah.
Judul tidak mesti dibuat lebih dulu. Bisa belakangan, setelah tulisannya selesai.
Lead adalah bagian penting sebuah tulisan. Lead seperti etalase, dia harus dibuat menarik.
Lead adalah kalimat pembuka. Ia seperti kail yang menarik minat pembaca. Ia seperti
lokomotif yang membuat mata dan pikiran pembaca untuk terus mengikuti kalimat dan buah
pemikiran penulis.
Karena itulah lead harus menarik, tidak memakai pemikiran yang klise, dan kalimatnya tidak
panjang. Lead ini berfungsi untuk membawa pembaca untuk mengerti masalah apa yang
akan dibicarakan oleh penulis opini. Lead adalah bagian penting dari alinea pembuka.
Inilah daging sebuah opini. Disinilah penulis menuangkan gagasan dan ide-idenya. Dengan
demikian secara ringkas bagian ini berisi:
-keuntungan dan kerugian jika gagasan itu diterapkan atau tidak diterapkan.
37 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Bagian ini bisa dibilang merupakan kesimpulan dari tulisan opini. Kendati penutup, penulis
opini tetap harus menganggap ini bagian penting. Untuk mengulang dan mengingatkan
pembaca akan gagasan yang ditawarkannya.
Kendati tiga bagian di atas merupakan hal penting untuk menulis opini, sesungguhnya tetap
saja diperlukan panduan agar tiga hal itu menjadi kesatuan yang enak untuk dibaca juga
menulisnya.
Untuk ini dibutuhkan apa yang disebut OUTLINE. Outline adalah semacam alur yang dibuat
dengan mencantumkan segala hal yang direncanakan akan dituangkan pada sebuah opini.
Outline ini juga untuk mengingatkan penulis agar tetap fokus atau tidak lupa pada hal-hal
yang sejak awal ia tetapkan untuk ditulis. Outline bentuknya adalah pointer-pointer.
Contohnya, seorang penulis opini akan membuat tulisan tentang persoalan hilangnya
sejumlah mahasiswa yang diduga direkrut NII.
Pasti bisa! Tidak ada penulis opini yang langsung terkenal. Semua dari bawah. Salah satu
cara belajar yang baik: membaca opini-opini dari penulis terkenal. Pelajari kalimat dan
bagaimana sang penulis mengungkapkan buah pikirannya. ****
Email: baskoro@tempo.co.id
38 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
39 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
BAB IX
PKM-M
9.2 Kriteria, persyaratan pengusul dan tata cara pengusulan dijelaskan sebagai
berikut:
Peserta PKM-M adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar
mengikuti program pendidikan S-1 atau Diploma;
Anggota kelompok pengusul berjumlah 35 orang;
Nama-nama pengusul (ketua dan anggota) harus ditulis lengkap dan tidak
bolehdisingkat;
Bidang kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diusulkan harus sesuai
dengan bidang ilmu ketua kegiatan dan anggota dari lintas bidang sangat
dianjurkan;
Seorang mahasiswa hanya boleh mengusulkan satu judul kegiatan sebagai ketua;
Seorang dosen diperkenankan membimbing maksimum sepuluh kelompok
(untuk seluruh bidang kegiatan PKM).
40 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda
atau dari satu program studi yang sama, namun masih dalam satu perguruan
tinggi yang sama;
Keanggotaan setiap kelompok PKM-M disarankan berasal dari minimal dua
angkatan yang berbeda;
Besarnya dana kegiatan per judul Rp2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu rupiah)
s.d. Rp12.500.000,- (Dua belas juta lima ratus ribu rupiah);
Jumlah halaman maksimum yang diperkenankan untuk setiap usulan adalah
10 halaman (tidak termasuk Halaman Kulit Muka, Halaman Pengesahan, Daftar
Isi, Daftar Gambar, CV pengusul serta Surat Pernyataan Kesediaan Mitra); dan
Keseluruhan usulan disimpan dalam satu le format PDF dengan ukuran le
maksimum 5 MB dan diberi nama NamaKetuaPeneliti_NamaPT_PKMM.pdf,
kemudian diunggah ke SIM-LITABMAS. Hardcopy dikumpulkan di perguruan
tinggi masing-masing.
41 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
BAB X
PKM K
Tujuan PKM-K adalah menghasilkan karya kreatif, inovatif dalam membuka peluang
usaha yang berguna bagi mahasiswa setelah menyelesaikan studi. Luaran dari kegiatan
PKM-K adalah barang dan jasa komersial dan artikel
10.2 Kriteria, persyaratan pengusul dan tata cara pengusulan dijelaskan sebagai
berikut:
Peserta PKM-K adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar
mengikuti program pendidikan S-1 atau Diploma;
Anggota kelompok pengusul berjumlah 35 orang;
Nama-nama pengusul (ketua dan anggota) harus ditulis lengkap dan tidak boleh
disingkat;
Bidang kegiatan diutamakan sesuai dengan bidang ilmu ketua kelompok dan
anggota dianjurkan berasal dari lintas bidang;
Seorang mahasiswa hanya boleh mengusulkan satu judul kegiatan sebagai ketua;
Seorang dosen diperkenankan membimbing maksimum sepuluh kelompok
(untuk seluruh bidang kegiatan PKM).
Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda
atau dari satu program studi yang sama, namun masih dalam satu perguruan
tinggi yang sama;
42 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
43 | P a g e
KR 1 [KELAS PENALARAN]
BAB XI
PKM-P
Tujuan PKM-P adalah menumbuh kembangkan minat penelitian mahsiswa yang berkualitas
sehingga memililiki potensi untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah dan mempunyai peluang
untuk menghasilkan paten. Luaran dari kegiatan PKM-P adalah artikel ilmiah dan atau paten.
11.2 Kriteria, persyaratan pengusul dan tata cara pengusulan dijelaskan sebagai berikut:
1. Peserta PKM-P adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar
mengikuti program pendidikan S-1 atau Diploma;
2. Anggota kelompok peneliti berjumlah 35 orang;
3. Nama-nama pengusul (ketua dan anggota) harus ditulis lengkap dan tidak boleh
disingkat;
4. Bidang kajian harus sesuai dengan bidang ilmu ketua peneliti dan anggota dari lintas
bidang sangat dianjurkan;
5. Seorang mahasiswa hanya boleh mengusulkan satu judul penelitian sebagai ketua
6. Seorang dosen diperkenankan membimbing maksimum sepuluh kelompok
(untuk seluruh bidang kegiatan PKM).
7. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau
dari satu program studi yang sama, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang
sama;
8. Keanggotaan setiap kelompok PKM-P disarankan berasal dari minimal dua angkatan
yang berbeda;
9. Besarnya dana penelitian per judul Rp2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu rupiah) s.d.
Rp12.500.000,- (Dua belas juta lima ratus ribu rupiah);
10. Jumlah halaman maksimum yang diperkenankan untuk setiap usulan adalah 10
halaman (tidak termasuk Halaman Kulit Muka, Halaman Pengesahan, Daftar Isi,
Daftar Gambar, CV pengusul serta Surat Pernyataan Kesediaan Mitra); dan
11. Keseluruhan usulan disimpan dalam satu le format PDF dengan ukuran le
maksimum 5 MB dan diberi nama NamaKetuaPeneliti_NamaPT_PKMP.pdf,
kemudian diunggah ke SIM-LITABMAS. Hardcopy dikumpulkan di perguruan
tinggi masing-masing
11.3 Sistematika penulisan terlampir (softfile)
44 | P a g e