Anda di halaman 1dari 21

PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN APE BAGIAN 2

Makalah
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Perancangan Alat
Permainan Edukatif AUD

Dosen Pengampu :
Laily Nur Aisiyah, S.Pd., M.Pd

Kelas B
Kelompok 3
Disusun Oleh :
Lana Jayanti (170210205088)
Putri Alviannes Juniar Faradiani (180210205044)
Munyatur Robi’ah Azzahiroh (180210205047)
Fatma Zuhrotunnisa (180210205048)
Qothrun Nada Setiawati Febriani (180210205088)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya atas selesainya tugas makalah yang berjudul “Pemilihan dan
Penggunaan APE Bagian 2”. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu Laily Nur Aisiyah, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Praktikum Perancangan Alat Permainan Edukatif AUD serta teman-teman yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis telah membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya. Namun,
apabila bagi pembaca masih ada kesalahan dan kekurangan, penulis bersedia
menerima kritik dan saran sehingga di kemudian hari penulis dapat membuat
makalah dengan lebih baik lagi.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan di hati. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya.

Jember, 28 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................5
1.4 Manfaat....................................................................................................5
BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Hakikat APE............................................................................................6
2.1.1 Pengertian APE........................................................................................6
2.1.2 Fungsi APE..............................................................................................7
2.1.3 Tujuan dan Manfaat APE........................................................................8
2.1.4 Syarat dan Cara Menyediakan Alat Permainan Edukatif........................9
2.2 Penyimpanan dan Pemeliharaan APE................................................10
2.3 Penggunaan APE pada PAUD.............................................................13
BAB 3. PENUTUP...............................................................................................19
3.1 Kesimpulan............................................................................................19
3.2 Saran.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini memuat uraian tentang latar belakang, permasalahan,


rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan makalah.
1.1 Latar Belakang
Menurut Halimah (2016) telah menjelaskan bahwa anak usia dini
merupakan individu yang unik, berbeda, serta memiliki karakteristik tersendiri
sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini ini merupakan golden age (masa
keemasan) di mana seluruh aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak sangat
berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Masa usia dini
merupakan masa awal kehidupan anak serta masa terpenting di dalam rentang
kehidupan seorang individu. Selain itu, pada masa ini seluruh aspek
perkembangannya meliputi antara lain yaitu motorik, bahasa, kognitif, sosial,
emosional, serta moral mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga
akan memerlukan bimbingan supaya seluruh potensi yang dimiliki oleh anak
dapat berkembang secara optimal.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, dunia anak merupakan dunia
bermain. Oleh karena itu, selama rentang perkembangan anak usia dini, anak
melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita sampai masa kanak-
kanak. Dalam melakukan kegiatan bermain tersebut, anak tentunya akan
membutuhkan berbagai alat permainan yang mana alat permainan tersebut
mengandung nilai atau unsur edukatif. Adapun alat permainan yang bersifat
mendidik di lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dikenal dengan
sebutan/istilah APE (Alat Permainan Edukatif). APE sangatlah penting untuk
diberikan kepada anak-anak, terutama anak usia dini. Tanpa alat permainan
edukatif anak akan merasa bosan dan jenuh.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa hakikat dari APE?
1.2.2 Bagaimana penyimpanan dan pemeliharaan APE?

4
1.2.3 Bagaimana penggunaan APE untuk PAUD?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan pentingnya rumusan masalah yang telah ditentukan,
makalah ini ditulis dengan tujuan :
1.3.1 Untuk mengetahui materi tentang hakikat APE
1.3.2 Untuk mengetahui materi tentang penyimpanan dan pemeliharaan
APE
1.3.3 Untuk mengetahui tentang penggunaan APE untuk AUD

1.4 Manfaat
Sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, makalah ini ditulis dengan
manfaat :
1.4.1 Bagi pembaca
Pembaca memperoleh informasi, memahami dan mempelajari
tentang pemilihan dan penggunaan APE bagian 2.
1.1 Bagi penulis
Penulis mendapatkan wawasan dan tambahan ilmu
pengetahuan yang lebih mendalam tentang pemilihan dan penggunaan
APE bagian 2.

5
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Hakikat APE


2.1.1 Pengertian APE
Permainan edukatif merupakan permainan yang dapat mendidik dari apa
yang ada di permainan itu sendiri. Permainan edukatif juga dapat merangsang
indra bagi orang yang memainkannya. Indra yang dimaksud yakni indra
penglihatan, pendengaran, suara (berkomunikasi), motorik, kognitif, sosial, dan
juga spiritual. Adanya keseimbangan indra dapat mempengaruhi jasmani,
imajinasi, watak, bahkan karakter. Permainan edukatif memiliki unsur yang lain
yakni keseimbangan. Keseimbangan dalam permainan tergantung dari maksud
dan tujuan pembuatan permainan tersebut. Permainan edukatif jika dimainkan
secara tidak tepat juga dapat merusak tumbuh kembang bagi orang yang
memainkannya. Permainan edukatif yang memiliki unsur yang paling bagus jika
tidak di pergunakan secara benar sesuai prosedur juga dapat menyebabkan
pertumbuhan fisik dan psikis yang buruk.
Keseimbangan dalam permainan edukatif memiliki manfaat tertentu,
seperti bermanfaat untuk jangka panjang atau pendek maksudnya yaitu permainan
tersebut dapat memunculkan sikap terampil, tangkas, dan energik dalam waktu
yang singkat. Sedangkan dalam jangka waktu yang panjang yakni permainan
tersebut dapat memberikan pengaruh besar dalam kehidupan anak tersebut dan
dapat mempengaruhi jiwa hingga dewasa.
Suatu permainan dapat dikatakan mengedukasi bagi anak jika memiliki
nilai guna, efisiensi dan efektivitas yang mengarah pada sesuatu yang dapat
mendidik secara positif. Permainan ini dapat terjadi jika dikontrol dan digunakan
secara tepat. Permainan dapat memberikan dampak yang berbeda bagi
pemakainya. Jika permainan dimainkan dengan tujuan dan latar belakang untuk
mendidik atau mengajak anak menuju ranah yang lebih baik permainan ini dapat
dikatakan edukatif dalam hal yang positif, serta sebaliknya. Dapat dilihat bahwa

6
inti dari permainan yang sebenarnya yakni permainan merupakan objek atau
media yang dapat memberikan kesenangan dan mendukung motivasi positif pada
anak. Permainan juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk mempengaruhi
psikologis anak.
Menurut Ahmadi (1991) permainan merupakan kegiatan yang
mengandung kesenangan dan dilakukan atas kehendak pribadi, bukan paksaan dan
bertujuan untuk memperoleh kesenangan ketika melakukan kegiatan tersebut.
Bermain merupakan kegiatan yang memerlukan alat bermain agar anak dapat
mengeksplorasi, menemukan, menciptakan, mengembangkan daya pikir, bahasa,
motorik kasar, berimajinasi dan berkreasi. Menurut Rahman (2010) berpendapat
bahwa Alat Permainan Edukatif atau biasa disebut dengan APE merupakan
sesuatu yang menjadi sarana atau alat untuk bermain yang memiliki nilai edukasi
dan dapat membantu anak dalam merangsang tumbuh kembangnya dan dirancang
secara khusus untuk anak prasekolah. APE yang dirancang untuk anak PAUD
selalu disesuaikan dengan rentang usia anak. Misal puzzle, mainan ini dirancang
sesuai dengan rentang usia anak. Puzzle untuk anak usia 2-4 tahun berbeda
dengan anak usia 4-6 tahun. APE yang dirancang juga harus mengembangkan
aspek perkembengan seperti moral, kognitif, bahasa, dan lain-lain.

2.1.2 Fungsi APE


Alat permainan edukatif yang dikembangkan berfungsi untuk mendukung
proses belajar mengajar berlangsung dengan baik dan menyenangkan. Adapun
beberapa fungsi yang akan disebutkan yaitu :
a. APE dapat menciptakan suasana bermain sambil belajar yang
menyenangkan.
b. APE dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak dan membentuk citra
pribadi yang positif.
c. Memberikan rangsangan dalam perilaku dan pengembangan kemampuan
dasar.
d. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bersosialisasi dengan teman.
Dua hal yang harus menjadi perhatian pendidik ketika anak sedang
bermain, yakni bermain hendaknya tidak menyebabkan anak menjadi

7
lelah berlebihan dan mendapatkan kesulitan. Dua hal ini akan
menyebabkan bahaya bagi fisik dan kesehatan jasmani anak.

2.1.3 Tujuan dan Manfaat APE


Dalam proses kegiatan pembelajaran anak usia dini, APE memiliki tujuan
yaitu sebagai alat untuk membantu orang tua serta pendidik :
a. Guna memberikan motivasi serta merangsang anak usia dini untuk
melakukan berbagai kegiatan guna menemukan pengalaman baru yang
mana pengalaman tersebut memiliki manfaat untuk dapat mengeksplorasi
dan bereksperimen dalam peletakan dasar ke arah pertumbuhan serta
pengembangan bahasa, kecerdasan, fisik motorik, sosial dan emosional
anak usia dini,
b. Guna dapat memperjelas materi pelajaran yang diberikan kepada anak,
c. Guna dapat memberikan kesenangan kepada anak dalam kegiatan
bermain maupun belajar.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh anak usia dini dari APE ialah
sebagai berikut :
a. Dapat mengaktifkan alat indra secara kombinasi sehingga mampu
meningkatkan daya serap serta daya ingat anak usia dini,
b. Memiliki kesesuaian dengan kebutuhan aspek perkembangan,
kemampuan, serta usia anak dini sehingga indikator kemampuan yang
harus dimiliki oleh anak akan tercapai,
c. Memiliki kemudahan dalam penggunaannya terutama bagi anak usia dini
sehingga akan lebih mudah terjadi interaksi, memperkuat tingkat
pemahaman anak, serta mengembangkan daya ingat anak,
d. Dapat membangkitkan minat anak, sehingga mampu mendorong anak
untuk memainkannya,
e. Memiliki nilai guna sehingga besar manfaatnya terutama bagi anak usia
dini,
f. Memiliki nilai efisiensi sehingga akan mudah dalam pengadaan serta
penggunaannya.

8
2.1.4 Syarat dan Cara Menyediakan Alat Permainan Edukatif
APE yang digunakan untuk anak usia dini haruslah memenuhi syarat-
syarat, adapun beberapa syarat tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Mudah, artinya mudah dalam hal membuatnya, mudah dalam
memperoleh bahan dan alatnya, serta mudah digunakan oleh anak usia
dini,
b. Aman, artinya APE yang digunakan tidak membahayakan anak, baik itu
dilihat dari segi bahan maupun dari segi bentuknya,
c. Murah, artinya pengadaan biaya dengan serendah mungkin,
d. Asyik, artinya anak akan merasa nyaman ketika menggunakannya.
Penggunaan APE untuk anak usia dini haruslah disesuaikan dengan
beberapa hal berikut :
a. Karakteristik anak,
b. Aspek perkembangan anak,
c. Potensi serta minat anak,
Menurut Ariesta (2009) terdapat tiga cara dalam menyediakan APE PAUD
yang mana bersumber dari lingkungan yang ada di sekitar, antara lain sebagai
berikut :
a. Mengadaptasi, artinya memanfaatkan/menggunakan bahan-bahan atau
benda-benda yang berasal dari lingkungan yang ada di sekitar rumah.
Misalnya saja seperti air, tanaman, buah-buahan, daun, bunga, alat-alat
rumah, dan lain sebagainya,
b. Memodifikasi, artinya melengkapi alat yang sebelumnya telah ada
menjadi bentuk bahan APE yang baru. Misalnya saja seperti rangkaian
daun nangka dijadikan mahkota, galon bekas dijadikan alat musik, dan
lain sebagainya,
c. Membuat atau membeli baru, artinya membeli atau membuatnya dari
alat dan bahan yang baru sehingga dapat menghasilkan APE baru.
Misalnya saja seperti puzzle siap pakai, boneka, dan lain sebagainya.

9
2.2 Penyimpanan dan Pemeliharaan APE
Menyimpan dan memelihara media pembelajaran di lembaga PAUD baik
yang ada di dalam ruangan maupun yang ada di luar merupakan hal yang penting
dilakukan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan penggunaan media pembelajaran
tersebut tentu tidak hanya untuk satu kali kegiatan belajar saja melainkan akan
digunakan secara terus-menerus. Selain itu intensitas penggunaan media
pembelajaran oleh anak juga akan sangat tinggi. Apalagi untuk media-media
pembelajaran tertentu yang sangat disukai oleh anak.
Sehubungan dengan pentingnya fungsi penyimpanan dan pemeliharaan ini,
guru harus mengetahui jenis media pembelajaran yang perlu disimpan dan
dipelihara dengan baik. Cara anak meletakkan media pembelajaran di kelas tidak
terlepas dari pengawasan guru. Guru juga harus memantau bagaimana cara anak
memainkan media tersebut dan mengembalikan media tersebut pada tempatnya,
karena anak harus dibiasakan bertanggung jawab terhadap media pembelajaran
yang dimainkannya.
Agar pemakaian dapat bertahan, maka cara penyimpanan dan cara
memeliharanya harus baik. Guru harus memperhatikan tingkat kelembaban ruang
penyimpanan media atau ruangan kelas karena tempat yang lembab dapat
menumbuhkan jamur dan merusak media pembelajaran. Dengan demikian perlu
dipersiapkan tempat khusus, seperti rak-rak untuk meletakkan barang, lemari
tertutup untuk menyimpan barang atau buku yang tidak digunakan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan penyimpanan/pemeliharaan sumber belajar yang
menunjang proses pembelajaran di lembaga PAUD hendaknya diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Media pembelajaran di ruang kelas
Media pembelajaran yang terdapat di ruang kelas, guru dapat
melakukan bentuk-bentuk perawatan dan penyimpanan sebagai berikut :
1) Alat-alat seharusnya disimpan di tempat yang memenuhi syarat, tidak
lembab, cukup ventilasi, dan diatur rapi dalam lemari atau rak.

10
2) Dalam penyimpanan ini harus diperhatikan juga jenis-jenis alat tersebut
seperti buku dan kertas-kertas dalam lemari atau rak, alat peraga
lainnya disimpan di tingkat yang sesuai dan aman.
3) Pemeliharaan bahan dari kayu dilakukan secara berkala dengan
menyemprotkan obat anti serangga atau rayap, dicat, diplitur atau
dipernis.
4) Pemeliharaan bahan yang terbuat dari plastik dilakukan dengan
melindunginya dari benda panas, membersihkannya dengan alat
pembersih yang lembut.
5) Khusus untuk boneka/pakaian dapat dicuci atau diganti apabila sudah
kusam atau lusuh.
6) Alat yang terbuat dari kain ditempatkan dalam lemari tertutup, diberi
kapur barus atau kamper.
b. Media di luar ruangan kelas
Adapun untuk alat yang terdapat di luar ruangan kelas dapat
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bebas banjir dan apabila ada
kerusakan segera diperbaiki umpamanya ada bagian besi yang patah
secepatnya dilas, bila catnya terkelupas segera dicat dan pemberian
pelumas secara rutin.
2) Bak pasir hendaknya selalu bersih dari kotoran-kotoran dan ditutup,
pasirnya selalu ditambah apabila diperlukan.
3) Bak air hendaknya diperhatikan kebersihannya.
4) Kereta dorong, mobil-mobilan harus ditempatkan pada tempat yang
bebas banjir dan selalu diberi pelumas.
Dalam penataan media pembelajaran PAUD perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Perhatikan keterjangkauan anak. Jika alat tersebut memerlukan perhatian
khusus atau tingkat bahayanya yang yang cukup tinggi, maka jauhkanlah
dari anak.

11
b. Sebelum ditata untuk dimainkan anak, perhatikan kondisi barang secara
umum, misalnya bau, warna, bentuk, dan tekstur.
c. Dalam hal penataan, sesuatu yang digunakan untuk menata harus dapat
terjangkau oleh anak. Hal ini dapat mendukung pengembangan
kemandirian dan rasa tanggung jawab pada anak.
d. Pastikan mainan tersebut layak untuk digunakan oleh anak.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran,
bahan pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Secara khusus terkait metodologi pembelajaran, aspek ini terkait dengan dua hal
yang saling menonjol yaitu metode dan media pembelajaran. Media memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif.
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap
penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses
dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh
karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk
mempertinggi kualitas pembelajaran. Terdapat hal umum yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan sarana media pembelajaran berupa APE yaitu sebagai berikut :
a. Kesesuaian dengan kebutuhan dan perkembangan anak
Pengelolaan sarana media pembelajaran yang baik tidak hanya
karena lengkap dan mewah tetapi terletak pada kesesuaian penataan
tersebut dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu,
sebelum sarana ditata, seharusnya guru mempelajari dan memetakan
kebutuhan dan perkembangan anak terhadap berbagai sarana pendidikan.
Kebutuhan dan perkembangan anak dapat dikelompokkan guru
berdasarkan kebutuhan secara umum, kebutuhan dalam kelompok yang
relatif sama dan kebutuhan anak secara individual. Ketiga kelompok

12
kebutuhan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap pengelolaan
sarananya.
b. Jenis kegiatan
Penataan sarana juga harus memperhatikan jenis kegiatan yang
akan ditawarkan pada anak. Jenis kegiatan telah dipertimbangkan guru dari
kurikulum dan model pendidikan yang disepakati serta berbagai kebutuhan
dan perkembangan anak.
c. Keselamatan dan kenyamanan
Pengelolaan sarana PAUD harus memperhatikan faktor
keselamatan dan keamanan. Faktor keselamatan anak ini sangat penting
diperhatikan mengingat anak usia dini sedang berada dalam masa
eksplorasi sehingga anak cenderung tidak mau diam dan senang
menjelajahi dan mencoba berbagai hal yang ada di lingkungan sekitarnya.
Faktor keselamatan dan keamanan sarana harus diperhatikan karena
banyak kegiatan anak yang tidak bisa diduga sebelumnya sehingga sarana
itu harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia tentang keamanan
mainan. Hal tersebut dapat menghindarkan anak dari bahaya, seperti:
tergigit, tertelan, terkilir, tertusuk, tersedak, terjatuh, dan bahaya lainnya
karena anak merupakan aset bangsa yang sangat berharga.
d. Fleksibilitas
Pengelolaan sarana yang baik harus secara luwes atau fleksibel
untuk ditukar, dipindah, dimodifikasi atau diganti pada setiap periode
tertentu. Dasar pertimbangan ini untuk menghidari kebosanan atau adanya
variasi letak dan penataan sarana tersebut.

2.3 Penggunaan APE pada PAUD


Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat permainan
edukatif yaitu antara lain sebagai berikut :
a. Penataan lingkungan, dalam penataan permainan edukatif  berbeda dengan
alat rekreatif, untuk alat ini harus tertutup dan diberikan sesuai dengan
rencana pembelajaran

13
b. Pengarahan sebelum bermain, dalam kesempatan ini guru harus
memperkenalkan alat yang dipakai, memberikan cara atau aturan dalam
menggunakan alat, kapan memulai dan mengakhiri dan merapikan alat
kembali
c. Pelaksanaan permainan, sebaiknya guru memberikan contoh dalam
melaksanakan permainan, memberikan motivasi, memberikan bantuan
anak yang membutuhkan, mencobakan dengan cara yang lain untuk
memperkaya pengalaman anak, dan mendokumentasikan hasil yang
dicapai anak.
d. Kegiatan setelah bermain, yaitu membereskan alat, jika anak belum
terbiasa, anak harus dilibatkan dalam membereskan.
Selain itu penggunaan APE juga harus disesuaikan dengan karakteristik
anak antara lain sebagai berikut :
a. Usia 0-6 bulan. Masa umur ini secara umum anak mengeksplorasi
lingkungan melalui suara, pengamatan dan sentuhan.
b. Usia 7-12 bulan. Anak umumnya dapat mengingat konsep sederhana
sehingga anak suka kegiatan menyimpan dan mengeluarkan benda,
mencari benda yang disembunyikan, menirukan suara yang menarik dan
melihat gambar
c. Usia 12-18 bulan. Anak mulai menyukai tantangan untuk melakukan
manipulasi dan eksperimentasi serta menikmati dongeng
d. Usia 18-24 bulan. Anak menghabiskan waktu dengan alat permainan yang
dapat dikelola bebas oleh dirinya sendiri
e. Usia 2-3,5 bulan. Umumnya menyukai bongkar pasang dan benda yang
menguji kemampuan seperti lego, playdough, sosiodrama.
f. Usia 3,5–5 bulan, senang bermain bersama teman sebaya, permainan fisik,
dan serba ingin tahu.
g. Usia 5–7 tahun yaitu rasa ingin tahu bertambah besar dengan focus
interest pada kegiatan sosial, sains, akademik lainnya.
Adapun dampak dari penggunaan APE ini terhadap perkembangan aspek-
aspek anak, antara lain :

14
a. Aspek Agama dan Moral
Pada pelaksanaan pembelajaran pada kelompok bermain pada
prinsipnya merupakan aktivitas “belajar sambil bermain”. Melalui
pemanfaatan APE ini akan memberikan kesempatan agar anak terbiasa
mengucapkan doa sebelum dan setelah melakukan sesuatu, selain itu anak
akan mengenal perilaku baik dan buruk dan dapat membiasakan diri
berperilaku baik.
b. Aspek Fisik Motorik
Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok bermain pada prinsipnya
merupakan aktivitas “belajar sambil bermain”.  Pembelajaran dengan
menggunakan APE termasuk APE berusaha memberikan kesempatan
kepada anak  untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan-
gerakan tubuh yang diharapkan akan membuat anak menjadi sehat. Otot-
otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat. Adapun sebagai contohnya
adalah aktivitas anak-anak didik saat bermain dengan papan peluncuran,
bola dunia dan papan jungkat-jungkit. Melalui pemanfaatan APE ini akan
memberikan kesempatan setiap anggota tubuh anak untuk digerakkan
sehingga akan menjadi kuat dan luwes. Selain itu juga dengan
memanfaatkan APE ini, anak dapat menyalurkan tenaga dimilikinya
sehingga ia tidak merasa gelisah. Adapun salah satu contoh APE yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan  kemampuan fisik anak adalah
berjalan dengan batok kelapa. Pemanfaatan batok kelapa sebagai sarana
pembelajaran pada kelompok bermain ini, bertujuan untuk melatih fisik
anak agar mampu berjalan  lancar dengan menggunakan batok kelapa.
Adapun perkembangan fisik yang dapat distimulasi antara lain:
kemampuan anak menjaga keseimbangan badannya, melatih kekuatan kaki
anak dalam menempatkan di atas  batok kelapa, melatih kemampuan anak
menggerakkan maju, mundur dan berbelok dengan mempergunakan batok
kelapa.
c. Aspek bahasa

15
Permainan edukatif sangat baik bila diikuti dengan penuturan
cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni
meningkatkan kemampuan bahasa juga keluasan wawasan.
d. Aspek sosial emosional
Dengan bertambahnya usia, seorang anak perlu belajar mandiri
sehingga dalam aktivitas sehari-hari tidak harus didampingi dengan
pengasuh atau ibunya. Anak perlu diyakinkan bahwa perpisahan itu hanya
berlangsung sesaat saja. Bentuk-bentuk permainan untuk melatih aspek ini,
antara lain permainan “ciluk-ba” dan “petak umpet”. Wujud dari
perkembangan kemampuan sosial ini dapat dilihat pada saat anak bermain
dengan teman sebayanya, antara lain: adanya kerelaan anak untuk berbagi
menggunakan APE dengan teman sebaya yang lain, menaati aturan atau
tata tertib belajar, saling tolong menolong dalam melakukan sesuatu dan
lain-lain. Contoh-contoh kegiatan ini dapat dilakukan anak apabila ia
mampu berkomunikasi dengan sesama teman untuk memahami apa yang
diinginkan atau diucapkan teman yang lain tersebut, sehingga dengan
hubungan komunikasi ini kemampuan sosial anak dapat terbina.
Melalui bermain peran atau bermain pura-pura anak juga belajar
bagaimana berlaku sebagai orang tua, pedagang, pembeli, polisi, penjahat
dan lain-lain. APE yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek
sosial anak antara lain permainan dengan kuluk atau mahkota. Selain itu
juga dalam permainan dakon pun dapat digunakan untuk meningkatkan
aspek ini, karena anak diberi kesempatan untuk bergiliran menempatkan
biji dakon serta unsur kejujuran dalam penghitungan biji dakon pada akhir
permainan.
Bagi anak, bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan
sendirinya (inherent), dan sudah terberi secara alamiah dan dapat
dikatakan tidak ada anak yang tidak suka bermain. Melalui bermain,
seorang anak akan dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya,
sekaligus memenuhi dorongan dari dalam diri yang belum terpuaskan.
Dari kegiatan  bermain yang dilakukan bersama sekelompok teman, anak

16
akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan-kelebihan
yang ia miliki sehingga dapat membantu pembentukan  konsep diri yang
positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga diri karena ia merasa
mempuyai kompetensi tertentu. Anak belajar bagaimana harus bersikap
dan bertingkah laku agar dapat bekerja sama dengan teman-teman,
bersikap jujur, murah hati, tulus dan sebagainya.
e. Perkembangan aspek kognitif
Perkembangan aspek kognitif pada anak dapat dikatakan sebagai
suatu pengetahuan, daya nalar, kreativitas, kemampuan berbahasa serta
daya ingat.  Adapun wujud dari pada kemampuan aspek kognisi ini, antara
lain ditunjukkan melalui pengetahuan anak tentang konsep warna, ukuran,
bentuk, arah, besaran dan lain-lain. Pengetahuan akan konsep-konsep ini
jauh mudah diterima anak melalui kegiatan bermain, karena melalui
kegiatan sambil bermain anak akan merasa senang dan tanpa ia sadari
ternyata ia sudah banyak belajar.  Contoh permainan yan sering digunakan
pada kelompok bermain antara lain permainan balok kayu bertingkat,
memancing ikan terdiri dari berbagai macam-macam warna dan ukuran.
Kreativitas anak dapat dikembangkan melalui percobaan serta
pengalaman yang ia peroleh selama bermain. Ia akan merasa bahwa kalau
ia bisa menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain, akan
memberi perasaan puas. Pada anak dapat diberikan kesempatan untuk
mengembangkan daya ciptanya secara bebas, baik melalui coretan yang ia
buat, cerita yang ia ungkapkan, serta hasil karya lainnya. Pengalaman ini
bisa diberlakukan kalalu anak sudah terjun dalam dunia kerja di usia
dewasa, dalam dunia kerja ia tidak akan bosan untuk mencoba berkarya
dan menciptakan sesuatu yang baru.
Dengan teman-teman sebaya anak perlu berkomunikasi, pada
mulanya melalui bahasa tubuh tapi dengan meningkatnya usia dan
bertambhnya perbendaharaan kata, ia akan lebih banyak menggunakan
bahasa lisan. Anak perlu dapat memahami kata-kata yang ia ucapkan oleh 
teman-teman dan mampu mengemukakan keinginan, pendapat, serta

17
perasaannya. Ia akan banyak belajar kata-kata baru sehingga memperkaya
perbendaharaan kata yang dimilikinya. Anak juga dapat bermain pantun,
bernyanyi dan sebagainya.
f. Aspek seni
Bermain dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mencoba berbagai idenya tanpa merasa
takut karena dalam bermain anak mendapatkan kebebasan sehingga dapat
mengembangkan aspek seni pada anak.

18
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, dunia anak merupakan dunia
bermain. Oleh karena itu, selama rentang perkembangan anak usia dini, anak
melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita sampai masa kanak-
kanak. Dalam melakukan kegiatan bermain tersebut, anak tentunya akan
membutuhkan berbagai alat permainan yang mana alat permainan tersebut
mengandung nilai atau unsur edukatif. Adapun alat permainan yang bersifat
mendidik di lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dikenal dengan
sebutan/istilah APE (Alat Permainan Edukatif). APE sangatlah penting untuk
diberikan kepada anak-anak, terutama anak usia dini. Tanpa alat permainan
edukatif anak akan merasa bosan dan jenuh.
Menyimpan dan memelihara media pembelajaran di lembaga PAUD baik
yang ada di dalam ruangan maupun yang ada di luar merupakan hal yang penting
dilakukan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan penggunaan media pembelajaran
tersebut tentu tidak hanya untuk satu kali kegiatan belajar saja melainkan akan
digunakan secara terus-menerus. Selain itu intensitas penggunaan media
pembelajaran oleh anak juga akan sangat tinggi. Apalagi untuk media-media
pembelajaran tertentu yang sangat disukai oleh anak. Sehubungan dengan
pentingnya fungsi penyimpanan dan pemeliharaan ini, guru harus mengetahui
jenis media pembelajaran yang perlu disimpan dan dipelihara dengan baik. Cara
anak meletakkan media pembelajaran di kelas tidak terlepas dari pengawasan
guru. Guru juga harus memantau bagaimana cara anak memainkan media tersebut
dan mengembalikan media tersebut pada tempatnya, karena anak harus dibiasakan
bertanggung jawab terhadap media pembelajaran yang dimainkannya.

3.2 Saran
Adapun makalah ini merupakan hasil dari pemikiran penulis, yang didasari
dari referensi-referensi yang penulis dapatkan baik dari media cetak (buku)
maupun pengetahuan dari media online (jurnal, dll). Jika terdapat kesalahan dan

19
kekurangan dari pembuatan makalah ini, penulis meminta maaf. Penulis juga
berharap kritik serta saran atau tanggapan dari pembaca untuk mengevaluasi
makalah ini agar penulis bisa membuat makalah yang lebih baik lagi di kemudian
hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ariesta, R. 2009. Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar untuk Anak Usia
0-1 Tahun. Bandung: Sandiarta Sukses.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2013. Pedoman Sarana


Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan
Anak Usia Dini. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.

Eliyawati, Cucu, dan Zaman, Badru. 2010. Media Pembelajaran Anak Usia Dini.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197010221998022-
CUCU_ELIYAWATI/MEDIA_PEMBELAJARAN_ANAK_USIA_DINI-
PPG_UPI.pdf . [Diakses pada 28 Februari 2021].

Halimah, L. 2016. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini.


Bandung: Refika Aditama.

Rahman, S. 2010. Alat Permainan Edukatif untuk Program PAUD. Palu:


Tadulako University Press.

Soepandi, A. 2017. Alat Permainan Edukatif Untuk Paud.


https://chemicalpuzzle9.blogspot.com/2017/01/alat-permainan-edukatif
untuk-paud.html. [Diakses pada 27 Februari 2021].

Widayat, H. 2014. Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) Tradisional


Untuk Menstimulasi Kecerdasan Anak. https://ipabi.org/pemanfaatan-alat
permainan-edukatif-ape-tradisional-untuk-menstimulasi-kecerdasan-anak/.
[Diakses pada tanggal 27 Februari 2021].

21

Anda mungkin juga menyukai