Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Manajemen Kelas Model Kelompok


Hasibuan (2007:1-2) mengatakan, “manajemen adalah ilmu dan seni dalam
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lain yang
mendukung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan tertentu”. Dan menurut
Menurut Suharni (2020:69-70) menjelaskan bahwa, “kelas dapat disebut juga sebagai
rumah guru dan murid dengan kondisi fisik yang nyaman dan terdapat
fasilitasfasilitas yang menunjang setiap kegiatan pembelajaran dalam kelas sangat
penting dalam proses belajar mengajar, karena kelas merupakan fasilitas yang
menunjang setiap proses kegiatan pembelajaran di kelas yang dimana dapat terlibat
siswa dan siswi serta guru.”. “Manajemen (pengelolaan) kelas bertujuan untuk
membantu anak belajar dan bekerja sesuai dengan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya serta membantu anak agar dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien dalam kelas dapat tercapai” (Fitriani, 2018:10)
Rohani (2003:123) mengatakan bahwa, “Pengelolaan kelas merupakan
kegiatan – kegiatan yang mampu menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal
pada saat proses pembelajaran dari gangguan yang datang untuk merusak kondisi
kelas”.
Dalam pengelolaan kelas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
sebagai berikut (Pangastuti, 2017:40) :
a. Mengurangi kepadatan benda yang berada di area anak beraktifitas seperti
meja guru, bangku anak, area belajar kelompok, loker anak, dan lain lain.
Pisahkan area – area yang sering dilewati oleh anak – anak dan pastikan
mudah di akses oleh anak.
b. Tujuan dari manajemen kelas ini yaitu guru dapat mengontrol siswanya
serta mengawasi dengan baik sehingga posisi guru harus mudah dijangkau
dan dilihat siswanya.
c. Perlengkapan materi pembelajaran siswa harus mudah diakses karena
demi menunjangnya pembelajaran yang efektif dan meminimalisir
persiapan pembelajaran dalam beraktifitas.
d. Anak-anak harus duduk ditempat masing-masing yang mudah dijangkau
pengawasan guru serta anak mudah melihat fokus keseluruh ruangan.
e. Guru harus menyesuaikan penataan sarana prasarana sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan.
f. Mengelola meja dan kursi anak harus bersifat fleksibel dan berubah –
ubah sesuai dengan kebutuhan anak. Desain meja dan kursi harus
membuat ruang gerak anak lebih bebas. Anak – anak juga tidak selalu
duduk di kursi, namun anak juga dapat duduk di tikar/karpet.
g. Guru harus bisa memanfaatkan ruangan agar menjadi lebih nyaman dan
bermanfaat seperti penataan dinding kelas dengan ditempelkannya media
pembelajaran anak-anak atau hiasan yang cantik dan indah, akan tetapi
jangan juga terlalu banyak dan mengganggu penglihatan atau menonjol.
h. Peletakan alat permainan edukatif atau alat peraga haruslah diletakkan
sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya, agar anak dapat bertanggung
jawab, mandiri, dapat mengambil keputusan, dan mengatur peralatan
mereka untuk dikembalikan pada tempatnya.
i. Alat bermain untuk kegiatan pengaman diletakkan di dalam kelas
sehingga berfungsi apabila diperlukan oleh anak – anak.
j. Suasana kelas yang hangat dan penuh semangat.
k. Penggunaan media dan alat permainan edukatif yang menantang agar
dapat meningkatkan gairah belajar anak.
l. Penggunaan media, gaya mengajar, dan pola interaksi guru yang
bervariasi serta berinovasi.
m. Guru yang kreatif dalam mengubah strategi apabila suasana kelas berubah
menjadi tidak menyenangkan.
n. Menekankan pada hal – hal yang bersifat positif, dan menghindari
berpusat perhatian kepada anak tentang hal – hal yang bersifat negatif.
o. Mendorong anak untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan
memberi contoh dalam pebuatan guru sehari – hari.
Model pembelajaran merupakan suatu pendekatan sistematis yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran ini memiliki arti yang sama
dengan pendekatan, strategi tau metode pembelajaran (Zakky, 2020).
Menurut Pangastuti (2017:44-45) model pembelajaran dibagi menjadi 3,
yaitu:
a. Model Sudut
Model sudut ini dikemukakan dalam teori Montessori yaitu teori
pendidikan. Dengan model pembelajaran ini memberikan kesempatan
anak untuk dapat belajar dengan kehidupan lingkungan sekitar seperti
keadaan sehari-hari. Penataan ruang kelas di tata dengan menarik agar
anak lebih tertarik dan merangsang nilai ekstetika pada anak yang dimana
anak didorong untuk mengekspresikan diri dengan melatih kepekaan
kelima panca indra anak.
b. Model Area
Model ini dikembangkan oleh Highscope, dalam pembelajaran ini
memfasilitasi anak dalam kegiatan individu dan kelompok untuk
mengembangkan segala aspek perkembangan. Area ditata menarik dan
memiliki masing – masing kegiatan yang berbeda yang menggunakan alat
dan bahan yang berbeda. Anak – anak bebas memilih area yang mereka
minati, dan pada setiap area terdapat masing – masing guru, seperti area
balok, area drama, area seni, area keaksaraan, area pasir dan air, area
gerak dan music, area sains, area matematika, dan area imtaq.
c. Model Sentra atau BCCT (Beyond Center Circle Time)
Model ini dikembangkan Creative Curiculum yang memiliki
keseimbangan antara bimbingan guru dan anak. Model ini dikenalkan oleh
Dr. Pamela Phelp yang mana memberikan kesempatan kepada anak untuk
bermain dan memulai serta menyelesaikan sendiri pekerjaannya. Guru
memfasilitasi anak dalam mengembangkan kecakapan berpikir aktif dan
diberikan keleluasaan dalam melakukan kegiatan untuk mendapatkan
pengalaman yang ada di sekelilingnya. Model sentra hampir sama dengan
model area, namun memiliki perbedaan pada pengelolaan kelasnya. Pada
model area anak – anak dibebaskan memilih area – area yang telah
disiapkan, namun pada model sentra anak – anak bebas bermain dan aktif
bergerak pada tiga jenis kegiatan yang telah disediakan oleh guru namun
masih dalam satu sentra.

Menurut Suharni (2020:70) mengemukakan, “Model pembelajaran kelompok


banyak digunakan pada pembelajaran anak usia dini, karena dapat melatih
kemampuan kerjasama, perkembangan sosial anak, dapat melatih rasa tanggung
jawab terhadap pekerjaan yang menjadi tugas, membangun kemampuan berinteraksi,
berbagi ide, pendapat, mampu mengendalikan emosi, bersedia memberi dan
menerima. Model pembelajaran kelompok guru harus dapat menyesuaikan dengan
kondisi siswa, materi pelajaran, dan saran yang ada. Guru juga harus pandai mengatur
semua dari segi kelas, alat-alat dan anak- anak di mana dalam pembelajaran
kelompok anak bisa berinteraksi satu sama lain, dan berbagi. Dengan di terapkannya
model pembelajaran kelompok dapat mengurangi kejenuhan anak dalam belajar.
Dimana anak bisa lebih aktif dan kreaktif dalam menuangkan gagasan atau ide-ide.
Model pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran di mana peserta didik
dibagi dalam beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda”.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa di dalam kelas tidak bergantung pada
model pembelajaran kelompok, ada berapa cara dianntaranya adalah melalui cara
mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberi stimulus
baru misalnya pernyataan-pernyataan kepada peserta didik, memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media
dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik, seperti gambar, foto, video,
diagram, dan sebagainya, (Rufaida, Sujiono, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Ani. 2018. Manajemen Pengelolaan Kelas Di TK Kartika II-26 Bandar


Lampung. Skripsi. Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan.

Hasibuan, Malayu S, P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara

Pangastuti, Ratna, dan Solichah, Isnaini. 2017. Studi analisis manajemen pengelolaan
kelas di tempat penitipan anak (TPA) Khadijah Pandegiling Surabaya. Jurnal
Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. 2(2): 40-41.

Pangastuti, Ratna, dan Solichah, Isnaini. 2017. Studi analisis manajemen pengelolaan
kelas di tempat penitipan anak (TPA) Khadijah Pandegiling Surabaya. Jurnal
Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. 2(2): 44-45.

Rufaida, S., dan Sujiono, E. H. 2013. Pengaruh model pembelajaran dan pengetahuan
awal terhadap kemampuan memecahkan masalah peserta didik kelas xi IPA
MAN 2 Makassar. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(2): 18.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsini., dan Wahyuni, Sri., dan Salmah. 2020. Pengelolaan kelas pada model
pembelajaran kelompok pada anak usia 5-6 tahun di TK IT Al-Mahira. Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini. 3(2): 69-70.
Zakky. 2020. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli dan Ciri-Cirinya.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-model-
pembelajaran/#:~:text=Pengertian%20model%20pembelajaran
%20%E2%80%93%20Model%20pembelajaran%20adalah%20kerangka,pada
%20Pendidikan%20Dasar%20dan%20Pendidikan%20Menengah%2C%20Pasal
%202. [Diakses pada 20 Oktober 2020].

Anda mungkin juga menyukai