Anda di halaman 1dari 9

MODEL PEMBELAJARAN DI PAUD

DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Disusun oleh:
Puri Kusumaningsih 1501110001
Rahma Amelia Tampubolon 1501110002
Kholifatunnisa 1501110003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
A. Model Pembelajaran di TK

Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang


menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model
pembelajaran meliputi; konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-
langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.

Penyusunan model pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK)


didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester,
satuan kegiatan mingguan (SKM), dan satuan kegiatan harian (SKH). Dengan
demikian, modal pembelajaran merupakan gambaran konkret yang dilakukan
pendidik dan peserta didik sesuai dengan kegiatan harian.

Kita mengenal beberapa model pembelajaran yang diterapkan di TK,


diantaranya adalah:

1. Model pembelajaran klasikal


Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana
anak melakukan kegiatan pembelajaran secara bersamaan dengan
kegiatan yang sama. Model pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana
pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang
memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan
teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak
ditinggalkan
2. Model pembelajaran kegiatan kelompok dengan kegiatan pengaman
Model pembelajaran kelompok dengan pengaman adalah pola
pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok
(biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing kelompok
melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak
didorong harus mampu menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok
secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-
anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat disbanding
temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama
dalam kelompok lain masih ada tempat yang kososmh. Jika sudah tidak
ada tempat, anak-anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu
yang sudah disediakan oleh guru, dan tempat itulah yang disebut
dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya
disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai
dengan tema atau subtema yang dibahas.

3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan


Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan
merupakan Model pembelajaran yang menyediakan sudut-sudut
kegiatan anak yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan
minat masing-masing anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi
mengingat minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut juga harus
sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas.
4. Model pembelajaran area
Model ini pada dasarnya hampir sama dengan model
pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih
memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri
sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman
budaya. Model pembelajaran area juga menekankan kegiatan yang
beraneka ragam dan juga saintifik yang tentunya semua itu dapat
meningkatkan belajar anak dan dalam meningkatkan belajar anakpun
memerlukan peran keluarga dalam proses pemelajaran.
5. Model pembelajaran berdasarkan sentra
Model pembelajaran berdasarkan sentra memiliki ciri utama
pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide,
dan pengetahuan anak serta konsep densitas serta intensitas bermain.
Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses
pembelajarannya berpusat di sentra bermain artinya dubia anak
merupakan dunia bermain. Dalam pembelajaran area terdapat
beberapa pijakan-pijakan yang dapat mendukung pembelajaran Area
yaitu : yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain dan
pijakan setelah bermain. Pijakan ini dimaksudkan untuk mendukung
perkembangan anak agar perkembangan anak dapat tumbuh dengan
optimal dan sesuai pada posrsinya. Ada 3 jenis permainan yang
disediakan dalam model ini yaitu; bermain sensorimotorik atau
fingsional, bermain peran, dan bermain pembangunan (konstruktif, yaitu
membangun pemikiran anak).

Model-model pembalajaran tersebut pada umumnya menggunakan


langkah-langkah pembelajaran yang sama dalam sehari, yaitu:
a. kegiatan awal/pendahuluan
Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran
yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi
sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk mencapai


kompetnsi dasar yang harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan
melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi.
c. istirahat/makan

kegiatan istirahat/makan merupakan kegiatan dimana anak


dapat bermain dan makan setelah mendapatkan kegiatan inti.

d. Kegiatan akhir/penutup

Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk


mengakhiri kegiatan pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa
menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut

.Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan


kekurangannya masing-masing serta memerlukan kondisi yang
berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memilih model pembelajaran
yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang
dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta factor-faktor
pendukung lainnya.
A. Pembelajaran Area

Model ini pada dasarnya hampir sama dengan model pembelajaran


berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih memberi kesempatan
kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.
Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik
anak dan menghormati keberagaman budaya. Model pembelajaran area
juga menekankan kegiatan yang beraneka ragam dan juga saintifik yang
tentunya semua itu dapat meningkatkan belajar anak dan dalam
meningkatkan belajar anakpun memerlukan peran keluarga dalam proses
pemelajaran.
Dalam model pembelajaran area, area dibagi berdasarkan minat
anak yang diatur dalam permainan yang memotivasi untuk belajar. Area-area
yang dimaksud adalah:
1. Area Bahasa
2. Area matematika
3. Area balok
4. Area bermain drama
5. Area seni dan keterampilan tangan
6. Area music
7. Area passir dan air
8. Area sains
9. Area computer
10. Area hewan dan tumbuhan
11. Area pengembangan agama

Dalam model pembelajaran area ini, biasanya dalam satu hari


menggunakan 4 area yang disesuaikan dengan tema dan sub tema yang
akan dipelajari. Selain disesuaikan dengan tema dan sub tema yang
akan dipelajari, penggunaan area juga disesuaikan dengan indicator
ccapaian perkembangan anak.

B. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Area


1. Kelebihan
Kelebihan dari model pembelajaran area adalah:
a. Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Adanya pilihan dan pusat kegiatan belajar.
c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih dan
melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.

2. Kekurangan
Kekurangan dari model pembelajaran area adalah:
a. Pendidik kurang memperhatikan anak.
b. Kuranya evisien waktu.

C. Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Area


Dalam model pembelajaran area pembelajaran IPA biasanya lebih
banyak dilakukan dalam area SAINS. Dengan kegiatan-kegiatan seperti
percobaan, pengamatan , dan lain sebagainya. Contoh kegiatan IPA
dalam model area adalah:

Kegiatan eksperimen telor mengapung dan teggelam dengan garam

Alat dan bahan:

1. 3 buah gelas atau wadah bening


2. Sendok
3. Lap kain
4. 3 butir telur
5. Air
6. Garam

Langkah-langkah:

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan.


2. Gelas diberi air, jangan sampai penuh agar pada saat memasukan
telur airnya tidak tumpahdan dialasi dengan nampan agar tidak basah
lantainya.
3. Pertama-tama telur dimasukan kedalam gelas yang diisi air tanpa
campuran garam kemudian amati yang terjadi.
4. Setelah itu dalam gelas dimasukan satu sendok garam kemudian
amati yang terjadi.
5. Kemudian masukan tiga sendok garam dan aduk secara perlahan-
lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://paudanakceria.wordpress.com/2011/02/17/model-–-model-pembelajaran-di-
taman-kanak-kanak/

http://ririkartiyawati.blogspot.com/2016/05/pembelajaran-di-kb-dengan-
pendekatan_20.html

dimyati, 2016, Pembelajaran Terpadu Untuk Taman Kanak-kanak/ Raudatul Atfal dan
Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai