Raudhatul Athfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK) termasuk jenis Pendidikan
anak usia dini yaitu suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Sebagai pendidikan anak usia dini, Raudhatul Athfal memerlukan metode dan
strategi pembelajaran khusus. Ada beberapa Metode pembelajaran yang bisa
digunakan di Raudhatul Athfal (RA) antara lain sebagai berikut:
1. Metode bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau
memberikan penjelasan kepada peserta didik secara lisan
2. Metode bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab
antara peserta didik dengan guru atau antara peserta didik dengan peserta
didik. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk 1) bercakap-cakap
bebas, 2) bercakap-cakap menurut pokok dan 3) bercakap-cakap berdasarkan
gambar seri.
Dalam bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada tema, tetapi pada
kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut pokok dilakukan
berdasarkan tema tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri
menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.
3. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama atau bermain peran adalah cara memberikan pengalaman
kepada peserta didik melalui bermain peran, yakni peserta didik diminta
memainkan peran tertentu dalam suatu permainan peran. Misalnya: bermain
jual beli sayur-mayur, bermain menolong peserta didik yang jatuh, bermain
menyayangi keluarga, dan lain-lain.
4. Metode karyawisata
Metode karyawisata dilakukan dengan cara mengajak peserta didik
mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema
5. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi dilakukan dengan cara mempertunjukan atau
memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Tujuannya agar peserta
didik memahami dan dapat melakukannya dengan benar, misalnya: menghapus
buah, memotong rumput, menanam bunga, mencampur warna, meniup balon
kemudian melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan, dan lain-lain.
7. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada peserta didiik
dalam mengadakan percobaan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya.
Misalnya balon ditiup, warna dicampur, air dipanaskan, tanaman disirami atau
tidak disirami dan lain-lain.
8. Metode Proyek
Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada peseta
didik melakukan aktivitas belajar secara bertahap, dari tahapan awal sampai
tahapan akhir yang merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan. Kegiatan
Proyek dapat menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari yang
sederhana untuk dilaksanakan oleh peserta didik. Misalnya: menanam tanaman
yang mudah tumbuh dengan biji (cabe, tomat, kacang hijau), dengan batang
(singkong), dengan daun (cocor bebek), kegiatan bersama dengan satu hasil
(praktik memasak)
9. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode yang digunakan untuk memberi
kesempatan kepada peserta didik melaksanakan tugas yang disiapkan oleh
guru.
A. Metode Pembelajaran di RA
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam
membimbing peserta didik mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Metode pembelajaran yang bisa digunakan di RA antara lain
sebagai berikut:
1. Metode bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan
cerita atau memberikan penjelasan kepada peserta didik secara
lisan.
2. Metode bercakap-bercakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau
bertanya jawab antara peserta didik dengan guru atauantara
peserta didik dengan peserta didik. Bercakap-cakap dapat
dilaksanakan dalam bentuk (1) bercakap-cakap bebas, (2)
bercakap-cakap menurut pokok dan (3) bercakap-cakap
berdasarkan gambar seri.
Dalam bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada tema,
tetapi pada kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut
pokok dilakukan berdasarkan tema tertentu. Bercakap-cakap
berdasarkan gambar seri menggunakan gambar seri sebagai bahan
pembicaraan.
4. Metode karyawisata
Metode ini dilakukan dengan cara mengajak peserta didik
mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema.
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan stsu
memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Tujuannya
agar peserta didik memahami dan dapat melakukannya dengan
benar, misalnya: mengupas buah, memotong rumput, menanam
bunga, mencampur warna, meniupbalon kemudian melepaskannya,
menggosok gigi, mencuci tangan dan lain-lain.
7. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada
peserta didik dalam mengadakan percobaan terhadap sesuatu dan
mengamati akibatnya. Misalnya: balon ditiup, warna dicampur,
air dipanaskan, tanaman dissirami atau tidak disirami, dan
lain-lain.
8. Metode proyek
Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar secara
bertahap, dari tahapan awal sampai tahapan akhir yang
merupakan satu kesatuan rangkaina kegiatan. Metode ini
menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari yang
sederhana untuk dilakukan oleh peserta didik. Misalnya:
menanam tanaman yang mudah tumbuh dengan biji, (cabe, kacang
hijau, tomat), dengan batang (singkong), dengan daun (cocor
bebek), kegiatan bersama dengan satu hasil (praktik memasak).
B. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran,
sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.
Adapun komponen model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan
pembelajaran, materi atau tema, langkah-langkah atau prosedur,
metode, alat da sumber belajar dan teknik evaluasi.
Penyusunan model pembelajaran di RA didasarkan pada
silabus yang dikembangkan menjadi pencapaian perencanaan
semester, rencana kegiatan mingguan (RKM), dan rencana
kegiatan harian (RKH). Dengan demikian model pembelajaran
merupakan gambaran konkrit yang dilakukan pendidik dan peserta
didik sesuai dengan rencana kegiatan harian.
Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di
pendidikan anak usia dini, diantaranya adalah model
pembelajaran klasikal; model pembelajaran kelompok dengan
kegiatan pengaman; model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut
kegiatan; model pembelajaran area; dan model pembelajaran
berdasarkan sentra. Model-model pembelajaran tersebut pada
umumnya menggunakan langkah-langkah yang rekatif sama dalam
sehari, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan
kegiatan akhir atau penutup.
Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan awal dalam
pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian,
membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti, merupakan
proses untuk mencapai kemampuan dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses
eksplorasi, eksperimen, elabirasi dan konfirmasi. Kegiatan
penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa
menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.
1. Model pembelajaran klasikal
Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana
dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak
sama dalam satu kelas (secara klasikal). Model pembelajaran
ini merupakan model yang paling awal digunakan didunia
pendidikan pra sekolah, dengan sarana pembelajaran yang pada
umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat
individu anak. Seiring dengan berkembangnya teori dan
pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak
ditinggalkan.
2) Sentra balok.
Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai
bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Di sini anak belajar
banyak hal dengan cara menyusun atau menggunakan balok,
mengembangkan kemampuan logika matematika atau berhitung
permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
3) Sentra seni.
Bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kerta, cat air,
krayon, spidol, gunting, kapur, tanah lipat, pasir, lilin,
kain, daun, potongan bahan atau gambar. Sentra seni
memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam
mewujudkan ide, gagasan, dan pengalaman yang di miliki anak ke
dalam karya nyata (hasil karya) melalui metode proyek.
5) Sentra persiapan.
Bahan yang ada pada sengtra ini adalah buku, kartu kata, kartu
huruf, kartu angka dan bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap
persiapan menulis serta berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan
adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta
menghitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual anak,
gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar
keterampilan sosial seperti berbagi, bernegosiasi, dan
memecahkan masalah.
6) Sentra agama.
Bahan yang disiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah,
perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita
keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
menanamkan nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah Swt. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak
yang perlu diterkjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit untuk
anak.
7) Sentra musik.
Bahan yang digunakan pada sentra musik adalah botol bening
atau kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle,
dan lain-lain. Sentra musik memfasilitasi anak untuk
memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka
melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat
memperluas pengalaman dan pengetahuan anak tentang irama,
birama atau ketukan, dan mengenal berbagai bunyi dengan
menggunakan alat musik yang mendukung misalnya pianika, piano,
rebana, dan lain-lain.
A. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi :
konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/procedure, metode, alat/sumber belajar,
dan teknik evaluasi.
Penyusunan model pembelajaran di RA didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi
perencanaan semester, Rencana kegiatan mingguan (RKM), dan Rencana kegiatan harian (RKH).
Dengan demikian model pembelajaran merupakan gambaran konkrityang dilakukan pendidik dan
peserta didik sesuai dengan Rencana kegiatan harian.
Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini,
diantaranya adalah Model Pembelajaran Klasikal, Model Pembelajaran Kelompok dengan kegiatan
pengaman, Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut-sudut Kegiatan, Model Pembelajaran Area, dan Model
Pembelajaran Berdasarkan Sentra. Model-model pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan
langkah-langkah yang relative sama dalam sehari, yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan
kegiatan akhir atau penutup.
Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk
memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kegiatan inti, merupakan proses untuk mencapai kemampuan dasar yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui
proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatanya berupa menyimpulkan, umpan
balik dan tundak lanjut.
Area Drama
Tempat tidur peserta didik dan boneka, lemari kecil, meja-kursi kecil, meja tamu, boneka-boneka,
tempat jemuran, tempat gosokan, setrikaan, baju-baju besar, handuk, bekas make-up, minyak wangi, sisir,
kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang
belanja, pisau mainan, ulekan (cobek), mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer,
blender, sikat gigi, odol, telepon-teleponan, baju tentara dan polisi, baju dokter-dokteran, dan sebagainya.
Area Pasir/Air
Bak pasir/bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung, garpu garuk, botol-botol, plastic, tabung air,
cangkir plastic, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan-cetakan
ager berbagai bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.
2). Sentra Block
Sentra block berisi berbagai macam block dalam berbagai bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Disini
anak belajar banyak hal dengan cara menyusun/menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika
matematika/berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
3). Sentra Seni
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting, kapur, tanah
liat, pasir, lilin, kain, daun, potong-potongan bahan/gambar. Sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas
pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil
karya) melalui metode proyek.
5). Sentra Persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-
bahan untuk kegiatan menyimak, bercakapan persiapan menulis serta beehitung. Kegiatan yang dilaksanakan
adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong kemampuan
intelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar ketrampilan social (berbagi, bernegosiasi
dan memecahkan masalah).
6). Sentra Agama
Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-
gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-
nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu
konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak.
7). Sentra Musik
Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol beling/kaca, tempurung kelapa, rebana,
tutup botol, triangle, dan lain-lain. Sentra music memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam
menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman
dan pengetahuan anak tentang irama, birama(ketukan), dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan
menggunakan alat-alat musik yang mendukung, misalnya pianika, piano, rebana, dan lain-lain.
Dalam mengoptimalkan perkembangan anak disentra yang perlu diperhatikan adalah densitas dan
intensitas. Densitas berkaitan dengan keragaman kegiatan yang disediakan, sedangkan intensitas berkaitan
dengan waktu yang diperlukan.
Untuk membangun konsep dan memberikan gagasan pada peserta didik dalam model pembelajaran
sentra, guru memberikan 4 pijakan. Pijakan (scaffolding process) adalah dukungan yang berubah-ubah yang
disesuaikan dengan perkembangan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
Ada empat jenis pijakan yaitu pijakan lingkungan bermain, pijakan sebelum bermain, pijakan
selama bermain, dan pijakan setelah bermain.
1. Pijakan lingkungan bermain dilakukan dengan menata alat dan bahan bermain yang akan digunakan
sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk memberikan gagasan kepada anak agar
dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal.
2. Pijakan sebelum bermain merupakan kegiatan awal dimana guru memberikan gagasan sebelum anak
melakukan kegiatan bermain di sentra.
3. Pijakan selama bermain adalah dukungan yang diberikan guru secara individual kepada anak sesuai
kebutuhan dan tahap perkembangan, untuk meningkatkan pada tahap perkembangan selanjutnya.
4. Pijakan pengalaman setelah bermain merupakan kegiatan dimana guru memperkuat konsep yang telah
dipeoleh anak selama bermain.
Salah satu keterampilan guru sebagai kompetensi pedagogik yang harus dimiliki
oleh guru yaitu penguasaan terhadap metode pembelajaran. Setiap guru harus
menguasai tidak hanya 1 metode pembelajaran. Dengan menguasai banyak metode
guru dapat atau mampu untuk menciptakan pembelajaran yang variatif dan tidak
monoton.
1. Metode Bercerita
Setiap orang pasti pernah bercerita. Seseorang bercerita dengan tujuan bermacam-
macam. Ada yang tujuannya hanya sekedar menyampaikan informasi, ada yang
tujuannya untuk menghibur dan ada yang memiliki tujuan memberikan semangat.
Bercerita ternyata dapat digunakan dengan tujuan untuk belajar. Sehingga metode
bercerita ini menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran.
Di dalam kelas, metode cerita dapat diartikan sebagai kegiatan penyampaian pesan
yang dilakukan secara lisan baik dari guru ke siswa, siswa ke guru dan juga dari
siswa ke siswa. Jadi bercerita dalam kelas tidak hanya guru yang bercerita untuk
menciptakan kelas yang berorientasi pada siswa maka memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar melakukan sendiri menjadi salah satu aspek yang paling
penting.
Metode bercerita haruslah memperhatikan keutuhan isi cerita dari awal sampai
akhir. Guru juga hars merencanakan isi cerita yang akan disampaikan sehingga
dapat menjadi cerita yang utuh dan menarik. Metode ini sejatinya merupakan
padanan dari metode ceramah hanya saja terdapat modifikasi dalam bentuk
penyampaian menjadi lebih menarik .
Isi Cerita
Pada anak usia PAUD cerita yang digunakan adalah cerita-cerita yang dapat
menumbuhkan perasaan emosional, sosial, spiritual dari anak yang
mendengarkannya. Isi cerita juga harus mengandung unsur unsur pengetahuan
sesuai dengan perencanaan pembelajaran (tujuan belajar). cerita bertemakan
petualangan, juga akan menarik untuk di simak oleh anak usia PAUD.
ArtikelTerkait
Pengertian, Langkah-Langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Field Trip
(karya wisata)
2. Metode Bermain
Anak usia PAUD adalah anak yang menyukai bermain. Tidak bisa kita pungkiri
bahwa mereka memandang banyak hal sebagai sebuah permainan yang
menyenangkan. Oleh sebab itu sangat penting bagi seorang guru untuk bisa
menerapkan metode bermain ini di dalam kelas.
Metode bermain sangat sesuai denga tingkat perkembangan anak usia dini yang
masih sangat menyukai bermain.
1) Manfaat motorik
Manfaat ini berkaitan dengan perkembangan kemampuan fisik seseorang. Dengan
bermain kemampuan fisik anak akan meningkat. permainan yang membutuhkan
kegiatan fisik akan mengembangkan kemampuan otot otot pada anak,
kemampuannya bergerak dan luwes dalam mengerjakan sesuatu hal.
2) Manfaat Afeksi
Manfaat afeksi merupakan manfaat yang berhubungan dengan perkembangan
psikologi anak. Perkembangan tersebut termasuk naluri, insting, sifat, karakter dan
kepribadian dari si anak tersebut. Dengan berkain siswa dapat menyalurkan
kebutuhan psikisnya baik emosional maupun keinginan keinginan yang belum
terpenuhi dalam kehidupan sehari hari.
3) Manfaat kognitif
Manfaat kognitif berkaitan dengan kemampuan nalar, berfikir, pengetahuan siswa
terhadap topik permasalahan tertentu. Dengan bermain anak dapat
mengembangkan kemampuan kognitifnya. Pada anak usia dini, mereka memiliki
imajinasi yang luat biasa. Sehingga kita sering melihat mereka berbicara sendiri
dengan mainannya. Dan itu adalah proses belajar mereka dengan cara bermain
sehingga hal itu wajar sering kita lihat.
4) Manfaat Keseimbangan
Dalam bermain ada kalanya anak menemukan hal psotif dan hal negatif pula.
Dengan menemukan hal itu anak akan mengetahui hal mana yang baik dan tidak
baik. Hal itu bermanfaat untuk keseimbangan anak dalam mempelajari hal baik dan
tidak baik.
Di Sekolah PAUD proyek yang diberikan adalah proyek sederhana, oleh sebab itu
metode pembelajarannya disebut sebagai metode pembelajaran proyek sederhana.
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode
proyek yaitu:
a. Penyelidikan
Melalui metode cerita, atau ceramah juga bisa. Guru menyampaikan materi yang
berkaitan dengan topik yang akan diselidiki. Misanya : Guru menyampaikan bentuk-
bentuk bangun datar seperti lingkaran, segitigaas, dll.
c. Asimilasi/pengumpulan data
Kegiatan siswa untuk mencari informasi dengan cara mengamati, mencatat dan
mendokumentasikan segala informasi yang dibutuhkan sebagai tugas yang
diberikan oleh guru. Misal :Setelah mengetahui bentuk-bentuk bangun datar, siswa
diminta untuk mengamati benda-benda disekitar mereka yang memiliki bentuk
bundar, persegi atau lainnya.
d. Mengorganisasikan data
Siswa diminta guru untuk mengorganisasikan data yang telah mereka cari.
Pengorganisasinan dapat berupa kegiatan seperti menggolongkan, memisahkan,
menganalisis, dll. Misal: Setelah anak-anak mengamati dan mendokumentasikan
benda-benda yang memiliki bentu persegi, segitiga, lingkaran, maka siswa diminta
mengkelompokan data tersebut pada kolom yang tepat.
e. Menyampaikan kembali
Pada tahap ini para siswa menyampaikan kembali apa yang telah mereka ketahui
dari data yang telah mereka kumpulkan.
Metode proyek ini sangat baik karena peserta didik dapat secara langsung
memanfaatkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam praktik nyata.
Oleh sebab itu pada sekolah PAUD karya wisata dapat dilaksanakan dengan cara
membawa anak-anak menuju obyek-obyek tertentu sebagai tempat untuk
memberikan pengayaan pengetahuan kepada siswa.
Metode tanya jawab juga dapat mendorong kepada kegiatan penelusuran lebih
dalam terhadap topik tertentu.
Meskipun metode ini terlihat sederhana yaitu dengan melakukan tanya jawab,
namun guru harus merencanakan kegaiatn tanya jawab dengan baik. Perencanaan
dimaksudkan agar pertanyaan yang diberian dapat mengarahkan siswa untuk
memahami materi tertentu.
Metode pembelajaran BCCT memberikan kesempatan siswa untuk dapat terus aktif
berfikir, anak berlatih untuk menemukan pengetahuannya sendiri sementara guru
mencoba untuk menjadi fasilitaor yang memberikan fasilias untuk mendukung siswa
mempelajaari banyak hal.
Bernyanyi
Membaca puisi
Bercerita
Bermain peran
Untuk mengetahui lebih jauh tentang metode BCCT silahkan klik pada materi beriut
ini METODE BCCT.
10. Circle The Time (Lingkari Kalender)
Metode pembelajaran Circle The Time merupakanmetode pembelajaran yang
mengunakan kalender sebagai tema-tema pada materi pembalajaran. Pembelajaran
dengan metode ini menghubungkan anatara hari hari besar di kelender dengan
tema-tema pembelajaran,
Sebagai conntoh :
Hari kartini pada kalender, guru mengajak siswa untuk mengenakan kebaya
Hari pahlawan guru mengajak siswa untuk mengenal pahlawan
Hari kemerdekaan Indonesia guru mengajak siswa untuk merayakan
kemerdekaan dengan festifal, dll
11. Metode Presentasi dan Cerita
Metode ini adalah salah satu metode yang paling saya sukai, khusus di PAUD
caranya dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan informasi yang mereka miliki dengan cara bercerita.
Kegiatan ini biasa dilakukan setiap pagi, dengan memilih 2 -3 anak untuk
menceritakan pengetahuan mereka tentang topik tertentu. Topik tersebut
selanjutnya diankat dalam materi pelajaran pada hari itu. Biasanya metode ini
dilakukan 3 kali dalam satu minggu dengan siswa yang presentasi acak atau
bergantian.