Anda di halaman 1dari 24

Metode Pembelajaran Raudhatul Athfal

Metode Pembelajaran Raudhatul Athfal maksudnya adalah metode


pembelajaran yang diterapkan di Pendidikan Islam Raudharul Athfal.
Metode Pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam membimbing
peserta didik mencapai kompetensi yang ditetapkan. Guru harus  menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Termasuk bagi peserta didik di tingkat Raudhatul Athfal.

Raudhatul Athfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK) termasuk jenis Pendidikan
anak usia dini yaitu suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.

Jalur Pendidikan Raudhatul Athfal (RA) termasuk pendidikan nonformal


berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional.

Pembinaan Raudhatul Athfal (RA) dilakukan oleh Kementerian Agama dibawah


direktorat Pendidikan Madrasah. Raudhatul Athfal setingkat dengan Taman
kanak-kanak yang dibawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Sebagai pendidikan anak usia dini, Raudhatul Athfal memerlukan metode dan
strategi pembelajaran khusus. Ada beberapa Metode pembelajaran yang bisa
digunakan di Raudhatul Athfal (RA) antara lain sebagai berikut:

1. Metode bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau
memberikan penjelasan kepada peserta didik secara lisan

2. Metode bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab
antara peserta didik dengan guru atau antara peserta didik dengan peserta
didik. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk 1) bercakap-cakap
bebas, 2) bercakap-cakap menurut pokok dan 3) bercakap-cakap berdasarkan
gambar seri.

Dalam bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada tema, tetapi pada
kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut pokok dilakukan
berdasarkan tema tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri
menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.

3. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama atau bermain peran adalah cara memberikan pengalaman
kepada peserta didik melalui bermain peran, yakni peserta didik diminta
memainkan peran tertentu dalam suatu permainan peran. Misalnya: bermain
jual beli sayur-mayur, bermain menolong peserta didik yang jatuh, bermain
menyayangi keluarga, dan lain-lain.

4. Metode karyawisata
Metode karyawisata dilakukan dengan cara mengajak peserta didik
mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema

5. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi dilakukan dengan cara mempertunjukan atau
memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Tujuannya agar peserta
didik memahami dan dapat melakukannya dengan benar, misalnya: menghapus
buah, memotong rumput, menanam bunga, mencampur warna, meniup balon
kemudian melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan, dan lain-lain.

6. Metode Tanya Jawab


Metode Tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan
tertentu kepada peserta didik. Tanya jawab dapat digunakan untuk: 1)
mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik, 2)
memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya, dan 3) mendorong
keberanian peserta didik untuk mengemukakan pendapat.

7. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada peserta didiik
dalam mengadakan percobaan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya.
Misalnya balon ditiup, warna dicampur, air dipanaskan, tanaman disirami atau
tidak disirami dan lain-lain.

8. Metode Proyek
Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada peseta
didik melakukan aktivitas belajar secara bertahap, dari tahapan awal sampai
tahapan akhir yang merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan. Kegiatan
Proyek dapat menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari yang
sederhana untuk dilaksanakan oleh peserta didik. Misalnya: menanam tanaman 
yang mudah tumbuh dengan biji (cabe, tomat, kacang hijau), dengan batang
(singkong), dengan daun (cocor bebek), kegiatan bersama dengan satu hasil
(praktik memasak)
9. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode yang digunakan untuk memberi
kesempatan kepada peserta didik melaksanakan tugas yang disiapkan oleh
guru.

Contoh Model Pembelajaran


PAUD RA TK Kurikulum 2013
Penataan lingkungan belajar dengan menggunakan pendekatan
SAINTIFIK akan terkait dengan model pembelajaran yang
digunakan. Model Pembelajaran yang banyak digunakan di
Indonesia: Sudut, Kelompok, Area, dan Sentra. PAUD perlu di
desain agar menarik dan fungsional untuk bermain dan belajar.

Menurut ki hajar dewantara, PAUD sebaiknya dirancang sehingga


merupakan "taman" bagi anak. Penataan Lingkungan Belajar harus
Sesuai dengan jumlah anak, Sesuai dengan tahapan perkembangan
anak, Sesuai dengan sosial budaya masyarakat setempat, dan Sesuai
dengan jenis layanan PAUD.

Model-Model Pembelajaran PAUD RA TK


Model Sudut meliputi; Sudut kehidupan praktis, Sudut sensorik,
Sudut matematika, Sudut bahasa, dan Sudut budaya. Model Area
meliputi; Area Balok, Area Drama, Area Seni, Area Keaksaraan,
Area Pasir dan Air, Area Gerak dan Musik, Area Sain, Area
Matematika, Area Imtaq. Model Sentra meliputi; Bahan Alam,
Peran, Rancang Bangun,
Persiapan.
Metode dan Model Pembelajaran di
Raudhatul AThfal
METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. Metode Pembelajaran di RA
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam
membimbing peserta didik mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Metode pembelajaran yang bisa digunakan di RA antara lain
sebagai berikut:
1. Metode bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan
cerita atau memberikan penjelasan kepada peserta didik secara
lisan.

2. Metode bercakap-bercakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau
bertanya jawab antara peserta didik dengan guru atauantara
peserta didik dengan peserta didik. Bercakap-cakap dapat
dilaksanakan dalam bentuk (1) bercakap-cakap bebas, (2)
bercakap-cakap menurut pokok dan (3) bercakap-cakap
berdasarkan gambar seri.
Dalam bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada tema,
tetapi pada kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut
pokok dilakukan berdasarkan tema tertentu. Bercakap-cakap
berdasarkan gambar seri menggunakan gambar seri sebagai bahan
pembicaraan.

3. Metode sosiodrama atau bermain peran


Metode sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada
peserta didik melalui bermain peran, yakni peserta didik
diminta memainkan peran tertentu dalam suatu permainan peran.
Misalnya, bermain jual beli sayur-mayur, bermain menolong
peserta didik yang jatuh, bermain menyayangi keluarga dan
lain-lain.

4. Metode karyawisata
Metode ini dilakukan dengan cara mengajak peserta didik
mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema.

5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan stsu
memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Tujuannya
agar peserta didik memahami dan dapat melakukannya dengan
benar, misalnya: mengupas buah, memotong rumput, menanam
bunga, mencampur warna, meniupbalon kemudian melepaskannya,
menggosok gigi, mencuci tangan dan lain-lain.

6. Metode tanya jawab


Metode tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan
pertanyaan tertentu kepada peserta didik. Metode ini digunakan
untuk mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki peserta didik; memberi kesempatan peserta didik untuk
bertanya; dan mendorong keberanian peserta didik untuk
mengemukakan pendapat.

7. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada
peserta didik dalam mengadakan percobaan terhadap sesuatu dan
mengamati akibatnya. Misalnya: balon ditiup, warna dicampur,
air dipanaskan, tanaman dissirami atau tidak disirami, dan
lain-lain.

8. Metode proyek
Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar secara
bertahap, dari tahapan awal sampai tahapan akhir yang
merupakan satu kesatuan rangkaina kegiatan. Metode ini
menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari yang
sederhana untuk dilakukan oleh peserta didik. Misalnya:
menanam tanaman yang mudah tumbuh dengan biji, (cabe, kacang
hijau, tomat), dengan batang (singkong), dengan daun (cocor
bebek), kegiatan bersama dengan satu hasil (praktik memasak).

9. Metode pemberian tugas


Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik melaksanakan tugas yang
disiapkan oleh guru.

B. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran,
sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.
Adapun komponen model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan
pembelajaran, materi atau tema, langkah-langkah atau prosedur,
metode, alat da sumber belajar dan teknik evaluasi.
Penyusunan model pembelajaran di RA didasarkan pada
silabus yang dikembangkan menjadi pencapaian perencanaan
semester, rencana kegiatan mingguan (RKM), dan rencana
kegiatan harian (RKH). Dengan demikian model pembelajaran
merupakan gambaran konkrit yang dilakukan pendidik dan peserta
didik sesuai dengan rencana kegiatan harian.
Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di
pendidikan anak usia dini, diantaranya adalah model
pembelajaran klasikal; model pembelajaran kelompok dengan
kegiatan pengaman; model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut
kegiatan; model pembelajaran area; dan model pembelajaran
berdasarkan sentra. Model-model pembelajaran  tersebut pada
umumnya menggunakan langkah-langkah yang rekatif sama dalam
sehari, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan
kegiatan akhir atau penutup.
Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan awal dalam
pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian,
membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti, merupakan
proses untuk mencapai kemampuan dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses
eksplorasi, eksperimen, elabirasi dan konfirmasi. Kegiatan
penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa
menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.
1. Model pembelajaran klasikal
Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana
dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak
sama dalam satu kelas (secara klasikal). Model pembelajaran
ini merupakan model yang paling awal digunakan didunia
pendidikan pra sekolah, dengan sarana pembelajaran yang pada
umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat
individu anak. Seiring dengan berkembangnya teori dan
pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak
ditinggalkan.

2. Model pembelajaran kelompok


Model berdasarkan pembelajaran kelompok masih banyak digunakan
RA di Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu
berkembang, dan kini sudah banyak RA yang menggunakan model
pembelajaran yang lebih variatif.
Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan
pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak di bagi
menjadi beberapa kelompok, biasanya anak di bagi menjadi tiga
kelompok dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang
berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus
menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian.
Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang
sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya,
maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di
kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia
tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu
di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan
kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan
alat-alat yang lebih bervariasi dan sering di ganti
disesuaikan dengan tema ata sub tema yang dibahas.

3. Model pembelajaran sudut


Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran
berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah
pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya
sudut-sudut kegiatan merupakan pusat kegiatan berdasarkan
minat anak. Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut
kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti,
disesuaikan dengan tema atau sub tema yang di bahas.

4. Model pembelajaran area


Model pembelajaran berdasarkan area lebih memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau melakukan
kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya di
rancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan
menghormati keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman
belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-
pusat kegaiatan serta peran serta keluarga dalam proses
pembelajaran.

Pembelajaran area menggunakan sepuluh area, yaitu:


1) Area ibadah atau imtaq. Maket masjid, gambar tata cara shalat,
gambar tata cara berwudhu, sajadah, mukena, peci, kain sarung,
kerudung, buku iqra, kartu huruf hijaiyah, tasbih, juz ‘amma,
Al-Qur’an, dan sebagainya yang meliputi alat-alat permainan
lima aspek rukun islam dari syahadat sampai dengan haji.
2) Area balok. Balok-balok berbagai ukuran dan warna, logo, lotto
berpasangan, kepingan geometri dan triplek berbagai ukuran dan
warna, kotak geometri, kendaraan riruan (laut, darat, san
udara), rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, tusuk gigi,
kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk es
krim, bola berbagai ukuran dan warna, dus-dus bekas, dan
sebagainya.
3) Area berhitung atau matematika. Lambang bilangan,kepingan
geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan,
kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang
pendek, ukuran tebal tipis, tutup botol, pensil, manik-manik,
gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle
busa (angka), kalender, gambar bilangan, papan pasak, jam,
kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan sebagainya.
4) Area IPA. Macam-macam gambar binatang, gambar-gambar
perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses pertumbuhan
tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau,
beras), kerang, batu atau kerikil, pasir, bunga karang,
magnit, mikroskop, kaca pembesar, pipet, tabung ukur,
timbangan kue, timbangan sebenarnya, gelas ukuran, gelas
pencampur warna, nuansa warna, meteran, penggaris, benda-benda
kasar halus(batu bata, batu, amplas, besi, kayu, kapas, dan
lain-lain), benda-benda pengenalan berbagai macam rasa (gula,
kopi, asam, cuka, garam, sirup, cabe dan lain-lain), berbagai
macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar,
kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten dan lain-
lain).
5) Area musik. Seruling, kastanyet, maracas, organ kecil,
tamburin, kerincingan, triangle, gitar kecil, wood block,
kulintang, biola, piano, harmonika, gendang, rebana dan
sebagainya.
6) Area bahasa. Buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori
kata, nama-nama hari, boneka tangan, panggung boneka, papan
planel, kartu nama-nama hari, kartu nama-nama bulan, majalah
peserta didik, koran, macam-macam gambar sesuai tema dan
sebagainya.
7) Area membaca dan menulis. Buku-buku perpustakaan, buku tulis,
pensil warna, pensil 2B, kartu huruf, kartu kata, kartu
gambar, dan sebagainya.
8) Area drama. Tempat tidur peserta didik dan boneka, lemari
kecil, meja kursi kecil, meja tamu, boneka-boneka, tempat
jemuran, tempat gosokan, setrikaan, baju-baju besar, ahnduk,
bekas make-up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan,
penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas,
cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan atau
cobek, mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu atau sandal, rak
sepau, bermain, mixer, blender, sikat gigi, odol, telepon
mainan, baju tentaradan polisi, baju dokter-dokteran, dan
sebagainya.
9) Area pasir atau air. Bak pasir atau air, akuarium kecil, ember
kecil, gayung, garpu garuk, botol-botol plastik, tabung air,
cangkir plastik, literan air, corong, sekop kecil, saringan
pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir, cetakan agar berbagai
bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.
10) Area seni atau motorik. Meja gambar, meja kursi peserta
didik, krayon, pensil warna, pensil 2B, kapur tulis, arang,
buku gambar, kertas lipat, kertas koran, lem, gunting, kertas
warna, kertas kado, kertas bekas, bahan sisa dan lain-lain.

5. Model pembelajaran berdasarkan sentra


Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang
dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam lingkarang
(circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di
mana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk
memberikan pijakan sebelum dan sesudah bermain.
Sentra bermain adalah zona atau area dengan seperangkat
sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan
seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek
perkembangan secara seimbang. Sentra yang di buka setiap
harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap RA.
Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas
mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok
usia RA dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung
perkembangan anak dalam tiga jenis bermain, yaitu (1) bermain
sensori motor atau fungsional, adalah menangkap rangsangan
melalui penginderaan dan menghasilkan gerakan sebagai
reaksinya. Anak RA belajar melalui panca inderanya dan melalui
hubungan fisik dengan lingkungan mereka, misalnya: menekan
air, meremas kertas bekas, menggunting dan lain-lain; (2)
bermain peran yang terdiri dari bermain makro dan peran mikro
(simbolik), pura-pura, fantasi, imajinasi, atau bermain drama.
Anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep
yang tekah dimilikinya; dan (3) bermain konstruktif atau
mengembangakn pemikiran anak. Bermain ini menunjukkan
kemampuan anak untuk mewujudkan pikiran, ide dan gagasan
menjadi sebuah karya nyata. Ada dua jenis bermain konstruksi,
yaitu bermain konstruktif sifat cair (pasir, air, spidol dan
sebagainya), dan bermain konstruktif terstruktur seperti
balok, lego, dan lain-lain. Sedangkan sentra bermain terdiri
atas:

1) Sentra bahan alam dan sains.


Bahan-bahan yang siperlukan pada sentra ini adalah daun,
ranting, kayu, pasir, air, batyu, biji-bijian, dan sebagainya.
Alat yang digunakan diantaranya sekop, saringan, corong,
ember, dan lain-lain. Sentra ini memfasilitasi anak untuk
mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor
dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk
mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan
kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan
menulis, keterampilan berolah tangan, dan menstimulasi sistem
kerja otak anak.

2) Sentra balok.
Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai
bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Di sini anak belajar
banyak hal dengan cara menyusun atau menggunakan balok,
mengembangkan kemampuan logika matematika atau berhitung
permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.

3) Sentra seni.
Bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kerta, cat air,
krayon, spidol, gunting, kapur, tanah lipat, pasir, lilin,
kain, daun, potongan bahan atau gambar. Sentra seni
memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam
mewujudkan ide, gagasan, dan pengalaman yang di miliki anak ke
dalam karya nyata (hasil karya) melalui metode proyek.

4) Sentra bermain peran.


Sentra bermain peran terdiri dari; sentra bermain peran makro
dapat menggunakna anak sebagai model. Sentra bermain peran
makro misalnya menggunakan boneka, maket meja kursi, rumah-
rumahan dan lain-lain. Sentra bermain peran merupakan wujud
dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak
memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran.
Pemilihan berbagai benda untuk bermain peran tergantung dari
minat anak pada saat itu. Misal tema keluarga dengan alat yang
dibutuhkan perlatan dapur dan sebagainya.

5) Sentra persiapan.
Bahan yang ada pada sengtra ini adalah buku, kartu kata, kartu
huruf, kartu angka dan bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap
persiapan menulis serta berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan
adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta
menghitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual anak,
gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar
keterampilan sosial seperti berbagi, bernegosiasi, dan
memecahkan masalah.

6) Sentra agama.
Bahan yang disiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah,
perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita
keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
menanamkan nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah Swt. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak
yang perlu diterkjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit untuk
anak.

7) Sentra musik.
Bahan yang digunakan pada sentra musik adalah botol bening
atau kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle,
dan lain-lain. Sentra musik memfasilitasi anak untuk
memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka
melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat
memperluas pengalaman dan pengetahuan anak tentang irama,
birama atau ketukan, dan mengenal berbagai bunyi dengan
menggunakan alat musik yang mendukung misalnya pianika, piano,
rebana, dan lain-lain.

Dalam mengoptimalkan perkembangan anak di sentra yang perlu


diperhatikan adalah densitas dan intensitas. Densitas
berkaitan dengan keragaman kegiatan yang disediakan sedangkan
intensitas berkaitan dengan waktu yang diperlukan.untuk
membangun konsep dan memberikan gagasan pada sentra peserta
didik dalam model pembelajaran sentra, guru memberikan empat
pijakan. Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah yang
disesuaikan dengan perkembangan anak untuk mencapai
perkembangan yang lebih tinggi.
Ada empat jenis pijakan yaitu sebagai berikut:
1. Pijakan lingkungan bermain dilakukan dengan menata alat dan
bahan bermain yang digunakan sesuai rencana dan jadwal
kegiatan yang telah di susun untuk memberikan gagasan kepada
anak agar dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal.
2. Pijakan sebelum bermain merupakan kegiatan awal dimana guru
memberikan gagasan sebelum anak melakukan bermain di sentra.
3. Pijakan selama bermain adalah dukungan yang diberikan guru
secara individual kepada anak sesuai kebutuhan dan tahap
perkembangan, untuk meningkatkan pada tahap perkembangan
selanjutnya.
4. Pijakan pengalaman setelah bermain merupakan kegiatan dimana
guru memperkuat konsep yang telah diperoleh anak selama
bermain.
Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Disusun oleh: Syahrudin, S. Sos. I

A.      Model Pembelajaran
                 Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi :
konsep,  tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/procedure, metode, alat/sumber belajar,
dan teknik evaluasi.
                 Penyusunan model pembelajaran di RA didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi
perencanaan semester, Rencana kegiatan mingguan (RKM), dan Rencana kegiatan harian (RKH).
Dengan demikian model pembelajaran merupakan gambaran konkrityang dilakukan pendidik dan
peserta didik sesuai dengan Rencana kegiatan harian.
                 Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini,
diantaranya adalah Model Pembelajaran Klasikal, Model Pembelajaran Kelompok dengan kegiatan
pengaman, Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut-sudut Kegiatan, Model Pembelajaran Area, dan Model
Pembelajaran Berdasarkan Sentra. Model-model pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan
langkah-langkah yang relative sama dalam sehari, yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan
kegiatan akhir atau penutup.
                 Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk
memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kegiatan inti, merupakan proses untuk mencapai kemampuan dasar yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui
proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatanya berupa menyimpulkan, umpan
balik dan tundak lanjut.

a).  Model Pembelajaran Klasikal


                 Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama,
kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas (secara klasikal). Model pembelajaran ini
merupakan model yang paling awal digunakan dipendidikan pra sekolah, dengan sarana pembelajaran
yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan
perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.

b).  Model Pembelajaran Kelompok


                 Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan RA di Indonesia, namun
perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah banyak RA yang menggunakan model
pembelajaran yang lebih variatif.
                 Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola
pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali
pertemuan, anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam
pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada
temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain tersedia tempat.
Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu didalam
kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman
sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub
tema yang dibahas.

c).  Model Pembelajaran Sudut


                 Kegiatan belajar mengajar dengan sudut model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan,
menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut
kegiatan merupakan pusat kegiatan berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut
kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.
d).  Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran berdasarkan Area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelanjarannya dirancang untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan peda
pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran area menggunakan sepuluh area, yaitu : area ibadah/imtak, balok, bahasa, drama,
matematika, IPA, music, seni/motorik halus, pasir dan air, membaca dan menulis.
Area belajar pada pembelajaran berdasarkan minat antara lain :
Area Ibadah/Imtak
                Maket masjid, gambar tata cara shalat, ambar tata cara berwudu, sajadah, mukena, paci, kain
sarung, kerudung, buku iqra, kartu huruf hijaiyah, tasbuh, juz ‘amma, Alquran, dan sebagainya yang
meliputi alat-alat permainan lima aspek rukun Islam dari syahadah sampai dengan haji.
Area Balok
                Balok-balok berbagai ukuran dan warna, logo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan
geometri dan triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan tiruan (laut, udara dan
darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, tusuk gigi, kubus berbagai ukuran dan warna, korek
api, lidi, tusuk es krim, bola berbagai ukuran dan warna, dus-dus bekas, dan sebagainya.
Area Berhitung/Matematika
                Lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan,
kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal tipis, tutup botol,
pensil, manik-manik, gambar buah-buahan, pnggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka),
kalender, gambar bilangan, papan pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan
sebagainya.
Area IPA
                Macam-macam gambar binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-
gambar proses pertumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hiaju, beras), kerang,
batu/kerikil, pasir, bunga karang, magnit, mikroskop, kaca pembesar, pipet, tabung ukur, timbangan
kue, timbangan sebenarnya, gelas ukuram, gelas pencampur warna, nuansa warna, meteran, penggaris,
benda-benda kasar halus (batu, batu-bata, amplas, besi, kayu, kapas, dll), benda-benda pengenalan
berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka, garam, sirup, cabe, dll), berbagai macam bumbu (bawang
merah, bawang putih, lada, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten, dll).     
               
Area Musik
Seruling, kastanyet, meracas, organ kecil, tamburin, kerincingan, triangle, gitar kecil, wood block,
kulintang, angklung, biola, piano, harmonica, gendang, rebana, dan sebagainya.
Area Bahasa
                Buku-buku cerita, gambar seni, kartu kategori kata, nama-nama hari, boneka tangan, panggung
boneka, papan planel, kartu nama-nama- hari, kartu nama-nama bulan, majalah peserta didik, Koran, macam-
macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.

Area Membaca dan Menulis


                Buku-buku perpustakaan, buku tulis, pensil warna, pensil 2B, kartu huruf, kartu kata, kartu gambar,
dan sebagainya.

Area Drama
                Tempat tidur peserta didik dan boneka, lemari kecil, meja-kursi kecil, meja tamu, boneka-boneka,
tempat jemuran, tempat gosokan, setrikaan, baju-baju besar, handuk, bekas make-up, minyak wangi, sisir,
kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang
belanja, pisau mainan, ulekan (cobek), mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer,
blender, sikat gigi, odol, telepon-teleponan, baju tentara dan polisi, baju dokter-dokteran, dan sebagainya.

Area Pasir/Air
                Bak pasir/bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung, garpu garuk, botol-botol, plastic, tabung air,
cangkir plastic, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan-cetakan
ager berbagai bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.

Area Seni dan Motorik


                Meja gambar, meja-kursi peserta duduk, krayon, pensil berwarna, pensil 2B, kapur tulis, arang, buku
gambar, kertas lipat, kertas Koran, lem, gunting, kertas warna, kertas kado, kertas bekas, bahan sisa, dan
sebagainya.
e).  Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
                Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya
dilakukan di dalam ‘lingkaran” (circle times)  dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana guru duduk
bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan sbelum dan sesudah bermain.
                Sentra bermain adalah zona atau area dengan seperangakat sebagai pijakan lingkungan yang
diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara
seimbang, serba seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap
RA.
                Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan
focus oleh satu kelompok usia RA dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak
dalam tiga jenis bermainyaitu bermain sensorimonitor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif
(membangun pemikiran anak).
                Bermain sensorimonitor adalah menangkap rangsangan melalui penginderaan dan menghasilkan
sebagai gerakan sebagai reaksinya. Anak RA belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik
dengan lingkungan mereka. Misalnya menakar air, meremas kertas bekas, menggunting dan lain-lain. Bermain
peran terdiri dari bermain makro (besar) bermain peran mikro/kecil (bermain simbolik), pura-pura, fantasi,
imajinasi, atau bermain drama. Anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang telah
dimilikinya.
                Bermain konstruktif menunjukkan kemampuan anak untuk mewujudkan pikiran, ide, dan
gagasannya menjadi sebuah karya nyata. Ada dua jenis bermain konstrusi, yaitu bermain konstruksi sifat cair
(air, pasir, spidol, dll) dan bermain konstruksi terstruktur (balok-balok, lego, dll).

Sentra bermain terdiri dari :


1).  Sentra Bahan Alam dan Sains
                         Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, bata, biji-bijian, dan
lain-lain. Alat yang digunakan diantaranya sekop, saringan, corong, ember, dan lain-lain. Sentra ini
memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan
memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan
kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolahtangan dan
menstimulasi system kerja otak anak.

2).  Sentra Block
                         Sentra block berisi berbagai macam block dalam berbagai bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Disini
anak belajar banyak  hal dengan cara menyusun/menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika
matematika/berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.

3).  Sentra Seni
                         Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting, kapur, tanah
liat, pasir, lilin, kain, daun, potong-potongan bahan/gambar. Sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas
pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil
karya) melalui metode proyek.

4).  Sentra Bermain Peran


                          Sentra bermain peran terdiri dari : sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak sebagai
model. Sentra bermain peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi, rumah-rumahan dan
sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu
anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai macam benda
untuk bermain peran tergantung dari minat anak pada saat itu. Misal, Tema “Keluarga” dengan alat-alat yang
dibutuhkan peralatan dapur dan lain-lain.

5).  Sentra Persiapan
                         Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-
bahan untuk kegiatan menyimak, bercakapan persiapan menulis serta beehitung. Kegiatan yang dilaksanakan
adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong kemampuan
intelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar ketrampilan social (berbagi, bernegosiasi
dan memecahkan masalah).

6).  Sentra Agama
                         Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-
gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-
nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu
konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak.

7).  Sentra Musik
                         Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol beling/kaca, tempurung kelapa, rebana,
tutup botol, triangle, dan lain-lain. Sentra music memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam
menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman
dan pengetahuan anak tentang irama, birama(ketukan), dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan
menggunakan alat-alat musik yang mendukung, misalnya pianika, piano, rebana, dan lain-lain.
                         Dalam mengoptimalkan perkembangan anak disentra yang perlu diperhatikan adalah densitas dan
intensitas. Densitas berkaitan dengan keragaman kegiatan yang disediakan, sedangkan intensitas berkaitan
dengan waktu yang diperlukan.
                         Untuk membangun konsep dan memberikan gagasan pada peserta didik dalam model pembelajaran
sentra, guru memberikan 4 pijakan. Pijakan (scaffolding process) adalah dukungan yang berubah-ubah yang
disesuaikan dengan perkembangan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
                         Ada empat jenis pijakan yaitu pijakan lingkungan bermain, pijakan sebelum bermain, pijakan
selama bermain, dan pijakan setelah bermain.
1.       Pijakan lingkungan bermain dilakukan dengan menata alat dan bahan bermain yang akan digunakan
sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk  memberikan gagasan kepada anak agar
dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal.
2.       Pijakan sebelum bermain merupakan kegiatan awal dimana guru memberikan gagasan sebelum anak
melakukan kegiatan bermain di sentra.
3.       Pijakan selama bermain adalah dukungan yang diberikan guru secara individual kepada anak sesuai
kebutuhan dan tahap perkembangan, untuk meningkatkan pada tahap perkembangan selanjutnya.
4.       Pijakan pengalaman setelah bermain merupakan kegiatan dimana guru memperkuat konsep yang telah
dipeoleh anak selama bermain.

11 Metode Pembelajaran PAUD : Silahkan dibaca


Dewasa ini guru-guru di tuntut untuk menjadi guru yang profesional. Salah satu
kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai guru profesional adalah kompetensi
pedagogoik. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan keterampilan guru dalam
melaksanakan kegiatan atau proses pembelajaran di kelas. Diharapkan guru
memiliki kompetensi pedagogik yang baik agar mampu memberikan ruang belajar
yang dapat menggali potensi dan mengembangkan kemampuan siswa siswi di
kelasnya.

Salah satu keterampilan guru sebagai kompetensi pedagogik yang harus dimiliki
oleh guru yaitu penguasaan terhadap metode pembelajaran. Setiap guru harus
menguasai tidak hanya 1 metode pembelajaran. Dengan menguasai banyak metode
guru dapat atau mampu untuk menciptakan pembelajaran yang variatif dan tidak
monoton.

Khususnya di sekolah PAUD.

Seorang guru harus memiliki keterampilan penguasaan metode pembelajaran yang


banyak. Jika melihat karakteristik anak PAUD maka seorang guru PAUD dituntut
untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif, dan berorientasi
pada anak. Sehingga anak dapat berkembang dengan pesat dan potensi siswa
dapat berkembang secara maksimal.
Kemudian apa saja metode pembelajaran yang harus dikuasai oleh seorang guru
PAUD. Pada artikel ini akan dijelaskan 11 metode pembelajaran yang wajib seorang
guru PAUD ketahui dan kuasai.

11 metode pembelajaran untuk anak PAUD.

1. Metode Bercerita
Setiap orang pasti pernah bercerita. Seseorang bercerita dengan tujuan bermacam-
macam. Ada yang tujuannya hanya sekedar menyampaikan informasi, ada yang
tujuannya untuk menghibur dan ada yang memiliki tujuan memberikan semangat.
Bercerita ternyata dapat digunakan dengan tujuan untuk belajar. Sehingga metode
bercerita ini menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran.

Pengertian Metode Bercerita


Metode cerita adalah kegiatan seseorang secara lisan untuk menyampaikan suatu
hal kepada orang lain. Hal tersebut dapat berupa informasi, atau hal lain seperti
dongeng yang memiliki tujuan untuk menghibur. Bercerita dapat dilakukan dengan
alat bantu (media) atau tanpa bantuan alat apapun.

Di dalam kelas, metode cerita dapat diartikan sebagai kegiatan penyampaian pesan
yang dilakukan secara lisan baik dari guru ke siswa, siswa ke guru dan juga dari
siswa ke siswa. Jadi bercerita dalam kelas tidak hanya guru yang bercerita untuk
menciptakan kelas yang berorientasi pada siswa maka memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar melakukan sendiri menjadi salah satu aspek yang paling
penting.

Metode bercerita haruslah memperhatikan keutuhan isi cerita dari awal sampai
akhir. Guru juga hars merencanakan isi cerita yang akan disampaikan sehingga
dapat menjadi cerita yang utuh dan menarik. Metode ini sejatinya merupakan
padanan dari metode ceramah hanya saja terdapat modifikasi dalam bentuk
penyampaian menjadi lebih menarik .

Tujuan Metode Bercerita


Tujuan utama penggunaan metode cerita tentu agar tercapainya tujuan
pembelajaran. Namun lebih sepesifik metode bercerita memiliki tujuan untuk melatih
siswa mendengarkan cerita, memahami isi cerita, bertanya dari isi cerita, menjawab
soal yang bersumber dari cerita dan terakhir yaitu mampu untuk menceritakan
kembali apa yang ia dengan dengan bahasa mereka sendiri.

Fungsi metode bercerita


Metode bercerita adalah sebuah metode yang dapat menarik minat siswa dalam
mempelajari suatu hal. Terlebih bila cerita disampaikan secara “wah”. Metode cerita
juga berfungsi untuk menambah perbendaharaan kata anak usia PAUD. Dengan
mendengarkan siswa akan memahami kata kata yang mereka belum pernah tau
sebelumnya. Sehingga mereka akan berfikir dan menyimpan berbagai macam
perbendaharaan kata baru. Dengan bercerita kembali mereka dapat memperkuat
ingatan terhadap perbendaharaan kata baru.

Manfaat metode bercerita


Dengan menerapkan metode bercerita ada beberapa hal yang dapat diperoleh
sebagai manfaat, diantaranya yaitu:

1) melatih daya serap atau daya tangkap anak

2) mengembangkan daya fikir anak

3) meningkatkan konsentrasi anak

4) mengembangkan daya imajinasi siswa

5) menciptakan situasi yang menyenangkan di kelas

6) meningkatkan keakraban antara guru dan siswa siswinya

7) meningkatkan perkembangan bahasa anak.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita


Kelebihanya antara lain:

1. Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak


2. Waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien
3. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana
4. Guru dapat menguuasai kelas dengan lebih mudah
Secara relatif tidak banyak memerlukan biaya

Kekuranganya antara lain:

1. Anak didik menjadi fasif,karena lebih banyak mendengarkan atau menerima


penjelasan dari guru (dapat diatasi dengan membagi waktu bercerita atau
memberikan kesempatan yang sama untuk anak bercerita kembali)
2. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk
mengutarakan pendapatnya
3. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah
sehinggasukar memahami tujuan pokok isi cerita
4. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajianaya tidak
menarik

Isi Cerita
Pada anak usia PAUD cerita yang digunakan adalah cerita-cerita yang dapat
menumbuhkan perasaan emosional, sosial, spiritual dari anak yang
mendengarkannya. Isi cerita juga harus mengandung unsur unsur pengetahuan
sesuai dengan perencanaan pembelajaran (tujuan belajar). cerita bertemakan
petualangan, juga akan menarik untuk di simak oleh anak usia PAUD.

ArtikelTerkait
Pengertian, Langkah-Langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Field Trip
(karya wisata)
2. Metode Bermain
Anak usia PAUD adalah anak yang menyukai bermain. Tidak bisa kita pungkiri
bahwa mereka memandang banyak hal sebagai sebuah permainan yang
menyenangkan. Oleh sebab itu sangat penting bagi seorang guru untuk bisa
menerapkan metode bermain ini di dalam kelas.

Metode bermain sangat sesuai denga tingkat perkembangan anak usia dini yang
masih sangat menyukai bermain.

Konsep Metode Permainan


Metode bermainan dapat memberikan kesempatan secara langsung bagi siswa
untuk mempelajari suatu hal dengan merasakannya. Hal itu berbeda dengan
perkembangan pembelajaran di ruang kelas yang lebih menonjolkan kegiatan
kognitif. Meskipun begitu metode bermain tidak serta merta meninggalkan tujuan
perkembangan kognitif anak. Metode ini hanya memandang bahwa belajar dengan
memberi kesempatan secara langsung kepada anak auntuk merasakan dan bermain
dalam perannya di dalam akan lebih efektif dibandingkan cara lainnya.

Manfaat Metode Bermain


Penerapan metode bermain akan sangat bermanfaat untuk perkembangan siswa,
manfaat manfaat tersebut terdiri atas :

1) Manfaat motorik
Manfaat ini berkaitan dengan perkembangan kemampuan fisik seseorang. Dengan
bermain kemampuan fisik anak akan meningkat. permainan yang membutuhkan
kegiatan fisik akan mengembangkan kemampuan otot otot pada anak,
kemampuannya bergerak dan luwes dalam mengerjakan sesuatu hal.

2) Manfaat Afeksi
Manfaat afeksi merupakan manfaat yang berhubungan dengan perkembangan
psikologi anak. Perkembangan tersebut termasuk naluri, insting, sifat, karakter dan
kepribadian dari si anak tersebut. Dengan berkain siswa dapat menyalurkan
kebutuhan psikisnya baik emosional maupun keinginan keinginan yang belum
terpenuhi dalam kehidupan sehari hari.

3) Manfaat kognitif
Manfaat kognitif berkaitan dengan kemampuan nalar, berfikir, pengetahuan siswa
terhadap topik permasalahan tertentu. Dengan bermain anak dapat
mengembangkan kemampuan kognitifnya. Pada anak usia dini, mereka memiliki
imajinasi yang luat biasa. Sehingga kita sering melihat mereka berbicara sendiri
dengan mainannya. Dan itu adalah proses belajar mereka dengan cara bermain
sehingga hal itu wajar sering kita lihat.

4) Manfaat Keseimbangan
Dalam bermain ada kalanya anak menemukan hal psotif dan hal negatif pula.
Dengan menemukan hal itu anak akan mengetahui hal mana yang baik dan tidak
baik. Hal itu bermanfaat untuk keseimbangan anak dalam mempelajari hal baik dan
tidak baik.

3. Metode Proyek Sederhana


Metode proyek artinya melakukan pekerjaan. MEtode proyek dalam pembelajaran
artinya memberikan pekerjaan kepada siswa untuk menyelesaikan suatu persoalan
tertentu. Proyek ini dapat dikerjaakan secara kelompok atau individu. 

Di Sekolah PAUD proyek yang diberikan adalah proyek sederhana, oleh sebab itu
metode pembelajarannya disebut sebagai metode pembelajaran proyek sederhana.
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode
proyek yaitu:

  Melakukan pengamatan terhadap warna daun (adaa yang hijau, kuning,


merah, dll)
 Melakukan kegiatan menjiplak
 Mewarnai gambar tumbuh-tumbuhan
 Menemukan benda yang memiliki bentuk persegi, segitiga, dll.
Lebih spesifik, berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan metode proyek

a. Penyelidikan

Pada kegiatan penyelidikan guru emberikan pertanyaan kepada siswa untuk


mengetahui pemahaman siswa terhafap suatu topik yang akan guru sampaikan.
Misalnya : Taukah kamu bentuk segitiga segi empat, lingkaran, dll.
b. Penyajian bahan baru

Melalui metode cerita, atau ceramah juga bisa. Guru menyampaikan materi yang
berkaitan dengan topik yang akan diselidiki. Misanya : Guru menyampaikan bentuk-
bentuk bangun datar seperti lingkaran, segitigaas, dll.

c. Asimilasi/pengumpulan data

Kegiatan siswa untuk mencari informasi dengan cara mengamati, mencatat dan
mendokumentasikan segala informasi yang dibutuhkan sebagai tugas yang
diberikan oleh guru. Misal :Setelah mengetahui bentuk-bentuk bangun datar, siswa
diminta untuk mengamati benda-benda disekitar mereka yang memiliki bentuk
bundar, persegi atau lainnya.

d. Mengorganisasikan data

Siswa diminta guru untuk mengorganisasikan data yang telah mereka cari.
Pengorganisasinan dapat berupa kegiatan seperti menggolongkan, memisahkan,
menganalisis, dll. Misal: Setelah anak-anak mengamati dan mendokumentasikan
benda-benda yang memiliki bentu persegi, segitiga, lingkaran, maka siswa diminta
mengkelompokan data tersebut pada kolom yang tepat.

e. Menyampaikan kembali

Pada tahap ini para siswa menyampaikan kembali apa yang telah mereka ketahui
dari data yang telah mereka kumpulkan.

Metode proyek ini sangat baik karena peserta didik dapat secara langsung
memanfaatkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam praktik nyata.

Namun yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode pembelajaran proyek


sederhana adalah tidak semua topik pembelajaran dapat menggunakan metode ini.
Guru harus pandai memilah dan merencanakan penggunaan metode proyek
sederhana pada materi yang tepat pula.

4. Metode Kerja Kelompok Besar


Metode kerja kelompok saat ini sangat populer di sekolah-sekolah. Banyak guru
sudah menyadari bahwa dengan belajar bersama dapat membantu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap topik tertentu. Metode kerja kelompok merupakan
metode pembelajaran beruapa penyajian materi yang disajikan dalam bentuk tugas
yang diberikan kepada suatu kelompok yang terdiri dari beberapa siswa.

Di Sekolah PAUD metode kerja kelompok biasanya diberikan kepada kelompok


besar. Kelompok besar adalah gabungan seluruh siswa di kelas. Metode
pembelajaran ini hampir sama dengan metode pembelajaran proyek sederhana.
Perbedaan antara keduanya yaitu metode pembelajaran proyek sederhana di
kerjakan oleh kelompok-kelompok kecil dengan jumlah siswa 3-4, sementara
kelompok besar jumlah siswa satu kelompok bisa seluruh siswa dalam 1 kelas atau
15-20 anak.
Begitupun dengan hal-hal yang dikerjakan pada metode kerja kelompok, siswa
diberikan tugas untuk menyelesaikan tugas-tugas besar. Seperti :

 mendirikan tenda sexara bersama-sama. Guru memberikan aba-aba dan


memberikan petunjuk cara mendirikan tenda.
 Membersihkan atau mempercantik lingkungan kelas secara bersama-sama
5. Metode Karyawisata
Metode karyawisata merupakan kegiatan pembelajaran dengan mengamati dunia
secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda yang
ada di lingkungan sekitar. Metode karya wisata memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengobservasi, mengamati, menemukan secara langsung dengan
melihat objek yang mereka pelajari secara langsung.

Oleh sebab itu pada sekolah PAUD karya wisata dapat dilaksanakan dengan cara
membawa anak-anak menuju obyek-obyek tertentu sebagai tempat untuk
memberikan pengayaan pengetahuan kepada siswa.

Kegiatan karyawisata dapat memberikan banyak manfaat kepada siswa,


dianataranya yaitu:

 Merangsang minat anak terhadap sesuatu hal yang ia amati


 Memperluas informasi dari apa yang telah ia pelajari di kelas
 Memberikan pengalaman langsung mengenai apa yang ada di dunia luar.
Beberapa tempat yang dapat dijadikan destinasi atau tujuan kegiaatn karyawisata
untuk anak usia dini yaitu:

 Peternakan domba, kuda, kelinci, sapi, bebek, dll.


 Perikanan seperti, penangkaran ikan lele, mujahir, ikan as, dll
 Kebun binatang
 Museumbaik museum sejarah, museum binatang dan tumbuhan dll.
 Mengikuti kegiaatn festival
1. Metode Tanya JawabMetode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang
dilakukan guru dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa
menjawabnya. Sebaliknya juga dapat dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan guru menjawabnya.
Meskipun terdengan sederhana, metode tanya jawab dapat membantu siswa
meningkatkan keterampilan berkomunikasi, meningkatkan keterampilan berfikir,
meningkatkan keterampilan berbicara secara lisan dengan baik, dan mampu untuk
meningkatkan keterampilan bersama.

Metode tanya jawab juga dapat mendorong kepada kegiatan penelusuran lebih
dalam terhadap topik tertentu.

Meskipun metode ini terlihat sederhana yaitu dengan melakukan tanya jawab,
namun guru harus merencanakan kegaiatn tanya jawab dengan baik. Perencanaan
dimaksudkan agar pertanyaan yang diberian dapat mengarahkan siswa untuk
memahami materi tertentu.

Sehingga guru harus memperhatikan beberapa hal penting untuk menerapkan


metode tanya jawab, yaitu:

 Materi yang disampaikan harus menarik dan menantan, serta mengandung


unsur aplikatif dalam kehidupan siswa.
 Pertanyaan yang disajikan bervariatif, kadang guru dapat menggunakan
pertanyaan tertutup atau terkadang dapat menggunakan pertanyaan terbuka.
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya (iya atau tidak),
sementara pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya ada
banyakk kemungkinan.
 Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik.
7. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara
menunjukan. Dalam kegiatan pembelajaran di PAUD. Guru menunjukan proses
melakukan sesuatu, mengerjakan sesuatu itulah yang dimaksud dengan metode
demontrasi.

Contoh Kegiatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi


adalah

 Cara membuat benda-benda dengan plastisin


 Cara menyapa orang yang lebih tua
 Memperbaiki tulisan yang salah
 Cara menonton TV yang baik.
Dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi manfaat yang akan
diperoleh diantaranya yaitu:

1. Anak dapat lebih memperhatikan apa yang guru jelaskan


2. Proses pembelajaran terarah pada apa yang mereka pelajari
3. Memberikan pengalaman dan kesan yang lebih mendalam sehingga anak
tidak mudah lupa
Untuk menerapkan metode pembelajaran demonstrasi maka langkah-langkah yang
dapat guru lakukan yaitu:

a. Menetapkan tujuan yang hendak dicapai

b. Menetapkan bentuk demonstrasi yangakan digunakan guna mencapai tujuan


yang telah ditetapkan

c. Menetapkan bahan-bahan dan alat yang akan digunakan

d. Merencanakan langkah-langkah demonstrasi

e. Menentukan penilaian apa yang akan diguakan sebagai evaluasi pembelajaran

8. Metode Pemberian Tugas 


Metode pemberian tugas adalah pemberian tugas belajar kepada anak. Tugas yang
diberikan dapat berupa soal, materi untuk dipelajari, pekerjaan rumah dll. Tugas
diberikan guru kepada siswa harus mengarahkan terhadap tercapainya suatu materi
yang diinginkan untuk diselesaikan.

Dalam memberikan tugas kepada siswa guru harus memperhatikan dan


mempertimbangkan beberapa hal dianataranya:

 Tujuan diberikannya tugas, apakah untuk melatih ketepatan atau


keterampilan anak.
 Memeprhatikan kemampuan seluruh anak, karena di kelas terdapat anak
yang dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan ada anak yang lambat
dalam menyelesaikan tugasnya
 Memperhatikan kondisi kelas, bagaimakanakah kndisi kelas saat itu apakah
dalam kondisi yang menyenangkan atau tidak.
Manfaat yang dapat diperoleh dari metode pemberian tugas yaitu:

1. Memperoleh umpan balik tentang kualitas hasil belajar anak


2. Meningkatkan keterampilan belajar anak
3. Tugas yang diberikan secara berkala, teratur dan ajeg akan menanamkan
kebiasaan belajar yang baik kepada anak
4. Pemberian tugas yang dirancang dengan tepat akan meningkatkan prestasi
belajar anak.
Pemberian tugas menjadi salah satu metode pembelajaran yang baik jika dapat
direncanakan dengan baik. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keterampilan
belajar siswa dan prestasinya. Keteraturan dan perencanaan yang baik menjadi
kunci dari penerapan metode pembelajaran ini.

9. Beyond Center Circle TIme  (BCCT)


Metode pembelajaran BCCT merupakan metode pembelajaran dimana guru sebagai
pendidik menghadirkan funia nyata di dalam kelas dan mendorong siswa untuk
membuat hubungan antara pengetahuan, pengalaman dan penerapan dalam dunia
nyata.

Metode pembelajaran BCCT memberikan kesempatan siswa untuk dapat terus aktif
berfikir, anak berlatih untuk menemukan pengetahuannya sendiri sementara guru
mencoba untuk menjadi fasilitaor yang memberikan fasilias untuk mendukung siswa
mempelajaari banyak hal.

Bentuk pembelajaran yang disetting oleh guru diharapkan dapat memberikan


kesempatan siswa untuk mengalami tidak hanya mengetahui.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas diantaranya yaitu:

 Bernyanyi
 Membaca puisi
 Bercerita
 Bermain peran
Untuk mengetahui lebih jauh tentang metode BCCT silahkan klik pada materi beriut
ini METODE BCCT.
10. Circle The Time (Lingkari Kalender)
Metode pembelajaran Circle The Time merupakanmetode pembelajaran yang
mengunakan kalender sebagai tema-tema pada materi pembalajaran. Pembelajaran
dengan metode ini menghubungkan anatara hari hari besar di kelender dengan
tema-tema pembelajaran,

Guru menandai hari-har besar yang ada di kalender dan selanjutnya


menggunakannya sebagai tema pada pembelajaran yang ada di kelas atau luar
kelas.

Sebagai conntoh :

 Hari kartini pada kalender, guru mengajak siswa untuk mengenakan kebaya
 Hari pahlawan guru mengajak siswa untuk mengenal pahlawan
 Hari kemerdekaan Indonesia guru mengajak siswa untuk merayakan
kemerdekaan dengan festifal, dll
11. Metode Presentasi dan Cerita
Metode ini adalah salah satu metode yang paling saya sukai, khusus di PAUD
caranya dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan informasi yang mereka miliki dengan cara bercerita.

Kegiatan ini biasa dilakukan setiap pagi, dengan memilih 2 -3 anak untuk
menceritakan pengetahuan mereka tentang topik tertentu. Topik tersebut
selanjutnya diankat dalam materi pelajaran pada hari itu. Biasanya metode ini
dilakukan 3 kali dalam satu minggu dengan siswa yang presentasi acak atau
bergantian.

Metode ini dapat memberikan manfaat banyak diantaranya:

 Siswa pandai untuk berkomunikasi


 Siswa bertanggung jawab untuk mempelajari sesuatu hal dan bercerita
kepada temannya (mereka sudah ditunuk 1 hari sebelum hari mereka
bercerita)
 Siswa aktif mencari informasi sendiri.
 Siswa yang mendengarkan dapat menjadi pendengar yang baik, karena tidak
hanya dari guru dia mendengar, dari temanpun yang berbicara mereka harus
memiliki sikap mendengar yang baik pula.
Demikian nformasi tentang metode pembelajaran untuk PAUD (Pendidikan Anaka
Usia DIni) Semoga dapat membantu dalam upaya memperkaya pengetahuan
tentang metode pembelajaran.

Tags: Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran PAUD PAUD

Anda mungkin juga menyukai