Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

“JENIS-JENIS RANCANGAN PEMBELAJARAN AUD”

KELOMPOK 3

RESKY AULIA S (1671042006)

NURUL RIZKY RAMADHANI (1671042018)

ST AISYAH HUMAIRAH SOLIHIN (1671042037)

KELAS C

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
Yaumi (2013) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah pola umum
perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi
pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode
pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi
pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan
aktivitas anak belajar. Fadlillah (2012) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan merencanakan pembelajaran yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilakukan guru dan murid, termasuk
di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Anita (2011) menjelaskan
pendekatan atau model pembelajaran adalah:
1) Pola pembelajaran yang sistematis dan terukur yang didapatkan melalui proses
berpikir keras (hard thinking) dan pola tersebut didukung oleh teori/asumsi
serta kinerja refleksi yang kuat dan mendalam dari penemu atau penciptanya.
2) Seperangkat asumsi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Contohnya
pendekatan Maria Montessori, Bank Street, High Scope, Reggio Emilia,
kurikulum kreatif, BCCT, dan pendekatan PAUD lainnya.

A. Montessori
Pendekatan Montessori menggunakan bahan-bahan yang dapat dimainkan
anak, namun di dalam pendekatan ini tidak memberikan anak di bawah 6 tahun
untuk berfantasi. Padahal jika seorang anak bermain, maka salah satu unsur
bermain adalah berfantasi atau berpura-pura. Dengan demikian di dalam
pendekatan ini anak tidak bisa bermain secara bebas, tetapi sangat terstruktur
sehingga imajinasinya tidak berkembang. Pengaruh guru untuk memberikan
mainan yang sudah terpola dan berurutan secara ketat membatasi kreativitas anak
dalam mengeksplorasi mainannya. Dengan anak belajar secara mandiri, maka
kesempatan anak untuk berinteraksi dengan teman sangat terbatas.
1. Dasar Pendidikan
Dasar pendidikan Montessori menekankan pada tiga hal, yaitu pendidikan
sendiri, masa peka, dan kebebasan.
a) Pendidikan Sendiri (Pedosentris)
Anak memiliki kekuatan dalam dirinya untuk berkembang dengan sendiri
dan memiliki hasrat alami untuk belajar serta bekarja, dengan keinginan
untuk mendapatkan kesenangan. Anak lebih senang melakukan aktivitas
daripada dihibaur atau sekedar dimanja. Anak tidak berpikir bahwa belajar
menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Anak akan selalu mencari hal
yang baru untuk dilakukan dengan tingkatan lebih sulit dan menantang.
b) Masa Peka
Masa peka adalah masa yang penting dalam perkembangan anak. Pada masa
peka, anak harus segera difasilitasi dengan berbagai macam alat permaian
yang mendukung aktualisasi potensi yang muncul. Guru memiliki
kewajiban untuk mengobservasi jika masa peka anak sudah muncul.
c) Kebebasan
Kebebasan menjadia penting dalam pembelajaran Montessori. Dalm
pembelajaran, anak memiliki kebebasan untuk berpikir, berkarya, dan
melakukan banyak kegiatan. Dalam dunia orang dewasa, indra penglihatan
mendominasi di antara indra-indra lainnya sebagai kunci sedangkan untuk
anak kecil, indra adalah alat pembelajaran alamiahnya.
2. Metode
Metode dalam pembelajaran Montessori ada tiga yaitu:
a. Metode eksperimen
b. Metode demonstrasi
c. Metode Pemberian Tugas
3. Penilaian
Pada model pembelajaran Montessori penilaian dilakukan dengan teknik
observasi. Evaluasi hasil belajar yaitu penilaian yang dilakukan guru,
diantaranya:
a. Usaha dan pekerjaan anak dihargai.
b. Rapor tidak menggunakan sistem ranking yang memicu kompetisi.
c. Tidak menggunakan sistem hukuman dan imbalan (reward and punishment).
4. Sarana atau Media Pembelajaran
Metode dan media pembelajaran ciptaan Montessori dibagi menjadi 3
bagian, yaitu motorik, sensorik, dan bahasa. Penekanan utama ditujukan pada
pengembangan alat- alat indera.
5. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Montessori
Montessori merupakan model pembelajaran dengan pendekatan yang
dirancang untuk mendukung pengembangan anak secara alami. Lima prinsip
dasar yang mewakili pendidik yang diterapkan dalam berbagai jenis program
antara lain:
a. Menghormati Anak
Menghormati anak merupakan landasan utama, guru akan menghormati
segala yang diinginkan anak. Guru membantu anak dalam membentuk
pribadi yang mandiri, taat, berperilaku baik, disiplin, serta bertanggung
jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.
b. Menyerap Pikiran Anak
Montessori percaya bahwa anak dapat mendidik diri sendiri. Orang dewasa
dapat memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pemikirannya, tapi
anak membangun pengetahuannya dengan pengalaman yang diperoleh
secara langsung.
c. Periode sensitif
Periode sensitif merupakan kondisi saat anak lebih rentan pada perilaku
tertentu dan dapat belajar keterampilan khusus lebih mudah. Periode sensitif
mengarah pada sensibilitas khusus yang mengakuisisi dalam keadaan
infantil.
d. Lingkungan yang siap
Anak belajar melakukan banyak kegiatan dengan baik melalui lingkungan.
Anak dapat melakukan kegiatan untuk diri sendiri. Lingkungan yang siap
menjadi bahan pembelajaran dan pengalaman untuk anak dalam format
yang teratur.
e. Autoeducation (Jatidiri pendidikan)
Montessori menanamkan konsep bahwa anak bisa mendidik diri sendiri
autoeducation. Anak secara aktif akan terlibat dalam lingkungan yang siap
dan memberi kebebasan harfiah mendidik diri.
6. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Montessori
a. Kelebihan
1) Konsep pendekatan Montessori dapat diberikan pada anak dengan latar
belakang dan kondisi yang beragam.
2) Berhasil membuat konsep dan material alat pendidikan yang sistematis
dan operasional sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan.
3) Memiliki laboratorium sekolah dan sistem penyelenggaraan yang
terkontrol pada semua sistem pendidikan Montessori.
4) Mengeluarkan panduan mengenai sistem pembelajaran di sekolah.
5) Menggabungkan anak dari berbagai usia yang berbeda dan membentuk
perilaku saling menghargai, menghormati, imitasi sikap serta dapat saling
membantu.
b. Kelemahan
1) Bersifat perseorangan, sehingga membutuhkan rasio perbandingan antara
guru dan murid yang kecil.
2) Membutuhkan media pembelajaran yang beragam serta harga material
yang mahal dan susah untuk terjangkau pada sekolah-sekolah umum.
3) Pelatihan penyelenggaraan konsep pendidikan Montessori yang sangat
mahal untuk guru di sekolah umum.

B. Regio Emilia
1. Model Regio Emilia
Model Regio Emilia menggunakan metode tindakan kelas yang
dilakukan oleh guru dalam kelas melalui refleksi diri untuk memperbaiki
kinerja guru, sehingga indikator keberhasilan tercapai. Guru akan membuat
perencana, mengumpulkan data, dan penganalisis data. Sebelum membuat
rencana, guru akan mengobservasi minat belajar anak melalui pendektan
Reggio Emilia. Alat yang digunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data yaitu lembar observasi dengan tujuan meningkatkan
kognitif anak.
Dari hasil observasi dapat di ketahui kelemahan model pembelajaran.
Kelemahan tersebut akan diperbaiki dan digunakan sebagai acuan model
pembelajaran berikutnya. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar
observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa dalam
pembelajaran. Setelah itu pembuatan rancangan pembelajaran baru dan di
terapkan dengan menggunakan Reggio Emilia yang dirasakan kurang
efektif. Hal ini berdasarkan hasil observasi dan dapat diketahui kelemahan
pada pembelajaran.
2. Tujuan dan manfaat penerapan pemebelajaran dengan menggunakan
pendekatan Reggio Emilia.
Tujuan pendekatan adalah membantu guru dalam meningkatkan antusias
anak untuk belajar karena penekatan ini memberikan kesempatan pada anak
untuk melaukukan semua yang ingin di lakukan selama proses
pembelajaran, seperti menata ruang dan membuat lingkugan sekolah
menjadi kelas kedua bagi anak sehingga hubungan guru dan anak akan
semakin dekat. Pendekatan diterapkan dalam pembelajaran, guru akan
membuat strategi baru dalam proses pembelajaran untuk meingkatkan
kognitif anak dan membuat anak semangat serta antusias dalam belajar.
Penerapan pendekatan Reggio Emilia dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak, membuat anak lebih antusias dan semangat
dalam pelajaran.
C. Bank Street
1. Prinsip Dasar Pendekatan Bank Street
Beberapa prinsip umum tentang perkembangan dan interaksi anak
dengan lingkungan sosial dan fisik adalah hal dasar bagi pemahaman
metode Bank Street. Ciri istimewa dalam pendekatan ini adalah bahwa
pertumbuhan fungsi kognitif tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan
proses antarpribadi.
Prinsip dasar lainnya adalah anak terlibat secara aktif dengan lingkungan
bersifat bawaan pada motivasi manusia. Secara umum, arah pertumbuhan
mencakup gerakan dari yang paling sederhana ke arah yang lebih rumit.
Gagasan yang sama dengan sejumlah pendekatan yang lain ialah pentingnya
pemahaman akan diri sebagai manusia yang unik dan mandiri. Pertumbuhan
dan pendewasaan selalu melibatkan konflik, baik konflik dengan diri
sendtiri ataupun dengan yang lain.
Pendidikan dari Bank Street mendorong perkembangan anak secara
keseluruhan untuk dapat bertanggung jawab dengan dirinya sendiri,
keluarga, masyarakat; mengembangkan potensi dan motivasi untuk
meningkatkan kemampuan, mengembangkan rasa untuk terlibat dalam
komunikasi sosial dan kepedulian dengan lingkungan, serta mendorong
kreativitas.
2. Fokus utama dalam pendekatan Bank Street
a) Kompetensi.
Bagaimana individu menggunakan keterampilan dan pengetahuannya
dalam kehidupan.
b) Individualitas.
Menekankan fungsi kemandirian, kemampuan untuk membuat pilihan,
mengambil inisiatif, risiko kegagalan, dan menerima bantuan tanpa
kehilangan kebebasan.
c) Sosialisasi.
Ada dua tingkat, tingkat pertama berhubungan dengan kontrol dan
memikir ulang, adaptasi, dan internalisasi perilaku; tingkat kedua
mengacu kepada perkembangan hubungan dengan orang lain yang
ditandai dengan kepedulian, kejujuran, tanggungjawab, dan kerjasama.
3. Pendekatan Bank Street memiliki unsur-unsur, yaitu:
a) Menekankan pada bermain
b) Anak aktif dalam mengkonstruksi pemahaman mereka tentang dunia,
melalui interaksi dengan benda-benda dan lingkungannya.
c) Mempertimbangkan anak secara keseluruhan
d) Melibatkan orangtua dan membangun komunikasi dengan orangtua.
e) Peranan guru sebagai pengamat dan fasilitator pembelajaran

D. High Scoope
High (Scope) mengembangkan kurikulum yang melibatkan anak sebagai
pembelajar dan perencana aktif. Guru berperan sebagai fasilitator dan
membimbing dalam menyiapkan kelas dan bahan-bahan yang akan digunakan
anak dalam merencanakan kegiatan, beraktivitas, mengulangi aktifitas dan
menambah pengalaman.
1. Aspek-aspek Kurikulum High Scope, yaitu:
a) Belajar aktif
Anak dilibatkan langsung dalam pembelajaran, pengalaman bersentuhan
langsung dengan orang-orang, benda-benda, gagasan-gagasan, dan
peristiwa. Pengalaman pembelajaran yang aktif dapat membantu anak
membangun pengetahuan.
b) Interaksi anak dengan orang dewasa
Orang dewasa mengamati dan berinteraksi dengan anak pada level
berbeda untuk menemukan cara berfikir dan mencari alasan setiap anak.
Orang dewasa mengizinkan anak untuk mengatur dirinya sendiri dalam
pembelajaran individual. Orang dewasa juga mendukung motivasi dari
dalam diri anak selama pembelajaran dengan cara:
1) Mengatur jadwal dan lingkungan
2) Mempertahankan iklim sosial yang suportif
3) Mendukung penyelesaian konflik yang konstruktif
4) Mengeinterpretasi tindakan anak sebagai kunci pengalaman
5) Merencanakan pendalaman pembelajaran aktif berdasarkan minat dan
kemampuan anak.
2.Lingkungan pembelajaran
Pembelajaran dilakukan dengan menata ruang kelas dalam lima atau
lebih pusat minat. Lingkungan pembelajaran dalam pembelajaran High
Scope Kurikulum harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
a) Sekolah harus menyediakan lingkungan fisik pembelajaran dan
fasilitas pembelajaran yang kondusif.
b) Sekolah harus menyediakan ruang yang layak untuk melakukan
seluruh program kegiatan.
c) Ruang harus disusun dalam area yang fungsional yang dapat dikenali
anak dan berpeluang terjadinya interaksi sosial.
3. Pada prinsipnya ada beberapa prinsip dasar dari pendekatan High/Scope:
a) Berdasarkan teori konstruktif Piaget
b) Mementingkan pembelajaran aktif
c) Mementingkan benda-benda yang dapat dimanipulasi
d) Adanya peranan orang dewasa di dalam memperhatikan anak dan
penggunaan bahasa dalam pembelajaran
e) Menekankan pada pilihan dan kegiatan di dalam sentra
f) Mementingkan pengamatan dan penilaian (assessment)

E. BCCT
Model BCCT Terdapat dua jenis pendekatan dalam pembelajaran AUD,
yaitu: pertama, pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered
approach) dan kedua, pendekatan pembelajaran berpusat pada guru (teacher
centered approach).
1. Prosedur Pelaksanaan BCCT
Prosedur pelaksanaan model BCCT dalam pembelajaran tergantung pada
kondisi sarana dan media pembelajaran yang tersedia sebagai penunjang
utama pelaksanaan pembelajaran BCCT, yaitu:
a. Kondisi Sarana Sentra Persiapan adalah area untuk anak meningkatkan
kemampuan kognitif, pengatahuan, dan sains sederhana.
b. Sarana Sentra Ibadah adalah salah satu sudut dimana anak diajarkan
materi tentang ibadah dengan segala variannya, dengan tujuan untuk
mengembangkan secara maksimal kecerdasan moral-spiritual anak.
c. Sarana Sentra Alam adalah satu sudut belajar yang terdapat bahan alam
hidup dan mati. Tujuan sentra alam adalah agar anak dapat
mengembangkan kecerdasan naturalistik atau lingkungan.
d. Sarana Sentra Bermain Peran adalah anak diajarkan tentang peran mikro
semisal profesi seperti polisi, tentara, pemadam kebakaran, guru, penjual,
kasir, dokter, dan perawat.
e. Sarana Sentra Seni & Kreativitas Pada sentra ini, anak diajak untuk
bermain dan belajar mengenai alat musik, bunyi, menggambar,
menganyam, membuat adonan, membuat bentuk dari adonan,
menggunting bentuk, dan menjahit. Dalam tema musik, anak diajarkan
mengenai bentuk-bentuk alat musik, mulai dari alat musik tiup, pukul,
petik, tekan seperti piano, dan gesek.
f. Sarana Sentra Balok adalah sudut ketika anak belajar mengenai
geometri, bangunan, matematika sederhana, konsep kesimbangan
bangunan, bentuk bangunan, termasuk warna. Tujuan dari sentra ini
adalah untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial anak agar dapat
mengenali dan membedakan bangun ruang, dapat membantu
mengembangkan kecerdasan matematika anak.
2. Keunggulan Model Pembelajaran BCCT
Secara prosedural, konsisten dan berkelanjutan, model BCCT memiliki
keunggulan untuk melejitkan potensi anak usia dini diantaranya:
a) Model BCCT dapat secara maksimal mengembangkan seluruh potensi
AUD yang meliputi aspek kognitif, sosial-emosional, moral spiritual,
fisik, visual spasial, natural dan bahasa
b) BCCT menjadi model pembelajaran yang dapat membuat anak menjadi
kreatif dan inovatif
c) Pembelajaran menjadi menyenangkan dan penuh makna, anak tidak
bosan dengan pembelajarannya karena secara reguler bergantian belajar
dalam sentra berbeda, anak akan sangat antusia, apresiatif dan dinamis
dalam pembelajaran yang sedang dilangsungkan
d) Anak mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pengalamannya
e) Mengajarkan anak mandiri dalam melakukan satu pekerjaan
f) Mengajarkan anak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
g) Mengajarkan anak bersosialisasi karena permainan kolaboratif dalam
sentra
h) Guru menjadi fokus dan menguasai proses pembelajaran satu sentra
dimana ia ditugaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L. (2017). Model pembelajaran high (scope) dalam pelaksanaan


PAUD. Jurnal As-Sibyan, 2 (2). ISSN: 2541-5549.

Anita, Y. (2011). Model pendidikan anak usia dini. Jakarta: Kencana Prenada
media

Fadlillah, M. (2012). Desain pembelajaran PAUD. Jakarta: Ar-Ruz Media

Hamzah, N. (2016). Pelaksanaan pembelajaran BCCT bagi anak usia dini,


study pelaksanaan BCCT di TK Islam Mujahidin Pontianak. Jurnal pemikiran
Pendidikan Islam 10 (2).

Masyrofah. (2017). Model pembelajaran Montessori anak usia dini. Jurnal As-
Sibyan, 2 (2). ISSN: 2541-5549.

Rosyidah. (2017). Penerapan pendekatan reggio emilia untuk meningkatkan


kognitif anak melalui proyek menggambar pada siswa TK B Hamzanwadi Selong.
Jurnal Transformasi Pendidikan Abad 21, 4 (40). ISBN: 978-602-71836-6-7.

Yaumi, M. (2013). Prinsip-prinsip desain pembelajaran. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai