KELOMPOK 6
Eka Hardian Suci 1771040040
Ratu Salsabila Helmi 1871042085
KELAS C
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
A. Pendahuluan
Menurut Sentiani dan Sari (2017) dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dinyatakan
bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Sentiani dan Sari (2017)
mengemukakan bahwa kualifikasi akademik yang dimaksud adalah tingkat
pendidikan minimal (D-IV atau S1) dengan latar belakang pendidikan tinggi di
bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain atau psikologi, dan memiliki
sertifikat guru untuk PAUD.
Menurut Tomo (2008) mengemukakan bahwa peran, tugas dan tanggung
jawab sebagai pendidik pada lembaga PAUD maka seorang pendidik dituntut dan
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan pembelajaran kepada peserta
didik. Dalam proses pembelajaran peserta didik merupakan “output” atau keluaran
dari penyelenggaraan pendidikan yang perlu dipertahankan kualitasnya sebagai
indikator kualitas pendidikan nasional.
Masa dini merupakan masa emas perkembangan otak manusia. Untuk itu,
perlu pendidik PAUD yang memahami peluang pemaksimalan tersebut sejak usia
dini. Perlu ada upaya untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan untuk anak
usia dini dengan cara meningkatkan kualitas para pendidik anak usia dini (Ahmad
Rizali, dkk, 2009).
Menurut Sunarjo dan Latifah (Tomo (2008) mengemukakan bahwa pelayanan
kepada peserta didik sebaiknya diarahkan pada aspek berikut:
1. Perkembangan kreativitas, bakat, dan minat peserta didik;
2. keikutsertaan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pada lembaga
pendidikan di mana mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman,
keterampilan secara langsung melalui proses belajar mengajar;
3. sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa peserta didik memiliki
potensi positif yang dapat dikembangkan;
4. pengembangan moral dan etika pada peserta didik; dan
5. kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.
B. Pengertian Kompetensi
Menurut Rustam (Sentiani & Sari: 2017) mengemukakan bahwa istilah
“kompetensi”, secara bahasa berasal dari kata competency, yang berarti
kemampuan atau kecakapan. Menurut Usman (Sentiani & Sari: 2017)
mengemukakan bahwa kompetensi juga dapat diartikan dengan kewenangan atau
kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Makna lain tentang
kompetensi diuraikan sebagai berikut:
a. Kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi menunjukan penampilan dan
perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam
melaksanakan tugas-tugas kependidikan (Hamzah Uno, 2005).
b. Kompetensi adalah menggambarakan kualifikasi atau kemampuan
seseorang, baik yang kualItatif maupun kuantItatif.
c. Kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dItuntut oleh jabatan
seseorang (Roestiyah, 1889).
d. Kompetensi juga berarti sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Menurut Nuriyah, Marienda, dan Zainuddin (2015) mengemukakan bahwa
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar
kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.
Menurut Sentiani dan Sari (2017) menunjukan bahwa kompetensi itu pada
dasarnya menunjukan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu pekerjaan. Sedangkan definisi kedua menunjukan lebih lanjut bahwa
kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang
(kompeten) ialah yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas
(kewenangan), kemahiran (keterampilan), pengetahuan, dan sebagainya untuk
mengerjakan apa yang diperlukan.