Anda di halaman 1dari 12

Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN MANAJEMEN WAKTU


TERHADAP STRES MAHASISWA FARMASI SEMESTER IV
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Rahmi Rusdi1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. This type of research is a quantitative method with random sampling techniques and
data analysis simple and multiple regression techniques. The sample of this study was 78 students of
Pharmacy in the fourth semester of class A and B of Mulawarman University. Data collection was
performed using three measuring devices, namely stress scale (55 valid items, rix = 0.270-0.656, α
= 0.882), self-efficacy scale (39 valid items, rix = 0.263-0.790, α = 0.884), and management scale
time (46 valid items, rix = 0.265-0.727, α = 0.855). The results showed that there was a negative
and significant relationship between self-efficacy and stress (rx1y = -0,553, p = 0,000), there was a
negative and significant relationship between time management and stress (rx2y = -0,767, p =
0,000) and there was a negative and significant relationship between self-efficacy and time
management of stress (r x1x2.y = -0,785, p = 0,000). This means that the higher the self-efficacy and
time management, the lower the stress level of students. Conversely, the lower the self-efficacy and
time management, the higher the stress level of students.

Keywords: management, stress, Pharmacy student at Mulawarman University

ABSTRAK. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik random
sampling serta analisis data teknik regresi sederhana dan ganda. Sampel penelitian ini adalah
mahasiswa Farmasi semester IV kelas A dan B Universitas Mulawarman sebanyak 78 mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga alat ukur, yaitu skala stres (55 aitem valid,
rix= 0,270-0,656, α= 0,882), skala efikasi diri (39 aitem valid, rix= 0,263-0,790, α= 0,884), dan skala
manajemen waktu (46 aitem valid, rix= 0,265-0,727, α= 0,855). Hasil penelitian menunjukkan
terdapat hubungan negatif dan signifikan antara efikasi diri dengan stres (rx1y= -0,553, p= 0,000),
terdapat hubungan negatif dan signifikan antara manajemen waktu dengan stres (rx2y= -0,767, p=
0,000) dan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara efikasi diri dan manajemen waktu
terhadap stres (r x1x2.y= -0,785, p= 0,000). Artinya semakin tinggi efikasi diri dan manajemen
waktu, maka semakin rendah tingkat stres mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah efikasi diri dan
manajemen waktu, maka semakin tinggi tingkat stres mahasiswa.

Kata kunci: efikasi diri, manajemen waktu, stres, mahasiswa Farmasi Universitas Mulawarman

1
Email: rahmirusdi@ymail.com
148
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Pendahuluan cermat, teliti dan menggunakan waktu


Perguruan tinggi adalah suatu secara efesien (Siregar, 2006: 90).
lembaga pendidikan yang menuntut Mahasiswa memiliki tanggung jawab
peserta didiknya untuk mandiri. Mandiri besar terhadap kesehatan, sebab farmasi
pada berbagai aspek kegiatan belajar berkaitan dengan obat-obatan yang
terutama dalam mengatur aktivitas dengan dikonsumsi manusia. Sehingga dituntut
penuh tanggung jawab. Mahasiswa untuk memberi informasi obat sesuai
dituntut untuk mampu menyelesaikan sasaran, pemilihan zat aktif terapi yang
berbagai tanggung jawab akademik baik paling tepat, penulisan regimen obat
teori maupun kegiatan praktikum dengat tepat, pemantauan efek, pemilihan
sehingga dapat menyebabkan mahasiswa metode untuk pemberian obat serta
mengalami keadaan jenuh dan tertekan pendeteksian reaksi obat merugikan
pada saat-saat tertentu. Keadaan merasa (Siregar, 2006: 19).
tidak mampu dan tertekan sering disebut Menurut Rahayu, D., & Adriansyah,
dengan stres. Stres akademik yang dialami M, A (2014) pada mahasiswa, perubahan
mahasiswa merupakan respon yang sosial yang dialami menyebabkan
muncul karena terlalu banyak tuntutan terjadinya perubahan peran sosial dan
dan tugas yang harus diselesaikan kegiatan sosial. Perubahan peran dan
(Olejnik dan Holschuh, 2007: 125). kegiatan ini menyebabkan mahasiswa
Stres menyebabkan seseorang dituntut untuk lebih bertanggung jawab
menjadi disfungsional di dalam atas peran dan kegiatannya di masyarakat.
aktivitasnya sebagai respon keseimbangan Keterlibatan pada peran baru dan kegiatan
antara beban kerja dan kemampuan untuk yang dilakukan inilah menyebabkan
menyelesaikan aktivitas. Seorang individu mahasiswa harus memecahkan sendiri
hanya akan melihat situasi tertentu masalah yang dihadapi. Namun berbagai
sebagai penyebab stres jika situasi tekanan yang dialami mahasiswa dapat
tersebut mengancam atau melampaui memicu stres. Beban stres yang dirasa
sumber daya yang dimiliki baik internal terlampau berat dapat memicu gangguan
atau eksternalnya (Govaerst & Gregoire, memori, konsentrasi, penurunan
2004: 262). Ilmu Farmasi mempelajari kemampuan penyelesaian masalah dan
tentang obat-obatan, sehingga selain penurunan kemampuan akademik
mempelajari secara teori di dalam kelas sehingga berpengaruh terhadap indeks
mahasiswa farmasi juga melakukan prestasi mahasiswa.
berbagai macam praktikum di Berdasarkan data yang diperoleh dari
laboratorium untuk menguji berbagai bagian akademik program studi Farmasi
reaksi kimia dan percobaan-percobaan S1 Universitas Mulawarman
dalam riset meracik obat-obatan. menunjukkan cukup besar mahasiswa
Mahasiswa dituntut untuk dapat memilah Farmasi yang mengalami TBU (tidak
obat yang rasional untuk digunakan dalam boleh ujian) tahun ajaran 2015 yaitu untuk
pencegahan dan pengobatan penyakit mata kuliah semester 8 sebanyak 8
dengan melakukan segala kegiatan secara mahasiswa, mata kuliah semester 6
sebesar 16 mahasiswa, mata kuliah
149
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

semester 4 sebanyak 17 mahasiswa dan dilakukan dengan menunjukkan peforma


untuk mata kuliah semester 2 sejumlah 6 dalam menyelesaikan tugas akademis
orang mahasiswa yang mengalami TBU. (Baron, 2004: 183). Menurut Santrock
Hasil rekapitulasi lulusan Farmasi sejak (2007: 152) penerapan konsep efikasi diri
tahun 2006 diperoleh bahwa dari 393 pada berbagai aspek prestasi para siswa
mahasiswa Farmasi yang telah lulus memperlihatkan bahwa efikasi diri
hanya 12 mahasiswa atau sekitar 3,05 mempengaruhi pilihan siswa terhadap
persen yang dapat menyelesaikan program aktivitas-aktivitas yang dilakukan, jadi
sarjana S1 di bawah 4 tahun. Sedangkan semakin tinggi efikasi diri seseorang,
107 mahasiswa atau sekitar 27,23 persen semakin tinggi rasa percaya diri pada
yang dapat menyelesaikan dalam waktu 4 kemampuan yang dimiliki untuk berhasil
hingga 5 tahun. Sedangkan 274 dalam suatu tugas.
mahasiswa atau sekitar 69,72 persen Padatnya jadwal kuliah dan
menyelesaikan program studi antara 5 praktikum pada jurusan farmasi menuntut
hingga 7 tahun. lebih banyak waktu yang digunakan.
Hasil wawancara terhadap mahasiswa Selain perlu memiliki keyakinan terhadap
Farmasi Universitas Mulawarman kemampuan dalam memecahkan masalah
menyatakan merasa kewalahan dengan dan menyelesaikan tugas, mahasiswa juga
rutinitas yang dilakukan setiap hari dan perlu memperhatikan waktu yang
berbagai tugas yang diberikan dengan digunakan dalam melakukan berbagai
waktu pengerjaan terbatas. Berdasarkan aktivitas tersebut. Waktu merupakan
data yang diperoleh dari bagian akademik sumber daya paling berharga sehingga
Fakultas Farmasi S1 Universitas diperlukan konsep manajemen waktu
Mulawarman diperoleh bahwa 4 untuk menjaga keseimbangan antara
mahasiswa angkatan 2011 (semester 8), 2 tuntutan rutinitas dan kemampuan yang
mahasiswa angkatan 2012 (semester 6), dimiliki (Maulana, 2008: 02).
21 angkatan 2013 (semester 4), dan 4 Manajemen waktu yang buruk dapat
mahasiswa angkatan 2014 (semester 2) berakibat pada pengerjaan tugas dan tidak
dinyatakan tidak aktif mengikuti dapat selesai tepat waktu. Hal ini tentunya
perkuliahan. akan memicu terjadinya stres. Menurut
Pada dasarnya tingkat keberhasilan Covey (dalam Santrock, 2007) individu
dalam melakukan segala kegiatan dalam perlu melakukan aktivitas-aktivitas
rangka pencapaian suatu tujuan sangat penting sedini mungkin, apabila
bergantung pada kemampuan individu menundanya sampai hal tersebut menjadi
dalam melaksanakan tugas. Mahasiswa mendesak maka akan menaikkan level
harus dapat meningkatkan perasaan stres.
efikasi diri yang tinggi, sehingga akan Keberhasilan akademik mahasiswa
memiliki keyakinan dan kepercayaan dipengaruhi berbagai faktor ada yang
terhadap kemampuan yang dimiliki untuk berasal dari dalam diri (internal)
terus berusaha walau dalam tekanan mencakup jasmani dan rohani serta faktor
(mengatasi hambatan), memiliki tekad yang bersumber dari luar diri (eksternal)
yang kuat, serta tetap fokus pada apa yang mencakup lingkungan sekitar. Mahasiswa
150
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

dalam mengikuti segala aktivitas (mengalami kecemasan, kelelahan, marah


akademik perlu melakukan secara efesien dan rendah diri), efek perilaku (ledakan
dan efektif. Hal terpenting adalah apapun emosi, penggunaan obat, pola makan
yang dilakukan dan memastikan bahwa tidak teratur, gemetar, gelisah), efek
yang diselesaikan bergerak ke arah tujuan kognitif (kurang berkonsentransi, sering
(Siswanto, 2005: 11). lupa, sangat sensitif), efek fisiologis
Berdasarkan uraian di atas, peneliti (memicu berbagai macam penyakit), serta
memiliki maksud untuk mengetahui efek organisasi (penurunan produktivitas).
apakah terdapat hubungan antara efikasi Aspek stres menurut Sarafino &
diri dan manajemen waku terhadap stres Smith (2012: 33) yaitu biologis berupa
mahasiswa Farmasi semester IV gejala fisiologis, psikologis mengandung
Universitas Mulawarman. unsur kognisi dan emosi, serta sistem
sosial mengandung unsur perilaku,
Kerangka Teori dan Konsep perbedaan jenis dan sosial budaya.
Stres
Respon individu saat menghadapi Efikasi Diri
keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa Efikasi diri sebagai suatu keyakinan
mengancam serta mengurangi yang dimiliki seseorang bahwa dirinya
kemampuan individu dalam mengatasi mampu berperilaku tertentu untuk
segala hal adalah stres (Santrock, 2002: menjalankan tugas atau meraih sasaran
302). Menurut Wirawan (2012: 15) stres tertentu (Ormrod, 2009: 20). Efikasi diri
merupakan reaksi tidak diharapkan yang menurut Feist & Feist (2010: 212)
muncul disebabkan oleh tingginya merupakan tindakan dalam suatu situasi
tuntutan lingkungan kepada seseorang bergantung pada hubungan timbal-balik
sehingga terjadi gangguan keseimbangan dari perilaku, lingkungan dan kondisi
antara tuntutan dan kemampuan yang kognitif terutama faktor-faktor kognitif
dimiliki. yang berkaitan dengan keyakinan bahwa
Stres pada remaja dapat terjadi karena mereka mampu atau tidak mampu
pencarian jati diri, hubungan dengan melakukan suatu perilaku yang diperlukan
orang tua, pergaulan dengan teman dan untuk menghasilkan pencapaian yang
masalah prestasi sekolah. Sedangkan pada diinginkan.
orang dewasa sering mengalami stres Penerapan konsep efikasi diri pada
karena masalah hidup, bersaing dalam berbagai aspek prestasi para mahasiswa
pekerjaan serta hubungan dalam keluarga memperlihatkan bahwa efikasi diri
(Wirawan, 2012: 23). Kecemasan mempengaruhi pilihan mahasiswa
menjelang ujian, penundaan, standar terhadap aktivitas-aktivitas yang
akademink yang tinggi merupakan hal-hal dilakukan (Santrock, 2007: 152). Jadi
yang dapat menjadi penyebab stres pada semakin tinggi efikasi diri seseorang,
mahasiswa (Olejnik dan Holschuh, 2007: semakin tinggi rasa percaya diri yang
125). Stres mengakibatkan penurunan dimiliki terhadap kemampuan untuk
hasil belajar mahasiswa sebab berhasil dalam suatu tugas.
berpengaruh pada efek subjektif
151
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Dimensi efikasi diri menurut Bandura (Statistical Package for Social Sciences)
(Bandura 2006: 313, dalam Feist & Feist versi 21.0.
2010: 212) yaitu level sebagai keyakinan
pada tindakan, generality atau Hasil Penelitian dan Pembahasan
kemampuan yang ditunjukkan dan Hasil penelitian menunjukkan
strength atau kemampuan untuk bertahan. hubungan yang linear antara efikasi diri
terhadap stres dengan nilai F = 35,393 dan
Manajemen Waktu p = 0,000 serta manajemen waktu
Waktu merupakan sumber sangat terhadap stres dengan nilai linearity F =
beharga, dimiliki sama untuk semua orang 127,486 dan p = 0,000. Selain itu antara
24 jam dalam 1 hari (Maulana, 2008: 1). variabel bebas (efikasi diri dan
Perlu adanya manajemen yang berfungsi manajemen waktu) tidak terjadi
sebagai perencanaan, penggerak, penyimpangan asumsi klasik
pengendalian atau pengawasan serta multikolinearitas dengan nilai tolerance =
pengorganisasian (Terry dalam Simbolon, 0,712 dan VIF = 1,404.
2004: 36). Manajemen waktu menurut Hasil uji hipotesis pertama
Santrock (2007: 155) merupakan hal yang menunjukkan analisis korelasi efikasi diri
dapat membantu individu lebih produktif, terhadap stres dengan nilai korelasi (r) -
memberikan keseimbangan antara bekerja 0,553 yang artinya terjadi hubungan
dan bermain serta mencegah stres. negatif cukup signifikan antara efikasi diri
Aspek manajemen waktu menurut terhadap stres. Sehingga semakin tinggi
Santrock (2007: 156) adalah (1) rencana efikasi diri maka semakin rendah tingkat
dan menetapkan prioritas, (2) stres, atau semakin rendah efikasi diri
menciptakan dan memonitor waktu, (3) mahasiswa maka semakin tinggi tingkat
mentoring, (4) menghindari penangguhan. stres mahasiswa. Efikasi diri
mempengaruhi bentuk tindakan yang akan
Metode Penelitian dipilih untuk dilakukan, mengenali
Metode penelitian yang digunakan potensi diri dan melakukan penilaian
adalah metode penelitian kuantitatif. sebelum melakukan tindakan, memiliki
Sampel dalam penelitian ini adalah keyakinan untuk melakukan kontrol
mahasiswa aktif Farmasi semester IV terhadap keberfungsian diri sehingga hal-
(terdaftar sebagai mahasiswa Farmasi hal yang dapat memicu terjadinya stres
pada tahun 2013). Pemilihan mahasiswa akan berkurang (Feist & Feist, 2010: 212).
Farmasi semester IV berdasarkan Analisis korelasi manajemen waktu
pertimbangan hasil wawancara dan diperoleh nilai (r) -0,767 yang
observasi serta rekapitulasi data menunjukkan bahwa terjadi hubungan
mahasiswa yang mengalami TBU dan negatif yang kuat antara manajemen
tidak aktif kuliah. Teknik pengambilan waktu dengan stres. Semakin tinggi
sampel adalah random sampling. Teknik manajemen waktu maka semakin rendah
analisa data yang digunakan dalam tingkat stres, atau semakin rendah
penelitian ini adalah dengan model analisa manajemen waktu mahasiswa maka
regresi berganda dengan program SPSS semakin tinggi tingkat stres mahasiswa.
152
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Pengaturan waktu yang baik akan sosial paling banyak memiliki skor di atas
membuat individu tidak kekurangan rata-rata skor tinggi. Hal tersebut
waktu dalam menjalani aktivitas, sehingga membuktikan stres berpengaruh tinggi
dengan memiliki manajemen waktu yang dalam sistem sosial mahasiswa. Keadaan
baik maka hal-hal pemicu stres akan stres mengarahkan orang-orang untuk
berkurang (Hawari, 2011: 124). mencari kenyamanan dengan orang lain
Hasil uji hipotesis kedua digunakan untuk mendukung atau menjalin
untuk mengetahui hubungan antara dua persahabatan. Situasi stres lainnya dapat
variabel bebas (efikasi diri dan menyebabkan seseorang menjadi kurang
manajemen waktu) terhadap variabel bersosialisasi dan lebih bermusuhan serta
terikat (stres) secara serentak. Hasil tidak peka terhadap kebutuhan orang lain
koefisien korelasi (R) diperoleh sebesar (Cohen, dalam Sarafino & Smith, 2012:
0,785 dan p= 0,00 yang berarti terjadi 37). Stres membuat seseorang menjadi
hubungan yang kuat dan sangat signifikan sulit untuk berkonsentrasi dan mengambil
antara efikasi diri dan manajemen waktu keputusan, sangat sensitif terhadap kritik,
terhadap stres. Sumbangan efektif (R2) dan sering lupa (Cox dalam Nimran,
variabel bebas efikasi diri dan manajemen 2009: 97). Keterasingan, kurangnya
waktu diperoleh sebesar 61,6 persen. Hal dukungan sosial juga dapat menjadi
ini membuktikan besarnya sumbangan pendorong terjadinya stres. Oleh sebab
pengaruh efikasi diri dan manajemen itu, mahasiswa perlu memperhatikan
waktu terhadap variabel stres mahasiswa hubungan sosial, jalinan komunikasi
farmasi semester IV Universitas dengan orang lain.
Mulawarman. Mengembangkan sikap Hasil distribusi skor per aspek
percaya dan yakin akan kemampuan serta variabel efikasi diri menunjukkan aspek
dapat mengatur waktu yang dimiliki, strength (kemampuan untuk bertahan)
dapat digunakan sebagai strategi memiliki nilai di bawah rata-rata skor
penanganan stres (Santrock, 2003: 568). rendah paling banyak. Hal ini
Sedangkan sisanya sebesar 38,4 persen menunjukkan ketahanan, keuletan, dan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak usaha yang dilakukan mahasiswa dalam
terdapat pada penelitian ini. Menurut menyelesaikan tugas yang diberikan
Priyatno besaran hasil analisis determinasi rendah. Menurut Baron (2004: 183)
(R2) menunjukkan besaran sumbangan mahasiswa dapat menyelasaikan seluruh
pengaruh variabel independen terhadap tugas akademik dengan baik apabila ia
variabel dependen, sedangkan sisanya mampu untuk terus berusaha walau dalam
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel tekanan, mengatasi hambatan dan tetap
lain yang tidak termasuk dalam penelitian. fokus pada apa yang dilkaukan. Selain itu
Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil distribusi skor per aspek variabel
stres individu antara lain teman sebaya, manajemen waktu menunjukkan aspek
keluarga dan masalah ekonomi (Hawari, menciptakan dan memonitor waktu
2011: 4). memiliki skor di bawah rata-rata skor
Hasil distribusi skor per aspek paling rendah. Hal ini menunjukkan
variabel stres menunjukkan aspek sistem mahasiswa kurang dapat mengatur serta
153
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

mengalokasikan waktu yang digunakan konsep efikasi diri pada berbagai aspek
dalam pengerjaan tugas, kurang dapat prestasi para siswa memperlihatkan
melakukan pengawasan terhadap diri serta bahwa efikasi diri mempengaruhi pilihan
waktu yang digunakan. Pengaturan dan siswa terhadap aktivitas-aktivitas yang
pengawasan dilakukan untuk memastikan dilakukan (Santrock, 2007: 152). Jadi
bahwa rencana yang telah dibuat, diatur semakin tinggi efikasi diri seseorang,
dan digerakkan sesuai dengan tujuan yang semakin tinggi rasa percaya diri yang
hendak dicapai Menurut Terry (dalam dimiliki dalam kemampuan untuk berhasil
Simbolon, 2004: 36). dalam suatu tugas.
Hasil penelitian berdasarkan uji Menurut Baron (2004: 185) individu
deskriptif pada variabel stres diperoleh dengan efikasi diri akademis positif
hasil SD empirik 14,555 lebih besar memiliki kemampuan untuk melakukan
daripada SD hipotetik 14 dan mean kegiatan perkuliahan, pengaturan aktivitas
empirik 162,03 lebih tinggi dari mean belajar dan memenuhi harapan. Ketika
hipotetik 137,7. Hal tersebut segala tuntutan akademis terselesaikan,
menunjukkan tingkat stres mahasiswa maka hal-hal menjadi pemicu terjadinya
Farmasi semester IV Universitas stres akan berkurang. Individu dengan
Mulawarman cenderung tinggi dengan efikasi diri yang tinggi akan lebih percaya
variasi skor jawaban tinggi. Stres akan diri, percaya terhadap kemampuan untuk
berpengaruh pada aktivitas mahasiswa melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan
dalam menyelesaikan tuntutan akademis. dan mengatasi hambatan (Baron, 2004:
Menurut Arnold (dalam Wirawan, 2012: 183).
58) stres berpengaruh pada kesehatan Efikasi diri yang tinggi akan
fisik, kesehatan psikologis performance, membuat individu yakin pada kemampuan
serta mempengaruhi individu dalam yang dimiliki dalam menyelesaikan
mengambil keputusan. Hal ini akan tuntutan akademis dengan optimal.
mengganggu seluruh aktivitas dan Mahasiswa akan melakukan penilaian
berdampak pada proses perkuliahan terhadap kompetensi yang dimiliki,
seperti kurang konsentrasi di kelas, sulit tindakan apa yang akan dilakukan,
mengingat materi perkuliahan dan kurang sebanyak apa usaha yang akan dilakukan,
optimal dalam mengerjakan tugas. langkah-langkah yang harus dilakukan
Tekanan akademis merupakan salah dalam suatu aktivitas serta selama apa
satu satu hal yang sering kali memerlukan mereka akan bertahan dalam menghadapi
penanganan stres (Santrock, 2003: 566). rintangan dan kegagalan (Bandura dalam
Menurut Santrock (2003: 567) Feist & Feist, 2010: 212). Mahasiswa
penanganan stres dapat dilakukan dengan dengan efikasi diri yang kuat, setelah
efikasi diri. Hal itu dikarenakan sikap melakukan penilaian akan
yang optimis yang dari efikasi diri akan mengalokasikan waktu dan usahanya
selalu lebih baik daripada sikap pesimis untuk tugas yang mereka yakini dapat
dalam berbagai kasus. Sehingga dapat diselesaikan, selain itu mereka tidak akan
memberikan perasaan bahwa diri memaksakan diri untuk melakukan
mengendalikan lingkungan. Penerapan sesuatu yang telah mereka nilai diri
154
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

mereka tidak berkompeten pada hal aktivitas penting sedini mungkin, apabila
tersebut (Baron, 2003: 183). Apabila menundanya sampai hal tersebut menjadi
individu sanggup mengatasi berbagai mendesak maka akan menaikkan level
tuntutan artinya yang bersangkutan tidak stres.
mengalami stres (Hawari, 2011: 17). Manajemen waktu dapat dilakukan
Selain memiliki efikasi diri yang dengan perumusan persoalan-persoalan
tinggi, mahasiswa perlut melakukan tentang apa dan bagaimana sesuatu tugas
manajemen waktu dengan baik seperti akan diselesaikan, menyediakan waktu
menetapkan prioritas, mengalokasikan untuk melaksanakan atau menyelesaikan
dan mengatur waktu yang dimiliki untuk tugas dan melakukan pengawasan untuk
mengerjakan tugas ataupun aktivitas lain, memastikan bahwa rencana yang telah
sehingga segala tuntutan perkuliahan dibuat sesuai dengan tujuan yang hendak
sebagai mahasiswa farmasi dapat dicapai. Menurut Wirawan (2012: 152)
diselesaikan. Hal ini senada dengan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk
pendapat yang dikemukakan oleh Hawari meredakan stres adalah dengan mulai
(2011: 124) bahwa upaya yang dapat mengatur waktu secara efektif, membuat
dilakukan untuk meningkatkan kekebalan prioritas sehingga dapat mengatasi
terhadap stres antara lain manajemen tekanan dalam satu waktu.
waktu. Pengaturan waktu dalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah, di Kesimpulan dan Saran
kampus dan dalam pergaulan sosial sangat Kesimpulan dalam penelitian ini
penting untuk meningkatkan daya tahan adalah sebagai berikut:
dan kekebalan fisik maupun mental. 1. Terdapat hubungan negatif antara
Berbagai tugas dan rutinitas yang efikasi diri dengan stres mahasiswa
harus diselesaikan, membuat mahasiswa Farmasi semester IV Universitas
farmasi harus dapat menetapkan prioritas, Mulawarman. Hal ini menunjukkan
mengalokasikan waktu dan menghindari semakin tinggi efikasi diri yang
penundaan serta melakukan penilaian dimiliki maka semakin rendah tingkat
keefektivitasan rencana agar dapat stresnya. Sebaliknya, semakin rendah
meyelesaikan tuntutan akademis dan efikasi diri yang dimiliki maka
mencapai tujuan. Menurut Hawari (2011: semakin tinggi tingkat stresnya.
125) waktu merupakan komoditas yang 2. Terdapat hubungan negatif antara
sangat berharga sehingga hendaknya manajemen waktu dengan stres
dapat mengatur waktu dalam kehidupan mahasiswa Farmasi semester IV
secara efektif dan efesien. Selain itu tidak Universitas Mulawarman. Artinya,
membiarkan waktu berlalu begitu saja semakin tinggi manajemen waktu
tanpa produktivitas, tidak kekurangan maka semakin rendah tingkat stres.
waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan Sebaliknya semakin rendah manajemen
dan dengan segera menyelesaikan suatu waktu maka semakin tinggi tingkat
tugas sebelum batas waktu tiba (deadline). stres mahasiswa.
Menurut Covey (dalam Santrock, 2007) 3. Terdapat hubungan negatif antara
individu perlu melakukan aktivitas- efikasi diri dan manajemen waktu
155
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

terhadap stres mahasiswa Farmasi b. Efikasi Diri


semester IV Universitas Mulawarman. 1) Mengadakan terapi perilaku dan
Artinya, semakin tinggi efikasi diri dan melakukan pengawasan dengan
manajemen waktu mahasiswa maka memberi penghargaan atau
semakin rendah stres dalam diri punishment edukatif sesuai hasil
mahasiswa. Sebaliknya, semakin evaluasi perubahan perilaku
rendah efikasi diri dan manajemen mahasiswa.
waktu mahasiswa maka semakin tinggi 2) Melakukan konseling realitas
stres dalam diri mahasiswa. dimana dosen atau pendamping
Sedangkan saran-saran yang dapat terlibat dengan anggota
diberikan dari penelitian ini adalah kelompok dan kemudian
sebagai berikut: membantu mahasiswa mulai dari
1. Universitas Mulawarman/ Fakultas tujuan hingga membantu
Farmasi mahasiswa menemukan
a. Stres alternatif-alternatif untuk dirinya
1) Dosen atau pembimbing sendiri.
mengarahkan mahasiswa c. Manajamen Waktu
menggunakan strategi-strategi 1) Dosen atau pembina
melalui tindakan yang ditujukan mendampingi mahasiswa untuk
untuk menghilangkan dan membuat target-target spesifik
mengubah sumber-sumber stres yang ingin dicapai dan segera
atau menggunakan strategi untuk dilakukan, serta untuk jangka
meredakan emosi individu panjang.
dengan melihat sisi positif dari 2) Mengarahkan mahasiswa untuk
suatu aktivitas dan melupakan dapat membuat catatan aktivitas
hal yang menekan emosi. harian dan mengalokasikan
2) Dosen atau pembimbing waktu untuk beristirahat, makan
mengarahkan mahasiswa untuk teratur dan menyelesaikan tugas.
melakukan langkah-langkah 2. Mahasiswa
dalam menemukan hal yang a. Stres
menjadi pemicu stres serta 1) Menyelesaikan tugas dengan
memecahkan berdasarkan data segera.
dan informasi yang akurat. 2) Meluangkan waktu untuk untuk
3) Mengadakan kegiatan rileksasi, melakukan hal-hal yang
olahraga atau terapi tawa secara membuat diri lebih rileks,
rutin untuk mengurangi stres dan nyaman dan menyenangkan
menjaga daya tahan tubuh. seperti mendengarkan musik atau
4) Dosen atau pembimbing melakukan hobi.
memberi sugesti-sugesti untuk 3) Cukup tidur atau istirahat.
mengubah pikiran negatif b. Efikasi diri
mahasiswa atau membantu pola 1) Meningkatkan kepercayaan diri
pikir menjadi lebih realistis. dengan berusaha untuk tampil
156
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

berani dan penuh semangat Daftar Pustaka


dalam setiap kegiatan. Azwar, S. 2004. Reliabilitas dan
2) Melawan pikiran negatif dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
berupaya untuk berpikir positif Pelajar.
dengan mengingat keberhasilan . 2005. Dasar-Dasar Psikometri.
di masa lalu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3) Melakukan pengenalan diri . 2007. Penyusunan Skala
dengan melakukan introspeksi Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
diri terhadap sikap dan perilaku Pelajar.
yang selalu dilakukan, mencari . 2014. Penyusunan Skala
tahu kelemahan dan kelebihan Psikologi Edisi 2. Yogyakarta:
diri. Pustaka Pelajar.
4) Melakukan pengenalan diri Bandura, A. 2001. Social Cognitive
dengan menanyakan penilaian Theory: An Agentic Perspective.
orang lain tentang diri. Annual Review of Psychology, 52,
c. Manajemen Waktu 1-26. DOI. 10.1146/annurev.
1) Melakukan penyusunan rencana psych. 52. 1. 1. Diunduh pada
aktivitas-aktivitas yang akan tanggal 11 Januari 2015 dari
dilakukan. http://www.annualreviews.org/doi/
2) Mengatur waktu dengan abs/10.1146/annurev.psych.52.1.1
memperkirakan lama waktu yang . 2006. Guide for Constructing
dibutuhkan untuk suatu aktivitas. Self-Efficacy Scales. Self-Efficacy
3) Melakukan pengawasan dan Beliefs of Adolescents, 307-337.
memastikan aktivitas yang Diunduh pada tanggal 18
dilakukan sesuai dengan tujuan Desember 2014 dari
dan rencana. http://www.uky.edu/~eushe2/Band
3. Saran bagi peneliti selanjutnya ura/BanduraGuide2006.pdf
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Baron, R. A. & Byrne, D. 2004. Psikologi
menggunakan landasan teori baru dan Sosial Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
lebih banyak menggunakan teknik Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A.
analisa data seperti uji korelasi parsial M. 2010. Psikologi Abnormal
yang digunakan untuk mengetahui Edisi ke-9. Jakarta: Rajawali Pers.
hubungan antara variabel bebas dengan Feist, J. & Feist, G. 2010. Teori
terikat dimana variabel lainnya yang Kepribadian, buku 2 edisi 7.
dianggap berpengaruh dikendalikan Jakarta: Salemba Humanika.
atau dibuat tetap. Peneliti selanjutnya Friedman, H. S. & Schustack, M. W.
juga diharakan dapat meneliti pada 2008. Kepribadian (teori klasik
lingkup yang lebih luas dengan dan riset modern) Edisi 3. Jakarta:
memperhatikan faktor-faktor lain yang Erlangga.
dapat mempengaruhi stres mahasiswa Govaerts, S. & Gregoire, J. 2004.
seperti masalah ekonomi dan hubungan Stressful academic situations:
sosial. study on appraisal variables in
157
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

adolescence. Revue Europenne De Nimran, U. 2009. Perilkaku Organisasi.


Psychologie Appliquee. 54, 261- Sidoarjo: Laros
271. DOI: Olejnik, S. N. & Holschuh, J. P. 2007.
10.1016/j.erap.2004.05.001. College Rules! Edition How Study,
Diunduh pada tanggal 18 Januari Survive, and Succeed. New york:
2015 dari Ten Speed Press. Diakses pada
http://www.researchgate.net/profil tanggal 9 Agustus 2015 di:
e/Jacques_Gregoire2/publication/2 http://books.google.co.id/books?id
47279830_Stressful_academic_sit =h_cfDji4V6YC&pg=PA101&dq
uations_study__on_appraisal_vari =stress+academic&hl=id&ei=5oez
ables_in_adolescence/links/5465be TK2CJse3cOiYtKwI&sa=X&oi=b
e10cf2052b509f47b5.pdf?inViewe ook_result&ct=result&resnum=6&
r=true&disableCoverPage=true&o ved=0CD0Q6AEwBQ#v=onepage
rigin=publication_detail &q&f=false.
Gunarsa, S. D. 2004. Psikologi Praktis: Ormrod, J. E. 2009. Psikologi
Anak, Remaja dan Keluarga. Pendidikan.Jakarta: Erlangga.
Diakses pada tanggal 23 Agustus Oswalt, S. B. & Riddock, C. C. 2007.
2015 di: What to do about being
http://books.google.co.id/books?id overwhelmed: Graduate students,
=fe1ELNdtTowC&pg=PA282&dq stress and University Services. The
=psikologi+perkembangan&hl=id College Student Affairs
&sa=X&ved=OCCYQ6AEwA2o Journal.Volume 27. 24 - 44.
VChMI1YT_I-G – Diunduh pada tanggal 18 Januari
xwIVw3COCh1mzgDZ#v=snippet 2015 dari:
&q=tahap%20perkembangan%201 http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ8
8%20-&f=false 99402.pdf
Hawari, D. 2011. Manajemen Stres, Priyanto, D. 2009. Mandiri Belajar SPSS.
Cemas dan Depresi. Jakarta: Yogyakarta: Mediakom.
Fakultas Kedokteran Universitas Rahayu, D., & Adriansyah, M. A. (2014).
Mulawarman. Hubungan Antara Kemandirian
Hadi, S. 2004. Metodologi Research (Jilid dan Gaya Belajar Dengan Strategi
1-4). Yogyakarta: Andi offset. Menyelesaikan Masalah Pada
Idrus, M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Mahasiswa Ditinjau Dari Jenis
Sosial, pendekatan kualitatif dan Kelamin. Psikostudia: Jurnal
kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Psikologi, 3(1), 1-11.
Maulana, A. M. 2008. 50 Cara Cerdas Reber, A. S. & Emily, R. 2010. Kamus
Menggunakan Waktu. Jawa Timur: Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Motivasi Arief.co.cc Pelajar.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. Reksoatmoodjo, T. N. 2009. Statistika
2005. Psikologi Abnormal (edisi untuk Psikologi dan Pendidikan.
kelima jilid 1). Jakarta: Erlangga. Bandung: PT. Refika Aditama.

158
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen.


untuk Guru, Karyawan, dan Jakarta: Bumi Aksara.
Peneliti Pemula. Bandung: Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Alfabeta. Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Robbins, S. P. & Judge, T. A. 2008. Bandung: Alfabeta.
Perilaku Organisasi, Buku 1. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Jakarta: Salemba 4. Pendidikan Pendekatan
Santrock, J. W. 2002. Life-Span Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Development (perkembangan Bandung: Alfabeta.
masa hidup, jilid 1). Jakarta: Taylor, L. Harold.1990. Manajemen
Erlangga Waktu : Suatu Pedoman
. 2003. Adolescence Pengelolaan Waktu Yang Efektif
(Perkembangan Remaja). Jakarta: dan Produktif. Jakarta: Binarupa
Erlangga. Aksara
. 2007. Remaja (edisi 11 Wade, C. & Tavris, C. 2007. Psikologi
Jilid 2). Jakarta: Erlangga. (edisi kesembilan). Jakarta:
Sarafino, E. P. & Smith, T. W. 2012. Erlangga.
Health Psychology Wirawan. 2012. Menghadapi Stres dan
(Biopsychosocial Interactions). Depresi (seni menikmati hidup
United States: Wiley. agar bahagia). Jakarta: Platinum.
Simbolon. 2004. Dasar-dasar Yasmin, R., Asim, S. S., Ali, H., Quds, T.,
Administrasi dan Manajemen. & Zafar, F. 2013. International
Jakarta: Ghalia Indonesia. Journal of Pharmaceutical Sciences
Siregar, C. J. P. & Kumolosaso, E. 2006. Review and Research. 23 (2), 343-
Farmasi Klinik, Teori dan 347. ISSN 0976-044x. Diunduh
Penerapan. Jakarta: Buku pada tanggal 18 Januari 2015 dari
Kedokteran EGC. http://globalresearchonline.net/journ
alcontents/v23-2/55.pdf

159

Anda mungkin juga menyukai