ABSTRACT. This type of research is a quantitative method with random sampling techniques and
data analysis simple and multiple regression techniques. The sample of this study was 78 students of
Pharmacy in the fourth semester of class A and B of Mulawarman University. Data collection was
performed using three measuring devices, namely stress scale (55 valid items, rix = 0.270-0.656, α
= 0.882), self-efficacy scale (39 valid items, rix = 0.263-0.790, α = 0.884), and management scale
time (46 valid items, rix = 0.265-0.727, α = 0.855). The results showed that there was a negative
and significant relationship between self-efficacy and stress (rx1y = -0,553, p = 0,000), there was a
negative and significant relationship between time management and stress (rx2y = -0,767, p =
0,000) and there was a negative and significant relationship between self-efficacy and time
management of stress (r x1x2.y = -0,785, p = 0,000). This means that the higher the self-efficacy and
time management, the lower the stress level of students. Conversely, the lower the self-efficacy and
time management, the higher the stress level of students.
ABSTRAK. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik random
sampling serta analisis data teknik regresi sederhana dan ganda. Sampel penelitian ini adalah
mahasiswa Farmasi semester IV kelas A dan B Universitas Mulawarman sebanyak 78 mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga alat ukur, yaitu skala stres (55 aitem valid,
rix= 0,270-0,656, α= 0,882), skala efikasi diri (39 aitem valid, rix= 0,263-0,790, α= 0,884), dan skala
manajemen waktu (46 aitem valid, rix= 0,265-0,727, α= 0,855). Hasil penelitian menunjukkan
terdapat hubungan negatif dan signifikan antara efikasi diri dengan stres (rx1y= -0,553, p= 0,000),
terdapat hubungan negatif dan signifikan antara manajemen waktu dengan stres (rx2y= -0,767, p=
0,000) dan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara efikasi diri dan manajemen waktu
terhadap stres (r x1x2.y= -0,785, p= 0,000). Artinya semakin tinggi efikasi diri dan manajemen
waktu, maka semakin rendah tingkat stres mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah efikasi diri dan
manajemen waktu, maka semakin tinggi tingkat stres mahasiswa.
Kata kunci: efikasi diri, manajemen waktu, stres, mahasiswa Farmasi Universitas Mulawarman
1
Email: rahmirusdi@ymail.com
148
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
Dimensi efikasi diri menurut Bandura (Statistical Package for Social Sciences)
(Bandura 2006: 313, dalam Feist & Feist versi 21.0.
2010: 212) yaitu level sebagai keyakinan
pada tindakan, generality atau Hasil Penelitian dan Pembahasan
kemampuan yang ditunjukkan dan Hasil penelitian menunjukkan
strength atau kemampuan untuk bertahan. hubungan yang linear antara efikasi diri
terhadap stres dengan nilai F = 35,393 dan
Manajemen Waktu p = 0,000 serta manajemen waktu
Waktu merupakan sumber sangat terhadap stres dengan nilai linearity F =
beharga, dimiliki sama untuk semua orang 127,486 dan p = 0,000. Selain itu antara
24 jam dalam 1 hari (Maulana, 2008: 1). variabel bebas (efikasi diri dan
Perlu adanya manajemen yang berfungsi manajemen waktu) tidak terjadi
sebagai perencanaan, penggerak, penyimpangan asumsi klasik
pengendalian atau pengawasan serta multikolinearitas dengan nilai tolerance =
pengorganisasian (Terry dalam Simbolon, 0,712 dan VIF = 1,404.
2004: 36). Manajemen waktu menurut Hasil uji hipotesis pertama
Santrock (2007: 155) merupakan hal yang menunjukkan analisis korelasi efikasi diri
dapat membantu individu lebih produktif, terhadap stres dengan nilai korelasi (r) -
memberikan keseimbangan antara bekerja 0,553 yang artinya terjadi hubungan
dan bermain serta mencegah stres. negatif cukup signifikan antara efikasi diri
Aspek manajemen waktu menurut terhadap stres. Sehingga semakin tinggi
Santrock (2007: 156) adalah (1) rencana efikasi diri maka semakin rendah tingkat
dan menetapkan prioritas, (2) stres, atau semakin rendah efikasi diri
menciptakan dan memonitor waktu, (3) mahasiswa maka semakin tinggi tingkat
mentoring, (4) menghindari penangguhan. stres mahasiswa. Efikasi diri
mempengaruhi bentuk tindakan yang akan
Metode Penelitian dipilih untuk dilakukan, mengenali
Metode penelitian yang digunakan potensi diri dan melakukan penilaian
adalah metode penelitian kuantitatif. sebelum melakukan tindakan, memiliki
Sampel dalam penelitian ini adalah keyakinan untuk melakukan kontrol
mahasiswa aktif Farmasi semester IV terhadap keberfungsian diri sehingga hal-
(terdaftar sebagai mahasiswa Farmasi hal yang dapat memicu terjadinya stres
pada tahun 2013). Pemilihan mahasiswa akan berkurang (Feist & Feist, 2010: 212).
Farmasi semester IV berdasarkan Analisis korelasi manajemen waktu
pertimbangan hasil wawancara dan diperoleh nilai (r) -0,767 yang
observasi serta rekapitulasi data menunjukkan bahwa terjadi hubungan
mahasiswa yang mengalami TBU dan negatif yang kuat antara manajemen
tidak aktif kuliah. Teknik pengambilan waktu dengan stres. Semakin tinggi
sampel adalah random sampling. Teknik manajemen waktu maka semakin rendah
analisa data yang digunakan dalam tingkat stres, atau semakin rendah
penelitian ini adalah dengan model analisa manajemen waktu mahasiswa maka
regresi berganda dengan program SPSS semakin tinggi tingkat stres mahasiswa.
152
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
Pengaturan waktu yang baik akan sosial paling banyak memiliki skor di atas
membuat individu tidak kekurangan rata-rata skor tinggi. Hal tersebut
waktu dalam menjalani aktivitas, sehingga membuktikan stres berpengaruh tinggi
dengan memiliki manajemen waktu yang dalam sistem sosial mahasiswa. Keadaan
baik maka hal-hal pemicu stres akan stres mengarahkan orang-orang untuk
berkurang (Hawari, 2011: 124). mencari kenyamanan dengan orang lain
Hasil uji hipotesis kedua digunakan untuk mendukung atau menjalin
untuk mengetahui hubungan antara dua persahabatan. Situasi stres lainnya dapat
variabel bebas (efikasi diri dan menyebabkan seseorang menjadi kurang
manajemen waktu) terhadap variabel bersosialisasi dan lebih bermusuhan serta
terikat (stres) secara serentak. Hasil tidak peka terhadap kebutuhan orang lain
koefisien korelasi (R) diperoleh sebesar (Cohen, dalam Sarafino & Smith, 2012:
0,785 dan p= 0,00 yang berarti terjadi 37). Stres membuat seseorang menjadi
hubungan yang kuat dan sangat signifikan sulit untuk berkonsentrasi dan mengambil
antara efikasi diri dan manajemen waktu keputusan, sangat sensitif terhadap kritik,
terhadap stres. Sumbangan efektif (R2) dan sering lupa (Cox dalam Nimran,
variabel bebas efikasi diri dan manajemen 2009: 97). Keterasingan, kurangnya
waktu diperoleh sebesar 61,6 persen. Hal dukungan sosial juga dapat menjadi
ini membuktikan besarnya sumbangan pendorong terjadinya stres. Oleh sebab
pengaruh efikasi diri dan manajemen itu, mahasiswa perlu memperhatikan
waktu terhadap variabel stres mahasiswa hubungan sosial, jalinan komunikasi
farmasi semester IV Universitas dengan orang lain.
Mulawarman. Mengembangkan sikap Hasil distribusi skor per aspek
percaya dan yakin akan kemampuan serta variabel efikasi diri menunjukkan aspek
dapat mengatur waktu yang dimiliki, strength (kemampuan untuk bertahan)
dapat digunakan sebagai strategi memiliki nilai di bawah rata-rata skor
penanganan stres (Santrock, 2003: 568). rendah paling banyak. Hal ini
Sedangkan sisanya sebesar 38,4 persen menunjukkan ketahanan, keuletan, dan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak usaha yang dilakukan mahasiswa dalam
terdapat pada penelitian ini. Menurut menyelesaikan tugas yang diberikan
Priyatno besaran hasil analisis determinasi rendah. Menurut Baron (2004: 183)
(R2) menunjukkan besaran sumbangan mahasiswa dapat menyelasaikan seluruh
pengaruh variabel independen terhadap tugas akademik dengan baik apabila ia
variabel dependen, sedangkan sisanya mampu untuk terus berusaha walau dalam
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel tekanan, mengatasi hambatan dan tetap
lain yang tidak termasuk dalam penelitian. fokus pada apa yang dilkaukan. Selain itu
Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil distribusi skor per aspek variabel
stres individu antara lain teman sebaya, manajemen waktu menunjukkan aspek
keluarga dan masalah ekonomi (Hawari, menciptakan dan memonitor waktu
2011: 4). memiliki skor di bawah rata-rata skor
Hasil distribusi skor per aspek paling rendah. Hal ini menunjukkan
variabel stres menunjukkan aspek sistem mahasiswa kurang dapat mengatur serta
153
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
mengalokasikan waktu yang digunakan konsep efikasi diri pada berbagai aspek
dalam pengerjaan tugas, kurang dapat prestasi para siswa memperlihatkan
melakukan pengawasan terhadap diri serta bahwa efikasi diri mempengaruhi pilihan
waktu yang digunakan. Pengaturan dan siswa terhadap aktivitas-aktivitas yang
pengawasan dilakukan untuk memastikan dilakukan (Santrock, 2007: 152). Jadi
bahwa rencana yang telah dibuat, diatur semakin tinggi efikasi diri seseorang,
dan digerakkan sesuai dengan tujuan yang semakin tinggi rasa percaya diri yang
hendak dicapai Menurut Terry (dalam dimiliki dalam kemampuan untuk berhasil
Simbolon, 2004: 36). dalam suatu tugas.
Hasil penelitian berdasarkan uji Menurut Baron (2004: 185) individu
deskriptif pada variabel stres diperoleh dengan efikasi diri akademis positif
hasil SD empirik 14,555 lebih besar memiliki kemampuan untuk melakukan
daripada SD hipotetik 14 dan mean kegiatan perkuliahan, pengaturan aktivitas
empirik 162,03 lebih tinggi dari mean belajar dan memenuhi harapan. Ketika
hipotetik 137,7. Hal tersebut segala tuntutan akademis terselesaikan,
menunjukkan tingkat stres mahasiswa maka hal-hal menjadi pemicu terjadinya
Farmasi semester IV Universitas stres akan berkurang. Individu dengan
Mulawarman cenderung tinggi dengan efikasi diri yang tinggi akan lebih percaya
variasi skor jawaban tinggi. Stres akan diri, percaya terhadap kemampuan untuk
berpengaruh pada aktivitas mahasiswa melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan
dalam menyelesaikan tuntutan akademis. dan mengatasi hambatan (Baron, 2004:
Menurut Arnold (dalam Wirawan, 2012: 183).
58) stres berpengaruh pada kesehatan Efikasi diri yang tinggi akan
fisik, kesehatan psikologis performance, membuat individu yakin pada kemampuan
serta mempengaruhi individu dalam yang dimiliki dalam menyelesaikan
mengambil keputusan. Hal ini akan tuntutan akademis dengan optimal.
mengganggu seluruh aktivitas dan Mahasiswa akan melakukan penilaian
berdampak pada proses perkuliahan terhadap kompetensi yang dimiliki,
seperti kurang konsentrasi di kelas, sulit tindakan apa yang akan dilakukan,
mengingat materi perkuliahan dan kurang sebanyak apa usaha yang akan dilakukan,
optimal dalam mengerjakan tugas. langkah-langkah yang harus dilakukan
Tekanan akademis merupakan salah dalam suatu aktivitas serta selama apa
satu satu hal yang sering kali memerlukan mereka akan bertahan dalam menghadapi
penanganan stres (Santrock, 2003: 566). rintangan dan kegagalan (Bandura dalam
Menurut Santrock (2003: 567) Feist & Feist, 2010: 212). Mahasiswa
penanganan stres dapat dilakukan dengan dengan efikasi diri yang kuat, setelah
efikasi diri. Hal itu dikarenakan sikap melakukan penilaian akan
yang optimis yang dari efikasi diri akan mengalokasikan waktu dan usahanya
selalu lebih baik daripada sikap pesimis untuk tugas yang mereka yakini dapat
dalam berbagai kasus. Sehingga dapat diselesaikan, selain itu mereka tidak akan
memberikan perasaan bahwa diri memaksakan diri untuk melakukan
mengendalikan lingkungan. Penerapan sesuatu yang telah mereka nilai diri
154
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
mereka tidak berkompeten pada hal aktivitas penting sedini mungkin, apabila
tersebut (Baron, 2003: 183). Apabila menundanya sampai hal tersebut menjadi
individu sanggup mengatasi berbagai mendesak maka akan menaikkan level
tuntutan artinya yang bersangkutan tidak stres.
mengalami stres (Hawari, 2011: 17). Manajemen waktu dapat dilakukan
Selain memiliki efikasi diri yang dengan perumusan persoalan-persoalan
tinggi, mahasiswa perlut melakukan tentang apa dan bagaimana sesuatu tugas
manajemen waktu dengan baik seperti akan diselesaikan, menyediakan waktu
menetapkan prioritas, mengalokasikan untuk melaksanakan atau menyelesaikan
dan mengatur waktu yang dimiliki untuk tugas dan melakukan pengawasan untuk
mengerjakan tugas ataupun aktivitas lain, memastikan bahwa rencana yang telah
sehingga segala tuntutan perkuliahan dibuat sesuai dengan tujuan yang hendak
sebagai mahasiswa farmasi dapat dicapai. Menurut Wirawan (2012: 152)
diselesaikan. Hal ini senada dengan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk
pendapat yang dikemukakan oleh Hawari meredakan stres adalah dengan mulai
(2011: 124) bahwa upaya yang dapat mengatur waktu secara efektif, membuat
dilakukan untuk meningkatkan kekebalan prioritas sehingga dapat mengatasi
terhadap stres antara lain manajemen tekanan dalam satu waktu.
waktu. Pengaturan waktu dalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah, di Kesimpulan dan Saran
kampus dan dalam pergaulan sosial sangat Kesimpulan dalam penelitian ini
penting untuk meningkatkan daya tahan adalah sebagai berikut:
dan kekebalan fisik maupun mental. 1. Terdapat hubungan negatif antara
Berbagai tugas dan rutinitas yang efikasi diri dengan stres mahasiswa
harus diselesaikan, membuat mahasiswa Farmasi semester IV Universitas
farmasi harus dapat menetapkan prioritas, Mulawarman. Hal ini menunjukkan
mengalokasikan waktu dan menghindari semakin tinggi efikasi diri yang
penundaan serta melakukan penilaian dimiliki maka semakin rendah tingkat
keefektivitasan rencana agar dapat stresnya. Sebaliknya, semakin rendah
meyelesaikan tuntutan akademis dan efikasi diri yang dimiliki maka
mencapai tujuan. Menurut Hawari (2011: semakin tinggi tingkat stresnya.
125) waktu merupakan komoditas yang 2. Terdapat hubungan negatif antara
sangat berharga sehingga hendaknya manajemen waktu dengan stres
dapat mengatur waktu dalam kehidupan mahasiswa Farmasi semester IV
secara efektif dan efesien. Selain itu tidak Universitas Mulawarman. Artinya,
membiarkan waktu berlalu begitu saja semakin tinggi manajemen waktu
tanpa produktivitas, tidak kekurangan maka semakin rendah tingkat stres.
waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan Sebaliknya semakin rendah manajemen
dan dengan segera menyelesaikan suatu waktu maka semakin tinggi tingkat
tugas sebelum batas waktu tiba (deadline). stres mahasiswa.
Menurut Covey (dalam Santrock, 2007) 3. Terdapat hubungan negatif antara
individu perlu melakukan aktivitas- efikasi diri dan manajemen waktu
155
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
158
Psikoborneo, Vol 3, No 2, 2015: 148-159 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
159