Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REVIEW JURNAL

Nama : AKBAR FEBRIYANTO


NIM : 201920623149P
Kelas : KONVERSI 1C

Judul Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa


Fakultas Kedokteran Universitas Riau Tahun Pertama.
Jurnal JOM FK
Volume dan Volume 2, no. 2
halaman 11 halaman
Tahun 2015
Penulis Rony Wahyudi; Eka Bebasari; Elda Nazriati
Reviewer Akbar Febriyanto
Tanggal 30-12-2019

Tujuan penelitian Tujuan didalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa fakultas
kedokteran.
Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau
tahun pertama(2014) yang bejumlah 166 orang.
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode total sempling
dengan pendekatan cross sectional study.
Definisi operasional Variabel depende adalah variabel yang terikat yang dimana variabel tersebut
Variabel dependen sudah ditentukan dan tidak dapat berubah lagi. Adapun variabel penelitian
ini yaitu Tingkat Stres.
Cara dan Alat ukur Instrumen pada penelitian ini menggunakan Medical student stressor
mengukur variabel questionnaire (MSSQ) yang telah dimodifikasi untuk tingkat stres dan
dependen kuesioner tentang kebiasaan berolahraga.
Definisi operasional Variabel independent yaitu variabel bebas atau boleh berubah dalam
variabel independen penelitian ini. Adapun variabel independent dalam penelitian ini yaitu
Kebiasaan Berolahraga.
Langkah-langkah Data dikumpulkan melalui kuisioner yang dibagikan kepada para responden.
penelitian Sebelumnya responden diberikan penjelasan cara pengisian, tujuan, dan
petunjuk dari pengisian kuisioner.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer.
Analisis data dibagi menjadi dua, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat
menggunakan uji Chi square.
Hasil penelitian Dari hasil penelitian ini didapat:
1. Kebiasaan berolahraga pada mahasiswa fakultas kedokteran
universitas riau angkatan 2014 yang terbanyak adalah tidak rutin
berolahraga sebanyalk 81,93%.
2. Tingkat stres pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau
angkatan 2014 yang terbanyak adalah tingkat stres sedang sebanyak
57,23%.
3. Stressor terbanyak yang dapat menyebabkan stres adalah stressor
terkait akademik dan stresor terkait hubungan belajar sebanyak
80,22%.
4. Hasil uji statistik mengatakan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres dengan
nilai p=0,045.
Kelebihan penelitian Kelebihan penelitian ini adalah pada pengolahan data hasil penelitian
dijabarkan secara detail berdasarkan usia dan tempat tinggal sehingga dapat
dihitung persentase kebiasaan berolahraga responden dan tingkat stres
responden.
Kekurangan Kekurangan penelitian ini terletak pada tidak mencantumkan pada
penelitian pendahulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stress selain
kebiasaan berolahraga, baik yang memeringankan maupun memperberat
tingkat stres.
HUBUNGAN KEBIASAAN BEROLAHRAGA DENGAN
TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU TAHUN PERTAMA
Rony Wahyudi
Eka Bebasari
Elda Nazriati
rony.wahyudi99@yahoo.com

ABSTRACT

Prevalence of stress occasion on medical students is pretty high,


especially first grade medical students. Problems of adaptation to new
environment are the most common cause of stress occuring on first grade medical
students. Stress can become negative effect for individual. Various strategies of
stress management were done to reduce stress, one of them was exercise. Routine
exercise can reduce incidence and severity of mood disorders related to stress.
This study was aimed to understand the correlation between exercise habits and
stress levels on first grade medical students of Faculty of Medicine, University of
Riau. This study used analytic design with cross-sectional approach. Study
samples were 166 samples using total sampling technique. Data were
accumulated using Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) that had been
modified for stress levels and exercise habits questionnaire. The obtained data
were analyzed using Chi Square test and obtained a value of p=0,045 (p<0,05)
that showed that there was a significant correlation between exercise habits and
stress levels.

Keyword: stress levels, exercise habits, first grade medical students, MSSQ

PENDAHULUAN kedokteran memiliki prevalensi


kejadian stres yang cukup tinggi,
Stres merupakan suatu terutama bagi mahasiswa tahun
fenomena yang sering terjadi dalam pertama. Permasalahan adaptasi
kehidupan sehari-hari yang tidak terhadap sistem pembelajaran
dapat dihindari dan akan dialami diperkuliahan menjadi penyebab
oleh setiap orang. Stres normal stres terbesar bagi mahasiswa tahun
dialami setiap individu dan menjadi pertama.2 Hal ini dibuktikan oleh
bagian yang tak terpisahkan dalam Abdulghani di Saudi Arabia,
kehidupan. Stres membuat seseorang diketahui bahwa prevalensi stres
yang mengalaminya berpikir dan pada mahasiswa tahun pertama
berusaha keras dalam menyelesaikan sebanyak 78,7%, merupakan yang
suatu permasalahan atau tantangan tertinggi dibandingkan dengan
dalam hidup sebagai bentuk respon angkatan tahun-tahun di atasnya.3
adaptasi untuk tetap bertahan.1 Pada penelitian ini, mahasiwa
Berbagai penelitian tahun pertama Fakultas Kedokteran
menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Riau adalah angkatan

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


1
2014. Angkatan 2014 terdiri dari 166 mengurangi stres, salah satunya
mahasiswa yang berasal dari dengan melakukan olahraga.5
berbagai daerah di dalam maupun di Olahraga adalah serangkaian
luar Provinsi Riau. Perbedaan kultur, gerak raga yang teratur dan terencana
tempat tinggal yang baru bagi untuk memelihara gerak dan
mahasiswa yang datang dari luar meningkatkan kemampuan gerak.
Pekanbaru, dan ekonomi keluarga Melakukan olahraga secara teratur
juga menjadi tuntutan tersendiri bagi untuk kebugaran merupakan salah
mahasiswa-mahasiswa tersebut. Hal satu cara terbaik untuk mengurangi
ini menjadi stresor bagi mahasiswa stres. Olahraga yang teratur dapat
dan dapat menimbulkan stres yang menurunkan insiden dan keparahan
akan berakibat buruk jika tidak gangguan mood yang berkaitan
diatasi dengan baik. dengan stres termasuk ansietas dan
Penelitian sebelumnya yang depresi. Hal ini dapat terjadi
dilakukan Lisa (2012) di Fakultas berhubungan dengan adanya
Kedokteran Universitas Riau dengan perubahan kimia dalam otak setelah
responden mahasiswa tahun pertama, berolahraga, seperti peningkatan
menunjukkan bahwa mahasiswa neurotransmitter terutamanya
mengalami tingkat stres sedang serotonin dan dopamin serta sekresi
sebanyak 63,37% dan stres berat endorfin.6
sebanyak 19.80%. Angka tersebut Berdasarkan hal di atas maka
menunjukkan bahwa prevalensi stres kebiasaan berolahraga dapat
di Fakultas Kedokteran Universitas mempengaruhi tingkat stres dari
Riau tahun pertama cukup tinggi.4 setiap individu. Saat ini belum ada
Stres yang dihadapi penelitian tentang pengaruh
mahasiwa dapat berdampak pada kebiasaan berolahraga terhadap
aspek psikologis. Dampak tersebut tingkat stres di Fakultas Kedokteran
dapat berupa dampak positif dan Universitas Riau. Oleh karena itu,
dampak negatif. Dampak positif dari peneliti tertarik untuk meneliti
stres tersebut berupa peningkatan apakah terdapat hubungan antara
kreativitas dan memicu kebiasaan berolahraga dengan
pengembangan diri, selama stres tingkat stres pada mahasiswa
yang dialami masih dalam batas Fakultas Kedokteran Universitas
kapasitas individu tersebut. Dampak Riau angkatan 2014.
negatif dari stres dapat berupa
penurunan konsentrasi dan METODE PENELITIAN
pemusatan perhatian selama kuliah,
penurunan minat, demotivasi diri Penelitian ini merupakan
bahkan dapat menimbulkan perilaku penelitian yang bersifat analitik
kurang baik seperti sengaja terlambat dengan menggunakan pendekatan
datang ketika kuliah, minum alkohol, cross sectional study, yaitu suatu
merokok dan sebagainya.2,3 jenis penelitian yang pengukuran
Berbagai strategi penanganan variabelnya dilakukan hanya satu
stres dapat dilakukan dengan banyak kali dalam suatu waktu. Penelitian
cara. Penanganan yang tepat akan ini dilaksanakan pada bulan
membantu mengurangi dampak yang November 2014 sampai Februari
ditimbulkan akibat stres. Ada banyak 2015 di Fakultas Kedokteran
cara yang dapat dilakukan untuk Universitas Riau. Populasi penelitian

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


2
ini adalah seluruh mahasiswa dinyatakan lulus kaji etik oleh Unit
Fakultas Kedokteran Universitas Etik Fakultas Kedokteran Universitas
Riau tahun pertama, yaitu angkatan Riau berdasarkan Surat Keterangan
2014 yang berjumlah 166 orang. Lolos Kaji Etik nomor
Penelitian ini menggunakan metode 130/UN19.1.28/UEPKK/2014.
total sampling, yaitu mengambil
seluruh data dari populasi yang HASIL PENELITIAN
memenuhi kriteria inklusi dan tidak
memenuhi kriteria eksklusi. 4.1 Karakteristik umum subjek
Kriteria inklusi pada penelitian
penelitian ini adalah mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Subjek penelitian ini adalah
Riau angkatan 2014 yang bersedia mahasiswa Fakultas Kedokteran
mengikuti penelitian dan mengisi Universitas Riau angkatan 2014 yang
informed concent dan kriteria berjumlah 166 orang. Berdasarkan
ekslusi, yaitu mahasiswa yang data yang diperoleh, ditetapkan
menggunakan obat-obatan anti- bahwa seluruh mahasiswa Fakultas
ansietas dan/atau obat-obatan anti- Kedokteran Universitas Riau
depresan, mahasiswa yang tercatat angkatan 2014 memenuhi kriteria
sebagai atlet, mahasiswa yang inklusi. Sampel terdiri dari 40 laki-
memiliki penyakit kronis yang laki dan 126 perempuan. Sebaran
mengganggu aktivitas olahraganya, usia responden berkisar 16 sampai 20
seperti penyakit jantung, PPOK. tahun dengan jumlah masing-masing,
Variabel independen pada usia 16 tahun sebanyak 2 orang, usia
penelitian ini adalah kebiasaan 17 tahun sebanyak 13 orang, usia 18
berolahraga, sedangkan variabel tahun sebanyak 124 orang, usia 19
dependennya adalah tingkat stres. tahun sebanyak 25 orang, dan usia 20
Instrumen pada penelitian ini tahun sebanyak 2 orang. Sebaran
menggunakan Medical Student data berdasarkan tempat tinggal
Stressor Questionnaire (MSSQ) didapatkan 82 responden tinggal
yang telah dimodifikasi untuk tingkat sendiri dan 84 responden tinggal
stres dan kuesioner tentang bersama orang tua.
kebiasaan berolahraga.
Data dikumpulkan melalui 4.2 Gambaran Kebiasaan
kuesioner yang dibagikan kepada Berolahraga Mahasiswa
para responden. Sebelumnya Fakultas Kedokteran
responden diberikan penjelasan Universitas Riau Angkatan
tentang cara pengisian, tujuan dari 2014
kuesioner dan disertai petunjuk
pengisian kuesioner. Bedasarkan pada data yang
Pengolahan data dilakukan diperoleh dari kuesioner tentang
dengan menggunakan program kebiasaan berolahraga yang diisi oleh
komputer. Analisis data dibagi 166 responden didapatkan gambaran
menjadi dua, yaitu analisis univariat kebiasaan seperti terlihat pada tabel
dan analisis bivariat menggunakan 4.1berikut.
uji Chi Square. Penelitian ini telah

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


3
Tabel 4.1 Distribusi kebiasaan berolahraga responden
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rutin berolahraga 30 18,07
Tidak rutin berolahraga 136 81,93
Total 166 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas 4.3 Gambaran Tingkat Stres


didapatkan bahwa sebagian besar pada Mahasiswa Fakultas
subjek penelitian tergolong dalam Kedokteran Universitas
kategori tidak rutin berolahraga Riau Angkatan 2014
sebanyak 136 responden (81,93%),
sedangkan yang termasuk dalam Berdasarkan data yang
kategori rutin berolahraga sebanyak diperoleh dengan menggunakan
30 responden (18,07%). kuesioner medical student stress
questionnaire (MSSQ) didapatkan
gambaran tingkat stres mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Riau angkatan 2014 seperti terlihat
pada tabel 4.2 berikut

Tabel 4.2 Distribusi tingkat stres responden


Kategori Frekuensi Persentase (%)
Ringan 38 22,89
Sedang 95 57,23
Berat 29 17,47
Sangat Berat 4 2,41
Total 166 100

Tabel 4.2 di atas Stres yang dialami oleh


menunjukkan bahwa frekuensi responden dapat terjadi karena
tingkat stres pada mahasiswa adanya stresor. Gambaran stresor
Fakultas Kedokteran Universitas yang mendasari terjadinya stres pada
Riau angkatan 2014 terbanyak adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
stres sedang yaitu 95 responden Universitas Riau angkatan 2014
(57,23%), sedangkan frekuensi dapat dilihat pada gambar 4.1
tingkat stres paling sedikit yaitu stres berikut.
sangat berat sebanyak 4 responden
(2,41%).

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


4
Jumlah mahasiswa
140
120
100
80
60
40
20
0 Jumlah mahasiswa

Gambar 4.1 Stresor yang menyebabkan stres pada responden

Gambar 4.1 di atas taraf signifikansi (α) 0,05 atau


menunjukkan bahwa stresor yang tingkat kepercayaan 95%. Setelah
paling banyak menyebabkan stres dilakukan analisis, data yang
pada mahasiswa Fakultas diperoleh tidak memenuhi syarat
Kedokteran Universitas Riau karena memiliki nilai expected
angkatan 2014 adalah stresor terkait kurang dari 5 yaitu 25% dari jumlah
akademik dan stresor terkait sel, jadi dilakukan penggabungan sel
hubungan belajar-mengajar yaitu pada tingkat stres, yaitu
sebanyak 133 responden (80,12%), penggabungan tingkat stres berat
sedangkan stresor yang paling sedikit dengan tingkat stres sangat berat
menyebabkan stres yaitu stresor menjadi stres berat.9 Hasil uji
terkait aktivitas kelompok sebanyak analisis data setelah dilakukan
58 responden (34,94%). penggabungan sel dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut.
4.4 Hubungan antara
Kebiasaan Berolahraga
dengan Tingkat Stres pada
Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas
Riau angkatan 2014

Untuk mengetahui ada atau


tidaknya hubungan antara kebiasaan
berolahraga dengan tingkat stres
maka dilakukan analisis melalui
proses komputerisasi dengan SPSS
menggunakan uji chi-square dengan

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


5
Tabel 4.3 Hasil uji statistik hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan
tingkat stres setelah dilakukan penggabungan sel
Tingkat Stres
Olahraga Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat p
N % N % N % N %
Rutin 12 31,6 14 14,7 4 12,1 30 18,1
0,045
Tidak rutin 26 68,4 81 85,3 29 87,9 136 81,9
Total 38 100 95 100 33 100 166 100

Setelah dilakukan Olahraga rutin


penggabungan sel kemudian memiliki banyak manfaat bagi tubuh
dilakukan uji chi-square, didapatkan seperti mencegah penyakit, menjaga
nilai P value = 0,045 (p<0,05) yang berat badan, dan menurunkan stres.
berarti terdapat hubungan yang Seseorang yang berolahraga akan
bermakna antara kebiasaan terlihat lebih rileks dan ceria karena
berolahraga dengan tingkat stres ketika berolahraga tubuh
pada mahasiswa Fakultas menghasilkan hormon endorfin yang
Kedokteran Universitas Riau memicu rasa senang dan nyaman
angkatan 2014. dalam tubuh. Hormon ini juga
memiliki efek melawan hormon stres
PEMBAHASAN yaitu kortisol. Sehingga seseorang
yang rutin berolahraga lebih tahan
5.1 Gambaran Kebiasaan terhadap stres baik fisik maupun
Berolahraga Mahasiswa emosional.11
Fakultas Kedokteran
Universitas Riau Angkatan 5.2 Gambaran Tingkat Stres
2014 pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas
Berdasarkan tabel 4.1 Riau Angkatan 2014
didapatkan bahwa sebagian besar
subjek penelitian tergolong dalam Hasil penelitian ini
kategori tidak rutin berolahraga menunjukkan gambaran tingkat stres
sebanyak 136 responden (81,93%), mahasiswa Fakultas Kedokteran
sedangkan yang termasuk dalam Universitas Riau angkatan 2014 yang
kategori rutin berolahraga sebanyak terbanyak yaitu tingkat stres sedang
30 responden (18,07%). Hal ini dapat sebanyak 95 responden (57,23%),
disebabkan karena mahasiswa sedangkan yang paling sedikit adalah
kedokteran memiliki jadwal yang stres sangat berat yaitu 4 responden
padat untuk belajar dan hanya (0,41%). Data tersebut menunjukkan
memiliki sedikit waktu luang.14 bahwa tingkat stres pada mahasiswa
Peneliti tidak menemukan penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
yang sama terhadap mahasiswa Riau angkatan 2014, yang
kedokteran. Penelitian ini sesuai merupakan mahasiswa tahun
dengan penelitian Karlina (2011) pertama, cukup tinggi. Hal ini dapat
yang mengatakan 54,4% mahasiswa terjadi karena mahasiswa tahun
tingkat persiapan bersama di Institut pertama harus mengalami proses
Pertanian Bogor memiliki kebiasaan adaptasi terhadap lingkungan belajar
berolahraga yang buruk.10 yang baru, mempertahankan prestasi

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


6
akademik, dan juga keadaan tempat 133 responden (80,12%). Hal ini
tinggal yang berbeda dari didapat dengan menghilangkan
sebelumnya.2 Sesuai dengan jumlah stres ringan pada responden
penelitian Suganda (2014) yang di setiap stresor. Menurut Yusof
mengatakan bahwa mahasiwa tahun (2010), stres ringan dapat dikatakan
pertama di Fakultas Kedokteran sebagai keadaan tidak stres karena
Universitas Sumatera Utara memiliki tidak menimbulkan efek berbahaya
tingkat stres yang cukup tinggi, dan atau dapat diatasi oleh tubuh.8
tingkat stres terbanyak pada tingkat Berdasarkan hasil penelitian
stres sedang yaitu 86,5%.12 menunjukkan bahwa stresor terkait
Respon terhadap stres yang akademik dan stresor terkait
diberikan setiap individu berbeda- hubungan belajar-mengajar menjadi
beda. Hal ini disebabkan oleh stresor yang paling banyak
berbagai faktor seperti faktor menyebabkan stres pada responden.
kepribadian, karakteristik stresor dan Hal ini dapat disebabkan karena
kemampuan adaptasi individu perbedaan sistem belajar yang baru
terhadap stres atau strategi koping ditemukan oleh mahasiswa tingkat
terhadap stres yang dihadapi.13 pertama di Fakultas Kedokteran.
Faktor kepribadian sangat Penelitian ini sesuai dengan
berpengaruh terhadap bagaimana penelitian Sharif et al (2007) yang
seseorang mengolah stresor sehingga mengatakan bahwa stres akademik
menimbulkan dampak stres yang merupakan penyebab terbanyak
berbeda.7 kejadian stres pada mahasiswa
Kemampuan adaptasi dan kedokteran tingkat pertama. Hal ini
strategi koping mahasiswa juga dikaitkan dengan proses adaptasi dan
berperan dalam respon tubuh kesulitan dalam menghadapi ujian
terhadap stres, seseorang yang serta sedikitnya waktu untuk
kurang baik dalam hal adaptasi atau persiapan diri menghadapi ujian.14
mengkoping stres maka stres tidak Stresor lain yang dapat
dapat teratasi secara keseluruhan menyebabkan stres pada responden
sehingga menimbulkan dampak yang paling banyak yaitu stresor
negatif dari stres.13 Dampak negatif terkait hubungan belajar-mengajar.
dari stres terhadap mahasiswa dapat Berdasarkan jawaban kuesioner, stres
berupa penurunan konsentrasi dan ini terjadi karena banyaknya materi
pemusatan perhatian selama kuliah, pelajaran yang harus dipelajari,
penurunan minat, demotivasi diri kurangnya feedback yang diberikan
bahkan dapat menimbulkan perilaku dosen, kualitas dosen yang mengajar,
kurang baik seperti sengaja terlambat serta banyaknya tugas yang
datang ketika kuliah, minum alkohol, diberikan dosen. Sesuai dengan
merokok dan sebagainya.2,3 penelitian Al-Dabal et al (2010) di
Hasil penelitian ini juga Arab Saudi yang mengatakan bahwa
menunjukkan stresor yang dapat metode mengajar dan lingkungan
menyebabkan stres paling banyak belajar merupakan salah satu
pada mahasiswa Fakultas penyebab stres bagi mahasiswa
Kedokteran Universitas Riau kedokteran.15
angkatan 2014 adalah stresor terkait
akademik dan stresor terkait
hubungan belajar-mengajar sebanyak

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


7
5.3 Hubungan Kebiasaan neurotransmiter seperti serotonin dan
Berolahraga dengan dopamin. Rendahnya kadar
Tingkat Stres pada neurotransmiter ini sering dikaitkan
Mahasiswa Fakultas pada kejadian gangguan mood dan
Kedokteran Universitas depresi.20
Riau angkatan 2014 Mood atau suasana hati
merupakan suatu kondisi emosional
Pada penelitian ini yang subyektif dan kurang spesifik
didapatkan hasil nilai P value = pada setiap individu yang
0,045 (p<0,05), yang menunjukkan dipengaruhi oleh stimulus tertentu,
bahwa terdapat hubungan yang baik positif maupun negatif.
bermakna antara kebiasaan Gangguan mood jangka pendek
berolahraga dengan tingkat stres dapat terjadi dari hitungan jam
pada mahasiswa Fakultas hingga hari berupa neurotisisme
Kedokteran Universitas Riau tertentu, takut, marah dan
angkatan 2014. Hal ini sesuai dengan sebagainya, sedangkan gangguan
teori yang mengatakan bahwa mood jangka panjang berupa depresi
olahraga rutin dapat menurunkan dan gangguan bipolar.21
stres. Hasil penelitian ini juga sesuai Stres dapat memicu gangguan
dengan penelitian Strohle (2007) di mood pada individu. Namun, tidak
Jerman yang mengatakan bahwa semua individu yang dihadapkan
adanya penurunan kejadian depresi stresor yang sama akan mengalami
pada remaja yang melakukan gangguan mood.21 Menurut Rasmun
olahraga secara rutin.18 Hal ini juga (2004) respon stres terhadap individu
sesuai dengan penelitian Akandere berbeda-beda tergantung pada
dan Tekin (2002) yang mengatakan beberapa hal, yaitu kemampuan
bahwa terdapat hubungan yang individu mempersepsikan stresor,
bersifat inversi antara olahraga intensitas stresor yang dialami,
dengan tingkat kecemasan, yang jumlah stresor yang dihadapi dalam
berarti olahraga dapat menurunkan waktu yang sama, lamanya paparan
stres yang dapat menimbulkan stresor terhadap individu,
kecemasan dan depresi.18,19 pengalaman masa lalu terhadap
Olahraga bermanfaat untuk stresor yang sama, dan tingkat
menurunkan stres. Hal ini terkait perkembangan individu.13
dengan penurunan hormon-hormon Banyak dampak negatif yang
stres saat berolahraga. Olahraga rutin dapat ditimbulkan oleh stres apabila
dapat menurunkan kadar hormon tidak ditangani dengan baik. Oleh
epinefrin dan kortisol. Hormon- karena itu, perlu strategi khusus
hormon tersebut yang disebut juga untuk menanggulangi efek negatif
sebagai hormon stres akan terhadap stres, salah satunya dengan
meningkat saat tubuh menghadapi rutin berolahraga.13,16
suatu stresor. Saat seseorang
berolahraga maka tubuh akan SIMPULAN DAN SARAN
memproduksi beta-endorfin yang
memiliki efek memperbaiki suasana Berdasarkan hasil penelitian,
hati sekaligus menurunkan hormon maka dapat disimpulkan:
kortisol dalam tubuh.17,22 Olahraga 1. Kebiasaan berolahraga pada
juga memicu pelepasan mahasiswa Fakultas Kedokteran

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


8
Universitas Riau angkatan 2014 Fakultas Universitas Riau, dr. Eka
yang terbanyak adalah tidak rutin Bebasari, S.Ked., M.Sc dan dr. Elda
berolahraga sebanyak 81,93%. Nazriati, S.Ked., M.Bmd., Dr.Ked
2. Tingkat stres pada mahasiswa selaku Pembimbing, dr. Miftah
Fakultas Kedokteran Universitas Azrin, S.Ked., Sp.K.Or dan dr.
Riau angkatan 2014 yang Firdaus, S.Ked., M.Med. Ed selaku
terbanyak adalah tingkat stres dosen penguji, beserta dr. Fauzia
sedang sebanyak 57,23%. Stresor Andrini, S.Ked., M.Bmd selaku
terbanyak yang dapat supervisi yang telah memberikan
menyebabkan stres pada waktu, pikiran, bimbingan, ilmu,
mahasiswa Fakultas Kedokteran motivasi dan dorongan kepada
Universitas Riau adalah stresor penulis selama penyusunan skripsi
terkait akademik dan stresor sehingga skripsi ini dapat
terkait hubungan belajar diselesaikan.
sebanyak 80,22%.
3. Hasil uji statistik mengatakan DAFTAR PUSTAKA
bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara kebiasaan 1. Purwati S. Tingkat stres
berolahraga dengan tingkat stres akademik pada mahasiswa
dengan nilai p=0,045. reguler angkatan 2010
Berdasarkan hasil penelitian, Fakultas Ilmu Keperawatan
saran yang dapat penulis berikan Universitas Indonesia
adalah sebagai berikut: [Skripsi]. Depok: Fakultas
1. Diharapkan agar mahasiswa Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Indonesia; 2012.
Riau dapat melaksanakan 2. Moffat KJ, McConnachiel A,
rutinitas olahraga minimal 3 kali Ross S, Morrison JM. First
seminggu dengan durasi lebih year medical student stress
dari 30 menit dalam setiap and coping in a problem-
olahraga untuk menjaga based learning medical
kesehatan jasmani sekaligus curriculum. Medical
rohani dan juga diharapkan dapat Education. 2004; (38): 482-
memanajemen stresor yang 91.
dihadapi sehingga terhindar dari 3. Abdulghani HM. Stress and
stres yang merugikan yang dapat depression among medical
menimbulkan penyakit psikiatri students: a cross sectional
seperti depresi. study at Medical College in
2. Kepada peneliti lain diharapkan Saudi Arabia. Pakistan
dapat meneliti lebih lanjut Journal Medical Science.
tentang faktor-faktor yang 2008; (24): 12-7.
mempengaruhi tingkat stres 4. Lisa R. Hubungan tipe
selain kebiasaan berolahraga, kepribadian dengan tingkat
baik yang meringankan maupun stres pada mahasiswa
memperberat tingkat stres. Fakultas Kedokteran
Universitas Riau angkatan
UCAPAN TERIMA KASIH 2011 [Skripsi]. Pekanbaru:
Fakultas Kedokteran
Penulis mengucapkan terima
Universitas Riau; 2012.
kasih dan penghargaan kepada pihak

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


9
5. Hawari D. Manajemen stres, Fakultas Kedokteran
cemas dan depresi. Jakarta: Universitas Sumatera Utara
Balai Penerbit FK UI; 2008. angkatan 2013. [Skripsi].
6. Greenwood BN, Fleshner M. Medan: Fakultas Kedokteran
Exercise, learned, Universitas Sumatera Utara;
helplessness and the stress- 2014.
resistant brain. 13. Rasmun. Stres, koping dan
Neuromolecular Medicine. adaptasi. Jakarta: Sagung
2008: (10): 81-98. Seto; 2004.
7. Sriati A. Tinjauan tentang 14. Sharif S, Kamil EA, Mansour
stres. Jatinangor. Universitas A. Stres and coping strategies
Padjadjaran Fakultas Ilmu among medical students in
Keperawatan: Petunjuk Basrah. Medical Journal of
Keperawatan Jiwa; 2008. Basrah University. 2007:
8. Yusoff MS, Rahim AF. The (25); 28-32.
medical student stressor 15. Al-Dabal BK, Koura MR,
questionnaire (MSSQ) Rasheed P, Al-Sowielem L,
manual. Kelantan: KKMED; Makki SM. A comparative
2010. study of perceived stress
9. Dahlan MS. Statistik untuk among female medical and
kedokteran dan kesehatan. non-medical university
Edisi 5. Jakarta: Salemba students in Dammam, Saudi
Medika; 2010. Arabia. SQU Medical
10. Karlina. Hubungan konsumsi Journal. 2010; (10): 231-40.
susu dan kebiasaan 16. Gunarya A, Tamar M, Ibnu
berolahraga dengan status IF. Bersahabat dengan stres.
gizi dan densitas tulang Makasar. Universitas
remaja di asrama tingkat Hasanudin. 2011; Available
persiapan bersama (TPB) from:
Institut Pertanian Bogor http://repository.unhas.ac.id/b
(IPB). [Skripsi]. Bogor: itstream/123456789/34/1/10
Fakultas Ekologi Manusia %20MD%2010%20%20Bers
Institut Pertanian Bogor; ahabat
2011. %20dengan%20stress.pdf
11. Suryanto. Peranan olahraga [diakses pada 27 Januari
dalam mengurangi stress. 2015].
Yogyakarta. Universitas 17. Sundari J. Hubungan antara
Negeri Yogyakarta. 2011; tingkat stres dan intensitas
Available from: olahraga pada mahasiswa
http://staff.uny.ac.id/sites/def reguler 2008 Fakultas
ault/files/131808680/4.%20P Matematika dan Ilmu
eranan%20Olahraga%20Dala Pengetahuan Alam
m%20Mengurangi%20Stres Universitas Indonesia.
%20%28%20WUNY,%20Me [Skripsi]. Depok: Fakultas
i%202011%20%20%29.pdf Ilmu Keperawatan
[diakses 27 januari 2015]. Universitas Indonesia; 2012.
12. Suganda. Tingkat stress pada
mahasiswa tahun pertama

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


10
18. Strohle A, Hofler M, Plister
H. Physical activity and
prevalence and incidence of
mental disorders in
adolescents and young adults.
Psychology Medicine. 2007;
37(11): 1657-66.
19. Akandere M, Tekin A. The
effect of physical exercise on
anxiety. Sport Journal. United
States Sports Academy. 2002.
20. Salmon P. Effects of physical
exercise on anxiety,
depression, and sensitivity to
stress. Clinical Psychology
Review. 2001; 21(1): 33-61.
21. Kaplan HI, Sadock BJ,
Sadock VA. Kaplan &
sadock’s synopsis of
psychiatry: behavioral
sciences/clinical psychiatry.
10th ed. Grebb JA. New
York: Lippincott Williams &
Wilkins; 2007.
22. Young SN. How to increase
serotonin in the human brain
without drugs. Journal
Psychiatry Neuroscience.
2007; 32(6): 394-9.

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015


11

Anda mungkin juga menyukai