Anda di halaman 1dari 8

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

STROK NON HEMORAGIK DENGAN INOVASI : BOOKLATE ROM


(RANGE OF MOTION ) DI RS ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022

Disusun Oleh :

GALIH NUGROHO
NIM. 2021207209198

PROGRAM STUDI S I KEPERAWATAN


FAKUTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke atau CVA (cerebrovascular accident) atau CVD (cardiovascular

disease) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya

suplai darah ke bagian otak karena sumbatan oleh thrombosis, emboli, dan

hipoperfusi global serta perdarahan otak yang terjadi secara mendadak

progresif dan cepat yang dapat menimbulkan defisit neurologis seperti

kelumpuhan wajah, anggota badan, bicara tidak lancer (pelo) mungkin

perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, sakit kepala, pusing, dll

(Smeltzer & Bare, 2018)

Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung

dan kanker dan penyebab kecacatan nomor satu diseluruh dunia. Data World

Health Organization (WHO) tahun 2017 menunjukkan sekitar 31% dari 56,5

juta orang atau 17,7 juta orang diseluruh dunia meninggal akibat penyakit

jantung dan pembuluh darah. Dari seluruh kematian akibat penyakit

kardiovaskuler, sebesar 7,4 juta disebabkan oleh penyakit jantung coroner dan

6,7 juta disebabkan oleh stroke. Kasus stroke yang terjadi dimasyarakat

Menurut AHA ( American Hearth Association) statistic 2017 stroke

menyumbang kematian 11,8% dari total kematian diseluruh dunia,


menjadikannya sebagai penyebab kematian kedua utama di dunia. Di Amerika

Serikat, Setiap tahunnya terdapat 795.000 orang mengalami stroke (WHO

dalam Kemenkes RI, 2018).

Sedangkan di Indonesia, menurut data Riskesdas 2018 prevalensi stroke di

Indonesia sebesar 12,1/1000 penduduk, angka itu naik di bandingkan

Riskesdas tahun 2013 yang sebesar (8,3%). Prevalensi penyakit stroke di

indonesia mengalami peningkatan di tahun 2013 sebesar 7% sedangkan pada

tahun 2018 sebesar 10,9%. Berdasarkan data perprovinsi didapatkan data

bahwa penyakit stroke tertinggi di provinsi kalimantan timur (14,7%), DKI

jakarta (14,2%), papua (4,1%).Berdasarkan usia yang mengalami stroke yaitu

usia <45 12,4%, usia 55-64 32,4%, usia 65-74 55,0%. Sedangkan jenis

kelamin laki-laki (11,0%), perempuan (10,9%). Data Riskesdas juga

menyajikan prevalensi penyakit strok di provinsi Lampung yang menunjuka

grafik peningkatan dari 8,3 pada tahun 2013 menjadi 12,1 di tahun 2018

(Riskesdas,2018).

Secara garis besar penyakit stroke dapat dibedakan menjadi dua yaitu stroke

hemorogik dan stoke non hemorogik. Stroke dengan diagnosis non hemorogik

(SNH) lebih banyak dibandingkan dengan stroke hemorogik (SH), dengan

presentasi angka stroke non hemrogik yaitu 85% sedangkan stroke hemorogik

15% dari total semua kejadian stroke di dunia. Hal yang serupa juga

disampaikan bahwa sebanyak 87% kasus stroke yang terjadi merupakan


stroke iskemik atau non hemorogik, dimana terjadi penyumbatan aliran darah

menuju ke otak (Sofiyatun, 2016)

Stroke non hemorogik disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah otak yang

disebabkan oleh thrombosis, emboli, dan hipoperfusi global yang

mengakibatkan menurunnnya suplai darah ke jaringan otak sehingga

mengalami iskemia dan menimbulkan defisit neurologis seperti kelumpuhan

wajah, hingga anggota badan. Hal tersebut menjadi pemicu timbulnya

masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik merupakan suatu keadaan

keterbatasan kemampuan pergerakan secara mandiri dan terarah yang dialami

oleh seseorang. Hambatan mobilitas yang diakibatkan oleh perubahan

patologis pada sistem musculoskeletal yang diakibatkan oleh penyumbatan

pembuluh darah pada system saraf memberikan dampak pada fisik pasien

(Nurarif, 2014).

Salah satu metode untuk menangani masalah tersebut adalah dengan metode

Range Of Motion (ROM), Range Of Motion (ROM) merupakan metode untuk

merangsang system persyarafan melalui terapi mobilisasi fisik. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Jaya (2017) tentang pengaruh ROM ( range of

motion ) terhadap kekeutan otot pada pasien stroke diwilayah Kerja

Puskesmas Batang Hasil penelitian menujukan perubahan kekuatan otot

setelah dilkukan intervensi ROM. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui

bahwa responden mengalam peningkatan kekuatan otot sesudah dilakukan


ROM yaitu rata rata kekuatan otot responden sebelum dilakukan ROM

(range of motion) sebesar 2,07 Dan sesudah 3, 2.

Sedangkan menurut Safa'ah (2016) tentang Pengaruh Latihan Range of

Motion terhadap Peningkatan Kekuatan Otot pasien stroke di UPT Pelayanan

Sosial Lanjut Usia (Pasuruan) Kec. Babat Kabupaten Lamongan, Hasil

penelitisn ini menujuksn nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,042 di mana 0,042 <

0,05, Terdapat pengaruh latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan otot

pada pasien stroke di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia (Pasuruan) Kec.

Babat, Kabupaten Lamongan.

Berdasarkan latar belakang di atas, melihat jumlah kasus serta penanganannya

penulis tertarik melakukan penelitian terkait stroke non hemoragik dengan

menggunakan metode terapi ROM (range of motion), sehingga penulis berniat

meneliti dengan fokus “Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Strok Non Hemoragik Dengan Inovasi : Booklate ROM ( Range Of Motion )

Di RS Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2022”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah “Karya Tulis Ilmiah

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Strok Non Hemoragik Dengan Inovasi :

Booklate ROM ( Range Of Motion ) Di RS Abdul Moeloek Bandar Lampung

Tahun 2022”.
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Strok Non Hemoragik

Dengan Inovasi : Booklate ROM ( Range Of Motion ) Di RS Abdul

Moeloek Bandar Lampung Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian Pasien Strok Non Hemoragik Di RS Abdul

Moeloek Bandar Lampung Tahun 2022

b. Menganalisa masalah keperawatan Pasien Strok Non Hemoragik Di RS

Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2022.

c. Menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Pasien Strok

Non Hemoragik Di RS Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2022.

d. Merumuskan intervensi keperawatan yang akan di lakukan pada Pasien

Strok Non Hemoragik Di RS Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun

2022

e. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik

dengan ROM ( Range Of Motion ).

f. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien stroke non

hemoragik dengan ROM ( Range Of Motion ).


D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi institusi pendidikan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

penting bagi institusi pendidikan keperawatan untuk lebih

mempelajari dan tergerak dalam melakukan terapi ROM (Range Of

Motion) terhadap pasien stroke non hemoragik.

b. Bagi Ilmu Keperawatan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan yang

berkualitas terutama dalam memberikan penerapan terapi ROM

(Range Of Motion) terhadap pasien stroke non hemoragik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Sakit.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam

melakukan tindakan penerapan terapi ROM (Range Of Motion)

terhadap pasien stroke non hemoragik.

b. Bagi Keluarga.

Hasil penelitian ini secara praktik diharapkan dapat memberikan

manfaat dari penerapan terapi ROM ( Range Of Motion ) terhadap

pasien stroke non hemoragik.


c. Bagi klien.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

keluarga tentang penerapan terapi ROM ( Range Of Motion ) terhadap

pasien stroke non hemoragik.

Anda mungkin juga menyukai