S DENGAN
POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA
DI RUANG PERAWATAN BEDAH KELAS
III RSUD KOTA BAUBAU
TAHUN 2020
Oleh :
RAFIATI ANIHU
NIM. P 003200190226
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Rafiati Anihu
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Kalialia / 9 Agustus 1980
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Buton / Indonesia
6. Alamat : Kel. Kantalai, Kec. Lea-Lea, Kota Baubau
7. No. Telp/ HP : 082290672925
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Kalialia Tahun 1993
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bungi Tahun 1996
3. Sekolah Perawat Kesehatan Pemda Buton Tahun 1999
4. Poltekkes Kemenkes Kendari tahun 2019 - 2020
v
HALAMAN MOTTO
vi
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien
Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau Tahun 2020”.Guna memenuhi salah
satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada istri dan anak-anak saya
yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan baik moril maupun materi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada Pembimbing
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak sekali kendala dan
hambatan yang penulis dapatkan namun atas bimbingan dan arahan serta motivasi
dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis
Kemenkes Kendari.
vi
3. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp., M.Kes selaku penguji satu, Ibu Hj.
Nurjannah, B.Sc, S.Pd., M.Kes selaku penguji dua dan Ibu Hj. Dali, SKM.,
4. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan serta
seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik yang
penulisan KTI.
harapan dan do’a semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Amin.
RAFIATI ANIHU
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...........................................................iii
KEASLIAN PENELITIAN................................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................v
HALAMAN MOTTO..........................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................3
C. Manfaat Penulisan............................................................................4
D. Metode dan Teknik Penelitian..........................................................5
x
BAB IVPEMBAHASAN
A. Pengkajian........................................................................................46
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................47
C. Intervensi Keperawatan....................................................................48
D. Implementasi Keperawatan..............................................................49
E. Evaluasi Keperawatan......................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena infeksi, dan gangguan pada saluran perkemihan yang salah satunya
2009).
batu pada saluran kemih. Pada dua tahun terakhir dimulai pada tahun 2018
1
hiperplasia diderita oleh laki-laki diatas usia 60 tahun. Di Indonesia sendiri
Data yang diperoleh dari Medikal Record RSUD Kota Baubau, jumlah
jumlah ini terus meningkat sampai dengan tahun 2018 ada 76 klien, dan
pada tahun 2019 jumlah klien cukup menurun yaitu 66 klien. Namun masih
tetap harus mendapat perhatian yang serius (Rekam Medik BLUD RSUD
hormon androgen. Perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria
usia diatas 50 tahun. Bila perubahan ini berkembang maka akan terjadi
perubahan patologi pada klien. Keadaan ini dapat dicegah dengan memberikan
pemberian cairan infus dan cairan oral untuk pengeluaran urine. Sedangkan
2
dalam pemasangan kateter, perawatan kateter menggunakan teknik aseptik,
jika keadaan klien tersebut sudah parah maka harus segera dilakukan tindakan
dalam maka sangat diperlukan kerjasama peran perawat serta keluarga dalam
hiperplasia baik di rumah sakit maupun di rumah karena ini merupakan peran
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun 2020.
3
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Tn.S
Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun 2020.
Ruang Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun
2020.
Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun 2020.
Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun 2020.
C. Manfaat Penelitian
2. Bagi Perawat
4
3. Bagi RSUD Kota Baubau
5. Bagi Penulis
6. Bagi Pembaca
Kota Baubau pada tanggal 23 Juni 2020 s.d tanggal 25 Juni 2020.
5
2. Teknik Pengumpulan Data
6
3. Teknik Penulisan
sistematika berikut:
penulisan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
aliran urin dengan menutupi orifisium uretra (Brunner & suddarth, 2003).
(Corwin, 2009).
perkemihan.
8
2. Konsep Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Gambar 2.1
Anatomi Sistem Perkemihan
dipergunakan oleh tubuh. Zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh akan
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Zat yang
9
Sistem perkemihan merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri
dari :
a. Ginjal
b. Ureter
ureter kiri dan ureter kanan, terbentang dari hilus ginjal sampai
c. Vesika Urenaria
tiga muara, yaitu dua muara ureter dan satu muara ke uretra.
1
d. Uretra
b. Anatomi Prostat
Gambar 2.2
Anatomi Prostat
panjang 3,4 cm, lebar 4,4 cm, tebal 2,6 cm. Secara embriologis terdiri
dari 5 lobus yaitu lobus medius 1 buah, lobus anterior 1 buah, lobus
lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi satu
1
tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen
berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista
c. Fisiologi
1
filtrat. Dari jumlah ini hanya sekitar 1 % (1,5 liter) yang akhirnya
Dinding ureter terdiri dari otot polos yang serabutnya terdiri dari
dirangsang dan dihambat oleh pusat saraf otak yang lebih tinggi, yang
1
sifatnya volunter (sistem saraf simpatis). Pada orang dewasa, volume
3. Etiologi/Predisposisi
belum diketahui secara pasti, tetapi hingga saat ini dianggap berhubungan
yang dikaitkan dengan gangguan ini adalah stres kronis, pola makan tinggi
(zat kimia yang banyak digunakan sebagai pestisida, deterjen atau limbah
1
4. Patofisiologi
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS)
bulibuli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua
muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke
ureter atau terjadi refluks vesiko ureter. Keadaan keadaan ini jIka
oleh tonus otot polos yang pada stroma prostat, kapsul prostat, dan otot
polos pada leher buli-buli. Otot polos itu dipersarafi oleh serabut simpatis
1
Menurut Mansjoer tahun 2007 pembesaran prostat terjadi secara
resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot
5. Manifestasi Klinis
1) Obstruksi :
e) Distensi abdomen
2) Iritasi :
1
c. Gejala di luar saluran kemih :
anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik
lebih menonjol, batas atas masih teraba dan sisa urine lebih dari 50 ml
c. Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi
6. Komplikasi
Karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak
1
Kebanyakan prostatektomi tidak menyebabkan impotensi (meskipun
karena saat ini fossa prostatik telah sembuh. Setelah ejakulasi, maka
7. Pemeriksaan Diagnostik
lain :
umum klien.
1
residual urin. Pemeriksaan dapat dilakukan secara transrektal,
8. Penatalaksanaan
1) Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin
1
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien.
sekarang.
incontinentia urin.
umum :
2
d) Bagaimana keadaan urinenya (volume, warna, bau, berat jenis,
d. Data fisik :
(warna, edema)
paha
e. Data psikologis :
jumlah)
2
3) Olahraga (jenis, teratur atau tidak).
5) Personal Hygiene.
6) Ketergantungan.
2. Diagnosa Keperawatan
(TURP).
2
23
Gambar 2.3 Penyimpangan KDM
3. Intervensi Keperawatan
2
4. Mempertahankan
kesterilan sistem
drainage cuci tangan
sebelum dan sesudah
menggunakan alat
dan observasi aliran
urin serta adanya
bekuan darah atau
jaringan.
5. Monitor urine setiap
jam (hari pertama
operasi) dan setiap 2
jam (mulai hari
kedua post operasi).
3. Resiko terjadinya Setelah dilakukan Manajemen pencegahan
infeksi berhubungan tindakan keperawatan infeksi:
dengan port de entrée tidak terjadi infeksi, 1. Pertahankan
mikroorganisme dengan kriteria hasil: sistem kateter
melalui kateterisasi, 1. Tidak ada tanda- steril.
dan jaringan terbuka. tanda infeksi 2. Ambulasi dengan
seperti radang, dan kantung drainase
kemerahan dependen.
2. TTV dalam 3. Awasi tanda vital,
batas normal. perhatikan demam
ringan, menggi gil,
nadi dan pernapasan
cepat, gelisah,
disorientasi.
4. Observasi drainase
dari luka, sekitar
kateter supra pubik.
5. Observasi terjadinya
tanda-tanda infeksi
(kalor, dolor, rubor,
tumor dan fungsio
laesa).
6. Lakukan rawat luka
dengan teknik aseptik.
7. Kolaborasi dengan
tim dokter dalam
pemberian antibiotik.
4. Resiko perdarahan Setelah dilakukan Hydration management:
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Monitor keadaan
prosedur pembedahan tidak terjadi perdarahan, umum pasien.
(TURP). dengan kriteria hasil: 2. Observasi vital sign
1. Vital sign dalam sesuai indikasi.
batas normal. 3. Pantau output
2. Tidak ada tanda- cairan selama
tanda tindakan continuous
perdarahan. bladder irrgation.
3. Tidak ada dehidrasi.
2
5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Pengajaran
dengan proses tindakan perawatan prosedur/perawatan:
penyakit. pasien dan keluarga 1. Kaji tingkat
memahami tentang kecemasan klien.
prognosis, kondisi, dan 2. Beri kesempatan
pengobatan, dengan kepada klien
kriteria hasil: untuk
1. Mengetahui mengungkapkan
tentang penyakit perasaannya.
yang diderita. 3. Beri penjelasan
2. Mengetahui tentang kepada klien dan
tindakan keluarga tentang
pencegahan penyakit yang dialami
terhadap klien.
komplikasi. 4. Ciptakan lingkungan
yang tenang.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
2
BAB III
TINJAUAN
KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
No.RM : 09 67 x x x
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan Terakhir : SD
Nama : Ny. F
Umur : 22 tahun
2
Suku/Bangsa : Buton/ Indonesia
2
Agama : Islam
Pekerjaan : -
dideritanya kurang lebih 6 tahun semakin parah dan klien juga mengatakan
operasi.
2
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
penyakit yang sama dengannya, klien dan keluarga mengatakan tidak ada
62 58 58 57 52
55 50
2522 20 18
: hubungan perkawinan
: tinggal serumah
: klien
3
5. Riwayat Psikologis
karena telah diberi penjelasan oleh perawat dan dokter dan klien nampak
tenang.
6. Riwayat Sosial
7. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan sebelum sakit kegiatan ibadah sholat 5 waktu dan saat
sakit klien tidak sholat hanya selalu berdoa kepada Allah SWT.
a. Pola Nutrisi
Tabel 3.1
Pola Nutrisi Klien
3
b. Pola
Eliminasi
Tabel 3.2
Pola Eliminasi Klien
3
d. Pola Personal Hygiene
Tabel 3.4
Pola Personal Hygiene klien
f. Pola Kebiasaan
Tabel 3.6
Pola Kebiasaan Klien
3
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan klien :
7) Nampak meringis
b. Tanda-Tanda Vital :
1) Sistem Pernapasan
Palpasi : tidak ada nyeri dada saat bernafas, tidak ada nyeri
3
2) Sistem Kardiovaskuler
kali/menit.
mmHg.
3) Sistem Persarafan
ekstremitas bawah.
4) Sistem Perkemihan
pemasangan keteter.
3
Perkusi : tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada pembesaran
ginjal.
5) Sistem Pencernaan
6) Sistem Muskuloskeletal
7) Sistem Indera
a) Mata
3
b) Hidung
c) Telinga
d) Wicara
8) Sistem Integumen
9) Sistem Endokrin
bening.
10)Sistem Imun
3
10. Data Penunjang
Tabel 3.7
Pemeriksaan Laboratorium
3
12. Data Fokus
Tabel 3.8
Data Fokus
3
B. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.9
Analisa Data
Kemungkinan
No Data Penyebab Masalah
(Pohon Masalah)
1 Data Subjektif : Tindakan Nyeri akut
1. Klien mengatakan pembedahan (post
nyeri pada luka Op.)
operasi.
2. Klien mengatakan
nyeri yang Luka insisi bedah
dirasakan seperti
ditusuk-tusuk dan
hilang timbul. Terputusnya kontinuitas
3. Klien mengatakan jaringan
skala nyeri yang
dirasakan 7 (nyeri
berat). Nyeri akut
Data Objektif :
1. Tampak meringis
2. Tampak luka
operasi pada perut
bagian bawah
ukuran 5 cm
3. Tampak tirah baring
4. Tanda-tanda vital :
TD : 120/90 mmHg,
N : 90 kali/menit,
S : 37,50C,
RR : 20 kali/menit.
2 Faktor Resiko: Prosedur pembedahan Risiko infeksi
1. Tampak tirah (TURP)
baring.
2. Terpasang kateter
urine.
3. Pada urine bag
tampak kemerahan
dan tidak pekat.
4
C. Intervensi Keperawatan
Tabel 3.10
Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
Diagnosa
No
Keperawatan NOC NIC
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri:
dengan spasme otot perawatan selama 3x24 jam
spincter, adanya maka kontrol nyeri dapat 1. Observasi tanda-
tindakan teratasi, dengan kriteria hasil: tanda vital
pembedahan. 1. Melaporkan penurunan nyeri. 2.Kaji karakteristik
2. Klien tampak tenang. nyeri
3. Menggunakan tindakan 3.Beri posisi yang
pengurangan nyeri tanpa nyaman
analgesik
4. Anjurkan klien
untuk mengurangi
aktivitasnya
5.Ajarkan klien
tekhnik distraksi
6. Kolaborasi dalam
pemberian terapi obat
analgesik
Risiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan Hydration
2 dibuktikan dengan keperawatan selama 3x24 jam management:
prosedur pembedahan maka resiko perdarahan
(TURP). terkontrol dengan kriteria hasil: 1. Monitor keadaan
1. Vital sign dalam umum pasien
batas normal;
TD: 110-130/80 mmHg 2. Observasi vital sign
Nadi: 60-100 kali/menit sesuai indikasi
Suhu: 36-370C
2. Tidak ada tanda-tanda
perdarahan. 3. Pantau output cairan
3. Tidak ada dehidrasi. selama tindakan
continuous bladder
irrgation
4
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.11
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Diagnosa
Jam Implementasi Jam Evaluasi SOAP Paraf
Keperawatan
Nyeri berhubungan 14.20 1. Mengukur tanda- 21.00 S:
dengan spasme tanda vital. Klien mengatakan
otot spincter, Hasil : masih merasa nyeri
adanya tindakan Tekanan darah 120/70 dengan skala 7
pembedahan. mmHg, O:
Nadi 80 kali/menit, Tekanan darah
Suhu 37,20C. 120/70 mmHg,
Pernapasan 20 Nadi 80 kali/menit,
kali/menit. Suhu 37,20C.
14.50 2. Mengkaji
Pernapasan 20
karakteristik nyeri
kali/menit.
Hasil :
Skala nyeri yang Klien tampak
dirasakan 7 (nyeri meringis.
berat). A:
15.36 3. Mengatur klien Masalah belum
posisi yang nyaman teratasi
Hasil : P:
Klien merasa nyaman Lanjutkan
dengan posisi semi intervensi :
fowler. 1.Ukur TTV
16.10 4. Menganjurkan klien 2. Kaji
untuk mengurangi karakteristik nyeri
aktivitasnya. 3. Akur posisi
Hasil : klien 4.Anjurkan
Klien tampak tirah klien untuk
baring dan tenang. mengurangi
16.35 5. Mengajarkan klien aktivitasnya
tekhnik distraksi. 5.Ajarkan tekhnik
Hasil : relaksasi
Klien mengusap 6.Laksanakan
lembut pada area terapi pemberian
sekitar nyeri. obat.
17.00 6. Melaksanakan
pemberian obat sesuai
instruksi dokter.
Hasil :
Terapi farmako
berupa injeksi
ketorolac 1 ampl/iv/12
jam.
4
Risiko 15.05 1. Memonitor keadaan 21.15 S: -
perdarahan umum pasien. O:
dibuktikan Hasil : Keadaan umum
dengan prosedur Keadaan umum baik, baik, kesadaran
pembedahan kesadaran komposmentis,
(TURP). komposmentis. tampak selang
15.40 2. Mengobservasi vital cateter/urine bag
sign sesuai indikasi. berwarna merah
Hasil : muda tidak pekat,
TD: 120/80 mmHg, TTV dalam batas
Nadi: 85 kali/menit normal.
Suhu: 36,50C A:
RR: 20 kali/menit Masalah belum
17.00 3. Memantau output teratasi.
cairan selama P:
tindakan continuous Lanjutkan
bladder irrgation. intervensi :
Hasil : 1. Memonitor
Aliran lancar 30 kali keadaan umum
permenit, warna pasien
merah muda tidak 2. Mengobservasi
pekat. vital sign sesuai
indikasi.
3. Memantau
output cairan
selama tindakan
continuous bladder
irrgation.
Diagnosa
Jam Implementasi Jam Evaluasi SOAP Paraf
Keperawatan
Nyeri berhubungan 07.20 1. Mengukur tanda- 14.00 S:
dengan spasme tanda vital Klien mengatakan
otot spincter, Hasil : masih merasa nyeri
adanya tindakan Tekanan darah 110/90 dengan skala 5
pembedahan. mmHg, O:
Nadi 84 kali/menit, Tekanan darah
Suhu 37,00C. 110/90 mmHg,
Pernapasan 20 Nadi 84 kali/menit,
kali/menit. Suhu 37,00C.
07.55 2. Mengkaji Pernapasan 20
karakteristik nyeri kali/menit.
Hasil : Tampak meringis.
Skala nyeri yang A:
dirasakan 5 (1-10) Masalah belum
08.30 3. Mengatur klien teratasi
posisi yang nyaman
Hasil :
posisi semi fowler.
4
09.10 4. Menganjurkan klien P:
untuk mengurangi Lanjutkan
aktivitasnya. intervensi :
Hasil : 1.Ukur TTV
Klien tampak tirah 2. Kaji
baring dan tenang. karakteristik nyeri
10.35 5.Mengajarkan klien 3. Atur posisi klien
tekhnik distraksi. 6. Laksanakan
Hasil : pemberian terapi
Klien mengusap obat
lembut pada area
sekitar nyeri.
11.50 6. Melaksanakan
pemberian terapi
farmako.
Hasil :
Terapi farmako
berupa injeksi
ketorolac 1 ampl/iv/12
jam.
Risiko perdarahan 08.05 1. Memonitor keadaan 14.10 S: -
dibuktikan dengan umum pasien. O:
prosedur Hasil : Keadaan umum
pembedahan Keadaan umum baik, baik, kesadaran
(TURP). kesadaran komposmentis,
komposmentis. tampak selang
09.40 2. Mengobservasi vital cateter/urine bag
sign sesuai indikasi. berwarna merah
Hasil : muda tidak pekat,
TD: 120/80 mmHg, TTV dalam batas
Nadi: 85 kali/menit normal.
Suhu: 36,50C A:
RR: 20 kali/menit Masalah belum
11.00 3. Memantau output teratasi.
cairan selama P:
tindakan continuous Lanjutkan
bladder irrgation. intervensi :
Hasil : 1. Memonitor
Aliran lancar 30 kali keadaan umum
permenit, warna pasien
merah muda tidak 2. Mengobservasi
pekat. vital sign sesuai
indikasi.
3. Memantau
output cairan
selama tindakan
continuous bladder
irrgation.
4
Hari / Tanggal : Kamis / 25 Juni 2020
Diagnosa
Jam Implementasi Jam Evaluasi SOAP Paraf
Keperawatan
4
Risiko perdarahan 16.05 1. Memonitor keadaan 21.00 S: -
dibuktikan dengan umum pasien. O:
prosedur Hasil : Keadaan umum
pembedahan Keadaan umum baik, baik, kesadaran
(TURP). kesadaran komposmentis,
komposmentis. tampak selang
cateter/urine bag
16.40 2. Mengobservasi vital berwarna merah
sign sesuai indikasi. muda tidak pekat,
Hasil : TTV dalam batas
TD: 120/80 mmHg, normal.
Nadi: 85 kali/menit A:
Suhu: 36,50C Masalah teratasi.
RR: 20 kali/menit P:
17.05 3. Memantau output Pertahankan
cairan selama intervensi :
tindakan continuous 1. Memonitor
bladder irrgation. keadaan umum
Hasil : pasien
Aliran lancar 30 kali 2. Mengobservasi
permenit, warna vital sign sesuai
merah muda tidak indikasi.
pekat. 3. Memantau
output cairan
selama tindakan
continuous bladder
irrgation.
4
BAB IV
PEMBAHASAN
Hiperplasia (BPH)” di Ruang Perawatan Bedah Kelas III RSUD Kota Baubau
tanggal 23 Juni 2020 s.d tanggal 25 Juni 2020, maka pada bab ini penulis akan
membahas sesuai dengan tahapan pada proses keperawatan yaitu mulai dari
A. Pengkajian Keperawatan
adalah merasakan nyeri daerah operasi, dan biasanya pasien dengan post
pernapasan cepat dan dangkal. Selain itu, ada beberapa tanda dan gejala yang
kompleks ditemukan dari hasil penelitian pada beberapa klien dengan benigna
prostat hiperplasia seperti hal rentan skala nyeri yang berbeda beda setiap
klien dimana pada teori klien yang mengalami nyeri benigna hiperplasia
Sedangkan gejala yang tampak pada klien Tn. S yaitu merasa sakit dan nyeri
pada bagian perut, nyeri pada luka operasi dengan skala 7, pusing, muntah 1
tanda dan gejala yang kompleks ditemukan dari hasil penelitian pada beberapa
4
klien dengan Post Op Benigna Prostat Hiperplasia, sedangkan penulis hanya
melakukan penelitian pada satu orang klien. Hal ini disebabkan karena setiap
klien memiliki respon yang kombinatif meskipun dengan penyakit yang sama.
B. Diagnosa Keperawatan
pembedahan.
4
Berdasarkan uraian tersebut pada diagnosa keperawatan menunjukkan
bahwa terdapat kesenjangan antara teori dan studi kasus, hal ini disebabkan
C. Intervensi Keperawatan
dahulu dan penulis merumuskan tujuan dan kriteria hasil dalam setiap
diagnosa keperawatannya.
ruangan.
4
D. Implementasi Keperawatan
kesulitan yang berarti karena telah mengikuti alur pada rencana keperawatan
yang telah disusun sebelumnya, dan adanya kerjasama antara klien, keluarga,
E. Evaluasi Keperawatan
membaik. Dari masalah keperawatan yang ditemukan pada klien Tn. S, semua
diagnosa keperawatan teratasi dengan baik yaitu nyeri akut dan risiko
perdarahan.
klien dan keluarga sangat kooperatif, mulai dari pengkajian sampai dengan
tahap evaluasi. Disamping itu pula, kerjasama dan penerimaan yang sangat
baik dengan petugas kesehatan lainnya khususnya perawat yang ada di ruang
5
BAB V
PENUTUP
keperawatan yang penulis laksanakan pada pada klien Tn. S dengan gangguan
Perawatan Bedah Kelas III RSUD Kota Baubau dan dengan mengacu pada tujuan
A. Kesimpulan
dalam kasus nyata, hanya dua diagnosa keperawatan yang muncul. Hal ini
pada pengelolaan klien karena situasi dan kondisi klien serta situasi dan
ruangan.
5
5. Dalam evaluasi keperawatan menunjukkan kedua diagnosa keperawatan
yang ditemukan dalam kasus teratasi dengan baik yaitu nyeri akut dan
risiko perdarahan.
B. Saran
di Ruang Perawatan Bedah Kelas III dan kesimpulan yang telah penulis susun,
klien.
dengan apa yang terdapat pada teori, akan tetapi harus disesuaikan dengan
rumah sakit.
5
DAFTAR PUSTAKA
Aribowo & Andrifiliana. 2011. Infeksi Luka Operasi (Surgical Site Infection).
Yogyakarta: SMF Bedah RSUP Dr. Sarjito
RSUD Kota Baubau. 2019. Register Data Penyakit BPH. Baubau: Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Baubau
5
53
54