Anda di halaman 1dari 99

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. I DAN By.

Ny. I DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG


KABUAPTEN KUBU RAYA

Laporan Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

LINDA ANGGRAIANI
19.01.2057

POLITEKNIK ‘AISYIYAH PONTIANAK


PROGRAM STUDI DIPLOM KEBIDANAN
2020
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. I DAN By.
Ny. I DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG
KABUAPTEN KUBU RAYA

Laporan Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

LINDA ANGGRAIANI
19.01.2057

POLITEKNIK ‘AISYIYAH PONTIANAK


PROGRAM STUDI DIPLOM KEBIDANAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. I DAN By.


Ny. I DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG
KABUAPTEN KUBU RAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR

LINDA ANGGRAIANI
19.01.2057

Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui Untuk Mengikuti Sidang Laporan


Tugas Akhir Di Akademi Kebidanan Aisyiyah Pontianak

Pada Tanggal 07 Mei 2020

Menyetujui :

Pembimbing,

Sella Ridha Agfiany, M. KM


NIDN : 11-0408-9201
LEMBAR PENGESAHAN

A ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. I DAN By.


Ny. I DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG
KABUAPTEN KUBU RAYA

Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disidangkan

Pada Tanggal Mei 2020

Mengesahkan :

Ketua Penguji, Penguji,

Shella Ridha Agfiany M. KM Nurhasanah M. Kes


NIDN : 11.0408.9201 NIDN : 11.2304.7702

Mengetahui :
Politeknik ‘Aisyiyah Pontianak
Direktur,

Tilawaty Aprina, SST, M.Kes


NIDN : 11 – 1104 – 8002
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : Linda Anggraiani
NIM : 19.01.2057
ProgramStudi : Kebidanan
Angkatan : XII (Dua Belas)
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Laporan
Tugas Akhir saya yang berjudul :
“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. I DAN By. Ny. I DI
PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG KABUAPTENKUBU RAYA”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pontianak, 06 Mei 2020


Yang Membuat Pernyataan,

LINDA ANGGRAIANI
19.01.2057
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. I Dan

By. Ny. I Di Puskesmas Sungai Ambawang Kabuaptenkubu Raya”. Laporan

Tugas Akhir ini diajukan dalam rangka menyelesaikan Program Studi D-III

Kebidanan.

Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan berkat bantuan, dorongan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Tilawaty Aprina, S.ST, M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah

Pontianak.

2. Kedua orang tua, saudara- saudara serta keluarga besar saya yang selalu

memberikan kasih sayang, do’a, semangat, dukungan moril maupun materil

sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan baik

3. Sella Ridha Agfiany, M. KM selaku Pembimbing dalam penyusunan Laporan

Tugas akhir yang telah membimbing dan membagi ilmu kepada penulis

4. Nurhasanah M. Kes selaku penguji dalam penyusunan Laporan Tugas akhir yang

telah menguji dan membagi ilmu kepada penulis.

5. Zwesty Kendah Asih S, ST selaku pembimbing asuhan kebidanan komprehensif

yang telah membimbing dan membagi ilmu kepada penulis.


6. Pimpinan Puskesmas Sungai Ambawang yang telah bersedia memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. I dan

By. Ny. E di Puskesmas Sungai Ambawang.

7. Dosen-dosen dan para staf Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah Pontianak yang telah

memberikan dukungan dengan memfasilitasi sarana dan prasana di kampus.

8. Ny. I selaku pasien asuhan kebidanan komprehensif serta Tn. E selaku suami dari

Ny. I yang telah memberikan izin kepada istrinya untuk dilakuan asuhan dan telah

bekerja sama selama asuhan berlangsung.

9. Rekan-rekan mahasiswi angkatan XII Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah Pontianak

yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat dalam penyusunan laporan

ini.

Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan penulis, serta dapat menjadi masukan dalam membina dan mengembangkan ilmu

kesehatan.

Pontianak, 02 Mei 2020

Penulis

LINDA ANGGRAIANI
19.01.2057
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………......................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ……………………............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
INTISARI .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ……………………………………….. ....................... v
DAFTAR ISI ………………………………………………….......................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………....................... 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………..... 4
D. Manfaat Penelitian………………………………………………... 4
E. Ruang Lingkup…………………………………………………… 5
F. Keaslian Penelitian……………………………………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis………………………………………………….... 9
1. Kehamilan……………………………………………………. 9
2. Persalinan…………………………………………………….. 17
3. Nifas………………………………………………………….. 27
4. BayiBaru Lahir……………………………………………….. 32
5. Imunisasi……………………………………………………... 36
6. KB…………………………………………………................. 43
7. Kebijakan Pemerintah .......................................................... 46
B. Manajemen Kebidanan.......................................…………………. 50
C. Kerangka Alur Pikir……………………………………………… 63
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………………………… 65
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………… 65
C. Subjek Penelitian………………………………………………… 66
D. Jenis Data………………………………………………………… 66
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data.............................................. 66
F. Etika Penelitian……………………………………………........... 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian........................…………………………………... 68
B. Pembahasan..................................................................................... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................... 104
B. Saran................................................................................................ 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel / Gambar Halaman


Tabel . 1.1. Keaslian Penelitian ...........................................................................7

Tabel . 4.1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil..................................................69

Tabel . 4.2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin...............................................74

Tabel. 4.3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.....................................................76

Tabel. 4.4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir...........................................79

Tabel. 4.5. Kunjungan Imunisasi...........................................................................82

Tabel. 4.6. Pembahasan Data Subjektif kehamilan ……………….....................84

Tabel. 4.7. Pembahasan Data Objektif…………………………………………..85

Tabel. 4.8. Pembahasan Data Penatalaksanaan………………………………….89

Tabel. 4.9. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin…………………95


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang normal bagi setiap

perempuan, tetapi ada beberapa kehamilan cenderung berkembang menjadi

komplikasi yang berisiko atau telah berisiko sejak awal kehamilan. Pemeriksaan

dini diperlukan untuk mendeteksi dini faktor risiko pada ibu agar kehamilan,

persalinan, dan masa nifas dapat berlangsung dengan lancar. Sebagai bidan kita

harus menyakinkan bahwa asuhan kebidanan dapat melindungi serta dapat

mensejahterakan ibu dan janin.

Asuhan kebidanan menjadi dasar dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

Asuhan kebidanan merupakan asuhan alami yang menyeluruh didasarkan

pemahaman sosial, emosional, pengalaman budaya, spritual, psikologis, dan fisik

perempuan Irianti, 2014).

Bidan harus memiliki kualifikasi yang diilhami oleh filosofi asuhan

kebidanan yang menekankan asuhannya terhadap wanita (women centred care).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualifikasi bidan tersebut dengan

menerapkan model asuhan kebidanan yang berkelanjutan (Yanti dkk, 2015).

Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi yang penting

untuk berperan dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan

angka kematian bayi (AKB). Karena itu, dengan adaanya penerapan model asuhan

kebidanan yang berkelanjutan ini agar dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
penurunan AKI dan AKB di Indonesia. Asuhan Kebidanan mengutamakan

kesinambungan pelayanan yang sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan

pelayanan dari seorang professional yang sama atau dari satu team kecil tenaga

professional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi ibu setiap saat

akan terpantau dengan baik selain itu juga menjadi lebih percaya dan terbuka

karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. Bidan diharuskan memberikan

pelayanan kebidanan yang kontinu mulai dari ANC, INC, Asuhan BBL, Asuhan

Postpartum, Asuhan Neonatus dan pelayanan KB yang berkualitas (Sulis, 2017).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia hingga tahun 2018/2019 Indonesia

tetap tinggi di 305 per 1000 kelahiran hidup. Data dari profil kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat tahun 2019, angka kematian ibu (AKI) tercatat sebanyak 113

kasus kematian ibu, angka kematian ibu ini makin meningkat dari tahun 2018

yang hanya 86 kasus kematian ibu (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Barat 2020)

Salah satu penyebab kematian ibu disebabkan oleh 4 Terlalu (Terlalu muda,

Terlalu tua, Terlalu sering, Terlalu pendek jarak kehamilan) dan 3T (Terlambat

deteksi komplikasi kehamilan, Terlambat mencapai fasilitas dan Terlambat

pertolongan yang ade kuat) (Pusdiklatnakes, 2015).

Berdasarkan laporan kesehatan Ibu tahun 2019 di Puskesmas Sungai

Ambanwang Kubu Raya cakupan pelayanan kesehatan Ibu hamil K1 dari bulan

Januari sampai bulan Desember tahun 2018 yaitu sebanyak 610 orang. Cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan berjumlah 806 orang yang terdiri

kasus ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 76 orang, preeklampsia 19 orang,


Kelainan letak 12 orang, Kala 1 memanjang sebanyak 19 orang, dan Kala II

memanjang sebanyak 14 orang. Kemudian jumlah kelahiran bayi sebanyak 806

bayi yang terdiri dari kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 12 bayi,

bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) sebanyak 1 bayi, prematur sebanyak 1

bayi, asfiksia riangan sebanyak 11 bayi, asfiksia sedang sebanyak 17 bayi, down

syndrome sebanyak 1 bayi dan 2 janin yang mengalami Intrauterine fetal Death

(IUFD) (Laporan Puskesmas Sungai Ambawang, 2019).

Adapun upaya untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/ 52/2015 ditetapkan

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang mengacu pada

Visi, Misi dan Nawacita Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Pembangunan kesehatan Indonesia pada

periode 2015-2019 salah satunya meningkatkan status kesehatan masyarakat

dilakukan pada semua siklus kehidupan, mulai dari bayi, balita, anak usia sekolah,

remaja, kelompok lansia. Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat,

indikator yang harus didapat yaitu menurunkan angka kematian ibu dari 359

menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012), menurunkan angka

kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup dan meningkatkan

upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta

pembiayaan kegiatan promotif dan preventif dan meningkatkan upaya perilaku

hidup bersih dan sehat. (Pusdiklatnakes, 2015).


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertatik untuk melakukan “Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny.I dan Bayi Ny. I di Puskesmas Sungai

Ambawang Kubu Raya Tahun 2020” guna mendeteksi dini komplikasi yang

terjadi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, sampai dengan nifas serta untuk

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Ny. I dan bayi

Ny. I di Puskemas Sungai Ambawang Kubu Raya tahun 2020?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. I

dan Bayi Ny. I pada masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir

sampai usia 1 tahun dan KB di Puskesmas Sungai Ambawang Kubu Raya.

2. Tujuan Khusus

a Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. I

Dan Bayi Ny I

b Untuk mengetahui data dasar subjektif dan objektif pada Ny. I Dan By Ny I

c Untuk menegakkan analisis pada Ny. I Dan By Ny I

d Untuk mengetahui penatalaksaan kasus pada Ny. I dan By. Ny. I

e Untuk menganalisis kesenjangan antara teori dan praktek lapangan


D. Manfaat

1. Bagi Puskesmas Sungai Ambawang

Dapat menjadi salah satu gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan

dalam hal memberikan Asuhan Kebidanan dan sebagai pertimbangan untuk

pemberian Asuhan Kebidanan selanjutnya yang lebih baik di masa yang akan

datang.

2. Bagi Pembaca

Dapat menambah ilmu yang baru dan memperluas wawasan tentang

asuhan kebidanan komprehensif yang baik dan dapat menjadi suatu gambaran

apabila suatu saat pembaca juga akan melakukan asuhan kebidanan

komprehensif seperti yang di buat oleh penulis.

3. Bagi Pasien

Dapat menjadi salah satu penambahan ilmu bagi pasien saat diberikannya

asuhan kebidanan secara komprehensif pada saat kehamilan hingga anak usia 1

tahun.

E. Ruang lingkup

1. Ruang lingkup materi

a. Kehamilan adalah proses yang alamiah yang dialami setiap wanita dalam

siklus reproduksi. Dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari, 40

minggu) atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terahir (HPHT)

(Dr.Taufan dkk, 2014)


b. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Asri dkk, 2010)

c. Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

semula (sebelum hamil). Masa ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

(Sulistyawati, 2012)

d. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu) dan berat badan lahir 2500 sampai dengan 4000

gram tanpa ada tanda-tanda asfiksia dan penyakit penyerta lainnya (Sari

Wahyuni, 2012) . Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru

mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari. Bayi adalah manusia yang

baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Balita

(Bawah lima tahun) merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi

sebelum anak awal. Rentang usia balita dari mulai 2-5 tahun atau 24-60

bulan (Marmi dkk, 2015)

e. KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat

melalui pendewasaan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Dyah N

dkk, 2008)

2. Ruang lingkup responden

Ruang linkup responden merupakan subyek penelitian ini pada Ny I dan

By. Ny. I
3. Ruang Lingkup Waktu : Penelitian di mulai dari awal kehamilan smapai anak

berusia 1 tahun, mulai tanggal 12 Januari 2019 sampai Mei 2020

4. Ruang Lingkup tempat : Penelitian pada awal kehamilan di lakukan di

Puskesmas Sungai Ambawang

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Penulis Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Desi Asuhan Kebidanan Metode yang digunakan Hasil penelitian Ny. R GII
( 2018) Komprehensif dalam melakukan PI A0 UK 34 minggu 1
Pada Ny. R GII PI Asuhan Kebidanan secara hari dengan kehamilan
A0 UK 34 Minggu Continue Of Care normal den bersalin
1 Hari dengan (COC) pada Ny.R ibu secara normal, kunjungan
Kehamilan Normal hamil normal adalah neonatus Bayi Ny. R dan
di BPM Sukatmiati metode deskriptif kunjungan Nifas Ny. R
Amd. Keb dalam bentuk studi lengkap dengan keadaan
Ngamplak kasus. Dengan teknik normal. KB menggunakan
Ngudirejo, pengumpulan data KB kondom
Kecamatan Diwek, meliputiobservasi,
Kabupaten wawancara,
Jombang.  pemeriksaan
fisik, studi
dokumentasi,
dan studi
kepustakaan.
Silviani Asuhan persalinan Metode yang Hasil Penelitan Proses
pada Ny. J dengan digunakan deskriptif persalinan Ny J
(2018)
Persalinan Normal observasi. berlangsung selama 4
Di Puskesmas jam, kala II berlangsung
Sungai Kakap selama 3 jam, Kala III
Kubu Raya berlangsung selama 5
menit dank ala IV
dilakukan selama 2 jam
Post Partum. Tidak ada
kesenjangan antara teori
dan dilapangan.
Indrawati asuhan kebidanan Metode penelitian Hasil nya pada asuhan
(2018) pada ibu bersalin dengan deskriptif kebidanan persalinan pada
Ny R di BPM dengan pendekatan Ny R sesuai dengan teori
Dahlia Desa study kasus tidak terdapat
Punggur Kecil kesenjangan antara
Kabupaten Kubu tinjauan kaus dan tijauan
Raya. teori.
Dari penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan terdapat

beberapa perbedaan terutama untuk waktu, tempat dan penatalaksanaan penelitian

tersebut. Penelitian sebelumnya dilakukan pada pasien disaat persalinan saja,

sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dimulai dari kehamilan,

persalinan, nifas, hingga bayi baru lahir sampai usia 4 bulan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kehamilan sangat banyak,

umumnya terkait dengan tanda-tanda adanya Allah, kebesaran dan kekuasaan-Nya.

Diantaranya, Al-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 12 hingga 14.

Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati

(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan)

dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan

sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal

daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang

belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, menjadikannya makhluk

yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.

1. Asuhan Kebidanan Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur atau

ovum dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 10


bulan,atau 9 bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari yang dihitung dari

hari pertama periode menstruasi terakhir (Wagiyo dkk,2016).

b. Standar Asuhan Kehamilan

Menurut Kemenkes RI (2013) untuk menghindari resiko komplikasi

pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk

melakukan kunjungan kehamilan yang berkualitas minimal 4 kali

kunjungan sesuai dengan standar asuhan kehamilan.

Tabel 2.1 Kunjungan Asuhan Kehamilan


Kunjungan Waktu Alasan

Trimester I Sebelum 14 a. Mendeteksi masalah yang dapat


minggu ditangani sebelum membahayakan jiwa.
b. Mencegah masalah, misal : tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya)
c. Membangun hubungan saling percaya
d. Memulai persiapan kelahiran &
kesiapan menghadapi komplikasi.
e. Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan, olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester 2 14-28 minggu a. Sama dengan trimester I ditambah:
kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala preeklamsia,
pantau TD, evaluasi edema, proteinuria )
Trimester 3 28- 36 minggu a. Sama, ditambah : deteksi kehamilan
ganda.
Setelah 36 a. Sama, ditambah : deteksi kelainan letak
minggu atau kondisi yang memerlukan
persalinan di RS
Sumber : Walyani (2015).
c. Tujuan Asuhan Kehamilan

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.


2) Meningkatkan dan mempertahankan kekuatan fisik, mental, dan sosial

ibu.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknyamanan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum , kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI Ekslusif.

5) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

d. Standar Pelayanan Kehamilan

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar 10T (Permenkes no

43, 2016) terdiri dari :

1) Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama

kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan

adanya gangguan pertumbuhan janin.

Pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya

faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurangdari 145

cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephal Pelvic

Disproportion).
2) Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90

mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai odema

wajah dan atau tungkai bawah dan atau ptoteinuria).

3) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas / LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh

tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK.

Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami

kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)

dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat

melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4) Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri ada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau

tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan

usia kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

Standar pengukuran menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan

24 minggu.

Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri


Tinggiu fundus Umur Kehamilan Tinggi fundus uteri (leopold)
Uteri (TFU) Dalam Minggu

12 cm 12 minggu 3 jari atas simfisis

16 cm 16 minggu Pertengahan pusat dan


simfisis

20 cm 20 minggu 3 jari bawah pusat

24 cm 24 minggu Sepusat

28 cm 28 minggu 3 jari atas pusat

32 cm 32 minggu Pertengahan pusat dan


processus xifoideus (px)

36 cm 36 minggu 1-2 jari bawah px

40 cm 40 minggu 2-3 jari bawah px

Sumber : Walyani (2015).


5) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Mentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan

antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.

Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala

janin belum masuk pintu atas panggul berarti ada kelainan letak,

panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada

akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ

lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160

kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.

6) Skrining

Status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid

(TT) bila diperlukan. Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum,

ibu hamil harus mendapat imunisasi TT

Tabel 2.3 Pemberiaan Imunisasi Tetanus Toxoid


Pemberian Selang waktu minimal
TT1 Saat kunjungan pertama

TT2 4 minggu setelah TT1

TT3 6 bulan setelah TT2

TT4 1 tahun setelah TT3

TT5 1 tahun setelah TT4

Sumber: Buku Saku Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan, 2013


Tabel 2.4 Pemberian vaksin TT yang sudah pernah imunisasi
Pernah Pemberian dan selang waktu minimal

1 kali TT2, 4 minggi setelah TT 1 (pada kehamilan

2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang


waktu minimal terpenuhi )
3 kali TT4, 1 tahun setelah TT3

4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4

5kali Tidak perlu lagi

Sumber: Buku Saku Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan, 2013. Pelayanan


kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, Bagian
Asuhan Antenatal, Jakarta, halaman 30
7) Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal

90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kotak pertama. WHO

juga menganjurkan pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan 60

mg zat besi) 2 kali sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 9 % atau

kurang dari pada salah satu kunjungan tingkatan tablet zat besi

menjadi 3 kali sehari sampai akhir masa kehamilannya. Kebijakan

program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Indonesia saat ini menetap :

a) Pemberian tablet Fe (320 mg Fe Sulfat dan 0,5 mg asam folat)

untuk semua ibu hamil sebanyak 1 kali tablet selama 90 hari.


Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama

kehamilan yaitu 100 mg.

b) Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2-

3 kali satu tablet/hari selama 2-3 bulan dilakukan, pemantauan Hb

(bila masih anemia), pemeriksa sampel tinja untuk melihat

kemungkinan adanya cacing tambang dan parasit lainnya, dan

pemeriksaan darah tetapi terhadap parasit malaria (di daerah

endemik)

8) Periksa laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil

adalah pemeriksaan pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan

pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, protein

urine dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria,

IMS, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus dalah

pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu

hamil yang melakukan kunjungan antenatal.

9) Tatalaksana/penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan.

Kasus-kasus yang tidak ditangani dirujuk sesuai dengan sistem

rujukan.

10) Temu wicara (konseling)


Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal yang meliputi:

a) Kesehatan ibu dan perilaku hidup bersih dan sehat.

b) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan.

c) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan

menghadapi komplikasi.

d) Asupan gizi seimbang serta gejala penyakit menular dan tidak

menular.

e) Penawaran untuk melakukan Tes HIV dan konseling di daerah

epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan

TB daerah epidemis rendah.

f) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif.

g) KB paska persalinan dan imunisasi.

h) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain

booster).

e. Asuhan Kehamilan

a) Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Trimester I

Berdasarkan pada kebutuhan kehamilan, prinsip pemeriksaan ANC

trimester I, pada kehamilan <12 miggu yaitu:

1) Menegakkan diagnosa kehamilan baik dengan metode sederhana

maupun dengan memperhatikan perubahan fisiologi yang terjadi, serta


kolaborasi untuk dilakukannya USG untuk menegakkan diagnosa yang

pasti.

2) Penapisan kebiasaan ibu yang kurang baik, sera dapat menyebabkan

gangguan pada janin dan kehamilan, seperti merokok dan minum-

minuman keras.

3) Melakukan penapisan penyakit penyerta kehamilan.

4) Pemeriksaan berat badan dan IMT.

5) Pemeriksaan tekanan darah.

6) Deteksi infeksi menular seksual termasuk HIV-AIDS, deteksi infeksi

bakteriuria.

7) Pemenuhan kebutuhan asam folat 400 unit gram/hari (12 minggu),

vitamin D, vitamin B6, vItamin B12 untuk mengatasi mual dan anemia

dalam kehamilan.

8) Kebutuhan vit A sebesar 700 gram selama kehamilan.

9) Menyiapkan psikologis ibu terhadap kehamilan yang terjadi.

10) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada awal

kehamilan.

11) Pemberian informasi sesuai kebutuhan ibu berdasarkan temuan.

12) Deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester I dan

melakukan tindakan kolaborasiatau rujukan dengan tepat.

13) Libatkan keluarga dalam setiap asuhan yang diberikan.

b) Penatalaksanaan Kehamilan Trimester II


Adapun yang menjadi dasar dalam pemantauan pada trimester II

kehamilan yaitu pada usia 13 sampai 16 minggu, diantaranya:

1) Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan pada IMT ibu.

2) Pemeriksaan tekanan darah.

3) Pemeriksaan tinggi fundus pada usia kehamilan 24 minggu.

4) Melakukan palpasi abdominal.

5) Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin.

6) Pemeriksaan laboratorium urine untuk mendeteksi secara dini

kelainan tropoblas yang terjadi serta diabetes gestasional.

7) Deteksi anemia akibat haemodilusi.

8) Deteksi terhadap masalah psikologis dan diberikan dukungan selama

hamil.

9) Kebutuhan ibu hamil dengan senam.

10) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan

palpasi dan atau pemeriksaan kolaborasi dengan USG.

11) Pemberiaan vaksin Tetanus Toxoid untuk mencegah terjadinya

Tetanus Neonatorium pada janin.

12) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada

trimester II.

13) Memenuhi kebutuhan kalsium dan asam folat ibu, multivitamin dan

suplemen lain hanya diberikan jika terdeteksi terjadinya pemenuhan

yang tidak adekuat pada ibu.


14) Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester II dan melakukan

tindakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat.

15) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan.

c) Penatalaksanaan Asuhan Kehamilan Trimester III

Dasar dalam pemantauan pada trimester III kehamilan yaitu pada

usia 27 sampai 42 minggu, yaitu:

1) Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan pada IMT ibu.

2) Pemeriksaan tekanan darah.

3) Pemeriksaan tinggu fundus uterus dan penentuan tafsiran berat badan

janin.

4) Penentuan letak janin dengan palpasi abdominal.

5) Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin.

6) Deteksi terhadap masalah psikologis dan diberikan dukungan selama

kehamilan.

7) Kebutuhan exercise ibu yaitu dengan senam hamil.

8) Deteksi pertumbuhan janin dengan pemeriksaan palpasi.

9) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada

trimester III.

10) Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester III dan

melakukan tindakan kolaborasi atau rujukan secara tepat.

11) Melibatkan keluarga dalam asuhan.

12) Persiapan laktasi.

13) Persiapan persalinan.


14) Melaukan kolaborasi pemeriksaan USG jika ditemukan kemungkinan

kelainan letak jantung, letak plasenta atau penurunan janin.

15) Lakukan rujukan jika ditemukan tanda-tanda patologi pada trimester

III. (Irianti dkk, 2014)

2. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Sesak Nafas

a. Asuhan kehamilan dengan sesak nafas

Peningkatan ventilasi menit yang menyertai kehamilan sering

dianggap sebagai sesak nafas. Sesak nafas merupakan salah satu keluhan

yang sering dialami oleh ibu (70%) pada kehamilan. Sesak nafas yang

berlangsung pada saat isthirahat atau aktivitas yang ringan sering disebut

sebagai sesak nafas yang normal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya

dikarenakan oleh rahim membesar sesuai dengan kehamilan sehingga

menyebabkan peningkatan kerja pernafasan.

Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi karena adanya perubahan

pada volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks selama

kehamilan. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, pembesaran

uterus akan semakin mempengaruhi keadaan diafragma ibu hamil, dimana

diafragma terdorong ke atas sekitar 4 cm disertai pergeseran ke atas

tulang iga.

Peningkatan volume darah selama kehamilan juga berperan

terhadap keluhan ibu yang mengalami sesak nafas. Peningkatan volume

darah selama kehamilan dapat terkait dengan usaha pemenuhan

kebutuhan kadar O2ke uterus, dimana sistem vaskular yang juga


mengalami peningkatan volume organ (hipertrofi) mengakibatkan kerja

jantung untuk memompa darah menjadi lebih berat dan secara tidak

langsung akan berpengaruh pada frekuensi pernafasan ibu hamil.

Mekanisme yang paling penting adalah hiperventilasi yang disebabkan

oleh peningkatan kadar progesteron (Irianti dkk, 2014)

b. Cara mengatasi sesak nafas pada kehamilan

Penanganan sesak nafas pada kehamilan dilakukan dengan secara

sederhana dengan menganjurkan ibu untuk mengurangi akitivitas yang

berat dan berlebihan, disamping itu ibu hamil perlu memperhatikan posisi

pada saat duduk dan berbaring. Disarankan agar ibu hamil mengatur posisi

duduk dengan punggung tegak, jika perlu disanggan dengan bantal pada

bagian punggung, menghindari posisi tidur terlentang karena dapat

mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ventilasi pervusi akibat

tertekannya vena (suppin hipotenstion sindrom). Sesak nafas dapat

mengakibatkan gangguan pada saat tidur malam (Ari Sulistiawati, 2013)

B. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (air

ketuban, janin, plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim

melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Walyani, 2016).

Persalinan adalah proses membuka dan menutupnya serviks uteri

disertai turunnya janin dan plasenta ke dalam jalan lahir sampai keluar
secara lengkapyang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 sampai 42

minggu) atau janin telah mencapai puncak dengan presentase kepala,

posisi presentase ubun ubun kecil, lahir spontan pervaginam dengan

kekuatan ibu sendiri tanpa melukai ibu dan bayi kecuali episiotomi,

berlangsung selama kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun bayinya (Wagiyo dkk, 2016).

Dasar Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan

aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan

komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia dan asfiksia

bayi baru lahir (Prawirohardjo, 2014).

2. Fisiologi Persalinan

Tanda-tanda persalinan adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya His Persalinan

Sifat his persalinan adalah Pinggang terasa sakit dan menjalar ke

depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar.

b. Pengeluaran Lendir dengan Darah

Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis lepas terjadinya perdarahan karena kapiler pembuluh darah

pecah.

c. Adanya pembukaan

Hasil-Hasil yang didapatkan pada Pemeriksaan Dalam adalah

perlunakan serviks, pendaftaran serviks, pembukaan serviks bagian yang

menghalangi jalan lahir dan air ketuban


Tahap Persalinan

a. Kala 1 (Pembukaan)

Kala 1 merupakan kala awal dari proses persalinan. Kala ini sering

disebut sebagai kala pembukaan, yaitu pada saat dimulainya dilatasi

serviks sampai terjadi pembukaan 10 cm.Awal dimulainya proses

persalinan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah. Ini terjadi

karena serviks mulai mengalami pembukaan dan penipisan. Darah berasal

dari pecahnya pembuluh darah kapilerpada jalan lahir karena pergeseran

serviks pada saat pembukaan. Kala ini terbagi menjadi 2 yaitu :

1) Fase laten : berlangsung 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.

2) Fase aktif : berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm

sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering dibagi menjadi 3 fase:

a) Fase akselarasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm menjadi 4cm.

b) Fase dilatasi maksimala : dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4cm menjadi 9 cm.

c) Fase deselarasi : pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2

jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

b. Kala II (Pengeluaran janin)

Pada kala II memiliki tanda tanda kala :

1) Adanya perasaan ingin mengedan disertai ingin muntah.

2) His terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira kira 2-3 menit.
3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB .

4) Anus membuka .

5) Perenium menonjol.

6) Pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah nampak di vulva

dengan diameter 5-6 cm Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan,

vulva membuka dan perenium meregang, dengan his dan mengejan

terpimpin kepala akan lahir di ikuti seluruh badan janin. Lama pada

kala II pada primi dan multipara berbeda, pada primipara kala II

berlangsung 1,5 jam- 2 jam dan multipara 0,5 jam-1 jam.

c. Kala III (pengeluaran uri)

1) Pada kala III Pelepasan plasenta memiliki tanda tanda yaitu:

a) Adanya rasa mules dari ibu.

b) Adanya kontraksi (perut ibu teraba keras).

c) Uterus menjadi bulat dan tinggi fundus naik di atas pusat.

d) Tali pusat bertambah panjang.

e) Keluar darah secara tiba tiba.

2) Asuhan manajeman aktif kala III yaitu :

a) Suntik oksitosin.

b) Peregangan tali pusat terkendali.

c) Masase uterus ibu pada pengeluaran plasenta biasanya disertai

dengan pengeluaran darah kira kira 100-200 cc.

d. Kala IV (Pengawasan 1-2 jam setelah plasenta lahir)


Upaya yang penting dilakukan adalah memastikan uterus

berkontraksi dengan baik dan tidak perdarahan. Pemantuan yang di

lakukan untuk mencegah perdarahan pervaginam adalah :

1) Setiap 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan Periksa tekanan

darah, nadi dan keadaan kandung kemih ibu setiap 15 menit selama 1

jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua

pascapersalinan dan melakukan pemeriksaan suhu ibu setiap 2 jam

pertama pascapersalinan.

3. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Ada lima kebutuhan dasar bagi perempuan dalam persalinan yaitu:

a. Dukungan fisik

Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan suatu standar

pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan

turut serta dalam kegiatan yang berlangsung. Dukungan dapat diberikan

oleh keluarga dan orang terdekat pasien.

b. Kebutuhan makanan dan cairan

Makanan padat tidak boleh diberikan pada persalinan aktif, kerena

makanan padat lebih lama tinggal di dalam lambung dari pada makanan

cair, sehingga proses pencernaan berjalan lebih lambat selama persalinan.

Bila ada pemberian obat, dapat juga merangsang terjadinya mual/muntah,

yang bisa mengakibatkanterjadinya aspirasi ke dalam paru paru, untuk


mencegah dehidrasi, pasien dapat di berikan air putih atau air yang manis

selama proses persalinan.

c. Kebutuhan eliminasi

Kandung kemih harus di kosongkan setiap 2 jam selama proses

persalinan. Bila pasien tidak dapat mampu berkemih sendiri dapat di bantu

dengan kateresasi, karena kandung kemih yang kosong dapat menghambat

penurunan kepala janin.

d. Pengurangan rasa sakit

Cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah:

1) Mengurangi sakit di sumbernya.

2) Memberikan rangsangan alternative yang kuat.

3) Mengurangi reaksi mental yang negative, emosional, dan reaksi fisik

ibu terhadap rasa sakit.

4. Asuhan Persalinan

a. Tujuan Asuhan Persalinan

Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalan upaya

mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,dengan

memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

b. Asuhan persalinan normal

Untuk melakukan asuhan persalinan normal (APN) dirumuskan 58

langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut:

1) Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.


2) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai

2½ ml ke dalam wadah partus set.

3) Memakai celemek plastik.

4) Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn

sabun & air mengalir.

5) Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan

digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6) Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi

dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah

dibasahi oleh air matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.

8) Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah

lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan

klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai –

pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa

ingin meneran.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk

dan pastikan ia merasa nyaman.

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran.

14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam

60 menit.

15) Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

16) Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan

alat dan bahan.

18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm,

memasang handuk bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi

jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipat 1/3 bagian

dibawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan

(perasat untuk melindungi perineum dngan satu tangan, dibawah kain

bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari

tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala

bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada

saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum).


20) Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa

steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara

biparietal. Menganjurkankepada ibu untuk meneran saat kontraksi.

Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu

depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas

dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk

menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan

atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung

kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai

bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

25) Melakukan penilaian selintas :

a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b) Apakah bayi bergerak aktif ?

26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti

handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi

atas perut ibu.


27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi

dalam uterus.

28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus

berkontraksi baik.

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM

(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikan oksitosin).

30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-

kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu)

dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31) Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi

perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem

tersebut.

32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya

dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di

kepala bayi.

34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari

vulva.

35) Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,

untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.


36) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan

kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah

doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan mengulangi prosedur.

37) Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros

jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta

dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta

dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu

pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri

dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian

palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba

keras).

40) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan

kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput

ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik

yang tersedia.

41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.


42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu

paling sedikit 1 jam.

44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes

mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di

paha kiri anterolateral.

45) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi

Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

47) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49) Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama

jam kedua pasca persalinan.

50) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas

dengan baik.

51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di

dekontaminasi.
52) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.

53) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan

sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai

pakaian bersih dan kering.

54) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk

membantu apabila ibu ingin minum.

55) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

56) Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5%

57) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

58) Melengkapi partograf.

C. Asuhan Nifas

1. Pengertian Nifas

a. Pengertian Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Pusdiklatnakes, 2015)

Masa Nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir setelah alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Saifuddin, 2013).


b. Tujuan masa nifas

Pengawasan yang dilakukan secara umum bertujuan untuk:

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun social

2) Melaksanakan screening yang komprehensif, mendeteksi adanya

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, menyusui ataupun pemberiaan imunisasi bagi bayi

perawatan bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

c. Perubahan Psikologis pada masa nifas

Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting pada

ibu dalam masa nifas. Ibu nifas menjadi sangat sensitif, sehingga

diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat

penting pada masa nifas untuk memberi pengarahan pada keluarga tentang

kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu

nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis. Adaptasi

psikologis yang perlu dilakukan sesuai dengan fase di bawah ini:

1) Fase Taking In Fase

Hal ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung

dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini

fokus perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri. Pengalaman selama

proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahahannya


membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mecegah gejala kurang tidur,

seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat

ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya. Oleh karena itu

kondisi ibu perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.

Pada fase ini, perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk

proses pemulihannya.

2) Fase Taking Hold Fase

Hal ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada

fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaannya sangat

sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-

hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena saat ini

merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai

penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa

percaya diri.

3) Fase Letting Go Fase

Hal ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan untuk

merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.

d. Perubahan Fisiologis pada masa nifas

1) Perubahan system reproduksi

a) Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi.


b) Lochea Lochea adalah cairan/secret yang berasal dari cavum uteri

dan vagina dalam masa nifas.

Macam-macam lochea adalah :

(1) Lochea Rubra (Cruenta) : berisi darah segar dan sisa selaput

ketuban, sel desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium,

selama 2 hari nifas

(2) Lochea Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan

lendir, hari 3-7 nifas

(3) Lochea Serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 nifas.

(4) Locea Alba : cairan putih, keluar setelah 2 minggu masa nifas

Selain lochea di atas, ada jenis lochea yang tidak normal,

yaitu :

a) Lochea purulenta, terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk

b) Locheastasis, lochea tidak lancer keluarnya

c) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama sama uterus. Setelah

persalinan, ostium uteri eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3

jari tangan. Setelah 6 minggu persalinan serviks akan menutup

d) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayinya, dan dalam


beberapa hari pertama sesuadah proses tersebut, kedua organ ini

tetap berada dalam keadaan kendur

1) Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali keadaan tidak

hamil

2) Selama 3 minggu rugae dalam vagina secara berangsur angsur

muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol

e) Perineum

Pada masa nifas hari ke 5, tonus otot perenium sudah kembali

seperti keadaan sebelum hamil, walaupun tetap lebih kendur dari

pada keadaan sebelum melahirkan

f) Payudara

Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan

peningkatan hormone prolaktin setelah persalinan yang

menyebabkan perubahan :

1) kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada

hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.

2) payudara menjadi lebih besar dan keras sebagai tanda mulainya

proses laktasi.

2) Perubahan pada system perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama hal ini

dikarenakan kemungkinan terdapat odema leher bulibuli sesudah

bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis

selama persalinan.
3) Perubahan sistem pencernaan

Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.

Rasa sakit di daerah perenium dapat menghalangi keinginan untuk

buang air besar (BAB) sehingga pada masa nifas sering timbul

keluhan kontsipasi akibat tidak teraturnya buang air besar.

4) Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Tonus otot polos pada dinding vena mulai membaik, volume

darah mulai berkurang, viskositas darah kembali normal dan curah

jantung serta tekanan darah menurun sampai ke kadar sebelum hamil.

e. Perubahan Tekanan darah

Tekanan darah bisa meningkat dari dari sebelum persalinan

sampai 1 sampai 3 hari masa nifas. Bila tekanan darah rendah perlu di

waspadai adanya perdarahan pada masa nifas. Bila tekanan darah tinggi,

hal ini merupakan salah satu petunjuk kemungkinan adanya preeklamsia

yang timbul pada masa nifas dan diperlukan penanganan lebih lanjut.

f. Perubahan pada sistem Hematologi

Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan

diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari 3

sampai 7 masa nifas dan akan kembali normal dalam 4 sampai 5 minggu

masa nifas.

g. Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan dilakukan paling sedikit 4 kali selama ibu dalam masa

nifas. Kegiatan yang dilakukan selama kunjungan meliputi pemeriksaan


untuk deteksi dini, pencegahan, intervensi, dan penanganan masalah-

masalah yang terjadi pada saat nifas.

Tabel 2.5 Kunjungan Nifas


Kunjungan Waktu Tujuan

I 6 sampai 8 a. Mencegah perdarahan masa nifas


jam setelah karena atoniauteri.
persalinan b. Pemantauan keadaan umum ibu.
c. Melakukan hubungan antara bayi dan
ibu (Bonding Attachment).
d. ASI eksklusif.
II 6 hari e. Memastikan involusi uterus berjalan
setelah normal, uterus berkontraksi, fundus
persalinan dibawah umbilicus dan tidak ada tanda –
tanda perdarahan abnormal.
f. Memastikan ibu mendapat istirahat
yang cukup.
g. Memastikan ibu mendapat makanan
yang bergizi.
h. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak mamperlihatkan tanda –
tanda penyulit

III 2 minggu i. Memastikan involusi uterus berjalan


setelah normal, uterus berkontraksi, fundus
persalinan dibawah umbilicus dan tidak ada tanda –
tanda perdarahan abnormal.
j. Memastikan ibu mendapat istirahat
yang cukup.
k. Memastikan ibu mendapat makanan
yang bergizi.
l. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak mamperlihatkan tanda –
tanda penyulit.

IV 6 minggu m. Menanyakan pada ibu tentang


setelah penyulit – penyulit yang ia alami.
persalinan n. Memberi konseling untuk KB secara
dini, imunisasi, senam nifas, dan tanda –
tanda bahaya yang dialami oleh ibu dan
bayi.

D. Bayi Baru Lahir


1. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang sedang

bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran, serta harus dapat

melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

esktrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat

antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada

kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (Dewi, V, 2012)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan

37 minggu sampai 42 minggu dalam berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram

(Wagino, 2016).

2. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

A : Appearance (Penampilan) perhatikan warna tubuh bayi

P : pulse (denyut) DJJ dengan stateskop atau palpasi jantung dengan jari

G : Grimance (seringai) reaksi pada muka , saat kaki di gosok berulang

ulang

A : Activity (tonus otot) gerakan kaki dan tangannya atau sebagai reaksi

rangsangan tersebut

R : Respiration (pernapasan) perhatikan upaya bernapas bayi. (Rukiyah,

2012)

Ciri- ciri bayi baru lahir normal dan sehat adalah

a. Berat badan antara 2500- 4000 gram.

b. Panjang badan 48 sampai 52 cm, lingkar kepala bayi 33 sampai 35 cm,

lingkar dada 30 sampai 38 cm.


c. Detak jantung 120-140 x/menit, frekuensi pernapasan 40-60 x/menit.

d. Rambut lanugo (bulu badan yang halus) tidak terlihat, rambut kepala

sudah muncul, warna kulit badan merahan muda dan licin.

e. Reflek menghisap dan menelan sudah baik ketika di berikan IMD, refklek

gerak memeluk dan menggengam sudah baik, mekonium keluar dalam

waktu 24 jam setelah lahir.

f. Genitalia

a) Pada laki-laki, kematangan ditandai dengan testis yang berada pada

skrotum dan penis yang berlubangf.

b) Pada perempuan, kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang

berlubang, serta labia mayora menutupi minora.

g. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam

pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

3. Asuhan Kebidanan kunjungan pada Bayi Baru Lahir

a. Penatalaksanaan Segera Bayi Baru

Berikut ini aspek-aspek penting asuhan segera pada bayi baru lahir (Marmi

dan Rahardjo, 2015) diantaranya :

a) Mengkaji hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayatpersalinan,

riwayat keluarga

b) Menilai APGAR

Tabel 2.6 Penilaian Apgar Skor pada Bayi Baru Lahir


Penilaian Nilai = 0 Nilai = 1 Nilai = 2
Appearance Biru/pucat Tubuh merah, Seluruh tubuh merah
(Warna Kulit) Ekstremitas biru
Pulse Tidak ada <100 >100
(Detik Jantung)
Grimace Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
(Refleks) Ada sedikit gerakan
Actifity Lemah Ekstrimitas dalam Gerakan aktif
(Tonus Otot) sedikit fleksi
Respiration Tidak ada Lambat Menangis kuat atau
(Pernapasan) baik
(Sumber : Fitriana dan Nurwiandani, 2018)
c) Melakukan Perawatan tali pusat

d) Mengkaji keadaan umum

e) Mengkaji tanda-tanda vital

f) Melakukan pemeriksaan fisik

Tabel 2.7 Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan pada Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan Fisik yang


Keadaan Normal
Dilakukan

Lihat postur, tonus dan  Posisi tungkai dan lengan fleksi.


aktivitas  Bayi sehat akan bergerak aktif

Lihat kulit  Wajah, bibir, dan selaput lendiri berwarna


merah muda, tanpa adanya kemerahan atau
bisul.

Hitung permapasan dan lihat  Frekuensi napas normal 40-60 kali per
tarikan dinding dada bawah menit.
ketika bayi sedang tidak  Tidak ada tarikan dinding dada bawah
menangis yang dalam

Hitung denyut jaantung  Frekuensi denyut jantung normal 120-160


dengan meletakkan kali per menit.
stetoskop di dada kiri
setinggi apeks kordis

Lakukan pengukuran suhu  Suhu normal 36,5˚ C -37,5˚ C.


ketiak dengan termometer
Pemeriksaan Fisik yang
Keadaan Normal
Dilakukan

Lihat dan raba bagian  Bentuk kepala terkadang asimetris karena


kepala penyesuaian pada saat proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48 jam.
 Ubun-ubun besar rata atau tidak
membonjol, dapat sedikit membonjol saat
bayi menangis.

Lihat mata  Tidak ada kotoran, sekret atau pus.

Lihat bagian dalam mulut  Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada
Masukkan satu jari yang bagian yang terbelah.
menggunakan sarung  Nilai kekuatan isap bayi, bayi akan
tangan ke dalam mulut, mengisap kuat jari pemeriksa.
raba langit-langit

Lihat dan raba perut  Perut bayi datar, teraba lemas.


Lihat tali pusat  Tidak ada perdarahan, pembengkakan,
nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat,
atau kemerahan sekitar tali pusat.

Lihat punggung dan raba  Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang
tulang belakang dan benjolan pada tulang belakang.

Lihat eksterimtas  Hitung jumlah jari tangan dan kaki, lihat


apakah kaki posisinya baik atau bengkok
ke dalam atau keluar,
 Lihat gerakan ekstremitas.

Lihat lubang anus  Terlihat lubang anus dan periksa apakah


Hindari memasukkan alat mekonium sudah keluar.
atau jari dalammemeriksa  Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam
anus setelah lahir.

Lihat dan raba alat kelamin  Bayi perempuan kadang terlihat cairan
luar vagina berwarna putih atau kemerahan.
 Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada
ujung penis.
 Pastikan bayi sudah buang air kecil dalam
24 jam setelah lahir.

Timbang bayi  Berat lahir normal pada kisaran 2,5 – 4 kg.


Timbang bayi dengan  Dalam minggu pertama, berat bayi
menggunakan selimut, hasil mungkin turun dahulu baru kemudian naik
dikurangi selimut kembali. Penurunan berat maksimal 10%.
Pemeriksaan Fisik yang
Keadaan Normal
Dilakukan

Mengukur panjang dan  Panjang lahir normal 48-52 cm.


lingkar kepala bayi  Lingkar kepala normal 33-37 cm.

Menilai cara menyusui,  Kepala dan badan dalam garis lurus, wajah
minta ibu untuk menyusui bayi menghadap payudara ibu,
bayinya mendekatkan bayi ke tubuhnya. Bibir
bawah melengkung keluar, sebagian besar
areola berada di dalam mulut bayi.
Menghisap dalam dan pelan kadang
disertai berhenti sesaat.
(Sumber : Kemenkes RI, 2018)
g) Berikan Vitamin K atau Neo K untuk mencegah terjadinya perdarahan

pada otak bayi. Semua BBL normal dan cukup bulan diberikan secara

injeksi pada 1/3 paha tengah bagian luar secara IM sebanyak 0,5 mg.

h) Berikan obat tetes mata Erlamycetin 5 ml untuk mencegah infeksi pada

mata.

b. Kunjungan I (6 sampai 48 jam setelah lahir)

1) Melakukan pengamatan sepintas pada pernafasan, warna kulit, dan

aktifitas gerak bayi.

2) Pertahankan suhu tubuh bayi.

3) Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.

4) Berikan vitamin K atau Neo K untuk mencegah terjadinya perdarahan

pada otak bayi.

5) Indentifikasi bayi / memberikan felang pengenal bayi.

6) Melakukan perawat bayi.

c. Kunjungan II (3 sampai 7 hari setelah bayi lahir)


1) Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering serta tidak ada

menunjukkan tanda-tanda infeksi.

2) Menjaga kebersihan bayi.

3) Pemeriksaan tanda bahaya pada bayi.

4) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin.

5) Menjaga kehangatan serta suhu pada bayi.

6) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI secara

ekslusif untuk mencegah hipotermi pada bayi dan melaksanakan

perawatan bayi baru lahir dirumah menggunakan buku Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA).

d. Kunjungan III (8 sampai 28 hari setelah bayi lahir)

1) Melakukan pemeriksaan fisik serta melihat keadaan pusat bayi

apabila sudah lepas.

2) Menjaga kebersihan bayi.

3) Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif sesering

mungkin.

4) Memberitahu ibu tentang mengenai imunisasi dan menganjurkan ibu

untuk membawa bayi ke klinik atau puskesmas untuk mendapatkan

imunisasi BCG dan POLIO pada saat bayi berumur 1 bulan.

E. Keluarga Berencana
Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Keluarga Berencana (KB) yang

salah satunya yaitu Surat An-Nisa’ ayat 9:


Artinya: Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya

mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang

benar.

1. Pengertian

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui penewasaan usia perkawinan, pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga

untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Yuhedi, 2015).

2. Tujuan Program KB

Menurut Marmi (2016), menyatakan bahwa tujuan program KB adalah

memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa;

mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa;

memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang

berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan

anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

3. Sasaran Program KB Nasional

Menurut Yuhedi (2015), menyatakan bahwa sasaran program KB

Nasional yaitu:
a. Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional

menjadi 1,14% per tahun.

b. Menurunkan angka kelahiran TFR menjadi 2,2 setiap wanita.

c. Meningkatkan peserta KB pria menjadi 4,5%.

d. Menurunkan pasangan usia subur (PUS) yang tidak ingin punya anak lagi

dan ingin menjarangkan kelahirannya, tetapi tidak memakai alat kontrasepsi

(unmet need) menjadi 6%.

e. Meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang efektif, dan efisien.

f. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

g. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang

aktif dalam usaha ekonomi produktif.

h. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan KB dan KR.

4. Implant / susuk KB

Implan atau susuk KB adalah metode kontrasepsi yang hanya

mengandung progestin dengan mas kerja panjang, dosis rendah, reversible

untuk wanita. Obat yang terdapat dalam setiap batang itu akan berdifusi secara

teratur masuk ke dalam peredaran darah. Setelah obat steroid dalam setiap

batang itu habis, maka semua wanita yang bersangkutan ingin berhenti

pemakaiannya (Marni,2016)

Keuntungan metode ini adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka

panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak


memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak

menggangu ASI, tidak mengganggu kegiatan senggama, klien hanya perlu

kembali ke klinik bila ada keluhan, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan

kebutuhan. Efek samping metode ini adalah dapat menyebabkan perubahan

pola haid berupa perdarahan bercak, hipermenorea, atau meningkatnya jumlah

haid, serta amenorea, timbul keluhan-keluhan seperti nyeri kepala,

peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual,

pening/pusing kepala, perubahan perasaan atau kegelisahan, timbul jerawat,

vagina menjadi kering, membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk

insersi dan pencabutan, tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi

menular seksual termasuk AIDS, klien tidak dapat menghentikan sendiri

pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan akan tetapi harus pergi ke

klinik untuk pencabutan (Marni, 2016)

F. Kerangka Alur Pikir

Adapun kerangka alur pikir dalam penelitian ini diuraikan pada bagan

sebagai berikut:
Kehamilan

Fisiologis Patologis
Rujuk

Penerapan asuhan kebidanan pada kehamilan :


 TM I 1 kali (UK : 0- 13 minggu)
 TM II 1 kali (UK : 14- 27 minggu)
 TM II 2 kali (UK : 28- 40 minggu

Persalinan

Fisiologis Patologis Rujuk


Pemantauan kemajuan persalinan
kala I- IV dengan partograf

Bayi Baru Lahir Nifas

Fisiologis Patologis Fisiologis Patologis

Rujuk Rujuk

Penerapan asuhan kebidanan pada Penerapan asuhan kebidanan pada


BBL- neonatus fisiologis. ibu nifas:
 Setelah lahir saat bayi stabil  Kunjungan I (6-8 jam PP) KB
sebelum 6 jam  Kunjungan II (1-2 minggu PP)
 Kunjungan I (6- 48 jam)  Kunjungan III (6 minggu PP)
 Kunjungan II(3-7 hari) Implant
 Kunjungan III (8-28 hari)

Bagan 2.1
Modifikasi kerangka alur pikir menurut Sulistyawati (2009),
Kemeterian Kesehatan (2010), Marmi (2015)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

pendekaatan studi kasus (CSR). Menurut Sulistyaningsih (2011), metode

penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan atau

area populasi tertentu yang bersifat factual dan objektif, sistematis dan akurat.

Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dimaksud untuk

melihat fenomena individual, situasi, kelompok tertentu yang terjadi secara


kekinian dan akurat. Studi kasus ini tentang Asuhan Kebidanan Komperhensif

pada Ny. I dan Bayi Ny. I

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian berupa asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny. I

dan bayi Ny. I adapun waktu dan tempat penelitian dilakukan pada :

Tabel 3.1
Tempat dan waktu penelitian

No Waktu Tempat Asuhan


Kunjungan pemeriksaan antenatal
1 09 Juli 2019 Polindes Ampera Raya
care ke- 1
Puskesmas Sungai Kunjungan pemeriksaan Antenatal
2 15 Agustus 209
Ambawang Care ke- 2
Kunjungan pemeriksaan Antenatal
3 09 September 2019 Polindes Ampera Raya
Care ke- 3
Puskesmas Sungai Kunjungan pemeriksaan Antenatal
4 17 Desember 2019
Ambawang Care ke- 4
Puskesmas Sungai
5 02 Januari 2020 Pertolongan persalinan
Ambawang
Puskesmas Sungai
6 03 Januari 2020 Kunjungan Neonatus I
Ambawang
Puskesmas Sungai
7 03 Januari 2020 Kunjungan Nifas I
Ambawang
Puskesmas Sungai
8 03 Januari 2020 Imunisasi Hbo
Ambawang
9 07 Januari 2010 Rumah Pasien Kunjungan neonatus II
10 30 Januari 2020 Rumah Pasien Kunjungan Neonatus ke- III
11 07 Januari 2020 Rumah Pasien Kunjungan Nifas ke- II
12 09 Februari 2020 Posyandu Anugrah Imunisasi BCG dan Polio I
13 30 Januari 2020 Rumah pasien Kunjungan Nifas ke III
14 11 Februari 2020 Polindes Ampera Raya KB
15 09 Maret 2020 Posyandu Anugrah DPT I dan Polio II
Sumber Data Primer, 2018
C. Subjek Penelitian

Dalam penulisan studi kasus ini menggunakan subyek merupakan orang

yang dijadikan sebagai responden untuk pengambilan kasus. (Hidayat, 2010).

Subyek penelitian ini adalah Ny.I dan By. Ny. I

D. Jenis Data
Data yang diperoleh terbagi atas dua yaitu (Setiawan dan Saryono, 2011):

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik secara

inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Dan juga diperoleh dari wawancara

dan observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari catatan perkembangan dan

hasil dari pemeriksaan penunjang lainnya.

E. Alat dan Metode Pengumpulan data

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengambil

semua data dari dokumen yang dibutuhkan (Setiawan dan Suryono,2011).

1. Wawancara

Dalam pelaksaan penelitian, wawancara yang digunakan dalam bentuk

pedoman wawancara ‘’semi structed’’, yaitu penelitian menanyakan

pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam untuk

menggali keterangan lebih lanjut.

2. Observasi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengamati keadaan umum,

pemantauan pada Ny. I dan Bayi. Ny. I serta tumbuh kembang hingga usia 1

tahun.

3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai

kaki (head to toe) yang meliputi inspeksi, perkusi, auskultasi, dan

pemeriksaan penunjang untuk melengkapi format pengkajian.

4. Diskusi

Peneliti mengadakan tanya jawab dengan bidan yang menanggung

jawab serta berdiskusi dengan dosen pembimbing laporan tugas ini.

5. Laporan dokumentasi Asuhan Kebidanan dibuat dalam bentuk SOAP.

F. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah prosedur perlindungan terhadap responden dengan

menjamin kerahasiaan responden, mencegah responden dari cedera akibat

prosedur penelitian mempertahankan kenyamanan responden selama penelitian.

Adapun etika penelitian yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut

(Notoadmodjo,2010).

1. Informant Consent

Informant consent merupakan bentuk pesetujuan antara peneliti dengan

responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Informant

consent tersebut diberikan sebelum asuhan kebidanan komrehensif dilakukan

dengan memberikan lembar persejutujuan untuk menjadi responden.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Masalah etika selanjutnya adalah memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya


menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidently)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikana jaminan

kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

penelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Subjek Penelitian Ny. I dan bayi Ny.I di Desa Ampera Raya dengan rincian

waktu penelitian dari 20 Desember 2019 sampai 09 Maret 2020. Analisis hasil

asuhan kebidanan diuraikan sebagai berikut :

1. Identitas Pasien

Nama Ibu : Ny. I


Umur : 23 Tahun
Suku/ Bangsa : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Ampera Raaya, Desa Ampera Raya Sungai Ambawang
No. Handphone : 0853890547xx

Nama Suami : Tn. S


Umur : 44 Tahun
Suku/ Bangsa : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
B. Riwayat Obstetri
2. Kehamilan
Tgl/Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Keadaan
No Penyulit BB/PB
Partus Partus Hamil Persalinan Persalinan Sekarang
tidak
1 2013 bidan 40 mg normal bidan 3200/50 sehat
ada
2 hamil saat ini

Tabel 4.2
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Kehamilan

Keterangan Catatan Perkembangan


Kunjungan 1 1. Keluhan Utama : mual dan muntah
Tangga : 01-06-2019 2. Riwayat Menstruasi
l Siklus : Teratur
Jam : 09 : 20 wib Lama : 5-6 Hari
Tempat : Poskesdes HPHT : 28 Maret 2018
Ampera UK :9 Minggu
Raya 3. Riwayat Kehamilan yang lalu :
Tahun 2013, melahirkan anak perempuan berat badan : 3200,
S Panjang badan : 49 cm, ditolong oleh bidan dengan usia
kehamilan aterm, keadaan anak sekarang sehat, tidak ada penyulit
dalam persalinan.
4. Riwayat Kesehatan ibu tidak memiliki riwayat penyakit dan
alergi, ibu tidak pernah di oprasi
5. Pola fungsional kesehatan
Nutrisi : Makan 2-3 x / hari porsi sedikit, minum ± 4 gelas
Eliminasi : BAB ± 1x/ hari, BAK ±6-7 x/hari
Istirahat : tidur ± 8 jam
O 1. TP : 05 Januari 2020
2. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Pemeriksaan Antropometri
BB sebelum hamil : 57Kg
BB sedang : 57 Kg
TB : 158 Cm
LILA : 27 Cm ( Normal)
IMT : 18, 83 Kg/m2 (Rendah)
3. Pemeriksaan TTV
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 78 x/m
Suhu : 36,6 ‘C
Pernafasan : 17 x/m
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : pucat (-) oedema (-)
Mata : Konjungtiva merah muda,
sklera putih
Leher : Pelebaran vena jugularis (-), pembesaran
kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid
(-)
Dada : Paru- paru : stridor (-) wheezing (-)
: Jantung : bunyi tambahan
Payudara : Jaringan parut (-), puting susu menonjol,
benjolan (-), kolostrum (-)
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea
nigra dan tidak ada striae
Leopold I : Belum teraba

5. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 12,6 gram
Golongan darah : (O)
Pp test : Positif
Protein urine (-)
Reduksi urine (-)
Sifilis (-)
HIV (-)
Malaria (-)
A GIIPIA0HI, amenore 9 minggu, curiga hamil
P 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, yaitu kondisi ibu
baik, TD : 100/70, berat badan ideal, dan hasil pemeriksaan fisik
normal, janin belum teraba & denyut jantung janin belum ada
namun ibu tidak usah khawatir karena sesuai dengan usia
kehamilannya.
(Ibu tampak senang dengan penjelasan)
2. Memberitahukan kepada ibu mengenai keluhannya, yaitu mual/
muntah pada umur kehamilan sekarang/ trimester 1 adalah normal
dikarenakan hormon yang sedang meningkat, asal tidak
berlebihan.
(Ibu menanggapi)
3. Memberikan konseling cara mengatasi keluhan ibu, yaitu:
a. Ketika bangun tidur harus perlahan- lahan dari tempat tidur.
b. Makan roti/ biskuit sebelum bangun dari tempat tidur .
c. Menghindari kelelahan sehingga harus cukup istirahat.
d. Menghindari makanan yang dapat membuat mual seperti
makanan berlemak, amis, pedas, & terlalu manis.
e. Hindari berbaring setelah makan, minum 1-2 jam setelah
makan.
f. Menggunkan pakaian yang longgar & nyaman .
g. Konsumsi makanan dalam porsi sedikit- sedikit tapi sering.
(Ibu menanggapi)
(Ibu menanggapi)
4. Memberikan KIE mengenai kebutuhan ibu hamil trimester 1
kepada ibu :
a. Menjelaskan kebutuhan gizi/ nutrisi yaitu ibu harus makan
meskipun mual sedikit tapi sering, makan sayur- sayuran,
buah, biscuit dan roti.
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, tidak kelelahan , dan
tidur minimal 8 jam/ hari.
c. Menjelaskan tentang personal hygiene yaitu mandi secara
teratur, mengganti celana dalam minimal 2x sehari, jika
lembab segera diganti.
d. Menyarankan ibu untuk melakukan koitus secara hari – hati,
dan aman dilakukan asal tidak ada perdarahan pervaginaan.
(Ibu menanggapi)
5. Memberitahukan tanda- tanda bahaya kehamilan 1 kepada ibu,
yaitu segera ketenaga kesehatan jika terjadi perdarahan
pervaginaan, mual muntah berlebihan (>10x/ perhari), sakit
kepala berlebihan, demam tinggi, dan keputihan yang berlebihan,
berbau dan gatal.
(Ibu menanggapi)
6. Memberikan terapi suplemen dan menjelaskan cara
mengkonsumsi dan manfaatnya.
B6 2x1 (10 tablet)
B12 2x1 (10 tablet)
B complex 2x1 (10 tablet)
(Ibu menanggapi)
7. Menyarankan ibu untuk periksa kembali 1 bulan kemudian.
(Ibu menanggapi)

Kunjungan 2 1. Keluhan utama : tidak ada keluhan


Tangga : 15-08-2019 2. Usia Kehamilan : 19 minggu
l 3. Pola Nutrisi
Jam : 09 : 00 wib S Makan : 4-5 kali/ hari porsi sedikit (nasi , roti, dan
Tempat : Poskesdes biskuit)
Ampera Minum : 5-6 gelas perhari ( air mineral dan air sirup
Raya manis)
O 1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat badan sebelum hamil : 57 kg
berat badan sekarang : 64 Kg
Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5 ºC

2. Pemeriksaan Khusus
Wajah : pucat (-) oedema (-)
Mata : Konjungtiva merah muda,
sklera putih

Leopold I : TFU 1 jari di bawah pusat , teraba


tahanan keras
DJJ : 142 kali/menit
A GIIPIA0HI Hamil 19 minggu
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik,
tekanan darah 110/70 nadi 81 x/m suhu 36,5 pernafasan 18 x/m,
namun berat badan naik drastis yaitu 7 kg.
(Ibu menanggapi)
2. Memberitahukan usia kehamilan sekarang 19 minggu, janin
sudah teraba, besar perut sesuai usia kehamilan, denyut jantung
janin sudah terdengar.
(Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
3. Memberikan konseling mengenai kenaikan berat badan ibu yang
drastis, yaitu 7 Kg
a. Kenaikan normal untuk semester 1 hanya 2kg, semester 2
sebanyak 4 kg dan semester 3 sebanyak 6 kg.
b. Memberitahukan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih
menyebabkan obesitas kehamilan, sedangkan ibu hamil
obesitas beresiko untuk terjadi komplikasi kehamilan maupun
persalinan
c. Menyarankan ibu untuk mengatur pola makan dan minum,
menghindari makanan yang berlemak seperti santan dan
minuman instan yang terlalu manis.
(Ibu menanggapi)
4. Memberikan KIE tentang kebutuhan ibu hamil trimester 2, yaitu :
a. Menyarankan ibu untuk menggunakan pakaian yang nyaman,
tidak ketat, dan menghindari menggunakan celana jeans agar
peredaran darah lancar.
b. Menyarankan ibu untuk tidak menggunakan sandal berhak
tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pinggang.
c. Menjelaskan kebutuhan nutrisi, yaitu jika masih mual makan
sedikit tapi sering, perbanyak sayur, buah, dan kacang-
kacangan, hindari minum kopi, teh dan makan coklat sebab
kafeinnya mengganggu perkembangan system saraf pusat
janin dan mengganggu penyerapan zat besi. Minum susu
hamil jika sudah tidak mual lagi.
d. Memberikan konseling mengenai kebersihan diri, yaitu mandi
teratur, keramas 3-4 kali seminggu, ganti celana dalam
sesering mungkin jika sudah lembab dan tidak nyaman.
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan koitus dengan hati- hati
dan aman dilakukan jika tidak ada perdarahan.
(Ibu menanggapi)
5. Memberitahukan tanda- tanda bahaya kehamilan trimester II,
yaitu :
- Mual , muntah, disertai pusing yang hebat.
- Janin tidak bergerak atau pergerakan janin jarang (<10x/
hari).
- Perdarahan pervaginaan.
- Terjadi rembesan ketuban yang banyak dengan cirri- ciri
berbau amis dan berwarna keruh.
- Demam.
- Keputihan yang berlebihan, berbau, dan gatal.
(Ibu menanggapi)
6. Memberikan suplemen
a. Tablet tambah darah 30 tablet, (1X1) .
b. Kalk 30 tablet (1X1)
( Ibu menanggapi)
7. Menyarankan ibu untuk periksa kembali 1 bulan kemudian.
(Ibu menanggapi)
Kunjungan 3 1. Keluhan : tidak ada keluhan
S
Tangga : 09-10-2019 2. Umur kehamilan : 28 minggu
l 1. Pemeriksaan umum
Jam : 09 : 00 wib Keadaan umum : Baik
Tempat : Polindes Kesadaran : Composmentis
Ampera Berat badan : 67,5 Kg
Raya Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,8 ºC

2. Pemeriksaan khusus
wajah : Tidak pucat, tidak oedema
O mata : Konjungtiva merah muda,
sklera putih
Leopold I : TFU 26 cm, teraba keras tidak
melenting Bokong
Leopold II : kanan teraba bagia keras memanjang
seperti papan ( Punggung), kiri teraba
bagian kecil – kecil janin
(ekstremitas)
Leopold III Kepala
Leopold IV kepala belum masuk PAP
DJJ : 154 x/menit
TBBJ : 2170 gram
A GIIPIA0HI , Hamil 28 minggu janin intra uteri tunggal hidup.
P 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik,
TTV normal, usia kehamilan 28 minggu dan besar perut sesuai
dengan usia kehamilan.
(Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
2. Memberitahukan denyut jantung janin normal yaitu 154 x/menit.
(Ibu menanggapi)
3. Menyarankan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu minimal 8 jam
perhari.
(Ibu menanggapi)
4. Memberikan suplemen dan menjelaskan manfaatnya :
a. Kalk 30 tablet diminum 1x1 perhari ,yaitu untuk pertumbuhan
tulang janin.
b. Vitamin C 10 tablet 1x1 perhari, yaitu untuk membantu
penyerapan zat besi dan menjaga kesegaran tubuh.
c. Tablet Tambah Darah 30 tablet diminum 1x1 perhari, yaitu
untuk menghasilkan darah merah , untuk pembentukan dan
pematangan struktur organ janin, dan sumber nutrisi ibu dan
bayi.
(Ibu menanggapi)
5. Menyarankan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan kemudian.
(Ibu menanggapi)
Kunjungan 4 Keluhan : sakit dibagian pinggang
S
Tangga : 20-12-2019 Umur Kehamilan : 38 minggu
l 1. Pemeriksaan umum
Jam : 08 : 30 wib Keadaan umum : Baik
Tempat : Puskesmas Kesadaran : Composmentis
Sungai Berat badan : 65,9 Kg
Ambawang Tekanan darah : 120/ 70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
Suhu : 37 ºC

2. Pemeriksaan khusus
Wajah : pucat (-) oedema (-)
Mata : Konjungtiva merah muda,
sklera putih
Leher : Pelebaran vena jugularis (-), pembesaran
kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid
(-)
Dada : Paru- paru : stridor (-) wheezing (-)
: Jantung : bunyi tambahan
Payudara : Jaringan parut (-), puting susu menonjol,
O
benjolan (-), kolostrum (+)
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea
nigra dan tidak ada striae
Leopold I : TFU 33 cm, 2 jari di bawah px, teraba bulat
lunak, dan sulit melenting
Leopold II : Bagian kanan teraba keras, datar, memanjang,
dan bagian kiri teraba kosong dan bagian-
bagian kecil
Leopold III Teraba bulat, keras, sulit melenting
Leopold IV Divergen
Palpasi 4/5 bagian belum masuk PAP
WHO
DJJ 144 kali / menit
TBBJ 3410 gram

Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12. 1 gr/dl
HBSAg : NR
A GIIPIA0HI , hamil 38 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala.
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik,
tekanan darah 120/70 mmHg nadi 82 kali/menit suhu 37ºC
pernafasan 21x/menit, namun berat badan naik meningkat yaitu
65,9 kg sudah melebihi batas kenaikan normal ibu hamil.
(Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
2. Memberitahukan usia kehamilan yaitu 38 minggu dan denyut
jantung janin normal 144 x/menit.
(Ibu mengetahui usia kehamilan dan kondisi bayinya)
3. Menjelaskan terkait keluhan ibu yaitu sakit pinggang, nyeri
dibagian pinggang merupakan ketidak nyamanan di trimester 3
(ibu menanggapi)
4. Menyarankan ibu untuk menjaga pola makan, yaitu hindari
makanan instan, berlemak seperti bakso, mie goreng dan santan
serta minuman manis agar berat badan tidak naik, karena
kenaikan berat badanibu mempengaruhi berat badan bayi
(Ibu menanggapi)
5. Menyarankan ibu untuk melanjutkan suplemen yang diberikan
dokter
(Ibu menanggapi)
6. Menyarankan ibu untuk kunjungan lagi 2 minggu kemudian, jika
belum melahirkan.
(Ibu menanggapi)

3. Persalinan

Tabel 4.3
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan

Kala 1
Catatan Perkembangan
1. Anamnesis Umum
A. Riwayat Obstetri
GIIPIA0HI
B. Riwayat Kehamilan Sekarang
05 Januari Haid Teratur/ tidak sakit
2020 Siklus : 28 hari
22 : 00 WIB Banyaknya : Biasa
HPHT : 28 Maret 2019
TP : 05 Januari 2020
Puskemas Lama hamil : 40 Minggu
Sungai Gerakan anak dirasakan : ± 5-6 bulan yang lalu
Ambawang Periksa hamil : Dokter dan bidan
S C. Riwayat Persalinan Sekarang
Dikirim oleh : Datang sendiri
His mulai : Sejak tanggal 05-01-2020 jam 18: 30
Darah lendir : Sejak tanggal 05-01-2020 jam 19:00
Ketuban : Belum
2. Anamnesis Khusus
Keluhan utama : Ibu mengatakan mulas ingin melahirkan dan
keluar darah lendir.
Riwayat perjalanan penyakit : Ibu dating ke puskesmas sungai ambawang
dengan keluhan merasakan mulas ingin
melahirkan sejak tanggal 05-01-2020 jam 18:30,
kemudian keluar darah lendir sejak tanggal 05-
01-2020 jam 19:00, namun belum ada
pengeluaran air keruh dan berbau amis.

1. Status Presens
Berat badan : 66 Kg
Tinggi badan : 158 cm
Keadaan umum : Baik, anemia(-), ikterus (-)
Kesadaran : Composmentis
Gizi : Non KEK
Payudara : Puting menonjol, kolostrum (+), benjolan (-)
Jantung : Tidak ada bunyi tambahan
Tekanan darah : 120/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Hati/Limfe : Normal
Edema : (-)
Varices : (-)
Refleks : (+) , hiper reflex (-)

2. Status Obstetri
Pemeriksaan luar
Tanggal 05-01-2020 Jam 22:00
Leopold 1 : TFU 32 cm , teraba bulat, lunak, tidak melenting melenting,
O (bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba keras, memanjang,datar (bokong)
sedangkan bagian kiri teraba kosong dan bagian- bagian kecil
(ekstremitas janin)
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (Kepala)
Leopold IV : Divergen
DJJ 140 x/menit , teratur
HIS : 2 x 10’ , 30-35 “ , adekuat
Taksiran BBJ : 3255 gram
Lingkaran Bandle : (-)
Tanda Osborn : (-)

Pemeriksaan dalam
Tanggal 05-01-2020 Jam 22:00
Portio : Konsistensi lunak
Posisi anterior
Pendataran 25%
Pembukaan 3 cm
Ketuban : (+)
Terbawah : Kepala
Penurunan : Hodge II
GIIPIA0HI , hamil 40 minggu inpartu kala 1 fase laten, janin tunggal hidup presentasi
A
kepala.
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, pembukaan 3 cm , ketuban
utuh , dan kondisi bayi saat ini baik dengan DJJ 140 x/menit.
(Ibu menanggapi)
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika kontraksi untuk mengalihkan rasa sakit.
(Ibu menanggapi)
3. Menyarankan ibu untuk miring kiri dengan karena posisi miring kiri lebih aman untuk
janin, dapat meningkatkan sirkulasi, meningkatkan aliran darah dan nutrisi dari jantung
ibu ke janin (ibu menanggapi)
P
4. Menyarankan ibu untuk tetap makan dan minum agar memiliki tenaga ketika meneran.
(Ibu menanggapi)
5. Menyarankan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK dan menjelaskan tujuannya.
(Ibu menanggapi)
6. Memberikan dukungan psikologis dan semangat ibu.
(Ibu terlihat tenang)
7. Melakukan observasi kala 1 meliputi TTV setiap 30 menit dan kemajuan persalianan
setiap 4 jam dan mendokumentasikan hasilnya.
Kala II
06-01-2020 Catatan Perkembangan
02:00- 02:42
S Ibu mengatakan mulas semakin kuat dan sering serta ada dorongan kuat untuk meneran
Keadaan umum : Baik HIS : 4 x 10’ , 45” , adekuat
Kesadaran : Composmentis DJJ : 140 x/menit , teratur
Tekanan darah : 120/70 mmHg VT : Ø lengkap
Portio tidak teraba
Kepala Hodge 3-4
UUK di depan
O
Ketuban pecah spontan
pukul 02.10 warna
putih keruh
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 36.4 ºC
Pernafasan : 22 x/menit
A GIIPIA0HI , Inpartu kala II
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, pembukaan sudah
lengkap, denyut jantung janin bayi normal, dan ibu boleh meneran.
(Ibu menanggapi)
2. Memberikan ibu pilihan untuk posisi meneran.
(Ibu memilih posisi setengah duduk)
3. Memimpin dan membimbing ibu untuk meneran dengan benar.
(Ibu meneran dengan baik)
4. Memberikan dukungan dan semangat ibu untuk meneran.
P
(Ibu terlihat bersemangat)
5. Mendengarkan denyut jantung janin disela kontraksi.
(Denyut jantung janin normal)
6. Memberikan ibu minum disela kontraksi.
(Ibu minum air mineral)
7. Menolong persalinan sesuai langkah APN.
(Bayi lahir spontan pukul 02.42 WIB anak laki – laki lahir hidup langsung menangis,
tonus otot baik, apgar score 9/10,
Kala III
Catatan Perkembangan
02: 42- 02:45
S Ibu mengatakan masih mulas
O Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Kontraksi : Baik
Tinggi fundus uteri : 1 jari di atas pusat
Kandung kemih : Kosong
Tidak teraba janin kedua
A PIIA0HI , Inpartu kala III dengan rupture perineum derajat II
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan.
(ibu menanggapi)
2. Memberikan injeksi oksitosin 10 IU secara intra muscular pada 1/3 paha kanan atas
bagian depan.
3. Memotong tali pusat dengan diklem terlebih dahulu.
4. Mengikat tali pusat dengan benang steril.
5. Mulai melakukan inisiasi menyusui dini jam 02:44 WIB
6. Memindahkan klem 5 cm dari vulva.
7. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
8. Melahirkan plasenta sesuai manajemen aktif kala III
P
(Plasenta lahir spontan jam 02: 45 WIB)
9. Melakukan masase uterus
(Kontraksi baik)
10. Memeriksa kelengkapan plasenta
(Plasenta lengkap, kotiledon lengkap, selaput lengkap, warna merah segar,
pengapuran (-), insersi lateralis, berat ± 500 gram , panjang tali pusat 48 cm, diameter
18 cm, tebal 2,5 cm)
11. Memeriksa laserasi dan melakukan eksplorasi
(Laserasi derajat II)

Kala IV
Catatan Perkembangan
03:00-04:45
S Ibu masih merasakan mules dan nyeri
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/70

Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
O Pernafasan : 20 x/menit
Kontraksi : Baik
Tinggi fundus uteri : 3 jari dibawah
pusat
Kandung kemih : Kosong
Perdarahan : Normal
Laserasi : Derajat II
A PIIA0HI , Inpartu kala IV
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan.
(Ibu menanggapi)

2. Melakukan penjahitan pada otot dan kulit perineum secara jelujur tanpa anastesi.
Evaluasi : Perineum sudah di jahit
3. Melanjutkan melakukan inisiasi menyusui dini
(IMD dilakukan sampai jam 04:00 dengan hasil bayi belum menemukan putting)
4. Membersihkan ibu dan memakaikan pakaian ibu yang baru.
(Ibu menanggapi)
5. Memastikan ibu merasa nyaman dan membantu ibu menyusui bayi.
(Ibu menanggapi)
6. Menyarankan ibu untuk makan dan minum.
(Ibu menanggapi)
7. Memberikan terapi obat amoxcilin 10 tablet 3x1, asam mefenamat 10 tablet 3x1, tablet
Fe 10 tablet, vitamin A 2 tablet 1x1.
(Ibu menanggapi)
8. Melakukan observasi kala IV dan mendokumentasikannya.

LEMBAR OBSERVASI
Tanggal Jam His dalam 10” DJJ Tensi Suhu Nadi VT Keterangan
berapa kali lamanya
05/01/20 22.00 2 kali 30 – 35’’ 140 120/60 36,20C 80 porsio tipis lunak,
kali/ mmhg kali/ pembukaan 3 cm,
meni menit selaput ketuban
t positif,
penuruanan
kepala hodge II
22.30 2 kali 40” 137 80
kali / kali/
meni menit
t
23.00 3 kali 40” 140 80
kali / kali /
meni menit
t
23.30 3 kali 40” 140 78
kali / kali /
meni menit
t
24.00 4 kali 40” 155 82
kali / kali /
meni menit
t
00.30 4 kali 40 – 45” 150 82
kali / kali /
meni menit
t
01.00 4 kali 40 – 45” 152 80
kali/ kali /
meni
t
01.30 4 kali 45” 137 78
kali / kali/
meni menit
t
02.00 4 kali 45 “ 140 120 / 35,50C 84 porsio tidak
kali/ 70 kali / teraba,
meni mmhg menit pembukaan 10
t cm, ketuban
positif kepala
hodge 3 -4
4. Nifas

Tabel 4.4
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Nifas

Keterangan Catatan Perkembangan


Kunjungan 1 1. Keluhan : Ibu masih merasakan mulas
06 Januari 2. Ada dukungan keluarga yang membantu di rumah
2020 3. Tidak ada kebiasaan minum- minuman keras dan merokok
Jam : 08:00 4. Tidak ada kepercayaan dan adat istiadat yang membahayakan kesehatan ibu dan bayi
wib 5. Pola fungsional kesehatan
Pola Nutrisi : Makan 3x1 / hari porsi
S
sedang
Minum ± 8 gelas/ hari
Pola Eliminasi : BAB ± 1 x/ hari
BAK ± 5-7 x/hari
Pola Istirahat : ± 6 jam/ hari
Tidur terakhir : Jam 21:30
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Berat badan : 60 Kg
Tinggi badan : 158
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,1 ºC
Pernafasan : 19 x/menit
O
2. Pemeriksaan fisik
Mata : Pandangan kabur (-), sclera ikterik (-), konjungtiva pucat (-)
Payudara : Kolostrum (+), mamae simetris (+), Aerola hiperpigmentasi
(+), Puting menonjol (+), Tumor (-)
Perut : TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong
Lokea : rubra
Luka perineum : Oedema (-),luka perineum belum kering, tidak tada
pengeluaran pus dan jahitan baik
A PIIA0HII Pospartum 6 jam dengan nifas normal
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, yaitu tekanan darah
100/70, nadi 82 x/menit, suhu 36,1 ºC, pernafasan 20 x/menit, kontraksi baik, TFU
normal 3 jari dibawah pusat
(Ibu menanggapi)
2. Menilai perdarahan dan mengajarkan cara mencegahnya, yaitu dengan menyusui
bayi sesering mungkin (1-2 jam sekali) dan masase uterus.
(Ibu menanggapi dan perdarahan normal)
3. Memastikan involusi uterus berjalan normal
(TFU 3 jari di bawah pusat, involusi uterus berjalan normal)
4. Memberikan KIE kepada ibu mengenai
- Cara menyusui yang benar dan ASI Eksklusif
- Perawatan perineum personal hygiene, yaitu:
 Mengganti pembalut setiap terasa penuh oleh darah.
 Membersihkan vulva dahulu kemudian anus setiap BAB dan BAK.
 Membersihkan luka perineum dengan sabun
 Mengeringkan perineum dengan handuk lembut dan gunakan pembalut baru
setia
 p selesai membersihkannya.
- Menyarankan ibu untuk istirahat yang cukup untuk proses pemulihan dan
melancarkan ASI
- Menyarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seperti lauk-pauk, sayuran,
buah- buahan dan minum yang cukup serta tidak ada pantangan makan bagi ibu
nifas kecuali makan- makanan terlalu pedas.
- Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat bayi, yaitu dibersihkan ketika mandi,
kemudian dikeringkan dan dibalut dengan kassa, diganti kassa yang baru jika
baah setiap bayi BAK ataupun BAB.
(Ibu menanggapi)
5. Memberitahukan kepada ibu tanda bahaya nifas, yaitu perdarahan yang berlebihan
disertai rahim lembek, demam, sakit kepala, penglihatan kabur, wajah bengkak,
pengeluaran cairan vagina/ darah/lokhea yang berbau busuk, rasa sakit/ nyeri yang
muncul ditempat tertentu, dll.
(Ibu menanggapi)

Kunjungan 2 1. Keluhan : Tidak ada


13 Januari 2. Pola fungsional kesehatan
2020 Pola Nutrisi : Makan 3x1 / hari porsi sedang
Jam: 16:00 S Minum ± 8 gelas/ hari
wib Pola Eliminasi : BAB ± 1 x/ hari
BAK ± 5-7 x/hari
Pola Istirahat : ± 5 jam/ hari
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,1 ºC
Pernafasan : 19 x/menit
O
2. Pemeriksaan fisik
Mata : Pandangan kabur (-), sclera ikterik (-), konjungtiva pucat (-)
Payudara : Kolostrum (+), mamae simetris (+),
Perut : TFU 2 jari di atas sympisis
Lokea : Serosa
Luka perineum : Oedema (-), nanah (-), jahitan baik
A PIIA0HII Pospartum hari ke- 7 dengan nifas normal
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, yaitu tanda- tanda vital
normal, pengeluaran cairan vagina normal, dan luka jahit/ perineum normal.
(Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
2. Memastikan involusi uterus berjalan normal dan tidak ada perdarahan abnormal
( Involusi dan perdarahan normal)
3. Melakukan evaluasi adanya tanda- tanda demam dan infeksi
( Suhu ibu normal dan tidak ada tanda- tanda infeksi)
4. Menyarankan ibu untuk istirahat yang cukup, yaitu tidur ketika bayi sedang tidur
karena kurang istirahat mempengaruhi kelancaran ASI dan proses pemulihan
kesehatan ibu.
(Ibu menanggapi)
5. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu dalam melewati masa nifas dan
merawat bayi.
( Ibu menanggapi)
6. Memastikan ibu mendapatkan cukup nutrisi dan cairan.
(Ibu mengatakan nafsu makan baik, minum susu laktasi, dan tidak ada berpantang
makan.)
7. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan sesering mungkin agar payudara tidak
bengkak.
(Ibu menyusui dengan baik, 1-2 jam sekali, dan ketika bayi tidur tetap dibangunkan
untuk disusui)
8. Memberikan bimbingan senam nifas pada ibu
(Ibu menanggapi)

Kunjungan 1. Keluhan : Tidak ada


ke-3 2. Pola fungsional kesehatan
21 Maret Pola Nutrisi : Makan 3x1 / hari porsi
2020 sedang
Jam: 16:00 S Minum ± 8 gelas/ hari
wib Pola Eliminasi : BAB ± 1 x/ hari
BAK ± 4-6 x/hari
Pola Istirahat : Tidur malam ± 4 jam , siang
±2 jam
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,8 ºC
Pernafasan : 20 x/menit
O
2. Pemeriksaan fisik
Mata : Pandangan kabur (-), sklera ikterik (-), konjungtiva merah
muda
Payudara : Nyeri (-), bengkak (-)
Perut : TFU tidak teraba
Lokea : Alba
Luka perineum : Nyeri (-) Oedema (-), nanah (-), kering (+)

A PIIA0HII Pospartum hari ke- 15 dengan nifas normal


P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, yaitu tanda- tanda vital
normal, pengeluaran cairan vagina normal, dan luka jahit/ perineum normal.
(Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
2. Memastikan involusi uterus berjalan normal
(Involusi normal, TFU sudah tidak teraba)
3. Melakukan evaluasi adanya tanda- tanda demam, infeksi, dan perdarahan abnormal
(Suhu normal, tidak ada tanda- tanda infeksi dan lokhea alba)
4. Menyarankan ibu untuk tidur cukup minimal 8 jam perhari, karena istirahat yang
kurang dapat mempengaruhi ASI dan proses penyembuhan.
(Ibu menanggapi)
5. Memastikan ibu melewati masa nifas dan merawat bayi dengan baik
(Ibu tidak ada keluhan dengan dirinya maupun bayi)
6. Memastikan ibu mendapatkan cukup nutrisi dan cairan.
(Ibu mengatakan nafsu makan baik, minum susu laktasi, dan tidak ada berpantang
makan)
7. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan sesering mungkin agar payudara tidak
bengkak.
(Ibu menyusui dengan baik, 1-2 jam sekali, dan ketika bayi tidur tetap dibangunkan
untuk disusui)
8. Memberikan bimbingan senam nifas pada ibu
(Ibu menanggapi)

1. Keluhan : Tidak ada


2. Pola fungsional kesehatan
Pola Nutrisi : Makan 3x1 / hari porsi
sedang
S
Minum ± 8 gelas/ hari
Pola Eliminasi : BAB ± 1 x/ hari
BAK ± 5 x/hari
Pola Istirahat : ± 7-8 jam/ hari
3. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36, ºC
Pernafasan : 20 x/menit
O
Kunjungan 4 4. Pemeriksaan fisik
15 Februari Mata : Pandangan kabur (-), sclera ikterik (-), konjungtiva merah
2020 muda
Jam: 16:30 Payudara : Nyeri (-), bengkak (-)
wib Perut : TFU tidak teraba
Lokea : Alba
Luka perineum : Nyeri (-) Oedema (-), nanah (-), kering (+)
A PIIA0HII Pospartum hari ke- 40 dengan nifas normal
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, yaitu tanda- tanda
vital normal dan involusi atau pengerutan rahim berjalan normal.
(Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
2. Menanyakan kembali penyulit- penyulit yang mungkin ibu hadapi seperti kesulitan
merawat bayi, sulit tidur, stress, dll.
(Ibu mengatakan tidak ada kesulitan)
3. Memberikan konseling mengenai metode kontrasepsi yang akan ibu gunakan, yaitu
P
AKDR, implant, suntik, pil, KB alami, dll.
(Ibu memilih metode kontrasepsi suntik implant)
4. Memberikan konseling mengenai
- Imunisasi , tujuan dan manfaatnya
- Pendidikan kesehatan tentang seks yaitu hubungan seks dapat dilakukan saat
darah nifas sudah berhenti dan ibu sudah merasa nyaman
(Ibu menanggapi)

5. Bayi

Tabel 4.5
Dokumentasi Asuhan Kebidanan BBL

Keterangan Catatan Perkembangan


Asuhan BBL 1. Keluhan Utama : Tidak ada
Hari : Senin 2. Riwayat Antenatal
Tgl :06 Januari PIIA0
2020 Anak hidup : 2 orang
Jam : 03:00 Usia kehamilan : 40 Minggu
wib Penyakit ibu selama kehamilan : Tidak ada
S
Komplikasi kehamilan : Tidak ada
3. Data Fungsiomal Kesehatan
a. Pola nutrisi : ASI
b. Pola eliminasi
BAB : (-)
BAK : (-)
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 35,4 ºC
Nadi : 148 x/menit
Pernafasan : 56 x/m
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Ensefalokel (-), caput sucsedanium (-),
cephal hematoma (-),
Kulit : Warna merah muda, sianosis (-), ruam (-)
THT Simetris (-), pengeluaran cairan (-),
: strabismus (-), nistagmus (-)
Mulut Palatoskizis, labioskizis
: (-),labiopalatoskizis (-), gnatoskizis
Leher : Oedem (-), trauma (-), simetris (-)
Dada : Retraksi (-), simetris (-), klavikula utuh (-)
Paru- paru : Wheezing (-), stridor (-), ronkhi (-)
Jantung : Bunyi normal, bunyi tambahan (-)
Abdomen : Asites (-), omfalokel (-), perdarahan tali
O
pusat (-), bentuk abdomen normal (-)
Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora (-),
lengkap
Anus : Belum BAB
Ekstremita Atas : Simetris, aktif, refleks grasp (+), polidaktili
(-), sindaktili (-)
Ekstremitas bawah : Simetris, aktif, reflex babinsky (+),
polidaktili (-), sindaktili (-)
Refleks hisap : Ada
Pengeluaran air kemih : (-)
Pengeluaran mekonium : (-)

3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 3600 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar kepala : 34 cm
LILA : 11 cm
A Neonatus cukup bulan usia 0 hari normal.
P 1. Mengeringkan bayi sambil menghisap lendir dari mulut dan hidung.
2. Klem, potong, dan ikat tali pusat kira- kira 2 menit setelah lahir.
3. Melakukan inisiasi menyusui dini selama ± 1 jam
(Dilakukan mulai pukul 02:44- sampai pukul 04:00 dengan hasil bayi tidak
menemukan putting susu)
4. Melakukan pemeriksaan antropometri bayi
5. Melakukan pemeriksaan fisik
6. Mengeringkan tali pusat dan membungkus tali pusat dengan kassa steril
7. Memberikan suntikan Neo-K 1mg atau 0,5 cc
8. Memberikan profilaksis mata
9. Memakaikan pakaian bayi dan menghangatkan bayi pada infant warmer

Kunjungan ke-1 1. Keluhan utama


07 Januari 2020 2. Pola fungsional kesehatan
Jam: 16:30 wib S Pola Nutrisi : ASI Eksklusif 1-2 jam sekali
Pola eliminasi : BAB 2 kali
BAK 5 kali
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 35,4 ºC
Nadi : 148 x/menit
Pernafasan : 56 x/m
BB : 3600 gram
PB : 50 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kulit : Warna merah muda, sianosis (-), ruam (-)
THT : Pengeluaran cairan (-)
Mulut : Sariawan (-) , lidah bersih
Leher Oedem (-), trauma (-), simetris (-)
O
Dada : Retraksi (-), simetris (-)
Paru- paru Wheezing (-), stridor (-), ronkhi (-)
Jantung : Bunyi normal, bunyi tambahan (-)
Abdomen : Asites (-),perdarahan tali pusat (-), bentuk
: abdomen normal (-)
Genetalia : Lengkap, uretra dan ureter (-)
Anus : Atresia ani (-), atresia rekti (-)
Ekstremita Atas : Simetris, aktif, refleks grasp (+)
Ekstremitas bawah : Simetris, aktif, reflex babinsky (+),
Refleks hisap : Ada
Pengeluaran air kemih : (+)
Pengeluaran mekonium : (+)
A Neonatus cukup bulan usia ±1 hari normal
P 1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi baik.
(ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
2. Memberikan konseling kepada ibu tentang merawat bayi, yaitu :
- Tempat tidur bayi hangat dan letakkan di dekat tempat tidur ibu
- Menyarankan setiap bayi BAB atau BAK mengganti popok bayi serta
membersihkan tali pusat dan mengeringkannya.
- Menjaga bayi tetap hangat dengan cara menggunakan kaos kaki atau di
bedong, jika cuaca panas gunakan pakaian yang tipis.
- Merawat tali pusat dengan menjaganya agar tetap kering sehingga cepat
terlepas, tidak boleh diberikan ramuan apapun karena bisa menyebabkan
infeksi.
- Menyarankan ibu untuk tidak memberikan bedak pada area leher ,
punggung, dan lipatan paha, karena bisa menyebabkan ruam.
- Menyarankan ibu untuk ASI eksklusif sampai umur 6 bulan.
(Ibu menanggapi)
3. Menjelaskan tanda- tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu :
- Bayi menjadi lesu dan tidak mau menyusu
- Tali pusat berdarah, bernanah, dan berbau busuk
- Suhu bayi panas atau demam
- Warna kulit bayi biru atau sianosis.
(Ibu menanggapi)
Kunjungan ke-2 1. Keluhan utama : Tidak ada
11 Januari 2020 2. Pola fungsional kesehatan
Jam: 16:30 wib S Pola Nutrisi : ASI Eksklusif 1-2 jam sekali
Pola eliminasi : BAB ± 5-7 x/hari
BAK ± 7-10 x/ hari
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,4 ºC
Nadi : 132 x/menit
Pernafasan : 31 x/m
BB : 3700 gran
PB : 50 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kulit : Sianosis (-), ruam (-)
THT : Pengeluaran cairan (-)
O
Mulut : Sariawan (-) , lidah bersih
Leher Oedem (-), trauma (-), simetris (-)
Dada : Retraksi (-), simetris (-)
Paru- paru Wheezing (-), stridor (-), ronkhi (-)
Jantung : Bunyi normal, bunyi tambahan (-)
Abdomen : Asites (-),perdarahan tali pusat (-), bentuk
abdomen normal (-)
Ekstremita Atas : Simetris, aktif, refleks grasp (+)
Ekstremitas bawah : Simetris, aktif, reflex babinsky (+),

A Neonatus cukup bulan usia 5 hari normal


1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi bayi baik.
(Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
2. Memantau adanya tanda- tanda bahaya atau infeksi pada bayi
(Bayi sehat, tidak ditemukan tanda – tanda infeksi)
3. Memastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup
(Bayi mendapatkan ASI yang cukup, tidak rewel dan BB meningkat)
4. Menjelaskan mengenai imunisasi, tujuan dan manfaatnya, yaitu program
P
pencegahan penyakit menular mematikan yang diterapkan dengan
memberikan vaksin sehingga memberikan kekebalan penyakit tertentu pada
anak, ada 5 jenis imunisasi yang diberikan yaitu hepatitis, BCG, DPT,
campak, dan polio.
(Ibu menanggapi)
5. Memastikn tali pusat baik dan merawat tali pusat bayi.
(Tali pusat tampak layu, kering, tidak berdarah, dan tidak berbau)
Kunjungan ke-3 S 1. Keluhan utama : Bayi rewel, terdapat ruam pada lipat paha
03 Fwbruari 2020 2. Ibu mengatakan bayi sering menggunakan pampers diganti setiap BAB.
Jam: 16:30 wib 3. Pola fungsional kesehatan
Pola Nutrisi : ASI Eksklusif 1-2 jam sekali
Pola eliminasi : BAB ± 4-5 x/hari
BAK ± 8-10 x/ hari
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,7 ºC
Nadi : 126 x/menit
Pernafasan : 30 x/m
BB : 3800 gram
PB : 50 cm

O
2. Pemeriksaan fisik
Kulit : Ruam pada lipat paha (-)
THT : Pengeluaran cairan (-)
Mulut : Sariawan (-) , lidah bersih
Leher Oedem (-), trauma (-), simetris (-)
Dada : Retraksi (-), simetris (-)
Paru- paru Wheezing (-), stridor (-), ronkhi (-)
Jantung : Bunyi normal, bunyi tambahan (-)
Abdomen : Asites (-), bentuk abdomen normal (-), tali
pusat sudah terlepas.
Ekstremita Atas : Simetris, aktif, refleks grasp (+)
Ekstremitas bawah : Simetris, aktif, reflex babinsky (+),
A Neonatus cukup bulan usia 28 hari dengan diaper rush
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi baik namun ada
ruam yang disebut diaper rush.
(Ibu menanggapi)
2. Menjelaskan terkait keluhan yaitu ruam pada lipat paha bayi merupakan
iritasi yang disebabkan oleh pemakaian popok modern (pampers) yang terlalu
lama sehingga urine dan feses yang bersentuhan dengan kulit dalam waktu
yang terlalu lama dapat menimbulkan bakteri / jamur yang mengiritasi kulit,
gesekan terus menerus pada tepi popok dan lipat paha juga bisa menyebabkan
iritasi kulit, dan penyebab lainnya bisa disebabkan alergi zat- zat tertentu,
kebersihan kulit yang tidak terjaga, bayi diare, udara/ suhu lingkungan yang
terlalu panas atau lemabab.
( ibu menanggapi)
P
3. Memberikan konseling terkait keluhan, yaitu :
- Menyarankan ibu untuk sementara menggunakan popok kain
- Segera mengganti popok jika BAB dan BAK atau minimal 4 jam sekali
- Daerah yang terkena ruam harus terbuka dan tetap kering,
- Jangan diberikan bedak pada lipat paha dan bagian yang ruam
(Ibu menanggapi)
4. Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI Ekslusif tanpa diselingi
makanan tambahan apapun.
(Ibu menanggapi)
6. Imunisasi

Tabel 4.6
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Imunisasi

Keterangan Catatan Perkembangan


06 Januari 2020 S : By. N
di Puskesmas Sungai : Ny.I / Tn. Y
Ambawang : 06 – 01- 2020
: Perempuan
: ± 1 hari
: ASI eksklusif
: Belum ada
: Tidak ada

Nama
Nama orang tua
Tanggal lahir
Jens kelamin
Umur
Alamat
Nutrisi
Riwayat imunisasi
Keluhan

O : Baik
: Composmentis
: 3600 gram
: 50 cm
: 36,3 ºC
: 132 x/menit
: 31 x/menit
Keadaan umum
Kesadaran
Berat badan
Panjang badan
Suhu
Nadi
Pernafasan
A Anak sehat dengan imunisasi Hb0 , usia 1 hari
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi baik dan
dapat diimunisasi Hb0
(Ibu merasa senang)
2. Menginformasikan tentang imunisasi Hb0 dan manfaatnya, yaitu
imunisasi untuk mencegah penyakit hepatitis B atau sakit kuning
yang merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus yang
menyerang hati/kerusakan hati.
(Ibu menanggapi)
3. Memberitahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan, yaitu bayi
disuntik dipaha kanan.
P (Ibu menanggapi)
4. Menyuntikkan vaksin hepatitis pada 1/3 paha kanan atas bayi secara
intra muscular.
(Bayi sudah disuntik Hb0)
5. Menyarankan ibu untuk mengompres dengan air hangat bekas area
suntikkan.
(Ibu menanggapi)
6. Menginformasikan kepada ibu jadwal kunjungan untuk imunisasi
selanjutnya, yaitu imunisasi BCG dan polio 1 pada tanggal 28-03-
2017
(Ibu menanggapi)
09 Februari 2020 : Tidak ada
Posyandu Anugrah : 06 Januari 2020
: 5 hari
: ASI eksklusif
: Hb0
S Keluhan utama
Tanggal lahir
Umur
Pola Nutrisi
Riwayat imunisasi
: Baik
: Composmentis
: 3700 gram
: 50 cm
: 36,4 ºC
: 120 x/menit
: 28 x/menit
O Keadaan umum
Kesadaran
Berat badan
Panjang badan
Suhu
Nadi
Pernafasan
A Anak sehat dengan imunisasi BCG dan Polio 1, usia 5 hari
P 1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi
baik dan dapat diberikan imunisasi BCG dan Polio 1.
(Ibu menanggapi)
2. Menginformasikan manfaat imunisasi BCG dan polio yaitu BCG
mencegah penyakit TBC atauk batuk TB sedangkan polio untuk
mencegah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan .
(Ibu menanggapi)
3. Memberitahukan prosedur tindakan yang akan dilakuka, yaitu BCG
disuntik pada lengan sedangkan polio diberikan dengan tetes pada
mulut bayi.
(Ibu menanggapi)
4. Memberikan vaksin polio sebanyak 2 tetes secara oral pada bayi.
(Bayi dengan imunisasi polio 1)
5. Menyuntikkan vaksin BCG 0,05 cc secara intra cutan pada 1/3
lengan atas .
(Bayi dengan imunisasi BCG)
6. Menginformasikan pada ibu untuk tidak menekan bekas area
suntikan.
(Ibu menanggapi)
7. Menyarankan ibu untuk membawa bayi imunisasi selanjutnya ketika
bayi berusia 2 bulan, yaitu imunisasi DPT 1 dan polio 2.
(Ibu menanggapi)

09 Maret 2020 S : Tidak ada


di Posyandu Anugrah : 06 Januari 2020
: 2 bulan
: ASI eksklusif
: Hb0 , BCG dan Polio 1

Keluhan utama
Tanggal lahir
Umur
Pola Nutrisi
Riwayat imunisasi
: Baik
: Composmentis
: 4700 gram
: 56 cm
: 36,5 ºC
: 120 x/menit
: 29 x/menit
O Keadaan umum
Kesadaran
Berat badan
Panjang badan
Suhu
Nadi
Pernafasan
A Anak sehat dengan imunisasi DPT 1 dan polio 2, usia 2 bulan
P 1. Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan bahwa kondisi
bayi baik dan berat badan sesuai dengan umur bayi.
(Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan)
2. Memberitahukan jenis imunisasi yang akan diberikan, yaitu polio
dan DPT, imunisasi DPT dan polio akan diberikan secara bersamaan
sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 2 bulan (sekarang), 3 bulan, dan
bulan.
(Ibu menanggapi)
3. Menginformasikan manfaat imunisasi DPT, yaitu untuk mencegah
penyakit difteri (radang tenggorokan sehingga kesulitan bernafas
kemudian meninggal), pertusis ( Batuk rejan), dan tetanus ( infeksi
luka kemudian kejang).
(Ibu menanggapi)
4. Memberikan konseling efek samping yang mungkin terjadi pada
imunisasi DPT, yaitu demam namun dapat diatasi dengan obat
penurun panas.
(Ibu menanggapi)
5. Menginformasikan prosedur tindakan yang akan dilakukan, yaitu
imunisasi DPT disuntik pada 1/3 paha dan imunisasi polio ditetes
pada mulut.
(Ibu menanggapi)
6. Memberikan vaksin polio 2 tetes secara oral dan menyuntikkan
vaksin DPT 0,5 cc secara subcutan pada 1/3 paha atas kanan bayi.
(Bayi dengan imunisasi DPT 1 dan Polio 2)
7. Menyarankan ibu untuk mengompres bekas suntikkan menggunakan
air hangat.
(Ibu menanggapi)
8. Memberikan terapi obat paracetamol 1 tablet , 3x1/4 , dipuyer .
(Ibu menanggapi)
9. Menyarankan ibu untuk membawa bayi imunisasi bulan depan, yaitu
imunisasi yang sama DPT 2 dan polio 3.
(Ibu menanggapi)

7. Keluarga Berencana

Tabel 4.7
Asuhan Kebidanan Pelayanan Keluarga Berencana
Polindes
Ampera Raya
Catatan Perkembangan
11 Februari
2020
Subjektif Keluhan : Tidak ada
Postpartum : 42 hari
Ibu mengatakan ingin memakai kontrasepsi implant
Objektif : Baik
: Composmentis
: 58 Kg
: 158 cm
: 110/ 70 mmHg
: 84 x/menit
: 36, 6ºC
: 20 x/menit
Keadaan umum
Kesadaran
Berat badan
Tinggi badan
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Analisa Ny. I usia 24 tahun dengan akseptor baru KB implant
Penatalaksanaa 1. Memberitahukan kepada ibu bahwa kondisi ibu baik dan dapat menggunakan
n KB Implant
(Ibu menanggapi)
2. Menjelaskan cara kerja, keuntungan dan efek samping penggunaan KB implant
, yaitu:
Cara kerja : Mengentalkan lendir servik/ mulut rahim
sehingga cairan sperma akan terperangkap dan
sulit bergerak ke rahim.
Manfaat : - Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
- Tidak mempengaruhi ASI
- Mencegah kehamilan jangka panjang
(3Tahun)
Efek samping : - Menimbulkan gangguan haid yaitu siklus
memanjang/ memendek bahkan tidak haid
sama sekali
- Lambat dalam mengembalikan kesuburan
setelah penghentian pemakaian
- Meningkatkan berat badan namun tidak
semua mengalaminya
(Ibu menanggapi)
3. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
(Ibu menanggapi)
4. Memberikan Kb Implant di lengan kiri ibu.
(Ibu sudah ber KB)
5. Menyarankan ibu untuk tidak membasahi luka sayatan pemasangan KB
Implant
(Ibu menanggapi)
6. Merencanakan dan menyepakati bersama ibu tanggal kunjungan ulang, yaitu
11 Februari tahun 2023
(Ibu menanggapi)
C. Pembahasan

Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. I dari

kehamilan, persalinan, nifas, dan KB serta pada bayi Ny. I dengan BBL peneliti

dapat membandingkan kasus yang dijumpai di lapangan dengan teori yang

didapatkan daalam bangku perkuliahan.

1. Kehamilan

Table 4.10 Pengkajian Data Subjek

Keterangan Temuan Teori


KI Ibu mengatakan mual, muntah Menurut irianti bayu (2013)
ketidaknyaman trimester pertama mual
dan kurang nafsu makan
dan muntah yang dipengaruhi estrogen
dan progesterone menyebabkan
pengeluaran asam lambung berlebihan.
Peningkatan kadar Hormon
(HCG,estrogen dan progestero),
relaksasi dari otot-otot halus, Metabolik
perubahan dalam metabolisme
karbohidrat dan keletihan. Dalam batas
yang fisiologis, keadaan ini dapat
diatasi. Akibat mual muntah nafsu
makan berkurang
K II Tidak ada keluhan Menurut Irianti Bayu, (2013) keluhan
pada trimester II yaitu pusing, sering
berkemih, nyeri perut bawah, nyeri
punggung , konstipasi, berat badan
berlebih, dan flek kehitaman pada
wajah dan sekitarnya.
K III Tidak ada keluhan Menurut Asrinah, 2010 Keluhan pada
Trimester Ke III yaitu sering berkemih,
badan pegal – pegal, hemoroid, kram
dan nyeri pada kaki, gangguang
pernapasan, oedema, skit pinggang /
punggung dan perut mengeras/ sakit
perut bagian bawah
K IV Ibu mengatakan sakit pinggang Menurut Asrinah (2010)
- Masa kehamilan yang normal, maka
adalah hal umum jika rahim
membesar dan kandungan terasa
semakin berat. Ini merupakan hal
alami yang akan mebuat sang Ibu
merubah sedikit dengan menekukan
ke depan tulang belakangnya
sehingga otot tulang punggung
memendek atau terus melakukan
kontraksi. Ketika hal ini terjadi maka
wajar jika sang Ibu mengeluh
kesakitan pinggangnya dan merasa
badan pegal-pegal. Penyebab sakit
pinggang seperti ini dapat diatasi
dengan sedikit relaksasi seperti
melakukan olah raga ringan, senam
kehamilan, atau yoga kehamilan
untuk melenturkan kembali otot-otot
yang kaku.
- Perut yang terasa kencang pada ibu
hamil tua disebabkan karena rahim
mengalami pengerasan kemudian
berkontraksi disebut sebagai
kontraksi palsu (Braxton Hicks)

Berdasarkan uraian tabel 4. 10 pembahasan data subjektif pada

kehamilan terdapat kesenjangan antara kasus dan teori yaitu pada kunjungan

ke II / Trimester II dan Kunjungan ke III ibu tidak mengalami

ketidaknyamanan / keluhan. Pada tinjuan teori ketidaknyamanan trimester Ke

II Menurut Irianti Bayu, (2013) keluhan pada trimester II yaitu pusing, sering

berkemih, nyeri perut bawah, nyeri punggung, konstipasi, berat badan

berlebih, dan flek kehitaman pada wajah dan sekitarnya dan menurut Asrinah,

2010 Keluhan pada Trimester Ke III yaitu sering berkemih, badan pegal –

pegal, hemoroid, kram dan nyeri pada kaki, gangguang pernapasan, oedema,

sakit pinggang / punggung dan perut mengeras/ sakit perut bagian bawah.
Tabel 4.11 Pengkajian Kenaikan BB

Temuan Teori
Keluhan
1. Kenaikan berat badan Menurut Pantiawati (2010), standar kenaikan
Kenaikan BB :
pada trimester 1 ke berat selama hamil adalah sebagai berikut :
TM I : 10 kg
trimester 2, yaitu pada usia
TM II : 2 kg
kehamilan 9 minggu a) Kenaikan berat badan trimester 1 kurang
TM III : 6,9 kg
sampai 14 minggu, yaitu lebih 1 kg.kenaikan berat badan ini hampir
sebanyak 10 kg. seluruhnya merupakan kenaikan berat
2. Kenaikan berat badan badan ibu.
pada trimester 2 ke b) Kenaikan berat badan trimester 2 adalah 3
trimester 3, yaitu pada usia kg atau 0,3 per minggu. Sebesar 60%
kehamilan 14 minggu kenaikan berat badan ini dikarenakan
sampai 32 minggu, yaitu pertumbuhan jaringan pada ibu.
sebanyak 2 kg. c) Kenaikan berat badan trimester 3 adalah 6
kg atau 0,3 sampai 0,5 kg per minggu.
Sekitar 60% dan kenaikan berat badan ini
karena pertumbuhan jaringan pada janin.
Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3
kg.

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan


ibu dari sebelum hamil dihitung dari TM I
sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg
,yaitu pada trimester 1 kenaikan berat badan
minimal 0,7 –1,4 kg , pada trimester 2 kenaikan
berat badan 4,1 kg dan pada trimester 3
kenaikan berat badan 9,5 kg (Saryono, 2010).

(Sumber: Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel di atas kenaikan berat badan Ny. I dari trimester I

(usia kehamilan 9 minggu) sampai trimester II (14 minggu) mengalami

kenaikan berat badan yang sangat signifikan yaitu sebanyak 10 kg.

Kenaikan berat badan tersebut sudah jauh melebihi kenaikan berat badan
normal ibu hamil pada trimester 1. Sesuai dengan teori menurut Pantiawati

(2010), standar kenaikan berat badan trimester 1 kurang lebih 1 kg.

Kenaikan berat badan yang berlebih akan sangat beresiko baik bagi ibu

maupun bayi, sesuai dengan teori, yaitu kenaikan berat badan yang berlebih

bisa menyebabkan obesitas, sedangkan ibu hamil obesitas beresiko

mengalami Diabetes Mellitus, hipertensi, infeksi saluran urinaria,

preeklamsia, dan juga resiko melahirkan bayi besar (Owen et al., 1999

dalam Anggrita, 2015).

Pada trimester II (14 minggu) sampai trimester III (32 minggu)

kenaikan berat badan Ny. I hanya 2 kg sedangkan menurut teori standar

kenaikan trimester II adalah 3-4 kg

Tabel 4.11 Pengkajian TFU

Keluhan Temuan Teori


Tinggi fundus uteri Menurut Hani (2010),
Data objektif
kurang dari normal UK Tinggi Fundus Centimeter
TFU : 3 jari di atas
berdasarkan usia (Minggu) Uteri (cm)
pusat
kehamilan (TFU)
UK : 32 Minggu
12 1/3 jari diatas
simfisis
16 ½ simfisis-pusat
20 2/3 diatas simfisis 20 cm
atau 3 jari dibawah
pusat
24 Setinggi pusat 23 cm
28 1/3 di atas pusat 26 cm
atau 3 jari diatas
pusat
32 ½ pusat-prosesus 30 cm
xiphoideus (Px)
36 Setinggi prosesus 33 cm
xiphoideus (Px)
40 2 jari (4cm)
dibawah prosesus
xiphoideus (Px)
Menurut Gardosi J dan Francis A (2012), tinggi
badan dan kenaikan berat badan merupakan hal
yang mempengaruhi tinggi fundus uteri.
Kurangnya TFU dari usia kehamilan beresiko
pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan berat bayi
lahir rendah (Hani, 2010).

(Sumber: Data Primer, 2016)

Berdasarkan tabel di atas ditemukan kesenjangan antara kasus dan

teori pada tinggi fundus uteri Ny.S, yaitu 3 jari di atas pusat dan pengukuran

menggunakan meteran sepanjang 21 cm, sedangkan menurut teori umur

kehamilan 32 minggu tinggi fundus uteri setengah pusat-prosesus xiphoideus

(px) atau 30 cm (Hani, 2010). Sehingga tinggi fundus uteri kurang dari yang

seharusnya berdasarkan teori. Menurut peneliti kurangnya TFU Ny.S

disebabkan oleh kenaikan berat badan yang kurang pada trimester II, yaitu

hanya 2 kg sedangkan menurut teori standar kenaikan trimester 2 adalah 3-4

kg. Sesuai dengan teori menurut Gardosi J dan Francis A (2012), tinggi badan

dan kenaikan berat badan merupakan hal yang mempengaruhi tinggi fundus

uteri. Kurangnya TFU dari usia kehamilan beresiko pertumbuhan janin

terhambat (PJT) dan berat bayi lahir rendah (Hani, 2010).

2. Asuhan pada Bayi Baru Lahir (BBL)

Tabel 4.12 Pengkajian Kunjungan BBL

Keluhan Temuan Teori


Perawatan tali Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali
Merawat tali pusat
pusat dibungkus pusat yaitu cukup membersihkan bagian pangkal tali
dengan membersihkan,
kassa steril pusat, bukan ujungnya, dibersihkan menggunakan air
mengeringkan lalu
dan sabun, lalu kering anginkan hingga benar-benar
membungkus tali pusat
kering. Untuk membersihkan pangkal tali pusat,
dengan kassa steril
dengan sedikit diangkat (bukan ditarik).
Adapun cara membersihkan tali pusat
menurut Panduan APN (2010):
a) Pegang bagian ujung
b) Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke
batang
c) Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e) Keringkan sisa air dengan kassa steril
f) Tali pusat tidak dibungkus.

(Sumber : Data Primer, 2019)

Berdasarkan tabel di atas terdapat kesenjangan antara kasus dan teori,

yaitu pada perawatan tali pusat. Pada bayi Ny. I perawatan tali pusat

dilakukan dengan membersihkan, mengeringkan kemudian membungkus tali

pusat dengan kassa steril sedangkan menurut teori perawatan tali pusat cukup

dibersihkan , dikeringkan dengan kassa steril dan tidak dibungkus (APN,

2010). Menurut teori tali pusat tidak boleh dibalut atau ditutup rapat dengan

apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat

putusnya tali pusat, juga dapat menimbulkan resiko infeksi (APN, 2010).

Namun pada kasus By.Ny.I tidak terdapat dampak apapun dan tali pusat

terlepas pada usia 5 hari.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. I dan

bayi Ny. I dan bayi Ny. I di kota Pontianak, dimulai dari pengkajian sampai

evaluasi, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep dasar asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. I Dan Bayi Ny I telah

dilakukan sesuai dengan 7 langkah varney dan dituangkan ke dalam bentuk

SOAP.
2. Data dasar subjektif dan objektif pada Ny. I Dan By Ny I, Pengkajian

pengumpulan data subjektif dan objektif telah dilaksanakan dengan

mengumpulkan semua data menurut lembar format yang tersedia melalui

teknik wawancara dan observasi sistematik mulai dari asuhan kebidanan pada

ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, imunisasi, sampai KB.

3. Menegakkan analisis pada Ny. I Dan By Ny I, Analisis telah ditegakkan

berdasarkan data dasar yang didapat pada langkah pertama mulai dari asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin,nifas, bayi baru lahir, imunisasi, sampai

dengan KB.

4. Penatalaksaan kasus pada Ny. I dan By. Ny. I, Pelaksanaan asuhan kebidanan

pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, imunisasi, sampai dengan KB

tidak ada masalah karena telah dilakukan perencanaan yang baik, efisien dan

aman

5. Kesenjangan antara teori dan praktek lapangan ditemukan terdapat

kesenjangan antara kasus dan teori, yaitu pada perawatan tali pusat. Pada bayi

Ny. I perawatan tali pusat dilakukan dengan membersihkan, mengeringkan

kemudian membungkus tali pusat dengan kassa steril sedangkan menurut teori

perawatan tali pusat cukup dibersihkan , dikeringkan dengan kassa steril dan

tidak dibungkus

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa Kebidanan


Diharapkan kepada Mahasiswa kedepannya agar lebih menekankan

pada pentingnya pemahaman, pengalaman, dan pengembangan ilmu dalam

menangani setiap permasalahan yang dihadapi oleh pasien sehingga semua

kegiatan terkait dengan asuhan kebidanan komprehensif dapat dilakukan

dengan baik, sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditentukan

oleh pemegang kebijakan (Dinas Kesehatan).

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan dan

mengembangkan secara progresif metode pelaksanaan asuhan kebidanan

komprohensif dengan tepat dan benar. Mengingat metode tersebut sangat

bermanfaat dalam membina petugas kesehatan guna menciptakan sumber daya

manusia yang potensial dan professional dengan demikian setiap masalah

kesehatan yang ada di masyarakat dapat teratasi.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

diharapkan kualitas pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan dan yang sudah ada

dapat dipertahankan sehingga pelayanan kesehatan yang memuaskan

masyarakat khususnya dalam memberikan asuhan komprehensif agar tercipta

generasi yang sehat dan cerdas dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Retna Eny dan Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Jogjakarta: Mitra Cendikia Offset.

Anggraini, Yetti, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka


Rihama.
Anggraini, Yetti dan Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Rohima Press
Anton, Dwi, dan Dyah Andari, 2008. Memilih Kontrasepsi Alami dan Halal. Solo:
Aqwamedika.
APN. 2010. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: JNPK-
KR.
Atika, Vidia dan Pongki Jaya. 2016. Asuhan kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita
dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Trans Info Media.
Bapenas. 2014. Health Sector Review. Jakarta: Kementerian PPN/Bapenas.
Http://www.bappenas.go.id/index.php?cID=4857. Diakses tanggal 1 April
2018
BKKBN. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi Edisi 3. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Departemen Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kurnia
Medika
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat.2012. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat. Pontianak: Dinas Kesehatan Kalimantan Barat. Http://
www.depkes.go.id/resources/.../profil/PROFIL_KES_PROVINSI.../20_Kalbar
_2015.pdf. Diakses tanggal 1 April 2018

Gardosi, J and Francis, A. 2012. Usefulness of Fundal Height Charts. British Journal
of Obstetrics and Gynaecology.
https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1471-
0528.1999.tb08267.x. Diakses tanggal 25 April 2018.
Hidayat, A.A.A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Jakarta:
Health Books.
Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Hani, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Hikmawati, Isna. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis.
Data. Jakarta: Salemba Medika
Irianto, Koes. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana (Dua Anak Cukup). Bandung:
Alfabeta
Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Kemenkes RI. 2013. Program Keluarga Berencana . Jakarta: Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI. Http:// www.depkes.go.id/.../profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf. Diakses tanggal 1 April 2018
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28/MENKES/PER/XVII/2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Http//bppsdmk.kemkes.go.id/web/filesa/peraturan/76.pdf. Diakses tanggal 1
April 2018.

Lisnawati, Lilis. 2011. Generasi Sehat melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info Media.
Manuaba, et.al. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Marmi K, R. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstentri Fisiologi dan Obstentri Patofisiologi.
Edisi 3 Jilid I. Jakarta : EGC. 

Mufdilah. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Proverawati, Atikah dan Citra, S.D.A. 2010. Imunisasi dan vaksinasi. Yogyakarta:
Nuha Offset

Pantiawati, Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha


Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Purwaningsih, Wahyu, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :


Nuha Medika.
Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan
dan Kebidanan. Yogyakarta: D-Medika.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
Saifuddin, A.B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin,A.B, dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sari, Anggrita, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Jakarta: In Media

Sari, Puspita Eka dan Rimandini, Dwi Kurnia.2014.Asuhan kebidanan Masa Nifas
(Postnatal Care). Jakarta : Trans Info Media.

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga.

Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

Sulistyawati, Ari.dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarata: Salemba
Medika
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya.
Subhana dan Sudrajat. 2009. Dasar- Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka
Setia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistyawati, A. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika

Yuhedi, Lucky Taufika dan kurniawati, Titik. 2015. Buku Ajar Kependudukan dan
Pelayanan KB. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai