Anda di halaman 1dari 15

TUMBUH KEMBANG ANAK

A. Pengertian
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan
metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan ( skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

B. Tumbuh kembang pada anak usia todler


1. Pertumbuhan
Selama tahun ke 2 masa kehidupan masih nampak kelanjutan
perlambatan pertumbuhan fisis yaitu dengan kenaikan BB berkisar antara
1,5 – 2,5 kg ( rata – rata ) dan PB 6 –10 cm ( rata – rata 8 cm per tahun.
Anak akan mengalami penurunan nafsu makan sampai usia 3 tahun, hal
ini mengakibatkan jaringan sub kutan berkurang sehingga anak yang
tadinya nampak gemuk dan montok akan menjadi lebih langsing dan
berotot. Demikian pula dengan pertumbuhan otak yang akan mengalami
perlambatan selama tahun ke 2, kenaikan lingkar pada tahun pertama
mencapai pertambahan sebesar 12 cm dan selanjutnya pada tahun ke 2
hanya bertambah 2 cm, sedangkan lingkar dada pada tahun pertama
berukuran sama.
Namun demikian untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel NCHS
WHO dengan menggunakan rumus :
Bila nilai riel hasil pengukuran nilai median BB/U, TB/U atau
BB/TB.
Bila nilai riel hasil pengukuran  nilai median BB/U, TB/U atau
BB/TB.
2. Parameter penilaian pertumbuhan fisik :
a. Ukuran antropometrik
1) Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting,
karena dapat digunakan untuk menilai peningkatan/ penurunan
semua jaringan yang ada dalam tubuh, antara lain tulang, otot,
lemak, cairan tubuh dan lain – lain.
Untuk menilai berat badan normal yang sesuai  usia todler
dapat dilihat di tabel NCHS terlampir.
2) Tinggi badan
Keistimewannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada
masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal
tercapai dan akhirnya berhenti pada umur 18 – 20 tahun.
Untuk menilai tinggi badan yang sesuai dengan usia todler
dapat dilihat ditabel NCHS terlampir.
3) Lingkar kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial,
dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Untuk rentang normal
menurut nellhaus pada anak usia 1 tahun adalah 43,5 –
49( perempuan) & 43,5 – 49 ( laki – laki ) , kemudian anak usia 2
tahun adalah 45 – 51( perempuan ) & 46 – 51( laki – laki ) dan
anak usia 3 tahun adalah 46,25 – 53 (perempuan) & 46,25 – 53
( laki – laki ). namun demikian untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam grafik Nellhaus terlampir.
4) Lingkar lengan atas
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh
dibandingkan dengan berat badan, laju tumbuh lambat, dari 11 cm
waktu lahir menjadi 16 cm pada satu tahun, selanjutnya tidak
banyak berubah pada umur 1 – 3 tahun.
5) Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular
merupakan refleksi tumbuh jaringan lemak dibawah kulit, yang
mencerminkan kecukupan energi. dalam keadaan defisiensi lipatan
kulit akan menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebihan.
b. Gejala/tanda pemeriksaan fisik
Keseluruhan fisik, jaringan otot, jaringan lemak, rambut, gigi geligi.
c. Pemeriksaan laboratorium
Hb, serum protein dan hormon.
d. Pemeriksaan radiologis
Umur tulang
3. Perkembangan
Aspek perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada usia
todler adalah sebagai berikut :
1) Usia 12 – 18 bulan
- Berjalan sendiri tidak jatuh
- Mengambil benda kcil dengan ibu jari dan telunjuk
- Mengungkapkan keinginan secara sederhana
- Minum sendiri dari gelas dan tidak tumpah
2) Usia 18 – 24 bulan
- Berjalan mudur setidaknya lima langkah
- Mencoret – coret dengan alat tulis
- Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya
- Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga
3) Usia 2 – 3 tahun
- Berdiri satu kaki tanpa berpegangan minimal 2 hitungan
- Meniru membuat garis lurus
- Menyatakan keinginan sedikitnya dengan 2 kata
- Melepas pakaian sendiri
4. Parameter penilaian perkembangan dengan DDST
Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan
DDSTadalah :
a. Alat yang Digunakan
- Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus
warna merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola
tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
- Lembar formulir DDST
- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara menilainya.
b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
- Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun,
5 tahun.
- Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan
dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
c. Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak
tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O).
Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong
garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu
dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang
F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam
normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites
(Untestable).
1) Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau
lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan
dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2) Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
- Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
4) Normal
- Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

C. Tahapan Tumbuh Kembang


Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan
berlangsung sampai dewasa.
1. Tahap prenatal
- Masa embrio : mulai konsepsi – 8 minggu
- Masa tengah fetus : 9 minggu – 24 minggu
- Masa fetus lanjut : 24 minggu – lahir
2. Tahap postnatal
- Masa neonatal : lahir – 1 bulan
- Masa bayi awal : 1 bulan – 1 tahun
- Masa bayi lanjut : 1 tahun – 2 tahun
3. Masa anak 2-12 tahun :
- Masa prasekolah : 2 – 6 tahun
- Masa sekolah : 6 – 12 tahun
4. Masa remaja (adolesen) : 10-18 tahun
- Pra pubertas : wanita 10-12 tahun,laki-laki 10-14 tahun
- Pubertas : wanita 12-14 tahun,laki-laki 14-15 tahun
- Post pubertas :wanita 14-18 tahun,laki-laki 16-20 tahun
D. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
Menurut Nursalam (2005 : 32-33) menjelaskan bahwa pada umumnya
pertumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
1. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan
dewasa. Sebagaimana pada usia 2 tahun besar kepala hampir seperempat
dari panjang badan keseluruhan, kemudian secara berangsur-angsur
proporsinya berkurang.
2. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai
dengan lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex
primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan perubahan
lainnya.
3. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditanda dengan adanya masa-
masa tertentu yaitu masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana terjadi
pertumbuhan cepat. Dan masa prasekolah dan masa sekolah dimana
pertumbuhan berlangsung lambat.

E. Pola Perkembangan Anak


Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan
perkembangan pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah Terdiri dari dua prinsip yaitu
cephalocaudal dan proximal distal (Wong, 1995).
- Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala
yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk
menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan
dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan ,tangan dan kaki
- Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat
dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu baru
kemudian jari-jari.

2. Pola perkembangan dari umum ke khusus


Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru
kemudian daerah yang lebih kompleks. Misalnya melambaikan tangan
kemudian memainkan jari.
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan. Pola ini
mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang
dapat digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutnya. Pada
masa ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :
- Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan
jaringan tubuh
- Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di
luar rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam
perubahan
- Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang
mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk melindungi
dan menghindari dari hal yang mengancam dirinya
- Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat,
sikap, minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan
- Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga
kematangan pada tanda-tanda pubertas.

F. Teori Tumbuh Kembang Menurut Pakar Keperawatan


1. Teori Tumbuh Kembang Sidmund Freud
Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah sadar dan
pakar psikoanalisis. Tapi kita sering lupa bahwa Freud lah yang
menekankan pentingnya arti perkembangan psikososial pada anak. Freud
menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa
ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami
perkembangan psikososialnya. Dasar psikaonalisis yang dilakukannya
adalah untuk menelusuri akar gangguan jiwa yang dialami penderita jauh
kemasa anak, bahkan kemasa bayi. Freud membagi perkembangan
menjadi 5 tahap, yang secara berurut dapat dilalui oleh setiap individu
dalam perkembangan menuju kedewasaan.
- Fase Oral
Disebut fase oral karena dalam fase ini anak mendapat kenikmatan
dan kepuasan berbagai pengalaman sekitar mulutnya. Fase oral
mencakup tahun pertama kehidupan ketika anak sangat tergantung dan
tidak berdaya. Ia perlu dilindungi agar mendapat rasa aman. Dasar
perkembangan mental sangat tergangtung dari hubungan ibu – anak
pada fase ini. Bila terdapat gangguan atau hambatan dalam hal ini
maka akan terjadi fiksasi oral, artinya pengalaman buruk, tentang
masalah makan dan menyapih akan menyebabkan anak terfiksasi pada
fase ini, sehingga perilakunya diperoleh pada fase oral.
Pada fase pertama belum terselesaikan dengan baik maka persoalan
ini akan terbawa ke fase kedua. Ketidak siapan ini meskipun belum
berhasil dituupi biasanya kelak akan muncul kembali berupa berbagai
gangguan tingkah laku.
- Fase Anal
Fase kedua ini berlangsung pada umur 1-3 tahun. Pada fase ini
anak menunjukkan sifat ke-AKU-annya. Sikapnya sangat narsistik dan
egoistic. Ia pun mulai belajar kenal tubuhnya sendiri dan mendapatkan
kepuasan dari pengalaman. Suatu tugas penting dalam yang lain dalam
fase ini adalah perkembangan pembicaraan dan bahasa. Anak mula-
mula hanya mengeluarkan bahasa suara yang tidak ada artinya, hanya
untuk merasakan kenikmatan dari sekitar bibir dan mulutnya. Pada
fase ini hubungan interpersonal anak masih sangat terbatas. Ia melihat
benda-benda hanya untuk kebutuhan dan kesenangan dirinya. Pada
umur ini seorang anak masi bermain sendiri, ia belum bias berbagi
atau main bersama dengan anak lain. Sifatnya sangat egosentrik dan
sadistik.

- Fase Falik
Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase
oediopal antara 3-6 tahun dan fase laten antara 6-12 tahun. Fase
oediopal denagn pengenalan akan bagian tubuhnya umur 3 tahun.
Disini anak mulai belajar menyesuaiakan diri dengan hukum
masyarakat. Perasaan seksual yang negative ini kemudia
menyebabkania menjauhi orang tua dengan jenisn kelamin yang sama.
Disinilah proses identifikasi seksual. Anak pada fase praoediopal
biasanya senang bermain denagn anak yang jenis kelaminnya berbeda,
sedangkan anak pasca oediopal lebih suka berkelompok dengan anak
sejenis.
- Fase Laten
Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten yang
terentang 7-12 tahun, untuk kemudian anak masuk ke permulaan masa
pubertas. Periode ini merupakan integrasi, yang bercirikan anak harus
berhadapan dengan berbagai tuntutan dan hubungan denagn dunia
dewasa. Anak belajar untuk menerapkan dan mengintegrasikan
pengalaman baru ini. Dalam fase berikutnya berbagai tekanan sosial
akan dirasakan lebih berat oleh karena terbaur dengan keadaan transisi
yang sedang dialami si anak.
- Fase Genital
Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase
terakhir dalam perkembangannya. Dalam fase ini si anak menghadapi
persoalan yang kompleks. Kesulitan sering timbul pada fase ini
disebabkan karena si anak belum dapat menyelesaikan fase
sebelumnya dengan tuntas.
2. Teori tumbuh Kembang Erik Erikson
Erikson melihat anak sebagai makhluk psisososial penuh energy. Ia
mengungkapakan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar
dengan pertumbuhan fisis, dan ada interaksi antara perkembangan fisis
dan psikologis. Ia melihat adanya suatu keteraturan yang sama antara
perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisis. Erikson membagi
perkembangan manusi dari awal hingga akhir hayatnya menjadi 8
fase dengan brbagai tugas yang harus diselesaikan pada setiap fase. Lima
fase pertama adalah saat anak tumbuh dan berkembang.
- Masa Bayi
Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini terjadi
interaksi sosial yang erat antara ibu dan anak yang menimbulkan rasa
aman dalam diri si anak. Dari rasa aman tumbuh rasa kepercayaan
dasar terhadap dunia luar.
- Masa Balita
Kemandirian vs ragu dan malu. Masa balita dari Erikson ini kira-
kira sejajar dengan fase anal. Pada masa ini anak sedang belajar untuk
menegakkan kemandiriannya namun ia belum dapat berfikir, oleh
karena itu masih perlu mebdapat bimbingan yang tegas. Psikopatologi
yang banyak ditemukan sebagai akibat kekurangan fase ini adalah
sifat obsesif-kompulsif dan yang lebih berat lagi adalah sifat atau
keadaan paranoid.
- Masa Bermain
Inisiatif vs bersalah. Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak
pada umur ini sangat aktif dan banyak bergerak. Ai mulai belajar
mengembangkan kemampuannya untuk bermasyarakat. Inisiatifnya
mulai berkembang pula dan bersama temannya mulai belajar
merencanakan suatu permainan dan melakukannya dengan gembira.
- Masa Sekolah
Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa
anak mulai memasuki sekolah yang lebih formal. Ia sekarang berusaha
merebut perhatian dan penghargaan atas karyanya. Ia belajar untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan padanya, rasa tanggung jawab
mulai timbul, dan ia mulai senang untuk belajar bersama.

- Masa Remaja
Identitas diri vs kebingungan akan peran diri. Pada sekitar umur 13
tahun masa kanak-kanak berakhir dan masa remaja dimulai.
Pertumbuhan fisis menjadi sangat pesat dan mencapai taraf dewasa.
Peran orang tua sebagai figure identifikasi lain. Nilai-nilai dianutnya
mulai diaragukan lagi satu per satu.
3. Teori Tumbuh Kembang Menurut Piaget
Piaget adalah pakar terkemuka dalam bidang teori perkembangan
kognitif. Seperti juga Freud, Piaget melihat bahwa perkembangan itu
mulai dari suatu orientasi yang egosentrik, kemudian makin meluas dan
akhirnya memasuki dunia sosial. Piaget membagi perkembangan menjadi
empat fase :
- Fase Sensori-motor (0-2 tahun)
Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan sangat
terpusat pada diri sendiri. Oleh karena itu kebutuhan pada fase ini
bersifat fisik, fungsi ini menyebabkan si anak cepat menguasainya dan
dibekali dengan keterampilan tersebut melangkah ke fase berikutnya.
- Fase Pra-operasional (2-7 tahun)
Fase ini dibagi menjadi dua, yaitu fase para konseptual dan fase
intuitif. Fase pra konseptual (2-4 tahun). Disini anak mulai
mengembangkan kemampuan bahasa yang memungkinkan untuk
berkomunikasi dan bermasyarakat dengan dunia kecilnya. Fase intuitif
(4-7 tahun) anak makin mampu bermasyarakat namun ia belum dapat
berfikir secara timbal balik. Ia banyak memperhatikan dan meniru
perilaku orang dewasa.
- Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fase sebelumnya
menjadi mantap. Ia mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan
teman-temannyadan belajar menerima pendapat yang berbeda dari
pendapatnya sendiri.

- Fase Operasional Formal (11-16 tahun)


Pada fase akhir ini kemampuan berfikir anak akan mencapai taraf
kemampuan berfikir orang dewasa. Tercapainya kemampuan ini
memungkinkan remaja untuk masuk ke dalam dunia pendidikan yang
lebih kompleks, yaitu dunia pendidikan tinggi.

Dari tiga teori berkembang tersebut diatas, yaitu teori Freud,


Erikson, dan Piaget, maka kita dapat melihat bagaimana para pakar
tersebut mempelajari perkembangan anak dari sudut yang berbeda
namun semuanya sepeandapat bahwa :
1. Perkembanagn suatu proses yang diatur dan berurutan, yang
dimulai dari beberapa hal sederhana, dan terus berkembang
menjadi semakin kompleks.
2. Timbulnya gangguan jiwa disebabkan oleh adanya kegagalan
disalah satu fase untuk menyelesaikan suatu tugas perkembangan
tertentu.
3. Adanya kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dari pihak
anak sendiri.

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan
yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan
kromosom.
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain :
- Gizi ibu pada waktu hamil
- Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
- Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide,
pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)
- Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta,
hormon tiroid, insulin)
- Radiasi
- Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues,
HIV, polio, campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
- Stres
- Imunitas
- Anoksia embrio
b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
- Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
- Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu
daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
- Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar,
hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan
kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
- Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/
pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis
kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi,
kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas
kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)
H. Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang
diberikan Ibu pada anak 
1. Usia 12 – 18 bulan
- Gerak kasar
Latih anak naik turun tangga
- Gerak halus
Bermain dengan anak melempar dan menangkap bola besar
kemudian bola kecil.
- Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak menunjuk dan menyebutkan nama – nama bagian tubuh.
- Begaul dan bicara
Beri kesempatan kepada anak untuk melepas pakaiannya sendiri.
2. Usia 18 – 24 bulan
- Gerak kasar
Latih anak berdiri dengan 1 kaki
- Gerak halus
Ajari anak menggambar bulatan, garis, segitiga dan gambar wajah
- Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak mengikuti perintah sederhana.
- Bergaul dan mandiri
Latih agar anak mau ditinggalkan untuk sementara waktu
3. Usia 2 sampai 3 tahun
- Gerak kasar
Latih anak melompat dengan satu kaki
- Gerak halus
Ajak anak bermain menyusun dan menumpuk balok
- Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak mengenal bentuk dan warna
- Bergaul dan mandiri
Latih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkanya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
 

Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta :


EGC
Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan
Pediatrik, Jakarta : EGC.
Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa :
Maulanny R.F. Jakarta : EGC
Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas
Kedokteran  Universitas Indonesia.
Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC
Suherman ( 1999 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai