OLEH
I GUSTI NGURAH AGUNG KUSUMA SEDANA
NIM. P07120319009
PROFESI NERS
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko perfusi cerebral tidak efektif
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif
c. Pola nafas tidak efektif
d. Nyeri akut
3. Intervensi Keperawatan
Tekanan intra kranial membaik Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika tersedia
Pemantauan Respirasi
1. Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Auskultasi bunyi nafas
Monitor saturasi ksigen
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 Pola nafas tidak efektif Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … Manajemen Jalan Nafas
x… jam diharapkan pola nafas membaik dengan 5. Observasi
kriteria hasil : d. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Ventilasi semenit meningkat e. Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
Kapasitas vital meningkat wheezing, ronkhi)
Tekanan inspirasi meningkat Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt chin lift
( jaw thrust jika curiga trauma servikal)
Dispnea menurun
Posisikan semifowler/fowler
Penggunaan otot bantu nafas menurun
Berikan minuman hangat
Pemanjangan fase ekspirasi menurun
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Ortopnea menurun
Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik
Pernafasan pursed lip menurun
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Pernafasan cuping hidung menurun
Kelyarkan subatan benda padat dengan forcep McGill
Frekuensi nafas membaik
Kedalaman nafas membaik Berikan oksigen jika perlu
Ekskursi dada membaik 7. Edukasi
Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
8. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Pemantauan Respirasi
4. Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Auskultasi bunyi nafas
Monitor saturasi ksigen
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray thoraks
5. Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
6. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
4 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
selama .... X .... jam diharapkan tingkat nyeri Observasi
menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Tingkat nyeri : kualitas , intensitas nyeri
Keluhan nyeri menurun Identifikasi skala nyeri
Meringis menurun Identifikasi respons nyeri non verbal
Sikap protektif menurun Identifikasi faktor yang memperberat nyeri dan
Gelisah menurun memperingan nyeri
Kesulitan tidur menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Berfokus pada diri sendiri menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Diaforesis menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer yan sudah
Perasaan depresi (tertekan) menurun diberikan
Perasan takut mengalami cedera berulang Monitor efek samping penggunaan analgetik
menurun Terapeutik
Perineum terasa tertekan menurun nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
Uterus teraba membulat menurun biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
Ketegangan otot menurun terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Pupil dilatasi menurun Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Muntah menurun Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Frekuensi nadi membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Carolyn M. Hudak. 2001. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II.
Corwin, E.J. 2002. Handbook of Pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan sistem
PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Price, S.A. & Wilson, L.M. 2002. Pathophysiology : Clinical Concept of Disease Processes.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2002. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical – Surgical
Smeltzer, Suzanne C. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 3 ed-8. Jakarta:
EGC
Suyono, S, et al. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
…………………………………….… …………………………………….…
NIP. NIM.
Nama Pembimbing / CT
…………………………………….…
NIP.