Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

KEJANG DEMAM SEDERHANA DI RSU SANTO


VINCENTIUS SINGKAWANG

Disusun Oleh:
PUTRA ARDHANA
NIM. 211133028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN


KEJANG DEMAM SEDERHANA DI
RSUS VINCENTIUS
SINGKAWANG

Telah mendapat persetujuan dari Pembimbing Akademik (Clinical Teacher)


dan Pembimbing Klinik (Clinical Instructure).
Telah disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa,

Putra Ardhana
NIM. 211133028

Mengetahui,
Clinical Teacher Clinical Instructure
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Kejang demam sederhana merupakan kejang yang terjadi pada suhu badan

tinggi (suhu tubuh diatas 38⁰C) karena terjadi kelainan ektrakranial. Kejang

demam atau febrile convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada

kenaikkan suhu tubuh yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (Lestari,

2016). Kejang demam adalah perubahan aktivitas motorik yang bersifat

paroksimal dan dalam waktu tertentu akibat dari adanya aktifitas listrik

abnormal di otak yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (Widagno, 2012).

Jadi, dapat disumpulkan bahwa kejang demam adalah gangguan yang terjadi

akibat peningkatan suhu tubuh pada anak yang mengakibatkan kejang yang

disebabkan oleh proses ektrakranial.

2. Etiologi
kejang demam yang disebabkan oleh hipertermia yang muncul secara
cepat yang berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri. Pada umumnya
berlangsung secara singkat, dan mungkin terdapat predisposisi familiar.
(Kusuma, 2015). Menurut (Lestari, 2016) kejang demam dapat
disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia,
dan infeksi saluran kemih,
4. Komplikasi Kejang Demam

a. Kerusakan neorotransmiter
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel ataupun membrane sel yang menyebabkan kerusakan pada
neuron.
b. Epilepsi
Kerukan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat
serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang
dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsy yang sepontan
c. Kelainan anatomi di otak
Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat menyebabkan
kelainan diotak yang lebih banyak terjadi pada anak berumur 4 bulan
sampai 5 tahun

5. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah tepi lengkap,
elektrolit, dan glukosa darah dapat dilakukan
b. Indikasi lumbal fungsi pada kejang demam adalah untuk
menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Indikasi
lumbal fungsi pada pasien dengan kejang demam meliputi : Bayi <
12 bulan harus dilakukan lumbal fungsi karena gejala meningitis
sering tidak jelas.
c. Pemeriksaan foto kepala, CT-scan/ MRI tidak dianjurkan pada
pasien anak tanpa kelainan nuerologist karena hampir semuanya
menunjukkan gambaran normal. CT-scan / MRI direkomendasikan
untuk kasus kejang demam fokal untuk mencari lesi organil di otak.
(Nurarif, 2015)
6. Penatalaksanaan
Bila pasien datang dalam keadaan status konvulsivus (kejang),
obat pilihan utama yang diberikan adalah diazepam yang
diberikan secara intravena. Dosis yang diberikan pada pasien
kejang disesuaikan dengan berat badan, kurang dari 10 kg 0,5-
0,75 mg/kgBB dengan minimal dalam spuit 7,5 mg dan untuk BB
diatas 20 kg 0,5 mg/KgBB. Biasanya dosis rata-rata yang dipakai
0,3 mg /kgBB/kali dengan maksimum 5 mg pada anak berumur
kurang dari 5 tahun, dan 10 mg pada anak yang lebih besar.
Setelah disuntikan pertama secara intravena ditunggu 15 menit,
bila masih kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis yang
sama juga melalui intravena. Setelah 15 menit pemberian
suntikan kedua masih kejang, diberikan suntikan ketiga denagn
dosis yang sama juga akan tetapi pemberiannya secara
intramuskular, diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga
berhenti dapat diberikan fenobarbital atau paraldehid 4 % secara
intravena. Efek samping dari pemberian diazepan adalah
mengantuk, hipotensi, penekanan pusat pernapasan. Pemberian
diazepan melalui intravena pada anak yang kejang seringkali
menyulitkan, cara pemberian yang mudah dan efektif adalah
melalui rektum. Dosis yang diberikan sesuai dengan berat badan
ialah berat badan dengan kurang dari 10 kg dosis yang diberikan
sebesar 5 mg, berat lebih dari 10 kg diberikan 10 mg. Obat
pilihan pertama untuk menanggulangi kejang atau status
konvulsivus yang dipilih oleh para ahli adalah difenilhidantion
karena tidak mengganggu kesadaran dan tidak menganggu
kesadaran
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat
pengkajian) : panas.
b) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita
pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam,
sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya:
mual, muntah, nafsu makan, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll),
apakah menggigil, gelisah.
c) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
d) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang
lain baik bersifat genetik atau tidak).
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
b. Pemeriksaan persistem
a) Sistem persepsi sensori
b) Sistem persyarafan : kesadaran
c) Sistem pernafasan
d) Sistem kardiovaskuler
e) Sistem gastrointestin
f) Sistem integumen
g) Sistem perkemihan

3. Pada fungsi kesehatan


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perseptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran

4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. foto rontgent
c. USG
.
5. Diagnosa Keperawatan

1. .Hipertermia b.d proses penyakit


2. Risiko Ketidakseimbangan elektrolit b.d ketidakseimbangan cairan
3. Risiko Perfusi Serebral tidak efektif b.d penurunan sirkulasi darah ke
.....otak
NO DIAGNOSA TUJUAN SLKI SIKI
KEPERAWATA
N
1. Hipertermia b.d Setelah dilakukan Kriteria hasil : Manajemen Hipertermi
Observasi
proses penyakit intervensi selama 1. Termoregulasi berlangsung a. Identifikasi penyebab hipertermia
normal
1x24 jam masalah b. Monitor suhu tubuh.
2.Status cairan terpenuhi
Hipertermi...dapat 3.Status kenyamanan Terapeutik
meningkat a. Ganti linen setiap hari atau lebih sering dikarenakan
teratasi
4.Status Neurologis membaik hiperhidrosis (Keringat berlebih)
b. Lakukan Pendinginan eksternal(Misal Kompres hangat

Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan Klien menggunakan pakaian yang tidak ketat
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan pemberian Obat(seperti acetaminofen)

NO DIAGNOSA TUJUAN SLKI SIKI


KEPERAWATA
N
2. Risiko Setelah dilakukan Kriteria Hasil: Manajemen Elektrolit
Ketidakseimbangan intervensi selama Observasi
1.Status cairan dalam rentang a. Identifekasi tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar
elektrolit b.d 1x24 jam masalah elektrolit
baik
ketidakseimbangan Risiko b. Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan
2.Tingkat mual dan muntah Terapeutik
cairan Ketidakseimbangan
menurun a.Berikan cairan yang adekuat jika terjadi dehidrasi
elektrolit dapat
b.Anjurkan pasien minum sedikit tapi sering
3.Tingkat Infeksi menurun
teratasi Edukasi
4.Termoregulas berfungsi normal
a. Jelaskan Jenis,Penyebab,dan penanganan
ketidakseimbangan elektrolit
Kolaborasi
a.Kolaborasi dengan pemberian Cairan Infus Nacl 0,9%
melalui IV Sesuai Indikasi

NO DIAGNOSA TUJUAN SLKI SIKI


KEPERAWATAN
3. Risiko Perfusi Setelah dilakukan Kriteria Hasil: Manajemen Elektrolit
Serebral tidak efektif intervensi
selama 1.Kognitif meningkat Observasi
2.Gelisah menurun a. Pemantauan Tanda-tanda Vital
b.d penurunan 1x24 jam masalah
3.Demam menurun Terapeutik
sirkulasi darah ke Risiko Perfusi 4.Tekanan darah dalam rentang a.Perawatan Sirkulasi
normal Edukasi
otak Serebral tidak
a.Edukasi Prosedur Pengobatan
efektif dapat
Kolaborasi
teratasi
a.Kolaborasi dengan pemberian obat Intra Vena
DAFTAR PUSTAKA

F. Keith Battan, MD, FAAP, Glenn Faries, MD. (2017). Chapter 11:
Emergencies & Injuries. Current Pediatric Diagnosis & Treatment,
Eighteenth Edition, the McGraw-Hill Companies; by Appleton &
Lange.

Hardiono D Pusponegoro. Penatalaksanaan demam pada anak.

Henretig FM. Fever. Dalam: Fleisher GR, Ludwig S, penyunting. Textbook


of pediatric emergency medicine; edisi ke-3. Baltimore: Williams dan
Wilkins, 2013

Richard C. Dart, MD, PhD. (2012). Chapter 12: Poisoning. Current


Pediatric Diagnosis & Treatment, Eighteenth Edition, the McGraw-Hill
Companies; by Appleton & Lange.

Anda mungkin juga menyukai