Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan perawat dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit
merupakan faktor penentu citra dan mutu rumah sakit, disamping itu tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan perawat yang bermutu semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya kesadaran akan hak dan kewajiban dari
masyarakat. Kualitas pelayanan perawat harus terus ditingkatkan sehingga
upaya pelayanan kesehatan dapat mencapai hasil yang optimal (Nursalam,
2009). Seiring dengan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat
dibidang kesehatan maka rumah sakit adalah salah satu sarana penyelenggara
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang berkesinambungan dengan
fasilitas kesehatan lebih lengkap dibanding instansi kesehatan lainnya, dimasa
sekarang dan yang akan datang maka rumah sakit akan menjadi rujukan
pelayanan kesehatan yang utama. rumah sakit merupakan terminal terakhir
bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terlebih pasien yang
mengalami kegawatan agar segera mendapatkan pelayanan kesehatan untuk
keselamatan kehidupan melalui unit kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan gawat darurat disebut dengan nama unit gawat darurat (Emergency
Unit).
Adapun kepuasan pasien atas pelayanan keperawatan yang diberikan tidak
lepas dari kesiapan dan kemampuan perawat yang melayaninya termasuk
kesiapan untuk memenuhi kebutuhan pasien, menerima pasien, menjaga
privacy pasien, menjawab pertanyaan)pertanyaan tentang kesehatan pasien
dengan sopan dan bijaksana sehingga hal yang diharapkan pasien dapat
tercapai (margaretha, 2010).berhubungan data tersebut unit gawat darurat
sebagai ujung tombak pelayanan di rumah sakit dituntut untuk selalu siap
melayani pasien, kesiapan itu meliputi peningkatan pelayanan dan sumber
daya manusia baik pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan non
keperawatan.

1
Di unit gawat darurat hampir setiap saat ada kasus kegawatan yang harus
segera mendapat pelayanan dan di sini perawatlah yang selalu kontak pertama
dengan pasien selama 24 jam. oleh sebab itu pelayanan keperawatan
profesional harus ditingkatkan karena pasien gawat darurat harus mendapat
pelayanan keperawatan dengan cepat, tepat dan cermat untuk itu diperlukan
ketelitian yang tinggi dengan tujuan pasien yang datang di unit gawat darurat
akan mendapat kesembuhan tanpa cacat. oleh karenanya perawat unit gawat
darurat disamping mendapat bekal ilmu pengetahuan keperawatan juga perlu
untuk lebih meningkatkan ketrampilan yang spesifik seperti tambahan
pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD). juga melalui
pelatihan-pelatihan yang harus dilakukan oleh perawat UGD diantaranya
Basic life support , dan ACLS (Advance Cardiac Life Support).
Agar dapat melakukan resusitasi semua sistem. hal ini diharapkan agar
kualitas dapat meningkat dan menghasilkan pelayanan yang baik sekaligus
dapat memenuhi harapan masyarakat khususnya dapat memberikan kepuasan
kepada pasien. selanjutnya memberikan dampak positif, penyebarluasan
informasi adanya pelayanan baik pada UGD maupun masyarakat di
lingkungan tempat tinggal pasien.adapun kepuasan pasien atas pelayanan
keperawatan yang diberikan tidak lepas dari kesiapan dan kemampuan
perawat yang melayaninya termasuk kesiapan untuk memenuhi kebutuhan
pasien, menerima pasien, menjaga privacy pasien, menjawab pertanyaan-
pertanyaan tentang kesehatan pasien dengan sopan dan bijaksana sehingga hal
yang diharapkan pasien dapat tercapai.di unit gawat darurat (UGD)
pengetahuan dan keterampilan perawat sangat dibutuhkan, terutama dalam
pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi perawat
dalam penilaian awal, perawat harus mampu memprioritaskan perawatan
pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal
tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal
pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam
penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Pemisahan yang dimaksud
disebut triase. (Iman,2003). seiring jumlah kunjungan UGD yang melampaui

2
kemampuan sumber daya yang ada untuk melakukan penanganan segera,
tujuannya adalah memilih dan menggolongkan semua pasien yang datang ke
UGD dan menetapkan prioritas penangannnya dan disaat pertama perawat
menilai pasien perawat juga melakukan tindakan diagnostik, sehingga waktu
yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan pasien tidak terlalu lama.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan keperawatan gawat darurat dan
keperawatan kritis?
1.2.2 Bagaimana filosofi dari keperawatan gawat darurat?
1.2.3 Apa tujuan dari keperawatan gawat darurat?
1.2.4 Bagaimana karakteristik keperawatan gawat darurat?
1.2.5 Bagaimana standar keperawatan gawat darurat?
1.2.6 Apa saja prinsip keperawatan gawat darurat?
1.2.7 Bagaimana alur keperawatan gawat darurat?
1.2.8 Apa saja prioritas keperawatan gawat darurat?
1.2.9 Lingkup apa saja yang terdapat dalam keperawatan gawat darurat?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui maksud dari keperawatan gawat darurat dan
keperawatan kritis.
1.3.2 Untuk mengetahui filosofi dari keperawatan gawat darurat.
1.3.3 Untuk mengetahui tujuan dari keperawatan gawat darurat.
1.3.4 Untuk mengetahui karakteristik keperawatan gawat darurat.
1.3.5 Untuk mengetahui standar keperawatan gawat darurat.
1.3.6 Untuk mengetahui prinsip keperawatan gawat darurat.
1.3.7 Untuk mengetahui alur keperawatan gawat darurat.
1.3.8 Untuk mengetahui prioritas keperawatan gawat darurat.
1.3.9 Untuk mengetahui lingkup apa saja yang terdapat dalam keperawatan
gawat darurat.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Definisi Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Kritis


Keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktik kegawat
daruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan
asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.
Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan professional yang didasarkan
pada ilmu keperawatan gawat darurat dan teknik keperawatan gawat darurat
berbentuk pelayanan bio-psiko-spiritual yang komprehensif ditujukan pada
semua kelompok usia yang sedang mengalami masalah kesehatan yang
bersifat urgen, akut dan kritis akibat trauma, proses kehidupan ataupun
bencana.
Keperawatan kritis adalah kegiatan yang tidak hanya menangani
keperawatan pada lingkungan yang khusus atau peralatan khusus
namun lebih pada proses pengambilan keputusan dan kemauan untuk
mengambil keputusan oleh perawat.
Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang
keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap
masalah yang mengancam kehidupan. Secara keilmuan perawatan kritis
fokus pada penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil.
Keperawatan gawat darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan
keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut
atau sakit yang mengancam kehidupan.
Sebagai seorang spesialis, perawat gawat darurat menghubungkan
pengetahuan dan keterampilan untuk menangani respon pasien pada
resusitasi, syok, trauma, ketidakstabilan multisystem, keracunan dan
kegawatan yang mengancam jiwa lainnya.

4
Dari definisi diatas dapat disimpulkan pelayanan keperawatan gawat
darurat terdiri dari dua area besar yaitu keperawatan darurat dan
keperawatan kiritis.

2. 2 Filosofi Keperawatan Gawat Darurat


2.2.1 Universal
Intervensi dalam keperawatan mencakup proses keperawatan yang
komprehensif dan dilakukan kepada semua manusia yang
membutuhkan bantuan dalam keadaan gawat darurat dan diperlukan
pemikiran yang mencakup seluruh sistem orang tubuh.
2.2.2 Penanganan oleh Siapa Saja
Penanganan keperawatan gawat tidak hanya bisa dilakukan oleh
tenaga kesehatan, namun semua masyarakat bisa melakukannya
dengan syarat telah mendapatkan pelatihan khusus menganai
penanganan pasien gawat darurat.
2.2.3 Menyelesaikan Berdasarkan Masalah
Penyelesaian terfokus pada masalah yang dialami pasien karena
dalam kegawatdaruratan seorang tenaga terlatih berpacu dengan
waktu dalam menyelamatkan nyawa seorang pasien.

2. 3 Tujuan Keperawatan Gawat Darurat


2.3.1 Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada
penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
2.3.2 Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk
memperoleh penanganan yang lebih memadai.
2.3.3 Menanggulangi korban bencana
2.3.4 Penderita gawat darurat
2.3.5 Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini, yaitu:
2.3.5.1 Susunan saraf pusat

5
2.3.5.2 Pernapasan
2.3.5.3 Kardiovaskuler
2.3.5.4 Hati
2.3.5.5 Ginjal
2.3.5.6 Pankreas
2.3.5.7 Penyebab kegagalan organ lain:
2.3.5.7.1 Trauma/cedera
2.3.5.7.2 Infeksi
2.3.5.7.3 Keracunan
2.3.5.7.4 Degenerasi
2.3.5.7.5 Asfiksia
2.3.5.7.6 Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah
besar
2.3.5.7.7 Dan lain-lain
Kegagalan sisyem susunan saraf pusat,
kardiovaskuler, pernapasan, dan hipoglikemia
dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat (4 – 6 menit), sedangkan kegagalan
sistem/organ yang lain dapat menyebabkan
kematian dalam waktu yang lebih lama.

2. 4 Karakteristik Keperawatan Gawat Darurat


Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat,
serta memerlukan pemikiran kritis yang tingkat tinggi. Perawat gawat
darurat harus mengkaji pasien mereka dengan cepat dan merencanakan
intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus
mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi efektivitas
pengobatan, dan merevisi perencanaan dalam waktu parameter yang sangat
sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi perawat yang juga
harus membuat catatan perawatan yang akurat melalui pendokumntasian

6
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam
hitungan menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi
keperawatan pada hasil yang dicapai pasien, dan menekankan perlunya
perawat mencatat kontribusi professional mereka.
2.4.1 Kondisi kegawatan sering kali tidak terprediksi: kondisi klien, jumlah
klien, dan keluarga yang datang
2.4.2 Kecemasan tinggi/panik dari klien dan keluarga
2.4.3 Keterbatasan sumber daya dan waktu
2.4.4 Pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan diberikan untuk
seluruh usia, dengan data dasar yang sangat terbatas
2.4.5 Jenis tindakan yang diberikan: tindakan yang memerlukan kecepatan
dan ketepatan yang tinggi
2.4.6 Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan
yang bekerja di ruang gawat darurat.

2. 5 Standar Keperawatan Gawat Darurat


Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya
memegang tanggung jawab dan didefinisikan sebagai cara seorang
perawat yang bijaksana akan memberikan perawatan lingkungan yang
sama atau serupa. Pada tahun 1983, emergency nurses association (ENA)
membuat standar keperawatan untuk semua perawat professional yang
bekerja di lingkungan gawat darurat menyebabkan atau berperan terhadap
hasil pasien yang merugikan.

2. 6 Prinsip Asuhan Keperawatan Gawat Darurat


2.6.1 Menerapkan prinsip universal precaution, yaitu kewaspadaan terhadap
darah dan cairan tubuh yang tidak membedakan perlakuan terhadap
setiap pasien, dan tidak tergantung pada diagnosis penyakitnya dan
asuhan yang aman untuk klien
2.6.2 Cepat dan tepat

7
2.6.3 Tindakan keperawatn diberikan utnuk mengatasi masalah fisik dan
psikososial klien
2.6.4 Monitoring kondisi klien
2.6.5 Penjelasan dan pendidikan kesehatan
2.6.6 Asuhan diberikan menyeluruh (triase, proses resusitasi, stabilitas,
kematian, dan penanganan bencana)
2.6.7 Sistem dokumentasi dapat digunakan secara mudah, cepat, dan tepat
2.6.8 Aspek etik dan legal keperawatan perlu dijaga.

2. 7 Alur Pelaksanaan Keperawatan Gawat Darurat


2.7.1 Sistem yang terganggu: di triase keluhan utama pasien dikaji lalu
ditetapkan organ yang mungkin terganggu dan asal gangguannya
(misalnya: bedah, penyakit dalam, kebidanan).
2.7.2 Tingkat kegawatan yang diderita: di triase tingkat kegawatan pasien
ditentukan (gawat darurat/darurat tidak gawat/tidak gawat dan tidak
darurat.
2.7.3 Triase bertujuan:
2.1.7.1 Menjaga klien di IGD
2.1.7.2 Menetapkan derajat kegawatan klien
2.1.7.3 Klasifikasi (kode/warna)
2.1.7.3.1 Merah
Kode warna merah diberikan kepada pasien yang
jika tidak diberikan penangan dengan cepat maka
pasien pasti akan meninngal, dengan syarat pasien
tersebut masih memiliki kemungkinan untuk hidup.
Contohnya seperti pasien dengan gangguan
pernapasan, trauma kepala dengan ukuran pupil
yang tidak sama, dan perdarah hebat.
2.1.7.3.2 Kuning
Kode warna kuning diberikan kepada pasien yang
memerlukan perawatan segera namun masih dapat

8
ditunda karena ia masih dalam kondisi stabil. Pasien
dengan kode warna kuning masih memerlukan
perawatan di rumah sakit dan pada kondisi normal
akan segera ditangani. Contohnya seperti pasien
dengan patah tulang di beberapa tempat, patah
tulang paha atau panggul, luka bakar luas, dan
trauma kepala.
2.1.7.3.3 Hijau
Kode warna hijau diberikan kepada mereka yang
memerlukan perawatan namun masih bisa ditunda.
Biasanya pasien cedera yang masih sadar dan bisa
berjalan masuk ke dalam kategori ini. Ketika pasien
dalam keadaan gawat selesai ditangani, maka pasien
dengan kode warna hijau akan ditangani. Contohnya
seperti pasien dengan patah tulang ringan, luka
bakar minimal, atau luka ringan.
2.1.7.3.4 Putih
Kode warna putih diberikan kepada pasien hanya
dengan cedera minimal di mana tidak memerlukan
penanganan dokter.
2.1.7.3.5 Hitam
Kode warna hitam diberikan kepada pasien yang
telah diperiksa tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan. Contohnya seperti pasien yang masih
hidup namn mengalami cedera yang amat parah
sehingga meskipun segera ditangani, pasti tetap
akan meninggal.
2.1.7.4 Memberikan tindakan yang cepat dan tepat
2.1.7.5 Meningkatkan kualitas pelayanan
2.1.7.6 Tindakan tambahan di triase

9
2.1.7.6.1 Memberikan informasi untuk pasien dan keluarga
yang datang
2.1.7.6.2 Memberikan petunjuk kesehatan
2.1.7.6.3 Menunjukkan arah
2.1.7.6.4 Menerima telepon dan komunikasi
2.1.7.6.5 Perawat triase harus perawat yang berpengetahuan,
berpengaalaman, dan memiliki kemampuan
pengkajian cepat untuk menentukan tingkatan
kegawatan pasien.

2. 8 Prioritas Keperawatan Gawat Darurat


2.8.1 Sangat Gawat Darurat (sangat mengancam kehidupan)
2.8.1.1 Henti jantung
2.8.1.2 Kesulitan bernafas
2.8.1.3 Syok
2.8.1.4 Infark miokard
2.8.1.5 Cedera kepala berat
2.8.1.6 Keracunan
2.8.1.7 Gangguan vertebra
2.8.2 Gawat Darurat (mengancam kehidupan)
2.8.2.1 Nyeri dada
2.8.2.2 Multipel injuri berat
2.8.2.3 Luka bakar dada dan abdomen
2.8.2.4 Kelainan persalinan
2.8.2.5 Perdarahan tidak terkontrol/mayor
2.8.2.6 Kejang
2.8.3 Darurat tidak Gawat
2.8.3.1 Nyeri karena gangguan paru
2.8.3.2 Luak bakar
2.8.3.3 Multipel fraktur
2.8.3.4 Penurunan kesadaran

10
2.8.3.5 Diare, muntah terus menerus
2.8.3.6 Panas tinggi

2. 9 Lingkup Keperawatan Gawat Darurat


2.9.1 Umum
2.9.1.1 Kesan perawat terhadap pasien saat datang
2.9.1.2 Sakit berat
2.9.1.3 Sakit sedang
2.9.1.4 Sakit ringan
2.9.2 Kesadaran (penilaian dengan GCS)
2.9.2.1 Sadar lingkungan
2.9.2.2 Menjawab pertanyaan
2.9.2.3 Nyeri
2.9.2.4 Tidak bereaksi
2.9.3 Primer
2.9.3.1 ABC (airway, breathing, circulation) pada pasien tanpa
penyakit jantung maupun kecelakaan
2.9.3.2 CAB (circulation, airway, breathing) pada pasien yang
mengalami henti jantung
2.9.4 Sekunder
2.9.4.1 Defibrilation (cara yang tepat utnuk mngembalikan
normalitas jantung)
2.9.4.2 Gaughing (tanyakan penyebab henti jantung)
2.9.4.3 EKG
2.9.4.4 Human mentation (memulihkan fungsi jiwa).

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktik kegawat


daruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan
asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.
Filosopi keperawatan gawat darurat:
1. Universal
Intervensi dalam keperawatan mencakup proses keperawatan yang
komprehensif dan dilakukan kepada semua manusia yang membutuhkan
bantuan dalam keadaan gawat darurat dan diperlukan pemikiran yang
mencakup seluruh sistem orang tubuh.
2. Penanganan oleh Siapa Saja
Penanganan keperawatan gawat tidak hanya bisa dilakukan oleh
tenaga kesehatan, namun semua masyarakat bisa melakukannya dengan
syarat telah mendapatkan pelatihan khusus menganai penanganan pasien
gawat darurat.
3. Penyelesaikan Berdasarkan Masalah
Penyelesaian terfokus pada masalah yang dialami pasien karena
dalam kegawatdaruratan seorang tenaga terlatih berpacu dengan waktu
dalam menyelamatkan nyawa seorang pasien.

Lingkup keperawatan gawat darurat:

1. Umum

12
a. Kesan perawat terhadap pasien saat datang
b. Sakit berat
c. Sakit sedang
d. Sakit ringan
2. Kesadaran (penilaian dengan GCS)
a. Sadar lingkungan
b. Menjawab pertanyaan
c. Nyeri
d. Tidak bereaksi
3. Primer
a. ABC (airway, breathing, circulation) pada pasien tanpa penyakit
jantung maupun kecelakaan
b. CAB (circulation, airway, breathing) pada pasien yang mengalami
henti jantung
4. Sekunder
a. Defibrilation (cara yang tepat utnuk mngembalikan normalitas jantung)
b. Gaughing (tanyakan penyebab henti jantung)
c. EKG
d. Human mentation (memulihkan fungsi jiwa)

13
DAFTAR PUSTAKA

Krisanty, Paula dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Trans Info
Media

http://www.academia.edu/30157114/MAKALAH_PENANGANAN_INSTALASI
_GAWAT_DARURAT

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/mengenal-triase-gawat-darurat-ugd/

www.academia.edu/8999699/ISI_MAKALAH

https://www.brilio.net/creator/prioritas-pasien-di-instalasi-gawat-darurat-igd--
092493.html

http://www.academia.edu/12235318/36668134-Keperawatan-Kritis-I

https://steemit.com/keperawatan/@idm/keperawatan-kritis-critical-care

14
SOAL

1. Tn.M dengan umur 42 tahun dan Ny. S umur 40 tahun mengalami tabrakan
dengan mobil lainnya saat mengendarai mobilnya di jalan tol. Pada saat
kejadian Tn. M dalam keadaan sadar, saat dikeluarkan dari mobil Tn.M
menjerit kesakitan ternyata ditemukan tungkai sinistra tibia fibula tampak
bengkok, bengkak, dan terdapat luka robek yang mengeluarkan darah.
Sedangkan Ny.S saat kejadian dalam keadaan tidak sadar dan ditemukan
adanya jejas pada dada dekstra dan diduga mengalami henti nafas. Pada kasus
diatas, pernyataan manakah yang benar menurut kondisi gawat dan darurat?
a. Ny. S termasuk dalam kategori gawat dan Tn.M termasuk dalam kategori
darurat
b. Ny. S termasuk dalam kategori darurat dan Tn.M termasuk dalam
kategori gawat
c. Ny. S dan Tn.M termasuk dalam kategori gawat dan darurat
d. Ny. S dan Tn.M tidak termasuk dalam kategori gawat dan darurat

2. Terdapat kecelakaan bus, terdapat sejumlah korban. Tim emergency yang


telah berada ditempat melakukan triage. Pada salah satu korban yang ditangani
terdapat korban henti nafas, setelah dilakukan pengkajian dini dan tindakan
chen lift korban masih tidak bernafas, kemudian dilakukan pembukaan jalan
nafas, korban masih tidak bernafas. Berdasarkan kasus terseut, warna label
apakah yang diberikan pada korban tersebut?

15
a. Putih
b. Hijau
c. Kuning
d. Merah
e. Hitam

3. Pada pagi ini, tampak seorang perawat melakukan resusitasi cairan dengan
melakukan kolaborasi penggantian cairan menggunakan infus 2 jalur pada
pasien yang mengalami peradrahan. Tindakan dari perawat tersebut disebut?
a. Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
b. Upaya Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
c. Upaya Penanggulangan penderita Gawat Darurat
d. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
e. Upaya dan penanggulangan gawat darurat

4. Di suatu ruang IGD, terdapat pasien Tn.B umur 34 tahun mengalami


penurunan kesadaran. Tn.B membuka mata setelah diberi perintah membuka
mata. Saat ditanyakan tempat Tn.B sekarang berada Tn.B tampak bingung.
Saat diberi cubitan pada lengan tangan dekstra, Tn.B menarik tangannya
menjauhi cubitan. Perawat menilai GCS Tn.B E3V4M4 (somnolent).
Berdasarkan kasus diatas, bagaimanakah core competency yang dimiliki
perawat tersebut?
a. Perawat tersebut telah memiliki core competency dalam hal komunikasi
b. Perawat tersebut telah memiliki core competency dalam hal terampil
dalam penilaian klien
c. Perawat tersebut telah memiliki core competency dalam hal prioritas
pengaturan danberpikir kritis
c. Perawat tersebut telah memiliki core competency dalam hal pengetahuan
perawatan daruratdan keterampilan klinis
d. Perawat tersebut tidak memiliki core competency dalam hal apapun

16
5. Anda menemukan seorang laki-laki berumur 27 tahun mengalami kedinginan
sampai beku pada cuaca yang sangat dingin dan kulit terasa dingin. Orang
tersebut tidak bernafas serta tidak dapat dilakukan perabaan denyut nadi. Apa
langkah yang harus dilakukan pada penderita tersebut?
a. Melakukan RJP langsung dilanjutkan dengan pemberian bantuan jalan
nafas
b. Menyelimuti pasien.agar tidak kedinginan
c. Mengamati pasien sebelum memanggil bantuan yang terdekat
d. Menghangatkan tubuh pasien sambil membaringkan penderita ditempat
yang aman
e. Memeriksa nadi, sambil menghangatkan tubuh penderita, melakukan
RJP

6. Jika anda bersama teman anda menemukan seseorang tidak sadarkan diri
diluar ruangan. Setelah melakukan pemeriksaan kesadaran, anda meminta
teman anda untuk menghubungi layanan gawat darurat. Maka langkah
selanjutnya yang anda lakukan adalah…
a Berikan 2 bantuan nafas buatan secara cepat
b Periksa denyut nadi, bila tidak ada seger melakukan kompresi dengan
perbandingan 30:2
c Memindahkan pasien keposisi aman dan mantap
d Tidak berbuat apa-apa, sambil menunggu bantuan dating
e Membuka jalan nafas.

7. Di suatu ruang Unit Gawat Darurat, datang dua pasien akibat kecelakaan lalu
lintas. Ny. A: berteriak-teriak, perdarahan di kaki kanannya. Tn. B : hanya
diam, perdarahan dari kepala. Tidak lama kemudian datang Tn.C mengeluh
nyeri dada sejak 2 jam yang lalu. Ny. D mengeluh sesak berat dan terlihat
gelisah. Tidak lama kemudian datang An. E berumur 9 bulan dengan keluhan
diare dan terlihat ubun-ubun sedikit cekung dan saat dilakukan tes turgor

17
kembali dalam 2 detik. Sebagai perawat, dari kelima pasien tersebut, prioritas
manakah yang harus ditolong lebih dahulu?
a. Ny.A
b. Tn.B
c. Tn.C
d. Ny.D
e. An.E 

8. Jika seorang pasien dengan mulut yang mengalami luka yang berat maka
bantuan pernafasan yang diberikan melalui...
a. Mulut ke mulut
b. Mulut ke hidung
c. Bagging
d. RJP
e. Ventilator

9. An. F (3thn) di bawa oleh keluarga ke UGD, dengan riwayat kejang di rumah.
Pada saat di lakukan pemeriksaan An. F mengalami Apnea (henti nafas).
Apakah tindakan keperawatan yang tepat diberikan pada An. F?
a. Resusitasi jantung dan paru (RJP)
b. Mempertahankan jalan nafas
c. Memberikan nafas buatan
d. Memasang infuse
e. Memberikan label triage hitam

10. Kapan langkah CPR/RJP ABC masih di perboleh kan?


a. Pada saat tenggelam dan henti nafas
b. Pada saat tersedak
c. Pada klien patah tulang

18
d. Pada saat tidur
e. Pada pasien kecelakaan lalu lintas

11. Yang dimaksudkan dengan breathing kepada pertolongan pasien tindakan


kegawat daruratan adalah...
a. Memberikan bantuan nafas
b. Memberikan jalan nafas
c. Memasang masker oksigen
d. Memasang endotrakheal tube
e. Memasang kanul oksigen

12. Seorang perempuan  umur 56 tahun, masuk melalui ruang UGD dengan
keluhan batuk-batuk berdahak sudah 3 minggu ini. Batuk klien disertai sesak
nafas. Hasil observasi terdapat tarikan dinding dada. Hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, suhu 38,5 ° C, nadi 88 x/menit,
nafas 34 x/menit. Apakah tindakan implementasi yang tepat untuk kasus
diatas?
a. Kolaborasi dalam pemberian obat
b. Berikan oksigen 2 liter/menit
c. Ajarkan klien batuk efektif
d. Kaji kedalaman pernafasan pasien
e. Monitor tanda-tanda vital

19

Anda mungkin juga menyukai