Y DENGAN
TROMBOSITOPENI DI BANGSAL NAKULA RSUD NYI AGENG SERANG
KULON PROGO
Disusun oleh:
Hari :
Tanggal : April 2022
Tempat : Bangsal Nakula RSUD Nyi Ageng Serang
Dr. Catur Budi Susilo, S. Pd.,S. Kp., M.Kep Nabila Fatma, S.Kep.,Ners.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan ini
dengan baik. Laporan asuhan keperawatan ini penulis susun untuk memenuhi tugas
Praktik Klinik Pendidikan Profesi Ners Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan ini penulis mendapatkan
banyak bantuan, bimbingan, dan saran serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan massalah trombositopenia di bangsal
Nakula RSUD Nyi Ageng Serang melalui langkah- langkah
proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi
Menurut (Smeltzer S & Bare B. 2002), etiologi dari
trombositopenia sebagai berikut:
6. Penatalaksanaan
a. Manajemen umum
1) Plasmaheresis
Darah yang diambilkan dari pasien dan dilakukan
pemisahan plasma dari sel-sel darah yang kemudian
diinfuskan kembali dengan menggunakan larutan
isotonik yang sesuai.
b) Ekimosis
Darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit dan
gejala ini terjadi mendadak pada penderita ITP. Ekimosis
yang bertambah dan perdarahan yang lama akibat trauma
ringan ditemukan pada jumlah < 50.000/mm3.
a) Epitaksis
Sering disebut juga mimisan yaitu satu keadaan pendarahan
dari hidung yang keluar melalui lubang hidung akibat adanya
kelainan lokal pada rongga hidung ataupun karena kelainan
yang terjadi di tempat lain dari tubuh.
b) Menoragia
Periodik menstruasi yang terjadi pendarahan berat atau
berkepanjangan (abnormal), periode inilah yang menyebabkan
kehilangan banyak darah dan dapat juga disertai kram.
c) Malaise
Keluhan utama dapat disertai malaise yaitu anoreksia, nafsu
makan menurun dan kelelahan, dan kelemahan. Kelemahan
dapat terjadi dengan atau tanpa disertai saat pendarahan terjadi
akibat kekurangan suplai darah tidak seimbang dengan
kebutuhan.
d) Menometroraghia
Bentuk campuran dari menoragia dan metroragia,
menoragia merupakan perdarahan haid dalam jumlah yang
melebihi 80 ml. Sedangkan metroragia yaitu terjadinya
perdarahan berupa bercak bercak diluar siklus haid.
c) Pola eliminasi.
Pola ini biasanya terjadi perubahan pada eliminasi
akut karena asupan nutrisi yang kurang sehingga
penderita biasanya tidak bisa BAB secara normal.
Terjadi melena dan hematuria adalah hal yang sering
dihadapi klien.
d) Pola istirahat-tidur.
Gangguan kualitas tidur akibat perdarahan yang
sering terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan trombositopenia
yaitu:
Rencana Keperawatan Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI dan
SIKI dengan kasus trombositopenia
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
1 2 3 4
1. Hipertermia Setelah dilakukan asuhan Manajemen hiprttermi
Definisi: Suhu Tubuh meningkat di atas keperawatan selama 3x24 jam Obsevasi :
rentang normal tubuh. hipertermi membaik dg 1. Identifikasi penyebab
Penyebab : Kriteria Hasil : 2. Monitor suhu
1. Dehidrasi 1. Suhu 37 0 C 3. Monitor elektrolit
2. Terpapar lingkungan panas 2. Nadi 60-80 x/menit 4. Monitor urine
3. Proses penyakit (mis.infeksi, kanker) 3. Tidak merasa merinding 5. Monitor komplikasi hpiertermi
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan saat dingin Terapeutik
suhu lingkungan 4. Tidak berkeringat saat panas 1. Sediakan lingkungan dingin
5. Peningkatan laju metabolisme 5. Tidak menggil 2. Longgarkan pakaian
6. Respon trauma 6. Tidak terdapat dehidrasi 3. Berikan cairan oral
7. Aktivitas berlebihan 4. Ganti linen jika hiperhidrosis
8. Penggunaan intubaktor 5. Lakukan kompres hangat
Edukasi
- Anjrkan tirah baring
Kolaborasi
- Pemberian cairan intravena
1 2 3 4
2. Risiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan Observasi
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan keperawatan selama 5x24 jam
darah baik internal (terjadi di dalam tubuh tidak terjadi perdarahan dengan 1. Monitor tanda & gejala perdarahan
maupun eksternal (terjadi hingga keluar kriteria hasil : 2. Monitor nilai trombosit
tubuh). Kriteria Hasil 3. Monitor tanda hipotensi
Faktor Risiko : 1. Hitung trombosit >150*103 rb/ml
Gangguan koagulasi 2. Perdarahan tidak ada Terapeutik
3. Petekia tidak ada 1. Pertahankan bed rest
4. Mukosa lembab 2. Batasi tindakan invasif
5. Hematemesis tidak ada
6. Epitaksis tidak ada Edukasi
7. Tekanan darah normal 1. Jelaskan tanda gejala perdarahan
8. Nadi kuat, 60-80x/menit 2. Anjurkan asupan cairan oral
3. Anjurkan segera lapor jika ada
perdarahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian asam
tanexamat
2. Kolaborasi pemberian mikrolax
3. Kolaborasi pemberian cairan intra
vena
1 2 3 4
3 Hipovolemia bd kekurangan intake cairan Setelah dilakukan tindakan Manjemen hipovolemia
d.d keperawatan selama 4x24 jam status Observasi :
cairan membaik dg kriteria hasil : 1. Periksa tanda gejala
1. Turgor kulit baik hiupovolemia
2. Out put urin 1cc/kg bb/jam 2. Monitor intake out put cairan
3. Perasaan lemah berkurang
4. Keluhan haus berkurang Terapeutik
5. Konsentrasi urine berkurang 1. Hitung kebutuhan cairan
6. Tekana dara 120/80 mm/hg 2. Berikan posisi trendelernburg
7. Nadi 60-80 x/mnt 3. Berikan asupan cairan oral
8. Suhu 37 0 C Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
2. Anurkan tidak mengubah posisi
mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan
NaCl 0,9%
4 Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan Tujuan : setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi Observasi
ketidakmampuan mencerna makanan
keperawatan selama 3x 24 jam 1. Identintifikasi status nutrisi
diharapkan nutrisi membaik. 2. Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria hasil : porsi makanan yang 3. monitor asupan makanan
dihabiskan (5), diare 4. monitor hasil pemeriksaan
(5), frekuensi makan laboratorium
(5), nafsu makan (5), Terapeutik
membran mukosa (5).
1. Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
2. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
3. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
4. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk
Anjurkan diet yang
5 Nyeri akut b.d proses penyakit Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (I.08238)
keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi
diharapkan tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
a. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
b. Skala nyeri turun 6 ke 3 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
c. Meringis menurun Terapeutik
d. Gelisah menurun a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
6 Resiko Infeksi Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Infeksi (I.14539)
dibuktikan dengan faktor risiko: keperawatan selama 3 x 24 jam Tindakan :
a. Klien terpasang infus diharapkan tingkat infeksi menurun Observasi
b. Angka leukosit dengan kriteria hasil: a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
c. Hipertemi a. Kemerahan menurun sistemik
b. Nyeri menurun Terapeutik
c. Kadar sel darah putih Dressing infus
membaik Cuci tangan sebelum dan sesudah
d. Suhu tubuh < 37 C0C
kontak dengan pasien dan lingkungan
e. Luka tusukan infus tidak nyeri pasien
Pertahankan teknik aseptip
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Jelaskan cara memeriksa kondisi luka
3. Implementasi keperawatan
Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada
tahap ini, perawat yang akan memberikan perawatan kepada pasien dan
sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi juga melibatkan tenaga medis yang
lain untuk memenuhi kebutuhan pasien (Ida, 2016).
4. Evaluasi keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis
dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan tenaga medis yang lain agar mencapai tujuan/kriteria hasil yang
telah ditetapkan (Ida, 2016).
5. Telaah Jurnal
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
b. Penanggung jawab
1) Genogram
Keterangan :
Perempuan pasien
b. Eliminasi
- Pasien tidak terpasang DC.
- Pasien mengatakan BAK kurang lebih 4-5 kali sehari dan di
kamar mandi.
- BAB sebanyak 3 kali dalam seminggu.
- Pasien tidak menggunakan pampers
c. Aktivitas / Latihan
1) Keadaan aktivitas sehari-hari
Tn Y mengatakan selama dirawat di rumah sakit hanya
istirahat berbaring / tiduran saja. Tn Y mengatakan terkadang
berbincang- bincang dengan ibu yang menjaganya dan
berbincang dengan penunggu dan pasien sekamarnya.
2) Keadaan pernapasan
Saat pengkajian, tidak terdengar suara napas tambahan, suara
napas vesikuler, tidak ada peningkatan vocal fremitus pada
kedua paru, tidak ada retraksi dinding dada, terdengar suara
sonor pada lapang kedua paru, pasien tidak terpasang
oksigen.
3) Keadaan kardiovaskuler
Nadi pasien : 105 x/menit, tidak terdapat bunyi jantung
tambahan saat diauskultasi, bunyi jantung regular S1 : Lub S2
: Dub.
Skala ketergantungan : Tanggal 19 April 2022
Keterangan
Aktivitas
0 1 2 3 4
Bathing √
Toileting √
Eating √
Moving √
Ambulasi √
Walking √
Keterangan :
0 = mandiri / tidak tergantung apapun
1 = dibantu dengan alat
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu alat dan orang lain
4 = tergantung total
d. Istirahat-Tidur
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur di malam hari tidur selama 7-8 jam
dan jarang tidur siang. Pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit
sering tidur siang. Pasien mengatakan biasanya tidur malam antara pukul
22.00 – 05.00 WIB, dan sering terbangun. Tidak ada ganguan dalam tidur
karena sebelum dan sesudah sakit pola tidur pasien tidak berbeda.
e. Persepsi, Pemeliharaan, dan Pengetahuan terhadap kesehatan
Pasien mengatakan biasanya jika merasa badannya tidak enak langsung
istirahat tidur. Pasien mengatakan jika batuk atau pilek diobati dengan
minum air hangat dan obat yang dibeli di apotek. Pasien mengatakan jika
badannya merasa kurang enak tetap menjalankan aktivitas namun
mengurangi kegiatan yang berat.
i. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya.
2) Ideal diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya ingin selalu sehat. Pasien
mengatakan jika nanti pulang tetap bekerja sebagai pembuat tempe.
3) Harga diri
Pasien mengatakan merasa senang dapat ditemani suami selama
dirawat di rumah sakit. Pasien mengatakan merasa senang dapat
bertukar kabar dengan keluarganya dan teman-teman melalui
handphone.
4) Peran diri
Pasien berperan sebagai anak dan anggota sosial di lingkungan
rumahnya.
5) Identitas diri
Pasien berperan sebagai anak dan anggota masyarakat.
j. Reproduksi dan Kesehatan
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada reproduksi.
k. Keyakinan dan Nilai
Pasien menganut agama islam dan yakin terhadap Tuhannya
yaitu Allah SWT. Pasien mengatakan selama di rawat di rumah
sakit tetap menjalankan ibadah seperti sholat dan berdoa.
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : compos mentis (GCS : 15 E4 V5 M6)
2) Status gizi
- TB : 163 cm
- BB : 62 kg
- IMT : 23,3 kg/M2 (Gizi Normal)
3) Tanda vital
- TD : 121/76 mmHg
- Nadi : 105 x/menit
- Suhu : 37,9 ⁰C
- RR : 20 x/menit
4) Pengkajian Nyeri
Pasien mengeluh nyeri perut. Pasien tampak meringis
menahan nyeri. Pasien tampak berhati-hati berhati-hati dalam
merubah posisi tubuhnya.
.
b. Pemeriksaan secara Sistematik (Cephalo-Caudal)
1) Kulit
Kulit lembab, turgor kulit baik < dari 2 menit, kulit tampak bersih.
2) Kepala
- Pasien mnegeluh pusing sejak 3 hari yang lalu
4) Paru
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
5) Jantung
a) Inspeksi
Tidak ada benjolan dan tidak terdapat pembesaran
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis dapat teraba pada
ruang intercostal kiri ke V
c) Perkusi
Terdengar suara dullness
d) Auskultasi
Tidak ada bunyi jantung tambahan. Bunyi jantung
regular S1=lub S2=dub.
6) Punggung
- Tidak ada luka maupun lesi
- Tidak ada deformitas
7) Abdomen
a) Inspeksi
Simetris, bentuk datar, tidak ada jejas atau luka
b) Auskultasi
Terdengar suara peristaltic usus 12 x/menit
c) Perkusi
Terdapat suara timpani
d) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
8) Anus dan Rectum
Tidak ada kelainan, tidak terdapat luka / jejas
9) Genetalia
Pasien tidak terpasang DC maupun pampers.
10) Ekstremitas
a. Atas
Anggota gerak atas lengkap, jumlah jari lengkap, Turgor kulit
baik. Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan sejak tanggal
19 April 2022. Tempat tusukan infus bersih, tidak ada rembesan
darah.
b. Bawah
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari kaki, tidak terdapat
edema. Kaki kiri lemah, kekuatan otot 4. Capillary refill <2 detik.
Pengkajian VIP score (Visual Infusion Phlebithis) Skor visual flebitis pada
luka tusukan infus : 19 April 2022
dan Satuan
Oksigen 3 Lpm
Infus RL 30 Tetes/ IV
menit
19-21 April
2022 Injeksi 1 gram /12 IV 18.00, 06.00,
Ceftriaxone jam
D. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien / No CM : Tn. Y / 031XXX Ruang : Bangsal Nakula RSUD Nyi Ageng
Serang Kulon Progo
Kolaborasi
- Pemberian cairan
intravena
2. Selasa, Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (I.08238)
19/04/2022 dengan agen pencedera keperawatan selama 3 x 24 Observasi
fisiologis (SDKI,D.0077) jam diharapkan tingkat nyeri 4. Identifikasi lokasi,
Jam 13.30
ditandai dengan : menurun (SLKI,L.08066) karakteristik, durasi,
DS : pasien mengeluh dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas,
nyeri perut (skala : 6) intensitas nyeri
DO : 1. Keluhan nyeri menurun 5. Identifikasi skala nyeri
Kelompok 21 Pasien tampak meringis 2. Skala nyeri turun 6 ke 3 6. Identifikasi respons nyeri
menahan nyeri 3. Meringis menurun non verbal
N : 105 x/menit 4. Gelisah menurun Terapeutik
Nafsu makan menurun 5. Meringis menurun 1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis
akupresur, terapi musik,
Sofie Slamet biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Edukasi
3. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Nama Pasien / No CM : Tn. Y / 031XXX Ruang : Bangsal Nakula RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo
Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (SDKI, D.0130)
Hari / Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Hipertermi berhubungan Pukul 14.00 WIB Pukul 16.30
Selasa, dengan proses penyakit (SDKI, 1. menidentifikasi penyebab hipertermi,
19/04/2022 D.0130) S : badan terasa panas, perut sakit, pasien
meliputi pengkajian hasil laborat, jumlah
mengatakan minum hanya 2 gelas perhari karena
asupan cairan yang masuk, riwayat kontak
mual, keluarga mengatakan tidak kontak dengan
dengan pasien panas sebelumnya, riwayat
pasien yang sakit panas, tidak bepergian selama 2
bepergian.
minggu terakhir.
2. memonitor suhu
O:
3. Memonitor urine
4. Menyediakan lingkungan dingin - KU lemah, , kesadaran Compos Mentis,
5. Menganjurkan pasien melonggarkan - Badan pasien banyak keringat, tampak pucat
pakaian - Hasil lab : trombosit : 147, urine 300 cc dari jam
6. Memotivasi pasien dan keluarga untuk 08.00
minum air putih minimal 1,5 liter (6-8 - TD : 117/72 mmHg
gelas)/hari. - S : 37,8 ‘C
7. mengganti linen karena basah keringat A : Hipertermi belum teratasi
8. melakukan kompres hangat P:
9. menganjurkan tirah baring Lanjutkan intervensi
10.Memonitor pemberian cairan intravena 1. Monitor suhu
2. Monitor urine
3. Monitor komplikasi hpiertermi
4. Sediakan lingkungan dingin
5. Longgarkan pakaian
6. Berikan cairan oral
7. Ganti linen jika hiperhidrosis
8. Lakukan kompres hangat
9. Anjurkan tirah baring
10. Monitor pemberian cairan intravena
(Sofie)
Hipertermi berhubungan Pukul 14.00 WIB Pukul 16.30
Rabu , 20/04/2022
dengan proses penyakit (SDKI, 1. memonitor suhu
S : badan kadang terasa panas, perut sakit
D.0130) 2. Memonitor urine berkurang, pasien mengatakan minum hanya 5 gelas
3. Menyediakan lingkungan dingin perhari karena mual
4. Menganjurkan pasien melonggarkan O:
pakaian
- KU lemah, , kesadaran Compos Mentis,
5. Memonitor dan memotivasi pasien dan
keluarga untuk minum air putih minimal - Badan pasien banyak keringat, tampak agak pucat
1,5 liter (6-8 gelas)/hari. - Hasil lab : trombosit : 141, urine 200 cc dari jam
6. mengganti linen karena basah keringat 08.00
7. mengobservasi tirah baring - TD : 107/69
8. Memonitor pemberian cairan intravena - S : 37 ‘C
- Terpasang infus RL 30 tpm
(Slamet)
Pukul 16.30
Kamis,21 /04/2022 Hipertermi berhubungan Pukul 14.00 WIB
dengan proses penyakit (SDKI, 1. memonitor suhu S : badan terasa masih panas, perut sakit berkurang,
D.0130) 2. Memonitor urine pasien mengatakan minum sudah 7-8 gelas perhari
3. Menyediakan lingkungan dingin O:
4. Menganjurkan pasien melonggarkan - KU lemah, , kesadaran Compos Mentis,
pakaian - Badan pasien banyak keringat, tampak agak pucat
5. Memotivasi pasien dan keluarga untuk - Hasil lab : trombosit : 143, urine 400 cc dari jam
minum air putih minimal 1,5 liter (6-8 08.00
gelas)/hari. - TD : 105/62
6. mengganti linen karena basah keringat
7. melakukan kompres hangat - S : 37,2 ‘C
8. menganjurkan tirah baring A : Hipertermi teratasi sebagian
9. Memonitor pemberian cairan intravena P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor suhu
2. Monitor urine
3. Monitor komplikasi hipertermi
4. Sediakan lingkungan dingin
5. Longgarkan pakaian
6. Berikan cairan oral
7. Ganti linen jika hiperhidrosis
8. Lakukan kompres hangat
9. Anjurkan tirah baring
10. Monitor pemberian cairan intravena
(Sofe
Pukul 16.30
S : badan terasa lebih enakan, perut sudah tidak
Hipertermi berhubungan Pukul 14.00 WIB sakit, pasien mengatakan minum sudah 7-8 gelas
dengan proses penyakit (SDKI, 1. memonitor suhu perhari
Jumat ,22 /04/2022 D.0130) 2. Memonitor urine O:
3. Menyediakan lingkungan dingin
- KU sedang, , kesadaran Compos Mentis,
4. Menganjurkan pasien melonggarkan
pakaian
- Badan pasien banyak keringat,
5. Memotivasi pasien dan keluarga untuk - Hasil lab : trombosit : 163, urine 500 cc dari jam
minum air putih minimal 1,5 liter (6-8 08.00
gelas)/hari. - TD : 102/64
6. mengganti linen karena basah keringat - S : 37 ‘C
7. melakukan kompres hangat A : Hipertermi teratasi
8. menganjurkan tirah baring P :Lanjutkan intervensi
9. Memonitor pemberian cairan intravena 1. Monitor suhu
2. Monitor urine
(Slamet)
Nama Pasien / No CM : Tn. Y / 031XXX Ruang : Bangsal Nakula RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (SDKI,D.0077)
( Slamet )
Nyeri akut berhubungan dengan agen Jam 15.00 Jam 15.30
Rabu , 20/04/2022
pencedera fisiologis (SDKI,D.0077)
1. Mengidentifikasi skala nyeri S : pasien mengatakan perut terasa
2. mengidentifikasi respons nyeri non verbal nyeri, skala nyeri 4
3. memonitor teknik nonfarmakologis untuk O:
mengurangi rasa nyeri kompres
hangat/dingin - Pasien tampak meringis
4. Mengelola injeksi paracetamol infus 1 gram menahan nyeri
- Nadi : 96x/menit
- Pasien tampak gelisah/tidak
nyaman
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Pantau skala nyeri
2. Pantau dan motivasi
penggunaan teknik
pengurang nyeri
3. Kolaborasi pemberian
analgetik
(Sofie)
Jam 15.00 Jam 15.30
Kamis,21 /04/2022 Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (SDKI,D.0077) 1. Mengidentifikasi skala nyeri S : pasien mengatakan nyeri perut
2. mengidentifikasi respons nyeri non verbal berkurang, skala nyeri 3
3. memonitor teknik nonfarmakologis untuk O:
mengurangi rasa nyeri kompres
hangat/dingin - Pasien tampak lebih rileks
4. Mengelola injeksi paracetamol infus 1 gram - Nadi : 86x/menit
- Gelisah pasien menurun
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Pantau skala nyeri
2. Pantau dan motivasi
penggunaan teknik
pengurang nyeri
3. Kolaborasi pemberian
analgetik
Jam 15.00
Nyeri akut berhubungan dengan agen 1. Mengidentifikasi skala nyeri ( Slamet )
Jumat ,22 /04/2022
pencedera fisiologis (SDKI,D.0077) 2. mengidentifikasi respons nyeri non verbal Jam 15.30
3. memonitor teknik nonfarmakologis untuk S : pasien mengatakan sudah nyeri
mengurangi rasa nyeri kompres
hangat/dingin
perut
4. Mengelola injeksi paracetamol infus 1 gram O:
- Pasien tampak rileks
- Nadi : 76x/menit
- Pasien tidak gelisah
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi :
penggunaan teknik pengurang rasa
nyeri nonfarmakologis.
(Sofie)
Nama Pasien / No CM : Tn. Y / 031XXX Ruang : Bangsal Nakula RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo
Diagnosa Keperawatan : Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (SDKI, D.0012)
(Sofie)
Risiko perdarahan Pukul 15.00 WIB Pukul 16.30
Rabu , 20/04/2022
berhubungan dengan 1. Memonitor tanda & gejala perdarahan S : badan kadang terasa panas, perut sakit
gangguan koagulasi 2. Memonitor nilai trombosit berkurang, pasien mengatakan minum hanya 5
(SDKI, D.0012) 3. Memonitor tanda hipotensi gelas perhari karena mual
4. Mempertahankan bed rest O:
5. Menjelaskan tanda gejala perdarahan - KU lemah, , kesadaran Compos Mentis,
6. Menganjurkan asupan cairan oral dan minum jus - Badan pasien banyak keringat, tampak agak
jambu pucat
7. Menganjurkan segera lapor jika ada perdarahan - Hasil lab : trombosit : 141, urine 200 cc dari
8. Mengelola pemberian asam tanexamat 500mg IV jam 08.00, warna urine masih keruh kemerahan
9. Mengelola pemberian cairan intra vena - TD : 107/69
- S : 37 ‘C
- Terpasang infus RL 30 tpm
- Injeksi asam tranexamat masuk 500 mg IV
- Pasien bedrest
Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda & gejala perdarahan
2. Monitor nilai trombosit
3. Monitor tanda hipotensi
4. Pertahankan bed rest
5. Motivasi dan anjurkan asupan cairan oral
6. Anjurkan segera lapor jika ada
perdarahan
7. Kelola pemberian asam tanexamat
8. Kelola pemberian cairan intra vena
( Slamet)
Kamis,21 /04/2022
Risiko perdarahan Pukul 16.30
berhubungan dengan Pukul 15.00 WIB S : badan terasa masih panas, perut sakit
gangguan koagulasi 1. Memonitor tanda & gejala perdarahan berkurang, pasien mengatakan minum sudah 7-8
(SDKI, D.0012) 2. Memonitor nilai trombosit
gelas perhari, sudah minum jus jambu saat perut
3. Memonitor tanda hipotensi
terasa enak
4. Mempertahankan bed rest O:
5. Menjelaskan tanda gejala perdarahan - KU lemah, , kesadaran Compos Mentis,
6. Menganjurkan asupan cairan oral dan minum jus - Badan pasien banyak keringat, tampak agak
jambu
pucat
7. Menganjurkan segera lapor jika ada perdarahan - Hasil lab : trombosit : 143, urine 400 cc dari
8. Mengelola pemberian asam tanexamat 500mg IV jam 08.00
9. Mengelola pemberian cairan intra vena - TD : 105/62
- S : 37,2 ‘C
A : Risiko perdarahan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda & gejala perdarahan
2. Monitor nilai trombosit
3. Monitor tanda hipotensi
4. Pertahankan bed rest
5. Motivasi dan anjurkan asupan cairan oral
6. Anjurkan segera lapor jika ada
perdarahan
7. Kelola pemberian asam tanexamat
8. Kelola pemberian cairan intra vena
(Sofe
(Slamet)
Nama Pasien / No CM : Tn. Y / 031XXX Ruang : Bangsal Nakula RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo
Diagnosa Keperawatan : Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan) (SDKI,D.0032)
(Sofie)
Risiko defisit nutrisi Pukul 17.00 WIB Pukul 17.30
Rabu , 20/04/2022
berhubungan dengan 1. Memonitor asupan makanan S : badan kadang terasa panas, perut sakit
faktor psikologis 2. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium berkurang, pasien mengatakan minum hanya 5
(keengganan untuk 3. Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu gelas perhari karena mual, pasien makan habis
makan) 4. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang ¼ porsi
(SDKI,D.0032) sesuai O:
5. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein - KU lemah, , kesadaran Compos Mentis,
6. Menganjurkan posisi duduk saat makan bila mampu - Badan tampak agak pucat
7. Menganjurkan diet yang diprogramkan - Hasil lab : trombosit : 141, urine 200 cc dari
8. mengelola pemberian medikasi sebelum makan : terapi jam 08.00, warna urine masih keruh kemerahan
sucralfat 3 x C1 - TD : 107/69
9. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah - S : 37 ‘C
kalori dan jumlah nutrient. - Terpasang infus RL 30 tpm
Lanjutkan intervensi
1. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
2. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
3. Anjurkan posisi duduk saat makan bila
mampu
4. Anjurkan diet yang diprogramkan
5. kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan : terapi sucralfat 3 x C1
6. kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jumlah
nutrient.
( Slamet)
Pukul 17.00
(Sofe
Risiko defisit nutrisi Pukul 17.30
Jumat ,22 /04/2022 berhubungan dengan Pukul 17.00
faktor psikologis S : badan terasa lebih enakan, perut sudah
(keengganan untuk 1. Memonitor asupan makanan tidak mual, pasien mengatakan minum sudah 7-
2. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium 8 gelas perhari, makan habis 1 porsi
makan)
3. Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu O:
(SDKI,D.0032)
4. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang - KU sedang, , kesadaran Compos Mentis,
sesuai - Badan tampak lebih segar
5. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein - Hasil lab : trombosit : 163, urine 500 cc dari
6. Menganjurkan posisi duduk saat makan bila mampu jam 08.00
7. Menganjurkan diet yang diprogramkan - TD : 102/64
8. mengelola pemberian medikasi sebelum makan : terapi - S : 37 ‘C
sucralfat 3 x C1 A : Risiko defisit nutrisi teratasi
9. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah P :Pertahankan intervensi
kalori dan jumlah nutrient. 1. Monitor asupan intake makan dan minum
(Slamet)
F. DISCHARGE PLANNING
Pasien direncanakan boleh rawat jalan jika bebas panas, suhu dalam
rentang normal selama minimal 24 jam, angka trombosit naik diatas
150.000 dan tidak ada tanda-tanda perdarahan.
BAB IV
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan laporan asuhan keperawatan pada pasien Tn. Y dengan
Trombositopeni di Bangsal Nakula Rsud Nyi Ageng Serang Kulon Progo
diagnosa keperawatan sebagai berikut :
http://jurnal.akperkridahusada.ac.id/index.php/jpk/article/view/3